Share

Bagian 132

Selama sesi foto, ibu mertuaku berperan sebagai pengarah gaya. Berkali-kali ganti posisi. Sampai anak laki-laki satu-satunya uring-uringan.

“Bu, hadap kamera, nanti senyum cantik, ya? Ayo, Buk. Ciiisss.”

Aku dan Fani tertawa terpingkal, melihat ibu kami diajak swafoto dengan berbagai gaya. Kesehariannya tidak pernah sekali pun bermain dengan kamera.

“Bu, udah dulu, ya? Doni mau kuliah,” tegur Mas Irsya

Aku dan Fani saling berpandangan. Ternyata benar, Doni seorang mahasiswa S2. Lengan ini menyenggol gadis di sampingku dan tersenyum menggoda.

Fani hanya melirik sebal ke arahku. “Apaan sih, Mbak?” dengkusnya.

“Sesuai kriteria, Fan,” balasku, setengah berbisik.

“Berangkat aja, Don. Gak apa-apa, kami ditinggal aja,” ujar ibu mertua sekenanya.

Akhirnya, setelah puas berfoto ria, rombongan keluarga Mas Irsya meninggalkan rumah kami. Terasa sepi setelah mereka berlalu pergi.<

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (17)
goodnovel comment avatar
novi zubaidah
bersanding d pelaminan udah 2 kali bahagianya udah 2 kali harusnya
goodnovel comment avatar
Nur Inayah
walopun dulu sempet benci agam,tp baca suratnya aku ikutan sedih juga,moga kamu bisa bahagia sama anti,gam tanpa direcoki keluargamu lagi
goodnovel comment avatar
Zabdan N Iren
walau kamu jahat dulu gam tapi baca surat muniji awak baper juga...semoga kamu betul betul sadar n mau berubah Yo bisa hirup bahagia bersama anti
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status