Share

Bagian 87

 “Nia,” panggilnya. “Kamu kenapa, Nia? Kenapa malam-malam ada di sini?” Pria di depanku memegang kedua bahu ini.

Aku menangis sejadi-jadinya. Merasa saat ini ada orang yang bisa menjadi tempat untuk berkeluh kesah, menyampaikan duka yang tengah merundung diri ini. Jika dirinya perempuan, pastilah aku sudah menghambur dalam pelukannya. Untung, pikiranku masih waras. Jadi bisa menahan untuk tidak melakukan hal memalukan itu.

“Ayo, duduk dulu,” ajaknya sembari membimbing tubuh ini untuk duduk di trotoar kembali.

Aku menceritakan semua yang terjadi malam ini. Termasuk kekhawatiranku bila meninggalkan Dinta dan Danis di rumah.

“Mas Agam pernah meminta Dinta menjadi pendonor ginjal Aira, keluarganya sampai memaksaku. Aku takut mereka akan menculik Dinta saat aku tidak ada.”

Lengan yang tertumpu pada lututnya terlihat mengepal. Lalu, mengusap pelan punggungku, walau sentuhan itu dilakukannya dengan rasa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Nur Inayah
pak irsya memang baik,semoga dilancarkan sama nia,kasian nia sudah lama tidak dihargai oleh agam
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
akhirnya ibu bakal mendukung pak Irsya
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
Jodoh gak akan kemana ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status