Home / Romansa / Istri Kontrak Tuan Anthony / Your Future Husband

Share

Istri Kontrak Tuan Anthony
Istri Kontrak Tuan Anthony
Author: Ms. Bloomwood

Your Future Husband

Author: Ms. Bloomwood
last update Last Updated: 2022-08-02 22:58:20

"Hei, kau sudah pulang?" kata Lucy saat Rachel baru saja masuk ke apartemen dengan wajah muram.

Rachel tersenyum tipis, "Hei Lucy, kau tidak pergi dengan Charles?" tanyanya, melepas sepatu hak tingginya dan meletakkannya di lemari sepatu.

"Yup! Charles akan menjemputku sebentar lagi. Rach, ada tiga panggilan hari ini dan ketiganya dari Bank, mereka menagih pinjaman. Apakah semuanya baik-baik saja?" tanya Lucy agak cemas.

Rachel mencoba tersenyum, "Ya tentu saja semuanya baik-baik saja! Hanya sedikit terlambat dalam pembayaran, itu saja! Jangan khawatir! Semua akan baik-baik saja," katanya riang.

Tapi Lucy tidak terpengaruh, dia menatap Rachel dengan pandangan menyelidik.

"Kau tidak sedang bokek kan?"

"Tidak! Aku hanya lupa membayar tagihan, itu saja! Kamu mau Pannacotta? Aku membelinya dalam perjalanan pulang," gumam Rachel mencoba mengubah topik pembicaraan. Lucy mengambil kantong kertas Pannacotta dari Rachel dengan cemberut, "Kau tidak berbohong, kan? Kau tahu kau selalu bisa mengandalkanku," katanya dengan sungguh-sungguh.

Rachel tertawa, "Tentu saja tidak! Aku pasti akan memberitahumu jika aku dalam masalah, jangan khawatir! Oke? Sekarang, aku akan bersih-bersih dulu! Singkirkan ekspresi khawatir itu dari wajahmu!" katanya sambil berjalan ke kamarnya.

Rachel menutup pintu kamarnya dengan erat, dia menarik napas dalam-dalam, panik. Segera semua penagih bank mungkin datang ke apartemennya atau mungkin ke rumah orang tuanya. Bagaimana ia bisa mengatasi kekacauan yang dia buat? Ia melemparkan dirinya ke tempat tidur, menatap langit-langit dengan pikiran yang kacau.

Tiga tahun lalu, ia mendapat pekerjaan di sebuah firma hubungan masyarakat New York yang bergengsi dan itu mengubah hidupnya sepenuhnya. Gaya hidupnya mulai berubah, ia tinggal bersama sahabatnya di sebuah apartemen mahal di kawasan Wset Central Park yang sewanya meski sudah di bagi dua, ternyata masih terlalu mahal dibandingkan gaji yang ia terima sebagai staf PR biasa. Ia juga mulai sering membeli barang-barang mewah agar bisa bersaing dengan rekan-rekannya di kantor. Setiap kali Lucy mengingatkannya, ia selalu mengatakan bahwa ia perlu memperbaiki gaya hidupnya untuk mengimbangi kliennya.

Rachel meminjam uang dalam jumlah besar dari beberapa bank, menggesek kartu kreditnya hingga tak bersisa, dan bahkan menggadaikan sertifikat rumah orang tuanya hanya untuk memuaskan kegilaan belanjanya.

"AAAAAAARGH!" ia berteriak ke bantal, melepaskan beban di dadanya. Apa yang harus dia lakukan?! Ia tidak bisa meminjam uang sebanyak itu dari Lucy, Lucy telah membantunya terlalu banyak. Ia harus melakukan sesuatu! Jika orang tuanya menyadari bahwa ia menggadaikan sertifikat rumah mereka, hidupnya akan selesai.

"Rachel, kau tidur?" ketukan dipintu mengagetkannya. Rachel segera turun dari tempat tidur dan membukakan pintu untuk Lucy yang menunggu di depan.

"Ada apa?" ia bertanya, memasang wajah ceria.

Lucy memberikan sebuah undangan kepadanya, "Aku tahu kau sedang tidak dalam suasana hati yang baik tetapi beberapa gelas anggur gratis pasti akan menyenangkanmu, datanglah ke pesta ini, Charles dan aku, kami ingin pergi ke tempat lain," katanya dengan kedipan mata.

"Bukankah ini acara premium untuk orang kaya? Kau dan Charles pantas berada di sana, tetapi tidak dengan aku, tidak ada yang akan mengenaliku disana dan aku akan terlihat bodoh di antara para konglomerat itu," gumam Rachel sambil mengulurkan tangannya, mengembalikan undangan itu kepada ke Lucy.

Lucy memutar bola matanya "Oh ayolah! Kau terbiasa bergaul dengan kelas atas, pakai saja pakaian terbaikmu! Siapa tahu kau akan bertemu jodohmu di sana! Aku akan tinggal di Los Angeles selama seminggu , jangan nakal saat aku pergi! Bye, Rach, love you!" ocehnya, ia berjalan dengan cepat sambil melambaikan tangannya, meninggalkan Rachel yang menatap undangan di tangannya dengan bingung.

"Sial, haruskah aku pergi?" Rachel mengoceh pada dirinya sendiri, ia punya dua pilihan. Pergi ke acara bergengsi itu untuk menikmati anggur dan makanan gratis dan kemudian pulang dengan perut kenyang atau menghabiskan Sabtu malamnya di apartemennya sendirian memikirkan hutangnya yang tidak akan terbayar dengan sendirinya. Setelah berpikir sejenak, ia akhirnya memutuskan untuk pergi.

Tema pestanya adalah 'topeng misterius', Rachel cukup beruntung, ia memiliki topeng perak bagus yang ia beli tahun lalu untuk pesta Halloween. Ia mengenakan gaun hitam terbaiknya, membalut kakinya dengan stiletto dua belas inci, dan menata rambutnya dengan sanggul sedikit berantakan yang menakjubkan. Setelah merasa percaya diri dengan bayangannya di cermin, ia turun ke lobi apartemen, menghentikan taksi, dan pergi ke hotel bintang lima di kawasan Soho tempat pesta diadakan.

Rachel membaca undangan di tangannya yang diukir dengan tinta perak, tertulis disana : Pesta Ulang Tahun Nicholas Anthony. Ia mengerutkan keningnya, ia sepertinya pernah mendengar nama itu tetapi tidak ingat di mana. Yang jelas pria itu pasti salah satu konglomerat New York karena daftar tamu undangannya sangat mengesankan, bahkan wakil presiden Amerika Serikat pun akan hadir.

Lalu lintas Kota New York cukup padat, lima menit kemudian Rachel tiba di hotel tempat pesta diadakan. Dia turun dari taksi dan merasa rendah diri ketika melihat orang lain turun dari mobil mewah mereka. Dia mencibir, iri bahwa tidak peduli seberapa keras ia bekerja, ia tidak akan pernah menjadi kaya seperti mereka.

Dengan dagu terangkat tinggi ia berjalan ke tempat pemeriksaan.

"Selamat malam, Ms. Lucy Fergusson? Apakah Anda datang sendiri?" tanya satpam itu.

"Ya," jawab Rachel singkat. Matanya tertuju pada souvenir pesta yang tertata rapi tidak jauh darinya, tidak sabar untuk melihatnya.

Setelah memindai barcode undangan ke komputer, Rachel akhirnya diizinkan masuk. "Nikmati pesta Anda, Ms. Fergusson!" kata satpam itu nyaris tanpa senyum.

"Terima kasih!" jawab Rachel sambil berjalan cepat ke meja dengan hadiah pesta di atasnya.

"Boleh aku tahu apa isinya?" tanyanya pada seorang wanita yang berdiri di samping meja.

"Gantungan kunci emas dari Tiffany," kata wanita itu singkat, memperhatikan Rachel sambil mengunyah permen karet.

Rachel mencibir, bagaimana hotel bisa mempekerjakan wanita menyebalkan seperti dia?

"Bolehkah aku memilikinya?" ia bertanya, berusaha menjaga dirinya tetap ramah.

"Ya, tentu," jawab wanita itu santai.

"Um, sebenarnya aku datang dengan pacarku, bisakah aku mendapatkan dua?" ia berbohong meskipun tidak sepenuhnya ,karena pada kenyataannya Lucy seharusnya pergi dengan Charles malam itu.

Wanita itu mengunyah permen karet lebih cepat saat matanya menatap Rachel.

"Tentu," katanya sambil mengangkat bahu. Dia mengulurkan bukan dua, tetapi empat kotak suvenir kepada Rachel, yang dengan senang hati menerimanya.

"Ternyata kau tidak semenyebalkan yang aku kira! Terima kasih, selamat bekerja!"

Wanita itu menyeringai, "Dan kau tidak sekaya yang aku kira," jawabnya santai tetapi berhasil membuat wajah Rachel memerah seketika.

Pesta itu digelar di sebuah ballroom hotel yang baru disadarinya bernama The Anthony's, yang artinya properti itu milik orang yang berulang tahun, Nicholas Anthony. Ia memasuki ruang perjamuan dan seketika suasana hatinya membaik. Ia mengambil dua gelas anggur yang dibagikan pelayan dan menyesapnya dengan cepat. "Ah, minuman gratis memang selalu enak!"

Ia berjalan menuju gerai makanan dengan tergesa-gesa, "Ya Tuhan! Kaviar! Abalon dengan White Truffle! Apakah ini surga?!" gumamnya sambil mengambil makanan satu per satu dan memakannya dengan rakus.

"Kau terlihat sangat menikmati pesta," tiba-tiba seorang pria bertopeng hitam metalik menyapanya.

Ia berbalik, mengangguk, dan tersenyum dengan mulut penuh kaviar. Ia mengabaikan pria itu dan kembali fokus pada makanan yang ingin ia cicipi.

"Mau makan dengan lebih nyaman? Ada sebuah ruangan di sana, kau bisa meminta pelayan untuk membawakan makanan dan minumanmu ke sana," kata pria itu sambil menunjuk ke suatu tempat.

"Benarkah? Apakah itu diperbolehkan?" tanyanya ragu-ragu.

"Ya, kenapa tidak," jawab pria itu sambil mengangkat bahu.

"Oke! Aku ikut!" kata Rachel bersemangat, ia ada di tengah pesta, tidak ada yang akan menyakitinya.

"Jadi kau sama seperti aku? Tidak mengenal siapa pun di pesta ini?" Rachel bergumam, melirik pria jangkung berbadan tegap yang berjalan di sampingnya.

"Ya," jawab pria itu, pandangannya masih lurus ke depan.

Rachel menepuk punggung pria itu dengan ringan, menunjukkan empati.

"Tidak apa-apa, sangat sulit untuk masuk ke pergaulan orang-orang kaya, tetapi aku akan mengajarimu bagaimana caranya," katanya enteng.

Pria itu tersenyum tetapi ia tidak mengatakan apa-apa.

Rachel mengikuti pria itu menaiki tangga dan berjalan ke sebuah ruangan.

"Bagaimana kau bisa tahu tempat ini? Apakah kau mengenal baik Nicholas Anthony?" ia bertanya dengan heran. Ia melihat sekeliling ruangan, semua barang di ruangan itu terlihat sangat mewah. Ia menatap tajam pria di hadapannya. "Apakah kau adalah pengawal Nicholas Anthony?" ia berbisik curiga.

Pria itu melambaikan tangannya, "Tidak masalah siapa aku, bukankah lebih baik jika kita tidak saling mengenal?" katanya sambil mengetik di ponselnya.

Rachel mengangkat bahu, "Yah, oke, aku bisa mengerti jika kau takut identitasmu terungkap, Nicholas Anthony pasti akan memecatmu, bukan?" ocehnya sambil melemparkan dirinya ke sofa berwarna khaki yang lembut.

Tiba-tiba pintu diketuk dan dua orang pelayan datang dengan troli berisi makanan dan minuman di atasnya.

"Wow! Kamu benar-benar luar biasa!" kicau Rachel sambil mengambil sepotong Cheese Cake dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

Pria itu mendengus dengan tawa, ia mengusir kedua pelayan itu dan duduk di seberang Rachel.

"Oke, aku akan mabuk malam ini! Tuan Tanpa Nama, bisakah kau menuangkan vodka untukku?" Rachel berkata dengan tidak sabar.

"Untuk kehidupan yang menyebalkan!" ia berteriak, mengangkat gelas vodkanya tinggi-tinggi.

Pria itu mengangguk, "Untuk kehidupan yang menyebalkan!"

Waktu berlalu begitu cepat sehingga tanpa disadari Rachel telah menghabiskan bergelas-gelas vodka yang membuatnya sangat mabuk. Hal terakhir yang ia ingat adalah ketika ia menandatangani sesuatu di ponsel pria itu.

*****

"Siapa kau?!" teriak Rachel ketika dia bangun di pagi hari dan mendapati dirinya telanjang bulat dengan seseorang yang mendengkur pelan di sampingnya.

"Aku calon suamimu, apakah kau lupa apa yang terjadi tadi malam?" kata pria itu dengan mata setengah tertutup.

"No way!" teriak Rachel, tak percaya dengan apa yang di dengarnya.

Related chapters

  • Istri Kontrak Tuan Anthony   Noda Merah Di Sprei Putih

    Rachel terdiam beberapa saat, mencoba mencerna semuanya. Dia memejamkan matanya, mengingat apa yang terjadi tadi malam. Lalu ingatan itu keluar...Saat ia mencondongkan tubuh ke pria yang duduk di sebelahnya, menggigit bibirnya dengan gairah yang tiba-tiba membara. Kemudian bayangan samar mereka berciuman dan meraba-raba satu sama lain melintas di kepalanya membuat pipinya memerah karena malu pada dirinya sendiri. Lift berdenting terbuka, lantai 68, kamar president suite, semuanya tergambar dengan jelas.Ia menggigit bibirnya lebih keras saat ia berhasil mengingat semuanya.Ia ingat ketika ia dengan penuh semangat melepas pakaian pria itu satu per satu dan melompat ke tubuh berototnya. Ia, Rachel Clarke, wanita menyedihkan yang tidak pernah tidur dengan pria mana pun karena terlalu sibuk memilih."Tunggu! Gawat! Bisakah kau minggir sebentar?" katanya gugup meminta pria itu untuk turun dari tempat tidur.Dengan mengantuk pria itu bergerak, ia menutupi bagian bawah tubuhnya dengan banta

    Last Updated : 2022-08-04
  • Istri Kontrak Tuan Anthony   Berubah Pikiran

    Bau antiseptik tercium di udara, mata Rachel berkedut perlahan lalu terbuka lebar."Apakah kau sudah sadar?" tiba-tiba Nicholas Anthony berada di sampingnya."Ah, mengapa kau lagi..." gumamnya, membuang muka dengan kesal.Nicholas Anthony mencibir, satu bibirnya terangkat."Hei dengarkan aku baik-baik, hanya karena apa yang terjadi tadi malam bukan berarti aku menyukaimu, kau tahu apa yang terjadi kan? Aku yakin kamu akan ingat sekarang, kau yang mulai menciumku dan...""Hentikan! Ya Tuhan! Itu terdengar sangat menjijikkan!" Rachel menutup telinganya. Dia tidak menyangkalnya karena dia bisa mengingat semuanya dengan baik sekarang. Dia menutup matanya rapat-rapat, "Aku mabuk tadi malam, oke? Jadi apa pun yang aku lakukan itu ilegal, kau tidak bisa menganggapnya serius!" ia mengoceh tanpa berani menatap mata Nicholas, ia masih malu dengan apa pun yang ia lakukan tadi malam.Nicholas Anthony mengangguk, tangannya terlipat di depan dada."Kau benar, aku tidak bisa menyangkalnya. Oke! Semo

    Last Updated : 2022-08-04
  • Istri Kontrak Tuan Anthony   Kontrak Perjanjian

    "Ikut aku," kata Nicholas dingin."Aku tidak datang ke sini untukmu," kata Rachel singkat, ia berjalan menjauh dari Nicholas sambil mengepalkan tangannya erat-erat, sebaiknya ia membatalkan niatnya."Kau yakin akan terus bertingkah seperti itu? Aku tahu kau membutuhkan uang cepat, ayolah, jangan terus bersikap kekanak-kanakan, itu tidak akan menyelesaikan masalahmu," gumam Nicholas santai, tangannya terulur untuk menarik tangan Rachel dan membawanya masuk ke dalam gedung apartemen.Rachel menggigit bibirnya, berpikir dengan keras tentang solusi yang mungkin bisa menyelesaikan masalahnya. 'Astaga! Aku benar-benar tidak punya pilihan!' ocehnya dalam tanpa suara."Lepaskan tanganku! Aku lapar, beri aku makanan!" seru Rachel akhirnya. Ia berbalik badan dan berjalan ke lobi apartemen dengan Nicholas berjalan di belakangnya menahan tawanya.Semua orang mengangguk dan tersenyum sopan saat mereka berjalan melintasi lobi. Yah, tentu saja, bagaimana tidak, ia sedang berjalan dengan pemilik gedu

    Last Updated : 2022-08-05
  • Istri Kontrak Tuan Anthony   Si Rapih dan Si Berantakan

    "Dia temanmu?" Nicholas bertanya, menunjuk dagunya ke Trey Cole yang menatap Rachel dengan antusias. Rachel mengerutkan kening, matanya tertuju pada lengan Nicholas yang melingkar di pinggangnya."Rachel?" suara Trey menyadarkannya. Rachel tersenyum kaku, "Trey Cole! Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini!" katanya sambil mencoba melepaskan diri dari Nicholas tetapi ia gagal, Nicholas tidak berniat untuk melepaskannya."Ya aku juga, kantorku ada di dekat sini, kau tinggal di gedung ini?" tanya Trey menatap Rachel dengan riang."Tidak, um...""Sayang, kau kan tinggal di sini, begitu kita menikah, tempat ini akan menjadi milikmu juga, mengapa kau masih malu-malu mengakui hal itu..." Nicholas tiba-tiba memotong kata-kata Rachel. Ia menatapnya dengan satu alis terangkat, mengisyaratkannya akan perjanjian yang akan mereka buat, Rachel meringis tetapi tidak mengatakan apa-apa.Trey menganggukkan kepalanya beberapa kali, "Begitukah? Mungkin kita bisa minum bersama kapan-kapan!" ka

    Last Updated : 2022-08-05
  • Istri Kontrak Tuan Anthony   Recalled

    "Apa yang kau lakukan! Kau mengacaukan dapurku!" bentak Nicholas, berjalan cepat ke arahnya. Rachel, yang terkejut, segera berdiri, tetapi ia tersandung bangku dan ember es krim di tangannya jatuh ke karpet dan meninggalkan noda yang sangat mencolok di sana. Dia menjerit, menutupi mulutnya dengan satu tangan. "Ya Tuhan, dia akan membunuhku!"Nicholas memelototinya dengan marah, dadanya naik turun karena kesal. "Kau!" desisnya dengan mata menyipit.Rachel menatapnya ketakutan, dia berjongkok dan menutupi kepala dengan tangannya."Apa yang kau lakukan? Kau pikir aku akan memukulmu atau apa?!" bentaknya, menyeka noda es krim dengan serbet. "Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kau tinggal di sini, mungkin aku akan menjadi gila!" ia terus mengoceh tanpa melihat Rachel yang masih menutupi wajahnya dengan tangannya."Hei! Sampai kapan kau akan seperti itu? Bersihkan noda ini sampai tidak ada warna cokelat yang tersisa! Gunakan cairan ini!" katanya sambil melemparkan serbet dan sebotol

    Last Updated : 2022-09-06
  • Istri Kontrak Tuan Anthony   Kejutan Lainnya

    "Rachel?!" Nicholas melambaikan tangannya di depan wajah Rachel, menyadarkannya. Rachel buru-buru menarik diri dari Nicholas dan berdeham dengan gugup."Apakah kau sedang memikirkan sesuatu yang kotor? Mengapa wajahmu merah seperti itu?" goda Nicholas sambil mendengus tertawa.Wajah Rachel berubah lebih merah lagi, "Kau sangat menyebalkan!" bentaknya, menghentakkan kakinya lalu berjalan cepat ke pintu utama. Nicholas menahan tawanya dan mengikutinya di belakang. Mereka berdiri bersebelahan tanpa berbicara. Rachel terus mengutuk dirinya sendiri karena tidak bisa melupakan semua yang terjadi semalam. Ia bahkan merasakan sesuatu yang hangat di antara keda pahanya. Astaga! Ia tiba-tiba merasa jijik dengan pikirannya sendiri! Mungkin karena malam itu adalah kali pertama ia melakukan hubungan seks..."Apakah ibumu akan terkejut melihatku datang ke rumahmu?" Nicholas bertanya tiba-tiba."Apa? Kita tidak akan menemui orang tuaku hari ini, kan?" tanyanya panik."Tidak tentu saja tidak, kurasa

    Last Updated : 2022-09-06
  • Istri Kontrak Tuan Anthony   Cinta Lama Yang Hilang

    "Ya, besok, kenapa? Apakah kau keberatan?""Bukan itu, tapi aku tidak bisa begitu saja muncul di depan orang tuaku dan mengatakan aku akan menikah dengan orang asing!" Rachel bergumam tidak sabar."Kenapa tidak? Orang tuamu tidak akan keberatan mendapatkan menantu sepertiku, aku tampan, kaya, dan baik hati! Aku memiliki semua yang diperlukan untuk menjadi seorang suami!" kicau Nicholas dengan percaya diri.Rachel memutar matanya sambil menunjukkan ekspresi ingin muntah, "Astaga! Kau benar-benar berpikir kau sempurna, ya? Tapi maaf, bagiku, kau tidak terlihat keren sama sekali," ia berkata dengan wajah kesal.Nicholas mendengus, "Yah, aku tidak peduli apa yang kau pikirkan, yang jelas pernikahan harus diadakan akhir pekan ini atau tidak sama sekali!" katanya acuh tak acuh. "Kau tahu apa yang akan terjadi jika pernikahan itu dibatalkan kan? Kau harus membayar kembali semua uang yang telah aku keluarkan untuk membayar hutangmu, aku tidak peduli bahkan jika aku harus datang ke rumahmu dan

    Last Updated : 2022-09-11
  • Istri Kontrak Tuan Anthony   Shopping Day

    Rachel meringis, dia menatap Nicholas dengan tatapan kesal. "Kami tidak sengaja bertemu satu sama lain, bagaimana denganmu? Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya berusaha terdengar ceria. Nicholas memandangnya dan Trey secara bergantian, "Tidak sengaja bertemu? Apa artinya itu?" gumamnya dengan satu alis terangkat tinggi.Trey berdeham pelan, "Sebaiknya aku kembali ke kantor, Rachel terima kasih atas waktumu!" katanya sambil bangkit, ia mengangguk sekali kepada Nicholas dan kemudian meninggalkan mereka berdua dengan tergesa-gesa, ia tahu sesuatu yang buruk mungkin akan terjadi."Apakah kau mengikutiku?!" Rachel berkata, matanya menyipit menatap Nicholas dengan curiga. Dia terkekeh, "Mengikutimu? Apa menurutmu aku tidak punya pekerjaan lain? Kenapa aku harus mengikutimu?! Aku ingin mengambil sesuatu yang kutinggalkan di kantor Michael dan aku tidak sengaja melihatmu dengan pria menyebalkan itu!""Pria menyebalkan katamu? Kau bahkan tidak mengenalnya! Bagaimana kau bisa memanggilnya s

    Last Updated : 2022-09-25

Latest chapter

  • Istri Kontrak Tuan Anthony   Ending

    Beberapa minggu kemudian,"Aku tidak percaya diri dengan tubuhku..." bisik Rachel ketika Nicholas mencoba membuka resleting gaunnya. "Jangan merasa seperti itu, kau wanita paling seksi yang pernah kukenal dalam hidupku..." kata Nicholas, mencium bagian belakang lehernya. Gaun Rachel jatuh ke lantai, hanya menyisakan bra dan celana dalam. Dia memejamkan mata, menikmati setiap sentuhan bibir Nicholas di kulitnya.Dia mengangkatnya dan membaringkannya di tempat tidur dengan lembut. "Kau hanya perlu berbaring dengan santai, aku akan melakukan segalanya..." gumam Nicholas dan mulai menurunkan celana dalam Rachel. "Jangan masuk ke sana, aku tidak ingin kita menyakiti bayi itu," kata Rachel saat Nicholas mulai membenamkan wajahnya di antara pahanya. Nicholas mendongak, dia tersenyum, "Apakah kau merasa tidak nyaman? Maksudku tidak apa-apa, kita bisa melakukannya lain kali?" katanya Nicholas dengan ringan.Rachel berdeham, pipinya memerah, "Entahlah, aku hanya, kau tahu kehamilan ini adalah s

  • Istri Kontrak Tuan Anthony   The Real Wedding

    "Rach, haruskah kau membeli sebanyak itu?" kata Nicholas, menatap tumpukan makanan yang dijejalkan Rachel ke dalam bagasi mobil."Julia pasti punya banyak teman di sel nya, bagaimana kita bisa membawanya hanya sedikit makanan? Kau benar-benar pelit!" celoteh Rachel setengah bercanda."Jadi sekarang kau teman dekat Julia atau apa? Kenapa kau begitu peduli padanya padahal dia pernah membahayakan nyawamu," gertak Nicholas saat mengemudikan mobilnya ke Pulau Rikers."Dia sudah bilang maaf, setiap orang selalu punya kesempatan kedua," kata Rachel acuh tak acuh. Dia membuka keripik kentang dan sibuk memasukkannya ke dalam mulutnya.Nicholas tersenyum bangga pada wanita yang duduk di sebelahnya, "Kau selalu mengejutkanku sepanjang waktu, aku tidak menyangka kau bisa bertindak begitu dewasa seperti ini, jangan salahkan aku jika aku akan terus memujimu setiap hari, " ucapnya tulus."Ya Tuhan Nic, kau harus berhenti memujiku! Aku bisa terbang ke langit dan merusak atap mobilmu!" Rachel bercanda

  • Istri Kontrak Tuan Anthony   Rahasia Lucy

    "Apakah itu Lucy? Lucy temanku?" Rachel bertanya ketika dia melihat Nicholas menutup telepon. Nicholas menggaruk kepalanya, "Ya...""Mengapa kamu mematikan panggilan?" Rachel semakin curiga."Um, aku hanya sedang tidak ingin bicara," kata Nicholas gugup yang hanya membuat Rachel menyipitkan mata ingin tahu.Telepon Nicholas berdering lagi, Lucy.“Kau masih tidak mau menerimanya juga? Jika kamu tidak memiliki rahasia yang kau simpan, terima telepon dan pasang di pengeras suara agar aku bisa mendengar apa yang kalian bicarakan,” kata Rachel dengan tangan terlipat di dada.Dengan ragu Nicholas menekan tombol hijau,"Nic! Kau gila ya! Kenapa kamu menolak panggilanku? Jadi kau sudah bicara dengan Nenek?! Beritahu Nenek ibuku akan datang malam ini! Okay? Halo? Nico kau di sana kan?"Rachel terperangah, dia menatap Nicholas dengan mata terbelalak."Lucy, apa yang kau bicarakan?""Astaga! Rachel? Apakah itu kau?""Ya, ini aku! Jadi apa yang kalian sembunyikan dariku!” katanya kesal."Lucy, ku

  • Istri Kontrak Tuan Anthony   Hari Yang Melelahkan

    Dia mendengar suara siulan yang semakin dekat, Rachel mencengkeram benda di tangannya dengan erat, sebelum itu, dia berusaha sangat keras sehingga dia akhirnya berhasil melepaskan tangannya dari borgol, dia tidak yakin apakah ibu jarinya patah atau tidak tapi rasa sakit yang dia rasakan tak tertahankan.Pintu terbuka, Trey Cole muncul dengan wajah polosnya."Hanya seorang pengantar makanan, aku tahu kau lapar, aku membelikan pizza untukmu!" katanya riang. Rachel terdiam, dia yakin Trey Cole benar-benar kehilangan akal sehatnya."Buka mulutmu," katanya, mengangkat sepotong pizza tinggi-tinggi dan memasukkannya ke mulut Rachel, "Aku tidak bisa memakannya, mendekatlah sedikit," kata Rachel, sedikit gemetar. Dia tahu jika rencananya gagal, Trey mungkin akan marah dan dia mungkin akan melakukan sesuatu yang lebih gila lagi.Trey tersenyum, dia melangkah maju sambil menyodorkan pizza ke mulut Rachel, saat itulah Rachel bergerak cepat. dia menyetrum Trey dengan alat setrum portabel yang diti

  • Istri Kontrak Tuan Anthony   Penculikan

    Rachel menatap layar ponselnya, menunggu kabar dari Nicholas, tetapi sampai satu jam kemudian tidak ada panggilan sama sekali. Dia mendorong kursi rodanya ke sekeliling ruangan dengan gugup, apa yang harus dia lakukan? Ini semua salahnya, Trey Cole bertingkah gila karena kesalahannya. dia seharusnya sudah mengantisipasinya sejak awal, semuanya sudah terlambat.Saat dia menggigit kukunya dengan gugup, dering telepon mengagetkannya. Dari Lucy,"Ya! Kabar baik please!" katanya cemas."Aku berhasil menghubungi Michael Ford, ini benar-benar mengejutkan, dia masuk ke kantor Michael dan mengambil dokumen begitu saja, dia mematikan semua CCTV tetapi dia lupa CCTV yang terselip di tumpukan dokumen, Mike sedang melakukan sesuatu sekarang," kata Lucy cepat."Syukurlah Lucy, aku tidak tahu apa yang bisa kulakukan tanpamu, terima kasih banyak! Aku selamanya berhutang budi padamu!""Omong kosong! Aku hanya melakukan hal-hal kecil! Jadi bagaimana Nenek?"Rachel menarik napas dalam-dalam,"Aku masih

  • Istri Kontrak Tuan Anthony   Serangan Jantung

    "Wow! Ada apa dengan semua makanan sehat ini? Apakah kau dirasuki oleh hantu yang sehat atau semacamnya?” celoteh Lucy saat melihat Rachel makan semangkuk besar sup sayuran dengan potongan ikan Dory di dalamnya. Rachel tersenyum kecil, tidak mengatakan apa-apa.Lucy menutup mulutnya,"Tidak mungkin! Kau tidak benar-benar hamil kan?!" katanya kaget.Rachel hanya mengangkat bahu sebentar membuat Lucy semakin penasaran."Rach! Katakan padaku!" tuntut Lucy, sambil memegang bahu Rachel."Kau akan menjadi bibi...""AAAAAAAH!" Lucy berteriak gembira, dia memeluk Rachel dengan hangat, tetapi beberapa detik kemudian dia melepaskannya perlahan, wajahnya berubah."Tapi bagaimana dengan hubunganmu? Maksudku, apakah Nicholas...""Dia bersedia mempertimbangkannya, aku yakin begitu dia memulai sesi terapinya, semuanya akan baik-baik saja," kata Rachel dengan keyakinan penuh.Lucy tersenyum lebar, "Aku senang melihatmu seperti ini, lihat senyum di wajahmu, itu sangat tulus dan murni..."Rachel melamb

  • Istri Kontrak Tuan Anthony   I'm In Love With You

    Nicholas berjalan mendekat, ia terlihat semakin tampan dengan jeans dan crewneck hitam yang ia kenakan. Dia berjongkok di depan Rachel, menyeka air mata yang mengalir di pipi wanita yang menarik perhatiannya beberapa minggu terakhir, wanita yang sering membuat detak jantungnya berdetak lebih keras dan membuat darahnya mengalir lebih cepat. Dia menatapnya dengan kasihan, mengasihani Rachel karena jatuh cinta dengan pria bermasalah sepertinya."Kau baik baik saja?" dia bertanya dengan lembut. Rachel mencoba tersenyum, "Ya, aku hanya terpesona oleh kejutan yang kalian berikan," katanya gugup. Sejak berita kehamilan, mereka belum benar-benar berbicara dengan benar."Aku juga mengalami hal yang sama saat mengandungmu Rachie, hormon kehamilan sering membuat mood kita kacau," tiba-tiba ibu Rachel mendekat, dia membelai rambut Rachel dengan lembut. Rachel terkesiap, hormon kehamilan? Oh Tuhan! Kenapa dia tidak memikirkan itu? Tidak heran dia menjadi sangat sensitif dalam beberapa hari terakhi

  • Istri Kontrak Tuan Anthony   Sisi Gelap Trey Cole

    Dr. Brown berdeham pelan,"Apakah berita ini benar-benar mengejutkan kalian berdua?" dia bertanya, menatap Rachel dan Nicholas secara bergantian. Mereka tampak sangat terkejut sehingga mereka tidak mengatakan apa-apa untuk sementara waktu."Mr. Anthony, sir?" Dr Brown melambaikan tangannya di depan wajah Nicholas."Maaf, aku benar-benar sangat terkejut!" Nicholas berkata gugup, dia melirik Rachel yang tampak masih terpana."Rachel?" dia mengulurkan tangannya, menyentuh tangan Rachel dengan lembut.Rachel segera tersentak, "Maaf, aku terlalu terkejut!" katanya dengan tawa yang dipaksakan. Dia menatap perutnya yang masih rata dan kemudian meletakkan tangannya di sana, "Jadi, aku hamil?" gumamnya masih tidak percaya."Menurut hasil lab ya kau hamil, tapi kita harus melakukan USG transvaginal untuk mengetahui usia kehamilanmu karena mungkin tidak muncul dengan USG normal," katanya sedikit kaku karena menyadari kabar yang dibawanya tampaknya bukan sesuatu yang diharapkan pasangan Anthony.

  • Istri Kontrak Tuan Anthony   Hasil Test Yang Mengejutkan

    Rachel berbalik ke arah pintu ketika dia mendengar langkah kaki menjauh, "Nic, apakah kau mendengar itu?" dia bertanya dengan panik. Nicholas berjalan cepat ke pintu untuk melihat siapa yang ada di sana. Di lorong dia melihat seorang wanita berjalan cepat, dia mengerutkan kening karena dia bisa mengenali wanita itu dari belakang."Nic? Apa benar ada yang mengintip kita tadi?" tanya Rachel setengah berteriak."Entahlah, mungkin, tunggu sebentar aku harus memastikan sesuatu," katanya tanpa menoleh ke belakang.Rachel menggigit bibirnya, bukan karena dia malu jika ada yang melihat mereka tetapi karena dia punya firasat buruk bahwa Julia yang mengintip mereka. Tentu saja, dia seharusnya senang karena secara kebetulan Julia dapat melihat dengan jelas bahwa Nicholas dan Rachel sangat menginginkan satu sama lain, tetapi dia khawatir tentang hal lain, bagaimana jika Julia mulai mengacau lagi dan memasukkan Nicholas ke dalam posisi sulit lainnya?Dia mencoba untuk bangun dari tempat tidur teta

DMCA.com Protection Status