Share

BAB 22

Aliya hanya menarik sebelah bibirnya. Ia tak menggubris pancingan Milah. Hari ini ia cukup bersyukur bisa selamat dari kecelakaan yang nyaris mengancam jiwanya tadi.

“Kok diem aja, Miss? Duuh.. jangan jealous yaah… Tiap orang rejekinya beda-beda,” Milah menyindir lalu terkekeh lagi.

“Ga bakal jealous lah,” Diani kini menyahut santai. Ia lalu berdiri menuju rak silabus. “Miss Aliya kemarin baru dikasih hadiah kalung emas, sih.”

Milah membesarkan matanya. “Apaa?!”

“Yoi,” jawab Diani singkat. Tangannya telah mengambil satu silabus, lalu ia kembali duduk di kursinya masih dengan santai.

“Bohong ah. Paling dia ngaku-ngaku aja…” Milah mendengkus.

“Ngga lah. Kan gue yang dititipin bingkisannya sama mbak Tri. Pas dibuka sama Miss Aliya, gue juga lihat tu kalung. Gede banget. Ada ukiran namanya. Bagus banget,” Diani menjelaskan. Sudut bibirnya tertarik m

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status