Jantung Jacob berdebar sangat kencang begitu wanita itu terkulai di dalam pelukannya. Empat kali berturut-turut dengan permainan yang kasar memang kelewatan. Jacob menyadari hal itu dan sangat menyesalinya. Dengan panik pria itu segera mencoba membangunkan Naftalie. Jika ada sesuatu terjadi pada Naftalie dia tak akan bisa memaafkan dirinya. Jacob seakan kembali pada saat mereka bersama di atas tempat tidur untuk pertama kalinya. Saat Jacob malah mencekik calon pengantinnya.“Nat! Naftalie bangun, Nat!” geram Jacob dengan panik. Pria itu menepuk pipi Naftalie tapi wanita itu tak juga memberi respon. “NAT!” panggil Jacob sambil mengguncang tubuh istrinya kini dengan lebih kuat lagi.Namun yang keluar dari mulut naftali justru lebih mengerikan. “Jangan pergi Jay, jangan pergi tinggalin aku lagi!” Wanita itu terisak sambil memegangi tangan Jacob. Jay, bukan Jacob. Jason bukannya Jacob. Seketika itu hati Jacob seakan ditusuk. Jangan bilang kalau wanita ini selama mereka bersama, mema
Naftalie menatap si kakek itu berbicara dengan Jacob. Hatinya sungguh lega mendengar suara suaminya menanggapi tawa kakek tua itu. Wajah ramah dengan penuh kelembutan kembali muncul di wajah Jacob ketika berbicara dengan kakek dengan tongkat kayu itu. Siapa pria itu?Tapi entah siapa itu, yang pasti Naftalie sangat lega melihat suaminya masih ada. Setelah pegulatan mereka yang panas semalam, Naftalie mengucapkan kata tolol itu pada Jacob. Kepada pria itu dengan lantang, Naftalie masih ingat kata-kata itu meluncur dengan nikmatnya keluar dari bibirnya. Panik tapi pria itu tersenyum ketika mendengarnya. Tersenyum kan? Itu yang Naftalie ingat, tapi setelah itu Naftalie tak ingat apa-apa lagi. Apakah semua itu hanya dalam mimpinya? Dengan panik wanita itu segera bangun dari tempat tidur ketika membuka matanya dan menyadari Jacob tak ada.Rasa takut mencekam menggenggam hatinya. Apa karena kata-kata bodohnya itu pria itu jadi kabur. Walau dengan semua yang terjadi, kontrak pernikahan merek
Setelah menghabiskan waktu yang nikmat dalam kebersamaan di kabin yacht lagi, Naftalie menggandeng tangan Jacob dengan manja turun dari yacht dan menuju kamar mereka untuk membersihkan diri.Setelah itu Jacob mengajak naftali untuk sarapan, awalnya Naftalie enggan untuk keluar lagi dari kamar. Kini, berduaan dengan Jacob benar-benar terasa seperti bulan madu. Naftalie ingin menikmatinya selama dia bisa.Tetapi setelah mendengar kalau kakek tua yang bernama Ben itu datang, naftali segera berdandan dengan senang hati.Lagi-lagi hati Jacob bergetar begitu melihat kecantikan istrinya. Kali ini wanita itu hanya mengenakan sebuah gaun sederhana dari bahan katun tanpa lengan berkerah seperti kemeja namun roknya lebar panjang warna hijau limau.Sebenarnya gaun itu tampak luar biasa aneh bagi Jacob, warna limaunya benar-benar bukan pilihan yang normal. Namun siapa sangka gaun aneh Itu tampak sangat indah ketika dikenakan oleh Naftalie warna kulitnya terlihat lebih cerah dan menonjolkan warna
Victoria dengan enggan mengenakan gaun pagi yang sudah disiapkan oleh sekretaris pribadinya. Kemarin malam, gaun yang dia kenakan kalah saing dengan keluarga Bowls. Melihat wajah Erica Bolws yang cekikikan membuatnya sangat kesal. Victoria juga harus segera memecat fashion stylist- nya, bagaimana bisa wanita itu mengkombinasikan Gucci dengan Dior! Kali ini Victoria sudah memastikan mengenakan gaun pagi yang baru di luncurkan beberapa hari lalu di Milan. Dia tak boleh lagi kalah dengan siapa pun apalagi keluarga Bowls, sudah beruntung mereka bisa diterima di resor milik Victoria.“Ah iya milik anakmu ya Victoria, atau bisa dibilang anak tirimu, bukankah kalian tak begitu akur?” tanya Erica dengan hidungnya yang sungguh besar.Victoria sungguh muak dengan wanita itu. Sejak kapan jadi banyak yang mendengarkan ocehannya yang tak ada faedah itu! Dia itu hanya beruntung anaknya menikah dengan keluarga Bowls. Victoria tak mau kejadian ini menimpanya. Wanita paruh baya itu merasa beruntung
Dengan kesakitan Naftalie menahan napasnya berlari masuk ke dalam kabin di resor mereka. Wajah Jacob begitu marah dan begitu gelap sehingga Naftalie menjadi sangat takut pada pria itu.Semua yang dikatakan oleh Victoria sungguh benar, dan walau pernah membicarakannya dengan Jacob, tapi Naftalie tak pernah menceritakan bagaimana dia dan Jason putus.“Aku … aku … nggak pernah minta Ja-”Dengan penuh ketakutan Naftalie menatap wajah suaminya. Pria itu malah hanya membanting pintu di belakangnya membuat hati Naftalie makin menciut ketakutan.Jacob benci mendengar nama itu disebut, dia hanya mau istrinya menyebut namanya, walau sebenarnya nama itu adalah nama adiknya. Tapi Naftalie adalah memang mantan dari adiknya. Dia tahu, namun kini dia tak mau mendengar nama itu keluar dari mulut Naftalie.Naftalie adalah milikknya. Dengan cepat pria itu segera menarik tubuh istrinya dan menjadikan wanita itu miliknya lagi. Segala amarahnya dia alihkan pada gairahnya yang menggebu-gebu pada wanita
Wanita itu meraung menangisi mantan mendiang kekasihnya yang juga adik dari Jacob. Nama Jason berulang kali terucap dari bibir Naftalie, dan setiap nama itu terucap seakan ada pisau yang menusuk hati Jacob semakin dalam.“Kamu marah padaku ya Jake?” tanya Naftalie dengan penuh air mata. “Kalau saja aku lebih peka, kamu pasti tak akan kehilangan Jason.” “Sudahlah … aku sedang tak mau memikirkannya,” desah Jacob walau tak lagi membentak Naftalie tapi juga tidak sehangat yang Naftalie biasa rasakan.Sebenarnya Naftalie ingin memeluk suaminya, mendapatkan kehangatan yang biasa membuat dirinya merasa tenang dan terlindungi, tapi pria itu malah ke kamar mandi. Naftalie kembali terisak karena merasa bersalah pada Jacob dan Jason. Semua tuduhan yang Victoria ucapkan tadi seakan berputar di telinganya. Dia memang wanita yang tak tahu diri. Setelah semua hutang-hutangnya terbayar, tak seharusnya dia malah mengharapkan cinta dari Jacob. Apalagi setelah kegagalan yang dia lakukan sehingga Jaso
Ed segera menunduk untuk meminta ijin keluar dari ruangan.Yah tentu saja dia keluar, siapa yang mau mendengarkan masalah perceraian tuannya. Naftalie mendekat dengan jantung berdebar kencang.“Aku ingin mencocokkan sesuatu,” gumam Jacob sambil menatap istrinya dengan agak heran karena wanita itu tampak enggan untuk mendekatinya.“Apakah dia marah karena aku nggak sama dia tadi malam?” tanya Jacob dalam hati.“Oh … apa itu?” tanya Naftalie berbasa-basi karena dalam hatinya dia yakin kalau surat yang ada di hadapannya mungkin pembatalan kontrak atau mungkin malah surat cerai.Tapi wanita itu terkejut saat mulai membaca isi kertas yang ada di hadapan suaminya.Ini sama sekali bukan surat cerai. Ini malah bukan miliknya sama sekali. Ini adalah surat perjanjian hutang papanya! “Loh ini … bagaimana bisa punya papa … ?” tanya wanita itu dengan bingung sambil memandang suaminya.Tiba-tiba saja suaminya menarik pinggang Naftalie sehingga wanita itu duduk di atas pangkuan Jacob.“Jake!” pekik
Jacob terus memperhatikan jalan sambil mengingat-ingat restoran kecil yang dulu pernah dia datangi bersama mamanya. Mama Selena juga sangat menyukai waffle dan pancake, sehingga semua itu cukup membuat Jacob terkejut karena mereka ternyata begitu mirip.Seharusnya anak berumur empat tahun tak mengingat jalan, tapi karena mamanya sangat menyukai waffle buatan di situ, Jacob hampir tiap hari diajak ya ke sana.Setidaknya dulu dia berpikir begitu tapi sebenarnya itu hanya alasan Selena untuk mengusir rasa sakit di hatinya karena Josiah selalu berselingkuh.Sejak kelahiran Jacob, pria itu berubah, membuat Selena semakin kurus dan sakit-sakitan. Berjalan menuju tempat waffle yang warna warni itu dan melihat Jacob yang ceria makan makanan manis itu terkadang dapat membuat rasa sakit di hatinya sedikit menghilang.Sejujurnya, karena memori ini Jacob membenci makanan manis itu. Waffle atau pancake yang dituang saus maple sangat mengingatkan Jacob pada mendiang ibunya.Dan ketika Jacob mengin