Di kota Hallas, Steven menutup laptopnya dan memijat pangkal hidungnya sambil memejamkan mata. Dia telah cukup lama memandang layar laptop hingga membuat matanya lelah.Seorang wanita cantik memeluk lehernya dari belakang dengan mesra kemudian mencium pipi pria itu."Pekerjaanmu sudah selesai, sayang?" Tanya wanita itu dengan suara lembut."Hmm..." Jawab Steven sambil memegang tangan wanita itu.Wanita itu adalah Selena Garret, kekasih Steven."Maaf membuatmu menunggu lama. Ayo kita makan malam.." Steven menggandeng tangan Selena dan membawanya ke restoran yang berada di hotel Nirvana, hotel bintang tujuh tempat dia menginap, yang juga merupakan milik Pierce Grup."Ayo kita bersulang, Sayang..." Selena berkata dengan suara yang menggoda. Tangannya mengangkat gelas yang berisikan wine.Steven tersenyum padanya, mengangkat gelasnya sendiri, dan mengetukkan gelasnya dengan milik Selena. Wanita itu menyesap minumannya dengan elegan, sementara gelas minuman Steven tetap tergantung di udar
Mereka bertiga pergi ke Pandora, sebuah klub yang cukup terkenal di kalangan anak muda. Walaupun bukan klub kelas atas seperti Golden Sky, tapi klub itu cukup populer di kota itu.Mereka bertiga minum cukup banyak, terlebih Brianna. Bayangan Steven yang sedang bersama kekasihnya di hotel mengganggu pikirannya. Brianna minum dua botol bir, namun masih tidak bisa menghilangkan Steven dari pikirannya."Brianna, cukup! Kamu sudah minum dua botol bir." Kata Arron sambil menyambar bir di tangan Brianna."Aku masih kuat.. Lihat aku masih sadar, aku tidak mabuk sama sekali." Itulah yang dia mau, Brianna mau minum sampai mabuk dan menghilangkan bayangan Steven di otaknya. Brianna tidak sadar, dia melewatkan beberapa telepon di tas nya."Ayo Brianna, kita pulang... Lili ayo kita sudahi malam ini...""Aku mau ke kamar mandi dulu..." Brianna berkata sambil mengambil tas nya.Brianna masih cukup sadar untuk ke kamar kecil. Saat kembali, wanita itu sekalian ke kasir untuk membayar minuman mereka. B
"Cari tahu keberadaan Brianna, sekarang!" Steven memberi perintah kepada James yang sudah menunggunya di lobi hotel dan sopir sudah menunggu di mobil."Baik tuan."Setelah mereka berada didalam mobil, tanpa menunda, James membuka laptopnya dan dengan ahli mengakses rekaman CCTV di sekitar perusahaan. "Tuan, Nyonya Pierce terlihat keluar dari perusahaan pukul 20.13 bersama seorang wanita dan pria.""Tuan, Nyonya melakukan transaksi pembayaran di sebuah klub di Arton."Mata Steven menjadi gelap mendengar Brianna pergi ke klub bersama seorang pria."Tuan, saya meretas CCTV dari klub itu. Nyonya sudah meninggalkan tempat itu 30 menit yang lalu dengan sebuah taksi. Saya memeriksa nomor plat taksinya dan ternyata itu adalah plat palsu.""Lacak taksi itu!"Sementara itu, di sebuah gudang di daerah yang sunyi, Brianna bangun dan mendapati dirinya berbaring di tempat sebuah tempat tidur dengan tangan dan kakinya terikat. Dia merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Tubuhnya terasa panas dan tida
'Brak!'Tiba-tiba pintu gudang didobrak dan Steven masuk bersama beberapa pria kekar berpakaian hitam. Masih belum hilang keterkejutan mereka tiba-tiba terdengar suara ledakan pistol disertai teriakan kesakitan yang menyiksa dari dua orang yang menangkap Brianna.Brianna jatuh ke lantai. Steven dengan cepat berlari ke arah wanita itu sambil melepas jasnya, dan menutupi tubuh Brianna yang hampir telanjang dengan jasnya. Steven memeluk Brianna dengan erat. "Tidak!! Lepas! Lepaskan aku!" Teriak Brianna sambil meronta-ronta. Wanita itu berjuang untuk melepaskan diri dari pelukan Steven."Brie... Hei.. Ini aku, Steven.. Aku disini." Katanya lembut sambil membelai rambut Brianna. Steven memegang kepala Brianna dengan kedua telapak tangannya, memaksa Brianna untuk melihatnya hingga mata mereka bertemu. "Ini aku... Steven." Brianna menangis histeris saat melihat mata yang dalam. Steven datang! Steven menyelamatkan hidupnya! Seperti bertemu dengan pahlawan, Brianna melingkarkan tangannya di
Tiga orang duduk dengan tangan terikat dan mata tertutup, salah satu dari mereka berlumuran darah di kepalanya dan dua lainnya memiliki luka tembak di kaki mereka. "Berani sekali kalian mengganggu istriku? Sepertinya kalian sudah bosan hidup." Steven duduk dikursi dan menyilangkan kaki. Auranya begitu kuat dan menakutkan, seperti raja yang hendak mengeksekusi. Ditangannya dia memegang sebuah pistol dan bermain-main dengan pistol itu."Ampuni kami, Tuan... Kami tidak tahu wanita itu sudah punya suami... Aaahhhh!!!" Belum selesai pria itu berbicara dia sudah berteriak kesakitan karena peluru panas tertanam di kakinya. Darah segar mengalir dari kakinya, membuat pemandangan di gudang itu bertambah mengerikan."Pikirkan baik-baik sebelum bicara!" Suara Steven mungkin terdengar pelan, tapi nadanya dingin dan tajam, membuat siapapun yang mendengarnya akan gemetar."Kami hanya menjalankan perintah. Dia menyuruh kami menculik seorang wanita dan memperkosanya dan merekamnya. Kami belum menyent
"Halo kakak ipar, bagaimana kabarmu?" Steven yang sedang memotong apel untuk Brianna melirik Andrew yang sedang berjalan ke arah mereka. Sedangkan Brianna tersenyum saat melihat kedatangan Andrew."Aku baik-baik saja. Kakiku sakit, tapi hanya luka ringan. Bukan masalah besar.""Bukan masalah besar, katamu?" Andre memutar matanya. "Tidakkah kamu tahu, saudara laki-lakiku tercinta yang sedang memotong apel untukmu itu hampir menjadi gila ketika dia tahu kamu menghilang dan diculik oleh orang-orang mesum yang mencoba memperkosamu dan kamu bilang itu bukan masalah besar? Apakah kamu punya masalah dengan otakmu iparku sayang? Untungnya kami menemukanmu di waktu yang tepat, kalau tidak..." kata Andrew dalam satu tarikan napas."Bisakah kamu tutup mulut saja? Kamu mengotori oksigen di ruangan ini." steven memotong kata-katanya dan memberi Brianna sebuah apel yang sudah bersih dikupasnya."Maaf... aku tidak bermaksud memarahimu, kakak ipar." Andrew tidak habis pikir mengapa Steven malah mem
Sementara itu di rumah kediaman Hart, Lisa berjalan mondar-mandir menunggu kabar dari orang-orang yang dia bayar untuk menodai Brianna. Lisa membayar orang untuk menculik dan memperkosa Brianna, dan merekamnya, setelah itu dia akan mengekspos video itu ke Andrew. Tujuannya tidak lain adalah untuk mencemarkan Brianna.Lisa mengira Brianna mendekati Andrew, dan dia tidak rela melihat kedekatan mereka berdua. Lisa ingin Andrew melihat bahwa Brianna adalah perempuan murahan yang kerap melakukan sex bergonta-ganti pasangan, supaya Andrew merasa jijik pada Brianna. Selama ini Lisa selalu berusaha mendekati Andrew, namun pria itu tidak pernah menggubrisnya. Tapi kenapa Brianna bisa dekat dengan pria yang ditaksirnya? Lisa bahkan beberapa kali melihat mereka makan bersama. Itu membuat Lisa terbakar api cemburu. Kalau Lisa bisa membuat Brianna ditendang dari rumahnya lima tahun lalu, kali dia juga pasti bisa membuatnya didepak oleh Andrew.'Akan kubuat Andrew bahkan tidak sudi melihatmu lagi
"Sayang, tidak bisakah kau menghentikan berita-berita itu? Lihatlah Lisa sangat menderita karenanya... Semua kontrak kerjanya dibatalkan, belum lagi banyak omongan negatif orang-orang, dia jadi tidak berani keluar rumah. Kumohon tolonglah Lisa..." Air mata Carmen mengalir deras saat dia memohon pada Richard.Video sex Lisa dengan tiga laki-laki dengan cepat beredar di dunia maya dan membuat heboh seluruh Old Coast. Akibat dari maraknya video tersebut, banyak yang membatalkan kontrak kerja sama dengan Lisa, dan Lisa pun menderita kerugian yang besar.Lisa menjadi pusat perbincangan di dunia maya. Banyak orang yang memberikan komentar-komentar yang menghina. Lisa tidak berani lagi menginjakkan kaki di tempat umum, dia hanya berdiam diri di dalam kamarnya.Selain nama baiknya yang tercoreng, Lisa tidak akan pernah bisa mendekati Andrew lagi! Bagaikan senjata makan tuan, semua rencana yang dia buat untuk Brianna, malah dia berbalik padanya sendiri!Carmen Monroe, ibu Lisa, berusaha membua