Share

Cincin Ajaib

Author: Nathalie
last update Last Updated: 2022-08-02 18:32:16

Mantra pengikat jiwa dihembuskan ke arah mereka. Aura magis begitu pekat terasa memenuhi ruangan temaram, mengantarkan buhul magis pada sepasang anak manusia yang tampak dalam wadah berisi air dengan beberapa kelopak bunga mawar.

Datanglah padaku … wahai jiwa yang saling mencinta,

Kabut tipis kebiruan tampak keluar dari tangan si penyihir, mantra itu dikirimkan pada Lydia dan Wisnu. Wajah keduanya terlihat di dalam air dengan tawa bahagia. Untuk kali kedua si penyihir pun tersenyum misterius.

Waktunya kembali pada sang pemilik!

Langkah kaki Lydia terhenti sejenak, ia merasakan hal sedikit aneh. Wewangian yang tak biasa.

Apa aku salah cium, atau memang ada wangi bunga?

Lydia celingukan bingung mencari sumber wewangian yang mengganggunya. Wisnu yang tengah asik menjawab pesan di ponselnya juga merasakan hal yang sama. Untuk sejenak ia mengernyit, wewangian itu cukup mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.

 Parfum aneh, siapa yang pakai?

Keduanya tidak menyadari kehadiran mantra cinta yang secara tak kasat mata mulai masuk perlahan ke dalam tubuh.

"Pak, udah sore ini gimana kalo kita cari lagi besok? Keburu magrib!" pinta Lydia mendekati Wisnu yang duduk di salah satu bangku taman pedestrian.

"Nggak, saya cuma punya waktu sekarang! Besok banyak meeting klien kan?" tolak Wisnu tegas.

Lydia hanya bisa pasrah, ia tahu persis jadwal Wisnu. Untuk seminggu kedepan memang sangat padat, meski Wisnu bisa saja mendelegasikan pada orang lain tapi ia tidak pernah sekalipun melakukannya. Kesempurnaan dan detail penting bagi Wisnu.

"Ya kalo gitu kita jalan lagi pak, jadi pas magrib kita bisa pulang!" saran Lydia.

Wisnu tidak merespon hanya mengamati wajah Lydia. Wajah cantiknya begitu paripurna tertimpa cahaya matahari senja yang malu-malu mulai kembali ke persembunyiannya.

Cantik …,

Ia merasakan kehangatan saat menatap wajah Lydia. Begitu juga sebaliknya dengan Lydia ketika mata keduanya beradu, ada sensasi getaran aneh yang menari dalam hatinya. Membuat jantungnya berdetak 10 kali lebih cepat.

Pak Wisnu cakep juga ternyata kalo lagi diem, sayang udah punya istri!

Tanpa banyak bicara Wisnu berdiri dan berjalan meninggalkan Lydia, perasaan hangat di hatinya berusaha ditekan agar tidak mendominasi. Baru kali ini Wisnu merasakan kehangatan saat berdekatan dengan wanita. Kehangatan yang tidak pernah ia rasakan meski saat berdua bersama Sella, istrinya.

"Hhm, kebiasaan deh main pergi aja itu orang!" gerutu Lydia yang mau tidak mau mengikuti langkah Wisnu.

Baru berjalan sekitar 50 meter langkah keduanya melambat. Kaki Lydia terasa berat, seolah tertarik medan magnet untuk menuju ke suatu tempat. Hal yang serupa juga dirasakan Wisnu, entah mengapa dia begitu tertarik untuk terus memperhatikan barisan toko di sebelah kiri.

Gumaman lembut konstan yang hanya terdengar oleh keduanya, menyihir dan menutup mata normal agar menuju ke suatu tempat. Bisikan yang memandu untuk terus berjalan dan berhenti di depan sebuah toko souvenir

Sebuah toko sederhana yang tampak asri dengan deretan pot bunga cantik di depannya. The Art of Jewelry, tertulis indah pada kaca dibagian kanan dan kiri.

Wisnu dan Lydia saling berpandangan dan tanpa menunggu lama Wisnu pun melangkahkan kaki masuk ke dalam toko.

Pintu kaca bermotif indah terbuka menimbulkan suara gemerincing dari hiasan yang terbuat dari bahan aluminium. Lonceng Angin sepertinya sengaja dipasang di bagian belakang pintu untuk menandakan tamu masuk.

Saat kaki Wisnu melangkahkan kaki masuk ke dalam toko terpaan angin dingin menyapanya lembut disertai bisikan,

Selamat datang kembali …,

Aroma wangi yang terasa familiar di hidungnya tercium, Wisnu seperti mengenali aroma itu tapi dia tidak mampu mengingatnya. Bulu kuduk Wisnu meremang membuatnya mengusap tengkuk seraya memperhatikan sekitar.

"Tadi itu apa ya," gumamnya lirih.

"Bapak kenapa?" 

Lydia bertanya sedikit gugup karena Wisnu tiba-tiba saja berbalik saat Lydia mengikutinya. Membuat keduanya berada dalam jarak yang cukup dekat.

"Eeh, nggak kayaknya AC nya terlalu dingin ya?!" jawab Wisnu yang juga merasakan hal sama.

Lydia hanya diam dan segera bergeser untuk menghindari kontak mata. Ia gusar, hatinya semakin bergejolak tak menentu. Lydia berusaha membunuh rasa yang tidak boleh ia rasakan.

Suasana toko lengang, sepi, sunyi dan tidak ada pegawai yang berjaga. Lydia mengedarkan pandangan, jajaran benda indah nan antik rapi berderet di sebelah kanan. Rak tinggi bersekat menjulang tinggi berisikan berbagai benda yang terbuat dari keramik dan kristal indah.

Di tengah ruangan terdapat meja kaca dengan kursi yang sepertinya difungsikan untuk menjamu tamu. Sementara di sisi kanan etalase kaca berisikan berbagai macam perhiasan indah. 

Hawa magis terasa begitu pekat di ruangan itu, aroma wewangian aneh kembali tercium di hidung Wisnu mengaburkan pandangannya. Menelusup jauh ke dalam saraf mata membuatnya tertarik pada salah satu perhiasan yang berjajar di sebuah etalase khusus yang terletak di luar etalase utama.

"Ini indah sekali!" Mata Wisnu berbinar melihat sepasang cincin dengan hiasan ukiran unik seperti jalinan rumput liar.

"Cantik dan indah!" Lydia menimpali.

Mata keduanya berkabut, mantra cinta itu bekerja. Keduanya menatap takjub sepasang cincin yang terus berputar pelan dalam etalase khusus. Putarannya menghipnotis mereka untuk mendekat dan menyentuh kaca pembatas.

Sepasang cincin itu berpendar menyilaukan mata tapi tidak bagi keduanya. Mereka terus menatap dan terpesona, hingga tak menyadari cahaya tipis kebiruan telah menyelimuti keduanya.

Kekuatan magis dalam cincin itu bangkit setelah ratusan tahun membeku. Bersiap menyatu dengan pemiliknya.

"Selamat datang di toko kami!"

Related chapters

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Gratis Pembawa Petaka

    Seorang wanita yang tiba-tiba saja muncul di hadapan mereka membuat Lydia dan Wisnu melonjak terkejut, hingga keduanya melepaskan tangan dari pembatas kaca.Senyuman yang ramah dan meneduhkan. Keduanya merasa mengenali wanita cantik yang menyambut mereka."Ehm, maaf apa kita pernah ketemu?" Lydia bertanya karena penasaran.Wanita itu kembali tersenyum, lalu menjawab. "Entahlah, mungkin saja!""Ada yang bisa saya bantu? Kayaknya kalian tertarik sama cincin itu?!" sambungnya bertanya seraya menunjuk pada sepasang cincin indah dalam kaca."Iya, apa itu dijual?" tanya Wisnu cepat."Saya mau itu berapa harganya?" Wisnu langsung mengeluarkan dompet untuk melakukan transaksi tanpa menunggu jawaban wanita pemilik toko."Ehm, maaf tapi cincin itu tidak dijual!" jawab si wanita cantik."Apa? Nggak dijual? Terus ngapain dipajang disini?" Ekspresi Wisnu terkejut dan tidak senang, ia hendak mengeluarkan selarik kalimat saat Lydia sukses membungkamnya."Ooh ini buat contoh model ya Bu?" Lydia lang

    Last Updated : 2022-08-02
  • Istri Kutukan Sang Presdir   Kekhawatiran Lydia

    Wisnu menarik dengan kuat cincin itu agar terlepas dari jari Lydia. Tapi usahanya sia-sia."Ahh, sakit pak! Udah deh nyerah!" Lydia mendengus kesal lalu menatap pada pemilik toko yang kini tersenyum misterius.Tak ada satu kalimat pun yang terucap dari bibir merahnya, dia hanya menatap Wisnu dan Lydia bergantian."Tolong lepasin cincin ini!" pinta Lydia putus asa."Sepertinya saya batal buat beli cincin ini, jadi saya mau mengembalikan …,"Wisnu tercekat, ia juga kesulitan melepaskan cincin itu dari jarinya. Sama seperti Lydia cincin itu melekat kuat."Apa apaan ini! Kenapa bisa begini?!" serunya kesal.Hanya takdir kematian yang akan melepaskannya … terima dan ikuti garis takdirmu,************"Pak Wisnu, mbak Lidya … bangun, waduh kenapa semuanya pingsan begini!" Suara pak Broto yang panik terdengar keras menarik perhatian orang-orang disekitarnya. Ia menepuk nepuk pipi bosnya dan juga Lydia. Pak Broto yang sedari tadi menunggu kedatangan Wisnu dan Lydia dikejutkan dengan kemuncu

    Last Updated : 2022-08-03
  • Istri Kutukan Sang Presdir   Mimpi yang Aneh

    "Mampus gue kalo sampai Bu Sella tahu! Aduh, gini amat sih nasib gue!"Lydia mengacak rambutnya dengan frustasi. Ia berjalan mondar mandir di dalam kamar, sesekali meremas rambutnya sendiri memikirkan cara keluar dari masalah cincin."Ya Allah gimana ini? Apa aku resign aja dari kantor? Atau … pindah bagian, iya bener keknya itu yang paling bener! Pindah bagian biar nggak ketemu Bu Sella!"Wajah Lydia kembali berseri, seolah menemukan jawaban pasti dari masalah yang dihadapinya."Besok aku ngajuin permohonan pindah bagian, pak Wisnu pasti setuju! Dia juga nggak mau kali kena masalah sama Bu Sella!"Semangat Lydia kembali muncul, senyumnya mengembang kembali tapi itu hanya sesaat. Ponselnya berbunyi, 'Bos Galak' memanggil. Lydia tersenyum kecut."Kenapa deg-degan gini saya?"Lydia menatap layar ponselnya dengan gugup. "Ya pak,""Besok pagi saya jemput kamu, kita kembali ke toko itu! Siapa tahu yang punya cincin berubah pikiran," suara Wisnu terdengar parau dan serak di seberang."Eh be

    Last Updated : 2022-08-03
  • Istri Kutukan Sang Presdir   Dating di Pagi Buta

    "Apa yang terjadi sebenarnya?" tanyanya gemetar.Wanita itu tersenyum menatap Lydia, tangannya yang penuh darah berusaha meraih wajah Lydia tapi kemudian terkulai lemas sebelum sempat menyentuh. Ia tewas.Lydia merasakan kesedihan yang teramat sangat, airmata nya mengalir tak terbendung lagi. Entah mengapa hatinya sakit sekali, dan ia tiba-tiba saja merindukan seseorang. Tiba-tiba saja seseorang muncul dalam kelebatan bayangan. Lelaki berambut cepak dengan pakaian ala bangsawan. Tubuhnya yang membelakangi cahaya membuat Lydia tidak bisa melihat wajahnya.Lelaki itu duduk bersimpuh di depan jasad sang wanita, menangis meraung meluapkan kesedihan. Pemandangan yang memilukan itu terjadi di depan mata Lydia. Ia tidak bisa berbuat apapun, Lydia bingung.Cahaya menyilaukan tiba-tiba saja muncul. Sebilah pedang panjang dan besar berkilau memantul mengenai mata Lydia. Ia terkejut dan melindungi matanya secara refleks, dan dalam sekedipan mata pedang tajam itu menembus dada lelaki yang merata

    Last Updated : 2022-08-15
  • Istri Kutukan Sang Presdir   Rasa yang Meresahkan

    Pak Broto mengkhawatirkan kondisi majikannya itu, sesekali matanya melirik ke arah Wisnu yang terpejam melalui kaca spion. Tampak jelas bahwa bosnya itu kurang tidur semalaman. Kantung mata, wajah lusuh dan emosi yang berlebihan terbaca oleh pak Broto. Ia pun memberanikan diri untuk bertanya pada majikannya itu."Ehm, tuan apa mbak Lydia udah dikasih tahu kita mau datang? Ini kan masih pagi banget tuan, jangan-jangan mbak Lydia masih tidur," tanya pak Broto mengingatkan."Hmm, sudah pak! Jalan aja jangan banyak tanya kepalaku pusing!" perintah Wisnu tanpa membuka mata.Sekali lagi pak Broto melihat Wisnu dalam kondisi yang tak biasa. Bertahun-tahun mengikuti Wisnu baru kali ini ia melihat tuannya begitu tertekan seperti ada beban berat yang menghimpit. Seberat-beratnya beban pekerjaan Wisnu tidak pernah sampai begitu tertekan seperti saat ini. Pak Broto paham betul dengan sikap majikannya itu. Lebih baik diam daripada gajinya disunat.Mo

    Last Updated : 2022-08-18
  • Istri Kutukan Sang Presdir   Wajahmu Mengoyak Pikiranku

    Lydia tidak menyadari pak Broto memperhatikan dirinya. Pak Broto melambaikan tangannya di depan wajah aneh Lydia. Ia bingung melihat Lydia hanya terdiam dengan mata kosong hingga tak menyadari masakannya berubah warna kehitaman."Mbak! Kok bau hangus?!" Pak Broto seketika membuyarkan lamunan Lydia."Eeh, mana? Astaghfirullah, yaaah gosong udah!" Lydia segera mematikan api di kompornya menatap bingung ke dalam wajan yang kini menghitam."Hhm, kamu mikir apaan sih sampe gosong gitu? Mikir saya?!" tanya Wisnu tanda basa basi."Eeh," Lydia bingung mau menjawab apa."Pede banget sih pak, saya nggak bisa masak!" jawab Lydia tergagap."Hhm, tau gitu kan tinggal nyuruh saya beli mbak di gang depan! Banyak tuh tukang bubur ayam, nasi uduk, sate lontong, kupat tahu, lontong opor …,""Aaah, stop! Kamu ni agen penjualnya apa gimana, semuanya disebutin!" Wisnu memotong perkataan pak Broto.Pak Broto langsung nyengir dan memi

    Last Updated : 2022-08-18
  • Istri Kutukan Sang Presdir   Antara Ilusi dan Kewarasan

    "Lyd, aku mau mandi pinjam handuk!" Wisnu tanpa basa basi langsung berdiri dan menuju ke kamar mandi Lydia."Eeh pak, jangan kesitu kran airnya belum jalan masih diperbaiki sama tukang!" cegah Lydia."Laah terus?""Pake kamar mandi saya aja di dalam!" Lydia sedikit ragu tapi apa boleh buat, ia tidak mungkin melarang Wisnu mandi."Ini handuknya, emang bapak bawa baju ganti?" tanya Lydia yang sedikit kebingungan."Broto!" Suara Wisnu memanggil sopir pribadinya dengan keras membuat Lydia menutup telinganya."Cck, pak nggak bisa apa nggak pake teriak?" gerutu Lydia."Nggak!"Pak Broto dengan tergopoh-gopoh masuk ke dalam kamar Lydia dengan paper bag berisi pakaian Wisnu. "Ini pak sudah siap semua!""Eeh udah bawa baju segala?" Lydia keheranan."Pak Wisnu selalu bawa pakaian ganti di mobil mbak, buat acara darurat. Ada jas, sepatu, dasi, juga Daleman, komplit udah bagasinya!" sahut pak Broto dengan

    Last Updated : 2022-08-18
  • Istri Kutukan Sang Presdir   Tokonya Hilang?

    "Pak, kita sudah sampai. Saya tunggu disini apa ikut aja pak?" tanya pak Broto."Disini aja, ngapain juga kamu ikut?!" jawab Wisnu "Ya kali aja, bapak sama mbak Lydia pingsan lagi kan bisa saya tolongin segera pak," sahut pak Broto kalem."Kali ini kita nggak bakalan pingsan lagi pak. Udah tunggu kita disini aja!" Wisnu mengatakan seraya keluar dari mobil.Ia menunggu Lydia turun lalu mereka berjalan berdampingan menyusuri kembali pedestrian yang masih lengang."Semoga pemiliknya ada di toko biar urusan kita cepat selesai," kata Wisnu dengan penuh harap.Lydia terdiam ia juga berharap yang sama tapi seperti halnya Wisnu, Lydia juga meragukan hal itu terjadi. Dengan langkah pasti mereka berjalan dan berjalan menuju lokasi toko souvenir antik itu. Detik, menit mereka lalui tapi waktu seolah berjalan lambat sekali."Pak, ini perasaan saya aja apa kita muter-muter aja disini sih?" Lydia kebingungan dengan apa yang mereka alami."Iya juga ya, perasaa

    Last Updated : 2022-08-19

Latest chapter

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Kenyataan Pahit

    Frans mengambil kamera kecil tersembunyi lalu mengarahkan pada meja Shella.Mila datang dengan secangkir kopi dan cemilan kesukaan Frans, Apple strudel."Thanks sayang," Mata Mila menangkap kamera kecil milik Frans, "Frans?" Ia meminta dari penjelasan Frans."Sorry, didepan sana ada target penyelidikan. Kau lihat pasangan di dekat jendela sana? Itu Shella menantu tuan besar Dhanuaji." "No, kau bercanda kan? Mana mungkin, bukankah Shella itu sudah bersuami? Wisnu kan, terus siapa laki-laki bule disana?" Mila menajamkan mata untuk melihat dengan jelas pria di samping Shella."Eehm, tunggu! Aku kayaknya kenal deh sama dia?" Mila mengubah posisi duduknya."Ohya, dimana?"Mila berusaha mengingat, "Kalo nggak salah dia itu …," Mila tercekat matanya membulat sempurna tak percaya membuat Frans gemas. "Apa? Siapa dia?"Mila hanya terkekeh, ia merasa geli sendiri. "Kau tidak akan percaya kalau aku bilang siapa dia,"Frans bingung, "Coba aja, siap

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Kasus yang Penuh Kejutan

    Tidak ada kasus yang tidak bisa dipecahkan Frans. Tingkat ketelitian tinggi dan totalitas tanpa batas dalam setiap pengerjaan kasus membuat Frans berada di jajaran penyelidik swasta level atas. Frans selalu menjaga privasi para kliennya dan ia belum pernah gagal dalam menjalankan misinya. Tapi kali ini memang sedikit berbeda, kasus yang diberikan tuan besar Dhanuaji menyangkut dunia ghaib. Dunia yang tidak dia paham. Frans merasa perlu bantuan dari penyelidik lain, Adi. Tak lama menunggu, seorang lelaki muda dengan dandanan metropolis menyapa Frans. Senyum manisnya terkembang dari wajah tampan hasil blasteran Inggris Indonesia."Hhhm, ini sedikit aneh!" Kening Adi berkerut saat selesai membaca informasi dalam map coklat."Kau tahu sesuatu?" Frans bertanya, ia penasaran dengan tanggapan Adi.Adi menatap Frans sejenak, secangkir coffe latte disajikan pelayan Mila dengan sepiring crouffle keju yang menggoda selera. "Silakan mas," ujar pelayan itu dengan senyu

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Frans dan Tugas Baru

    "Frans sudah datang tuan!" Manda, sekretaris tuan besar Dhanuaji memberitahukan kedatangan lelaki tegap berjaket kulit hitam yang menunggu tenang di luar ruangan."Hhm, suruh dia masuk!" Tuan besar Dhanuaji menjawab dengan mata yang tak lepas dari map coklat diatas meja.Frans masuk keruangan dan memberi salam kepada tuan besar Dhanuaji. Ia duduk dan menyerahkan sebuah minidisc padanya."Apa ini?""Ini hasil pengintaian kami selama satu minggu terakhir tuan!"Tuan besar Dhanuaji mengetuk ngetuk jarinya ke meja ia gamang antara ingin melihat isinya atau tidak. "Apa sudah bisa dipastikan?"Frans menjawab dengan mantap, "Ya tuan! Kecurigaan tuan sudah bisa dipastikan kebenarannya!"Tuan besar Dhanuaji menghela nafas dengan berat. Kebimbangan di hatinya terasa semakin menekan dada. "Hmm, baiklah,"Tuan besar Dhanuaji memberikan kode pada Manda. Tak berapa lama sebuah video berdurasi satu jam lebih diputar. Tuan besar Dhanuaji menatap nanar setiap tay

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Ciuman Pertama

    Wisnu masih asik meneliti laporan yang diserahkan Lydia, tapi ia tidak tuli. Telinganya menangkap jelas suara laknat dari mulut Lydia. Wisnu semakin tidak bisa mengendalikan dirinya. Pikirannya kacau seketika. Ia merindukan sentuhan wanita untuk melepaskan ketegangan yang tanpa permisi datang saat bersentuhan dengan Lydia.Nyeri kepala melanda Wisnu, ia gamang antara ingin menuntaskan hasratnya atau menjaga image sebagai bos di depan Lydia. Pesona sang sekertaris yang kini duduk di sofa itu membiusnya. Wisnu melirik ke arah Lydia yang menggigit bibir bawahnya, terasa sensual di mata Wisnu.Ya Tuhan, kenapa kamu berpose begitu Lydia!Wisnu menahan debaran di dada yang semakin menyesakkan. Sulit baginya untuk berkonsentrasi memeriksa lembaran-lembaran kertas di depannya. Nafasnya terasa berburu dengan waktu, seperti pelari maraton yang hendak memasuki garis finish.Yah, menahan gejolak hasrat yang tanpa permisi datang memang sangat merepotkan. Membuat nyeri kepala

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Rasa yang Menggoda

    "Ada apa ini rame-rame? Pembagian sembako?" Suara Wisnu terdengar dengan nada sedikit tinggi membuat para staf tak terkecuali Lydia terkejut. "Eh, pak Wisnu! Ini tadi kak Lydia sedikit … ehm, masuk angin!" Budi yang panik mencolek Lusi untuk membantunya. Lusi dengan tergagap segera merespon."Ah, iya pak masuk angin! Kak Lydia agak nggak enak badan! Iya kan kak?" Lusi kembali mengerjapkan matanya memohon pada Lydia untuk membantu mereka.Wisnu selalu bisa tunduk pada kata-kata Lydia, jadi keduanya meminta Lydia ikut menjawab."Ehm, iya pak mereka mau nolongin saya tadi buat … ehm, ngecilin AC!" sambung Lydia sedikit ragu karena memberikan alasan yang agak tidak masuk akal.Wisnu mengernyit dan menatap stafnya bergantian, ia ingin mengeluarkan kalimat panjang dari mulutnya tapi kemudian matanya tertuju pada berkas yang masih berserakan di lantai. Ia berjongkok dan mengambil salah satu kertas terdekat, membacanya sejenak lalu,"Lh

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Lydia Resah

    Lutut Lydia lemas, pertanyaan tuan besar bak petir yang menyambarnya. Bayangan pemecatan dengan tidak hormat tiba-tiba saja terbayang di pelupuk mata. Dalam pikirannya pasti tuan besar Dhanuaji sudah berpikir macam-macam tentang dirinya dan Wisnu.Duh Gusti mimpi apa aku semalam!Lydia merutuki nasib sial yang menimpanya kini. Cincin itu benar-benar membawanya dalam situasi rumit yang tak berujung."Aku tidak mungkin salah mengenali cincin ini,""Tuan besar tahu tentang cincin ini?"Tuan besar Dhanuaji tersenyum getir dan menurunkan tangan Lydia. Ia tidak menjawab dan masuk ke dalam lift, meninggalkan Lydia yang bingung dan dipenuhi rasa penasaran. *********Tuan besar Dhanuaji duduk dengan gelisah di seat mobilnya, kelebatan bayangan masa lalu menghantuinya lagi. "Marisa, bukankah urusan kita sudah selesai?" Wajah tuanya nampak muram membayangkan Marisa wanita pemilik toko souvenir."Apa yang harus a

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Pertanyaan Tuan Besar

    Wisnu menghabiskan cemilan siangnya dengan lahap. Ia tak menyadari tuan besar Dhanuaji yang sedari tadi memperhatikan dirinya."Kamu lapar? Nggak sarapan di rumah?" Tuan besar Dhanuaji bertanya, ia ingin memastikan kebenaran informasi dari orang sewaannya.Wisnu tersedak dan segera meminum kopi yang dipesannya tadi. Setelah sedikit melegakan tenggorokannya dari sumbatan makanan, Wisnu menjawab."Ehm, nggak sempat tadi ada keperluan mendadak.""Kalian nggak pernah sarapan sama-sama?" Tuan besar Dhanuaji masih memperhatikan perubahan ekspresi putra kesayangannya itu. Ia ingin memastikan Wisnu menjawabnya dengan jujur."Ehm, itu … sarapan kok, kita sering sarapan sama-sama. Cuma memang pagi tadi aja kita belum ketemu,"Wisnu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia bingung harus menjawab apa karena memang pada kenyataannya mereka tidak pernah bertegur sapa di pagi hari. Apalagi untuk sarapan bersama. Tuan besar Dhanuaji su

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Cincin yang Mengejutkan

    "Jalan pak!" Wisnu memberi perintah pada pak Broto."Siap pak, mau kemana kita?""Balik ke kantor aja,""Yakin pak? Nggak mau cari toko suvenir lagi nih?" tanya pak Broto lagi."Iya, yakin! Udah jangan bawel nyopir aja yang bener!" Wisnu menjawab seraya merapikan jasnya dengan serba salah. Matanya sesekali melirik Lydia yang juga kikuk dan mencuri pandang padanya. Desiran aneh terasa begitu kuat di dada Wisnu. Rasa yang tak bisa ia hindari, rasa yang perlahan tapi pasti membelenggunya dalam ikatan cinta tabu.Mereka tiba di kawasan perkantoran mega bussines milik keluarga Dhanuaji. Satpam dengan sigap membuka pintu mobil menyambut kedatangan sang presdir muda. Lydia menyusul setelah pak Broto membukakan pintu untuknya."Lyd, saya butuh …,""Kopi? Baik pak, saya ke sana dulu sebentar!" Lydia dengan sigap berjalan mendahului Wisnu."Sandwich too?" Lydia kembali bertanya pada Wisnu.Wisnu heran k

  • Istri Kutukan Sang Presdir   Shella Curiga

    "Pak Wisnu sudah berangkat Bu, dari jam lima pagi,""Hah, jam lima? Pagi bener! Kemana dia?!" Shella terkejut dengan jawaban Bi Inah."Tadi sih mau mengurus sesuatu sama mbak Lydia, penting! Jadi buru-buru,""Lydia? Sekretarisnya? Sepagi itu, aneh?!""Saya kurang paham Bu, maaf saya tinggal dulu ke dapur Bu," pamit bi Inah.Shella berpikir dan mengetuk ngetuk jemarinya diatas meja makan. Shella sedikit terganggu dengan tingkah tak biasa Wisnu."Tumben, ada apa Wisnu pergi ke rumah Lydia?"Rasa penasarannya menuntun Shella untuk mencari tahu jadwal Wisnu melalui staff yang lain. "Apa pak Wisnu ada?" tanya Shella saat terdengar suara Budi di seberang sana."Pak Wisnu belum datang ke kantor hari ini Bu," jawab Budi sedikit bingung."Belum datang? Lydia?" tanya Shella mulai curiga."Belum datang juga Bu, tadi mbak Lydia minta kami untuk mengosongkan jadwal pak Wisnu hari ini," jawab Budi lagi."Kamu tahu mereka kemana?" "Maaf Bu

DMCA.com Protection Status