Tiga orang duduk dengan tangan terikat dan mata tertutup, salah satu dari mereka berlumuran darah di kepalanya dan dua lainnya memiliki luka tembak di kaki mereka. "Berani sekali kalian mengganggu istriku? Sepertinya kalian sudah bosan hidup." Steven duduk dikursi dan menyilangkan kaki. Auranya begitu kuat dan menakutkan, seperti raja yang hendak mengeksekusi. Ditangannya dia memegang sebuah pistol dan bermain-main dengan pistol itu."Ampuni kami, Tuan... Kami tidak tahu wanita itu sudah punya suami... Aaahhhh!!!" Belum selesai pria itu berbicara dia sudah berteriak kesakitan karena peluru panas tertanam di kakinya. Darah segar mengalir dari kakinya, membuat pemandangan di gudang itu bertambah mengerikan."Pikirkan baik-baik sebelum bicara!" Suara Steven mungkin terdengar pelan, tapi nadanya dingin dan tajam, membuat siapapun yang mendengarnya akan gemetar."Kami hanya menjalankan perintah. Dia menyuruh kami menculik seorang wanita dan memperkosanya dan merekamnya. Kami belum menyent
"Halo kakak ipar, bagaimana kabarmu?" Steven yang sedang memotong apel untuk Brianna melirik Andrew yang sedang berjalan ke arah mereka. Sedangkan Brianna tersenyum saat melihat kedatangan Andrew."Aku baik-baik saja. Kakiku sakit, tapi hanya luka ringan. Bukan masalah besar.""Bukan masalah besar, katamu?" Andre memutar matanya. "Tidakkah kamu tahu, saudara laki-lakiku tercinta yang sedang memotong apel untukmu itu hampir menjadi gila ketika dia tahu kamu menghilang dan diculik oleh orang-orang mesum yang mencoba memperkosamu dan kamu bilang itu bukan masalah besar? Apakah kamu punya masalah dengan otakmu iparku sayang? Untungnya kami menemukanmu di waktu yang tepat, kalau tidak..." kata Andrew dalam satu tarikan napas."Bisakah kamu tutup mulut saja? Kamu mengotori oksigen di ruangan ini." steven memotong kata-katanya dan memberi Brianna sebuah apel yang sudah bersih dikupasnya."Maaf... aku tidak bermaksud memarahimu, kakak ipar." Andrew tidak habis pikir mengapa Steven malah mem
Sementara itu di rumah kediaman Hart, Lisa berjalan mondar-mandir menunggu kabar dari orang-orang yang dia bayar untuk menodai Brianna. Lisa membayar orang untuk menculik dan memperkosa Brianna, dan merekamnya, setelah itu dia akan mengekspos video itu ke Andrew. Tujuannya tidak lain adalah untuk mencemarkan Brianna.Lisa mengira Brianna mendekati Andrew, dan dia tidak rela melihat kedekatan mereka berdua. Lisa ingin Andrew melihat bahwa Brianna adalah perempuan murahan yang kerap melakukan sex bergonta-ganti pasangan, supaya Andrew merasa jijik pada Brianna. Selama ini Lisa selalu berusaha mendekati Andrew, namun pria itu tidak pernah menggubrisnya. Tapi kenapa Brianna bisa dekat dengan pria yang ditaksirnya? Lisa bahkan beberapa kali melihat mereka makan bersama. Itu membuat Lisa terbakar api cemburu. Kalau Lisa bisa membuat Brianna ditendang dari rumahnya lima tahun lalu, kali dia juga pasti bisa membuatnya didepak oleh Andrew.'Akan kubuat Andrew bahkan tidak sudi melihatmu lagi
"Sayang, tidak bisakah kau menghentikan berita-berita itu? Lihatlah Lisa sangat menderita karenanya... Semua kontrak kerjanya dibatalkan, belum lagi banyak omongan negatif orang-orang, dia jadi tidak berani keluar rumah. Kumohon tolonglah Lisa..." Air mata Carmen mengalir deras saat dia memohon pada Richard.Video sex Lisa dengan tiga laki-laki dengan cepat beredar di dunia maya dan membuat heboh seluruh Old Coast. Akibat dari maraknya video tersebut, banyak yang membatalkan kontrak kerja sama dengan Lisa, dan Lisa pun menderita kerugian yang besar.Lisa menjadi pusat perbincangan di dunia maya. Banyak orang yang memberikan komentar-komentar yang menghina. Lisa tidak berani lagi menginjakkan kaki di tempat umum, dia hanya berdiam diri di dalam kamarnya.Selain nama baiknya yang tercoreng, Lisa tidak akan pernah bisa mendekati Andrew lagi! Bagaikan senjata makan tuan, semua rencana yang dia buat untuk Brianna, malah dia berbalik padanya sendiri!Carmen Monroe, ibu Lisa, berusaha membua
"Apa Brianna sudah keluar dari rumah sakit?" Tanya Steven pada asistennya."Sudah Tuan. Nyonya sudah pulang sejak siang tadi.""Hmm... James, siapa pria yang pergi ke klub bersama Brianna malam itu?" Steven mengetukkan jarinya di meja dengan tatapan tajam."Dia adalah Arron Smith, dia bekerja bersama-sama dengan Nyonya di tim desain." "Awasi dia baik-baik. Laporkan padaku jika dia terlalu dekat dengan Brianna.""Baik Tuan Steven." Brianna makan malam sendirian di meja makan yang panjang. Setiap makanan yang masuk ke mulutnya terasa hambar di lidahnya. Dia hanya berhasil memakan beberapa suap sebelum merasa mual dan memutuskan berhenti. Dia berjalan ke mini bar yang terdapat di ruang tamu, dan mengambil sebotol alhokol dan sebuah gelas, dan membawanya ke kamar. Kediaman Pierce terletak jauh dari hiruk pikuk kota, membuat malam terasa semakin sunyi. Wanita itu meminum alkoholnya seorang diri sambil mendengarkan suara jangkrik yang bersahutan dari balkon kamarnya. Perlahan rasa kantu
"Eh... Tidak ada, sembunyikan apa maksudmu?" Jawab Brianna gelagapan memaksakan senyuman.Brianna tidak berani menatap Steven, seperti anak kecil yang ketahuan berbuat salah. Steven menundukkan kepala dan mengulurkan tangannya, lalu menangkap dagu Brianna dan memaksanya melihat mata Steven yang dalam."Jangan berbohong padaku, Brie... Atau kamu akan menerima konsekuensinya.." Lalu Steven menempelkan bibirnya ke bibir Brianna, dan menciumnya dengan menuntut. Brianna pun larut dalam suasana romantis. Tanpa dia sadari, Steven mengakhiri ciumannya."Dan apa ini?" Kata Steven tiba-tiba sambil mengangkat bungkus obat lambung yang tadi disembunyikan Brianna.Brianna menundukkan kepala, tidak berani melihat tatapan tajam Steven. Namun saat wanita itu mencuri pandang, ternyata mata Steven melembut. Steven membuang napas panjang."Dimana kamu merasa tidak nyaman?"Brianna membelalakkan mata, tidak percaya dengan apa yang Steven katakan. Bukannya marah, pria itu malah memperhatikannya? "Perutk
"Hei, Brianna!" Arron tiba-tiba bergabung bersama mereka dan menyapa Brianna."Bagaimana kabarmu?" Tanya Arron dengan lembut."Yah, bagaimana keadaanmu, Brie? Kamu sakit apa?" Sambung Lili."Hanya sakit lambung. Dan aku sudah baik, terima kasih atas perhatian kalian." Jawab Brianna sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Aku khawatir sekali saat kamu tidak masuk kerja, karena kamu cukup mabuk malam itu." Kata Arron dengan perhatian.Perhatian Arron pada Brianna membuat Lili cemburu. Tangannya diam-diam terkepal dengan erat. Saat mereka masih berbincang, tiba-tiba beberapa karyawan yang ada di lobi mengarahkan perhatian mereka ke sebuah mobil Bentley berwarna silver yang baru saja berhenti di depan.Seorang pria turun dari bangku penumpang di baris depan, kemudian membukakan pintu kursi belakang mobil dengan sopan. Pria tampan keluar dari mobil dengan gerakan yang elegan.Steven berjalan memasuki gedung diikuti oleh James di sampingnya. Steven memiliki postur tubuh yang tinggi dan
"Yang benar?""Benar! Katanya dia baru kerja belum sampai satu bulan, tapi sudah sering tidak masuk. Beberapa hari tidak masuk, tiba-tiba, hari ini masuk mengendarai Audi R8 edisi terbatas. Rumornya, mobil ini hanya ada beberapa di Old Coast.""Menurutmu, dia anak orang kaya, atau jangan-jangan dia piaraan orang kaya?""Mungkin saja dia memang anak orang kaya. Lihat saja pakaiannya juga tas dan sepatunya, semuanya barang bermerek kelas atas.""Kurasa dia piaraan om-om kaya. Kudengar sebelum bekerja disini, dia bekerja di Golden Sky, klub malam kelas atas itu! Tidak mungkin kan kalau anak orang kaya bekerja di klub malam?""Sudahlah! Ayo kita makan, aku lapar." Brianna yang berada di dalam bilik kamar mandi, tidak berani keluar karena mendengar wanita-wanita itu membicarakannya. Wajahnya berubah menjadi pucat mendengar percakapan mereka.Mereka tidak salah! Dirinya dulu memang anak orang kaya yang berkecukupan, sebelum orang tuanya berpisah, dan dia bersama ibunya ditendang oleh ayahn