Share

Part 28

Penulis: Nay Azzikra
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-21 22:07:43
Part 27

"Mbak Aini, aku mau pulang," kata Aira lagi.

"Iya, kita pulang. Kita pulang, ya?" Aini tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tetapi ia sangat paham apa yang dirasakan gadis kecil itu. Aira begitu tertekan. Aira ketakutan.

"Nanti pulang ya, Aira. Nunggu Mbak Cika datang dulu," sahut Han.

"Aku gak mau, aku mau sekarang. Mbak Aini, ayo, cari angkot, Mbak. Kita pulang." Aira terus merengek.

"Aira, kita naik angkot mana? Mbak Aini gak tahu. Gak bawa uang juga, Ai. Sabar ya, Sayang, ya? Sabar ...." Aini tidak tahu mau berkata apa lagi.

"Makanya kalau miskin jangan belagu!" ujar Han ketus.

"Aku miskin, tapi yang penting aku normal."

"Kamu mau mengatakan aku tidak normal?" bentak Han.

Aini menahan berbicara karena takut tidak diajak pulang. Ia memilih diam dan akan mendengarkan apapun yang Han hinakan untuknya.

"Aira, Kakak cari Cika dulu ya? Kamu tunggu di sini. Kakak pasti kembali." Perkataan Han membuat Aini meradang.

"Kakak?" tanya Aini refleks.

"Diam kamu,
Nay Azzikra

Cerita seeson ini ada peran yang pedofil ya. Mohon bijak dalam. Jadi mohon maaf jika banyak adegan yang agak seronoh. Tetapi, saya tidak akan membuat bahasa yang vulgar. Dan Aira pasti terjaga.

| 2
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
leili wati
ngeri aku bacanya, takut aira akan jadi korban si predator
goodnovel comment avatar
neneng sutarsih
geli banget panggilan kaka nya
goodnovel comment avatar
Darryl
ya semoga aja aira tdk menjadi korban pidofil, dan han mendapat balasan yg setimpal....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 29

    Part 29Pukul sembilan malam, Han sudah sampai di depan rumah kos Sely. Lampunya remang-remang. Sely yang mendengar deru mobil langsung keluar. Han sudah menutup gerbang dan jika gerbang sudsh ditutup, maka tidak akan ada yang bisa melihat aktifitas apapun di dalamnya. Sely keluar dengan wajah kesal dan murung. Han menatap tidak percaya pada Sely yang berdiri di ambang pintu dalam keadaan tubuh hanya memakai baju dalam yang sangat transparan dan vulgar. "Sely kenapa kamu memakai baju seperti itu?" tanya Han kaget. Naluri lelakinya bangkit meski lelah. Namun, tetap saja ia tidak suka kalau Sely berpakaian tidak sopan keluar rumah. "Aku telpon kenapa tidak diangkat? Aku sudah video call tapi tidak dijawab. Kenapa?" tanyanya kesal. "Maaf aku di jalan. Ayo, masuk! Jangan pakai baju seperti itu nanti dilihat orang malu." Han memegang pinggang Sely. "Aku merindukan kamu, tapi kamu malah tidak bisa dihubungi. Kemana saja? Aku video call kamu biar bisa bermanja-manja dengan baju ini."

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-21
  • Istri Lima Belas Ribu   Part 30

    Part 30Sejak semalam, Aini masih belum bertegur sapa dengan Cika. Cika sendiri cuek dan asyik membuka barang yang dibelinya karena selama di pondok itu, ia sama sekali tidak pernah berbelanja.Ia tidak peduli mau dimusuhi atau dijauhi. Sebab, sudah terbiasa hidup seorang diri. Yang penting, dengan rasa sayang Han terhadap Aira, Cika bisa memanfaatkan momentum."Aira, ini aku belikan kamu kaus," kata Cika dengan memberikan plastik bertuliskan nama pusat perbelanjaan ternama.Aura menggeleng. Entah kenapa, ia begitu trauma dengan Han. Ia tidak tahu apapun, tetapi diperlakukan Han dengan sangat spesial, diminta memanggil kakak, me. buat hati Aira risih."Gak papa. Ini dari Ayah kok. Kamu senang 'kan, jalan-jalan sama ayahku?" tanya Cika.Aira diam, menatap Cika tidak berkedip sama sekali. Rasa trauma itu begitu besar sehingga mendengar sosok ayahnya Cika disebut, rasanya sangat tidak enak."Kok gak jawab? Kenapa? Nih, ambil punya kamu," kata Cika sambil mendorong dengan kaki, plastik ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-22
  • Istri Lima Belas Ribu   Part 31

    Part 31“Mbak Aini, kalau Mbak Aini pulang, aku bagaimana?” Aira bertanya lagi.“Kapan orang tua kamu datang?” tanya Aini. Ia lupa kalau Aira pun tidak tahu kapan orang tuanya akan datang. Sudah tiga bulan tidak ada kabar dari ayahnya.Beruntung juga waktu itu ada uang dari Han, sehingga Aini terpaksa menggunakannya untuk keperluan Aira. Aini benar-benar bisa seperti sosok ibu bagi Aira.“Aku tidak tahu, Mbak,” kata Aira.“Di pengurus ada nomor teleponnya ya? Astaghfirullah. Kenapa aku bisa lupa ini padahal di pengurus ada nomor telepon yang bisa dihubungi. Baiklah, Ai, nanti kita akan mencari tahu nomor telepon dari orang tua kamu. Makan baksonya dan kita akan segera pulang,” kata Aini.Sampai pondok, Aini langsung menghubungi nomor yang tertulis di sana. Seorang wanita yang mengangkatnya.“Assalamualaikum, maaf ini dari pengurus pondok pesantren. Apa bisa bicara dengan pemilik nomer ini?” tanya Aini.“Waalaikumsalam. Sebentar ya? Aku panggilkan. Mas ….” Sebuah suara menjawab.“Aira,

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-22
  • Istri Lima Belas Ribu   Part 32

    Part 32“Ayah ….” Aira memanggil lagi.“Ya, Ra. Maafkan Ayah ya? Baik. Ayah akan pulang ke rumah Mbah sekarang juga. Kamu sabar menunggu Ayah ya?” kata Iyan sambil mengusap matanya.Iyan segera menutup telepon dan berniat akan segera pulang. Menutup warungnya dengan cepat agar bisa sampai rumah sebelum larut malam.“Mau kemana, Mas?” tanya Maharani melihat Iyan berkemas.“Aku mau pulang. Tadi anakku menelpon. Maaf, Mbak Rani, aku sudah lama tidak menjenguk Aira,” jawab Iyan tanpa berpaling dari apa yang sedang dikemasinya.“Oh … ya sudah tidak apa-apa,” jawab Maharani datar. Ia masuk ke dalam toko.Tak berapa lama, Iyan sudah siap untuk pulang. Semua dagangan dikemasi dan akan dimasukkan ke dalam kulkas. Tidak peduli nantinya bakal balik cepat atau tidak. Mendengar suara Aira, ia langsung ingin segera pulang.“Mbak Rani, aku pulang ya?” pamit Iyan masuk ke ruang pribadi Maharani yang ada di toko.“Iya, Mas, hati-hati!” jawab Rani dengan wajah datar.Iyan sudah sampai kontrakan dan seg

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-23
  • Istri Lima Belas Ribu   Part 33

    Part 33POV Maharani.Aku mengenal Mas Iyan untuk pertama kalinya saat dia sedang berjualan. Saat itu memang karyawan harus aku belikan makan. Tetapi, warung langgananku sedang tutup. Saat kutawari mereka mau apa, kompak menjawab mie ayam dan saat itulah Mas Iyan lewat depan rumah. Pedagang yang tampan, sopan dan cara melayani pelanggannya aku suka. Bersih dan higienis. Kesan pertamaku padanya. Mas Iyan ternyata seorang duda. Entah kenapa aku senang mendengar itu. setiap harinya aku jadi ketagihan membeli mie ayam padanya dan jadilah ia langgananku setiap kali ada acara. Lebih tepatnya aku selalu mencari acara yang bisa memesan mie ayam padanya.Tanpa dia tahu, sebenarnya aku ikut promo di status media sosial dan menawarkan bagi siapa saja yang akan membeli bisa menghubungiku.Kolega dan temanku sangat banyak. Jadi, akhirnya. Mas Iyan jobnya sering ramai. Dan berkali-kali Mas Iyan mengucapkan terima kasih padaku karena katanya dagangannya menjadi ramai sekarang.Aku senang mendengarny

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-23
  • Istri Lima Belas Ribu   Part 34

    Part 34Uang itu selalu aku transfer ke rekening Mas Iyan. Entah kapan lelaki itu akan benar-benar pulang menjenguk Aira. Hati begitu merasa takut kehilangannya.Siang itu ponselnya berdering dan aku yang mengangkat. Terdengar suara seorang perempuan dan aku takut jika itu adalah calon istrinya. Setelah berbicara dengan si penelpon, Mas Iyan kulihat menangis dan mengemasi barangnya. Aku memperhatikan dari jauh saat dia sedang berbicara. Namun, dia tidak tahu sama sekali. Aku mendekat setelah melihat dia berkemas.Hati ini semakin takut. Tidak rela jika Mas Iyan pergi dan tidak akan kembali. Dia sangat menyayangi Aira. Besar kemungkinannya dia tidak pulang lagi. Apa lagi sekarang, dia sudah punya uang untuk membuka usaha mie ayam sendiri di sana. Iya, semenjak berkenalan denganku dia bilang kalau dagangannya laris. Apa lagi saat sudah buka di depan toko, aku lihat pelanggannya banyak sekali. Ratusan mangkuk selalu terjual setiap harinya.Pernah Mas Iyan hendak membayar sewa warung, tet

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-23
  • Istri Lima Belas Ribu   Part 35

    Part 35"Mas Iyan setelah pulang balik kesini lagi gak?" tanya Maharani hati-hati. "Iya balik lagi. Aku cari uangnya kan di sini. Kenapa? Kalau memang tempatnya mau buat penting apa gitu ya aku cari tempat lain gak papa.""Oh enggak. Enggak kok, nggak buat apa-apa. Hanya saja sih tanya saja. Kali aja udah mau selesai hidup di sini, kan aku mau ajak anak-anak buat antar Mas Iyan pindahan ke rumah Mas Iyan. Hehe, iring-iringan gitulah ya," jawab Maharani. Hatinya merasa bahagia karena ternyata Iyan tidak akan meninggalkan dia secepat itu. Dan berharap juga setelah balik lagi akan lebih akrab dan Iyan terbuka hatinya untuk mengajak menikah. Maharani selalu mengulur waktu jika bersama dengan Iyan. Apalagi saat berdua atau bertiga seperti saat ini. Ia merasa bagaikan satu keluarga yang utuh. "Mas Iyan perlu apa lagi buat dibawa pulang? Oh iya, itu ada banyak cemilan buat dibawa jenguk Aira. Kalau kurang banyak, aku tambah lagi," kata Maharani mengulur waktu untuk pulang. Ia enggan bera

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-23
  • Istri Lima Belas Ribu   Part 36

    Part 36POV MAHARANI"Sudah siap?" tanyaku yang menunggu di teras saat Iyan ganti baju. Nindi masih tidur di dalam. "Sudah," jawab Mas Iyan terlihat bahagia. Aku belum pernah melihat Mas Iyan sebahagia itu sebelumnya. Aku bisa melihat cinta yang begitu besar yang Mas Iyan beri untuk Aira. Mungkin saja karena satu ginjal Mas Iyan ada pada Aira. Jadi, dia wajar saja jika Mas Iyan sangat tersambung hatinya melebihi hubungan ayah anak yang lain. Mobilku sudah datang. Aku segera berdiri dan mengecek barang yang dibawakan oleh anak-anak di toko. Ada tiga kardus lagi. Berarti lima kardus dengan yang ada di dalam rumah Mas Iyan. Aku segera meminta sopir memasukkan kardus ke dalam mobil. "Kira-kira berapa jam sampai kota Mas Iyan?" tanya Pak sopir. "Lima enam jam lah, Pak. Kalau kecepata mobil sedang. Lewat tol ya lima jam," jawab Mas Iyan. "Mas, kunci tinggal saja. Biar besok yang mau jualin mie gampang. Gak papa, nanti aku yang mengunci rumahnya," kataku. Pak sopir melihatku sambil t

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-23

Bab terbaru

  • Istri Lima Belas Ribu   Ending

    Part 11 POV Dania (Ending) Lelah hati tatkala harus menghadapi banyak hal. Akhirnya aku menyerah pada keadaan. Aku tidak akan memaksakan takdir apapun sekarang. Selalu bertemu dengan orang-orang yang membuat hati ini sakit hati, membuatku semakin sadar kalau hanya keluarga Laura saja yang baik padaku. Melihat penghianatan Nindi dan juga sikap Cika yang masih dingin dan membenciku, membuat hati ini sudah memutuskan. Aku akan menghilang dari hidup orang-orang yang mengenalku. Untuk apa mempedulikan Cika yang sangat membenciku? Baginya, Ines adalah ibunya. Setelah Nindi keluar dari rumah, Laura menelpon malam-malam dan menangis. Ia mengatakan kalau pacarnya ternyata selingkuh dan dia seorang diri. Laura menanyakan perkembangan hubunganku dengan Cika, dan aku menjawab apa adanya. “Cika tidak akan pernah bisa menerimaku. Itu kenyataannya,” jawabku sudah pasrah dengan keadaan. “Dania, aku minta maaf, bisakah kamu kembali kesini? Hidup bersamaku dan aku menarik semua ucapanku kemarin,” p

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 10

    Part 10Tiga hari tinggal bersama, dia tetap masih diam. Makananku tetap disiapkan, tetapi menunggu aku keluar untuk makan sendiri. Dia sama sekali tidak seperti dulu yang memanggilku, menyiapkan baju ganti dan segala keperluanku. Akhirnya, pagi ini kuberanikan diri untuk mengajaknya berbicara.“Apa aku akan diusir seperti Nindi?” tanyaku pelan. Dia yang lagi-lagi berkutat dengan laptop--mengangkat wajah.“Pilihlah mana dari milikku yang akan kamu ambil, Cika! Sisanya, bila kamu tidak mau, maka akan kujual. Kamu bisa gunakan untuk keperluan hidupmu. Itu jika kamu mau,” jawabnya tanpa ekspresi ramah.Aku memainkan jari jemariku. Bingung hendak menjawab apa. Ponselnya berdering dan dia langsung mengangkatnya. Aku masih berdiri mendengarkan dia berbicara dengan orang yang kukira ada di luar negeri.Meski sudah lama tidak pernah belajar bahasa asing lagi, tetapi aku tahu apa arti dari ucapan yang disampaikan seseorang dari seberang telepon sana. Speaker ponsel yang dihidupkan membuatku bi

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 9

    Part 9“Mbak Dania, aku minta maaf, Mbak, aku akui memang salah dan aku akan meminta dia untuk keluar dari rumah Mbak Dania asalkan Mbak Dania masih mengizinkan aku untuk tetap di sini. Aku akan menjaga Cika, Mbak, aku janji,” kata Nindi sambil bersimpuh dan memegang kaki dia.“Aku sudah tidak butuh siapapun lagi, Nindi. Aku akan membiarkan orang-orang yang hanya memanfaatkanku dan juga orang-orang yang tidak menyukaiku untuk pergi dari hidupku. Aku tidak akan memaksakan takdir bahagia bersamaku, jadi, kamu tidak perlu bersimpuh meminta, karena aku sudah akan menghapusmu dari daftar orang-orang yang kukenal,” jawab dia santai.Seketika aku memandang wajah cantik itu. Ada sebuah perasaan terluka di sana. Jika dia benar-benar tidak mau lagi mengurusku, maka, siapa yang akan mengurusku lagi? Tiba-tiba saja ketakutan besar menguasai hati.Wajah itu, dia tidak mau melihat padaku. Padahal, aku berharap itu.Nindi masih bersimpuh sambil menangis.“Dimana mobilku, Nindi?” tanya dia datar.“Ee

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 8

    Part 8POV CikaAku memilih masuk dan duduk di atas hamparan pasir meski terik matahari terasa sangat menyengat di kulit. Benar-benar bingung hendak minta tolong dan mengadu pada siapa, maka kuputuskan untuk menangis seorang diri.“Ya Allah, kirimkan bantuan untukku. Ya Allah, ampuni aku jika aku selama ini nakal dan banyak dosa. Ya Allah, aku janji, jika aku mendapatkan pertolongan untuk masalahku ini, aku akan kembali sholat seperti saat di pondok dulu. Jika ada orang yang menolongku, maka aku akan menjadikannya sahabat,” ucapku sambil menangis.Lama aku berada dalam posisi ini, hingga leher terasa pegal, lalu aku mengangkat kepala. Saat menoleh, ternyata ada seseorang yang duduk di sebelahku dan dia melakukan hal yang sama.Menatapku.Deg.Jantungku berpacu lebih cepat tatkala mendengar orang itu memanggil namaku. Dia sosok yang kurindu, tetapi juga kubenci.“Kenapa kamu berpanas-panasan sendirian di sini?” ucapnya sambil berteriak.Aku diam, enggan menjawab. Teringat olehku Nindi

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 7

    Part 7POV DaniaAku menatap tubuh Nyonya dan Tuan yang terbujur kaku di rumah sakit dengan darah bersimbah di sekujur tubuh mereka–dengan hati yang sangat hancur.Baru sebentar kembali bekerja bersama mereka yang sudah kuanggap seperti keluarga sendiri, tetapi harus merasakan sakitnya kehilangan. Nyonya dan Tuan tewas dalam kecelakaan tunggal. Mobil yang mereka tumpangi menabrak sebuah pohon dan nyawa mereka langsung hilang di tempat itu juga.Tak tahu lagi harus berusaha tegar seperti apa. Karena mereka berdua adalah keluarga yang kumiliki saat ini dan kenapa takdir selalu tidak berpihak padaku?Mayat Nyonya dan Tuan dimakamkan dua hari kemudian setelah berbagai prosesi keagamaan mereka berdua berlangsung. Kini, saat semua pelayat pergi, aku hanya berdua saja dengan anak semata wayang Nyonya yang berusia dua puluh tahun.“Aku akan melanjutkan kuliah di negara sebelah. Kamu jika masih mau di sini, maka harus mencari pekerjaan lain. Karena aku sudah tidak bisa membayarmu. Rumahku aka

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 6

    Part 6POV CIKAAku menatap rumah besar itu, mungkin untuk yang terakhir kalinya. Meski keberadaanku tidak diakui di sini, tetapi nyatanya, belasan tahun diriku hidup di sana.Walaupun tanpa kenangan indah, tetapi aku bisa melakukan apapun di rumah itu. Kini, aku harus melangkah pergi untuk yang terakhir kalinya. Hati benar-benar sadar, jika memang diri ini tiada lagi diharapkan oleh mereka. Kehadiranku di rumah itu hanya untuk mengukir kisah sedih.Hari ini aku pergi dengan naik taksi. Pulangnya, memilih berjalan menyusuri jalanan komplek perumahan elit yang semuanya memiliki pagar yang tinggi. Sengaja memilih berjalan kaki, hanya sekadar ingin menikmati rasa yang sangat menyesakkan dalam dada ini. Rencananya, nanti akan pulang dengan naik bus. Di dekat gerbang perumahan ini ada sebuah halte.Langkah kaki ini berjalan lambat. Aku sadar kini aku sudah benar-benar sendiri, dan sebentar lagi, bisa saja harus tiba-tiba hidup dengan sosok yangtidak kukenal sama sekali. Aku Cika, harus ber

  • Istri Lima Belas Ribu   Part 5

    Part 5Sebuah ketukan di luar pintu kamar membuat Cika beranjak dari tempat tidurnya. Ia yang sudah setengah mengantuk terpaksa bangun untuk menemui orang yang sudah pasti itu Nindi. Dengan memicingkan mata, Cika menatap perempuan yang masih lajang itu yang sudah siap dengan koper besar.“Mbak Nindi mau pergi?” Seketika mata Cika yang semula setengah mengantuk terbuka sempurna.“Iya,” jawab Nindi singkat dan ragu.Napas Cika mulai narik turun. Antara takut dan kaget.“Mbak Nindi, aku sama siapa di sini?” tanya Cika mulai menampakkan ketakutannya.“Sudah saatnya kamu belajar hidup mandiri , Cika. Tidak mungkin aku akan terus bersama dengan kamu. Ibu kamu saja sudah pergi. Dan keluarga kamu saja sudah tidak memperdulikan keberadaanmu lagi. Masa aku yang bukan siapa-siapa kamu harus bertahan di sini? Aku punya impian untuk menikah, aku punya keluarga yang harus aku rawat. Jadi, aku akan pergi sekarang dan mulai saat ini, kamu hidup di sini sendiri,” jelas Cika.“Mbak Nindi, tidak bisakah

  • Istri Lima Belas Ribu   Dania Part 4

    Part 4 Cika merasa sangat kesepian dengan hidup yang dijalani saat ini. Bingung karena setiap hari yang dilakukan hanyalah makan dan tidur saja. Hendak keluar untuk sekadar mencari kesenangan bersama teman-temannya pun susah dilakukan karena rumah yang ditempatinya saat ini cukup jauh dengan rumah kawan semasa ia sekolah. Bermain ponsel juga membuat kepalanya pusing. Nindi juga lebih banyak menghabiskan waktu di kantor. Jika malam minggu tiba, gadis yang sudah dewasa itu akan keluar bersama dengan sang kekasih dan pulang jika sudah dini hari saat Cika sudah terlelap dalam mimpi. Dua bulan sudah dilalui Cika hidup seorang diri di rumah besar peninggalan Dania. Di suatu pagi, Cika yang baru saja bangun menemui Nindi yang tengah sarapan pagi. Dengan langkah berat dan kepala tertunduk berjalan pelan menghampiri Nindi yang sedang sarapan. “Kenapa?” tanya Nindi saat Cika sudah sampai di hadapannya. “Pembantu yang katanya mau datang itu, apa tidak ada kabarnya?” tanya Cika ragu. Sikap ke

  • Istri Lima Belas Ribu   Dania Part 3

    Part 3Langit mulai gelap. Tidak ada bintang satupun di sana. Aku mulai menoleh ke kanan dan kiri mencari sebuah tumpangan yang bisa membawaku pulang. Entah pulang kemana. Dalam keadaan bimbang, aku membuka ponsel. Ternyata Rindi menelpon banyak ke nomorku. Ia juga berkirim pesan. Aku membukanya, tetapi hanya di bagian akhir yang kubaca.[Kamu kemana saja?][Kenapa belum pulang?][Cika, balas pesanku!][Cika, kamu kemana? Cepat pulang]Aku takut, tetapi tidak mungkin aku mengatakan kalau saat ini sedang di bandara. Akhirnya, aku memilih mencari taksi dengan berjalan keluar bandara. Tidak ada tempat lagi untuk pulang selain rumah Dania dan aku berharap Rindi sedang menungguku di sana. Aku sangat takut.Seketika bernapas lega saat kulihat Rindi tengah menungguku dengan cemas. “Dari mana saja kamu?” tanyanya cemas dengan wajah marah.Kali ini aku tidak akan melawannya. Dia satu-satunya orang yang masih peduli berada di sisiku. Aku diam sambil memainkan ujung kuku.“Cika, kamu dari mana?”

DMCA.com Protection Status