Share

BAB 32

Tut.

Panggilan terputus.

Aliya tertegun. Tangan yang memegang ponsel pun terkulai lemas.

Meskipun kalimat seperti yang diucapkan Bisma mungkin sudah tidak mengagetkan dirinya lagi, namun ia tetap terpukul.

Ia tak pernah menyangka akhirnya beginilah nasib rumah tangga yang telah sekuat dan sepenuh hati ia perjuangkan. Dengan menentang orangtuanya, dengan memendam segalanya sendiri.

Meski ia merasa dirinya kuat, tak urung ia menekuk kedua lutut, memeluknya, lalu menundukkan kepala dan membenamkannya di antara tekukan lutut itu.

Dengan bahu bergetar pelan, tangis tanpa suara pun pecah pada malam hari itu.

* * *

Pagi hari ini Aliya telah menelepon mbak Tri. Ia meminta izin tidak masuk untuk mengajar hari ini. Untungnya ia hanya punya jadwal satu kelas saja. Dan itu akan di take over oleh Nilam.

Ia berencana hanya berdiam di rumah. Tidak akan melakukan apapun. Rebahan, minum, mungkin sedikit makan, lalu rebahan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status