Ed segera menunduk untuk meminta ijin keluar dari ruangan.Yah tentu saja dia keluar, siapa yang mau mendengarkan masalah perceraian tuannya. Naftalie mendekat dengan jantung berdebar kencang.“Aku ingin mencocokkan sesuatu,” gumam Jacob sambil menatap istrinya dengan agak heran karena wanita itu tampak enggan untuk mendekatinya.“Apakah dia marah karena aku nggak sama dia tadi malam?” tanya Jacob dalam hati.“Oh … apa itu?” tanya Naftalie berbasa-basi karena dalam hatinya dia yakin kalau surat yang ada di hadapannya mungkin pembatalan kontrak atau mungkin malah surat cerai.Tapi wanita itu terkejut saat mulai membaca isi kertas yang ada di hadapan suaminya.Ini sama sekali bukan surat cerai. Ini malah bukan miliknya sama sekali. Ini adalah surat perjanjian hutang papanya! “Loh ini … bagaimana bisa punya papa … ?” tanya wanita itu dengan bingung sambil memandang suaminya.Tiba-tiba saja suaminya menarik pinggang Naftalie sehingga wanita itu duduk di atas pangkuan Jacob.“Jake!” pekik
Jacob terus memperhatikan jalan sambil mengingat-ingat restoran kecil yang dulu pernah dia datangi bersama mamanya. Mama Selena juga sangat menyukai waffle dan pancake, sehingga semua itu cukup membuat Jacob terkejut karena mereka ternyata begitu mirip.Seharusnya anak berumur empat tahun tak mengingat jalan, tapi karena mamanya sangat menyukai waffle buatan di situ, Jacob hampir tiap hari diajak ya ke sana.Setidaknya dulu dia berpikir begitu tapi sebenarnya itu hanya alasan Selena untuk mengusir rasa sakit di hatinya karena Josiah selalu berselingkuh.Sejak kelahiran Jacob, pria itu berubah, membuat Selena semakin kurus dan sakit-sakitan. Berjalan menuju tempat waffle yang warna warni itu dan melihat Jacob yang ceria makan makanan manis itu terkadang dapat membuat rasa sakit di hatinya sedikit menghilang.Sejujurnya, karena memori ini Jacob membenci makanan manis itu. Waffle atau pancake yang dituang saus maple sangat mengingatkan Jacob pada mendiang ibunya.Dan ketika Jacob mengin
Jacob mengangkat tangannya dan pelayan muda yang membukakan pintu datang dengan wajah enggan. Naftalie tak menyalahkan wanita itu, siapa yang akan suka dengan tamu yang tiba-tiba bertanya marah- marah di depan pintu masuk kafe.“Ah menunya, nggak perlu makan Waffle jugga nggak apa-apa sebenarnya. Kemarin makan french toast juga enak, aku suka kok,” ucap Naftalie sambil tersenyum pada suaminya.“Dengan teh susu, bukan kopi ya?” gumam Jacob yang membuat Naftalie terkejut karena ternyata pria itu mengingat makanan kesukaannya, padahal hanya sekali itu dia mendengarnya dari William. Melihat istrinya membulatkan matanya Jacob mendengus sambil tersenyum miring.“Nggak usah sok kaget, sudah pasti aku tahu, William-mu itu seperti menanam fakta itu di kepalaku!” desis Jacob dengan kesal.Karena membicarakan William juga berbahaya dan dapat membuat suasana berubah keruh lagi, Naftalie segera memeluk suaminya.“Apaan sih, aku nggak pernah ada hubungan apa-apa dengan Will,” ujar Naftalie sambil m
“Bukankah dia tak mau aku ada hubungan apa-apa dengan William?” tanya Naftalie sambil memandang ke arah Jacob dengan bingung.“William Anderson, si maestro biola kan?” tanya Joe dengan suara semakin melengking. Dia menatap Naftalie kali ini dengan tatapan lebih menyelidik.“Iya … emangnya kenapa sih?” tanya Jacob sambil merangkul pundak istrinya lalu mengangkat tangan Naftalie.“Lihat tangannya ini, tangan seorang pemain piano,” ujar Jacob yang sebenarnya tak penting. Kini Naftalie semakin malu karena tangannya diangkat dan diperhatikan dua pria itu.“Haish kalian ngapain sih?” tanya Alea sambil membawa satu piring waffle yang masih mengepulkan asap. Joe segera mengalihkan pandangannya menuju istrinya yang bingung.“Kamu tau Will? William Anderson, pemain biola itu?” tanya Joe sambil memandang istrinya meletakkan piring waffle di tengah meja mereka.“Umm pemain biola yang terkenal itu kan?” tanya Alea sambil mengeluarkan menteg dari tempatnya.“Cobain deh ini mentega aku buat sendiri
Jacob mengira kalau istrinya akan senang saat mereka selesai makan. Sebenarnya Jacob juga sedikit menyesal karena termakan dengan ucapan Joe Lewis. Bisa-bisanya dia jadi mengizinkan Naftalie bermain piano dengan William?Apa yang dia pikirkan tadi?Tapi tadi Jacob kesal dengan gaya Joe yang terus membanggakan istri gendutnya itu. Walau sebenarnya setelah mengenal Alea, ternyata wanita itu sangat baik, dan terlihat kecantikannya yang dari dalam. Kini Jacob mengerti mengapa Joe menikahi Alea. Wanita itu sangat ramah dan pintar, ada kepercayaan diri yang membuatnya menonjol tanpa wanita itu berusaha.Tapi tetap saja bukan karena itu, Joe bisa seterusnya membanggakan itu. Terdapat kepuasan pada diri Jacob tadi saat Joe tak bisa bicara kalau Naftalie adalah pemain piano bagi William, si maestro itu.Walau kesal sekarang, wajah kaget Joe akan Jacob kenang selamanya. Dia tak suka melihat wajah Naftalie yang malu karena dia tak bisa masak atau pun menulis buku. Naftalienya tak kalah dengan
Walaupun merasa konyol dan seperti anak kecil main ayunan, tapi Jacob ternyata sangat menikmati hembusan angin yang mengenai wajahnya ketika berayun di ayunan anak-anak itu.Naftalie terus mendorong, dan Jacob seakan kembali ke masa kecilnya bermain dengan mamanya. Tanpa dia sadari, Jacob juga mendorong dirinya sendiri sehingga mengakibatkan ada derik patah pada tiang.Jacob terlempar dan jatuh ke depan ayunan dan segera tertimpa tiang ayunan yang memang sudah keropos itu.Pria itu awalnya sangat terkejut, tapi akhirnya tertawa sendiri karena merasa dirinya terlalu konyol mau mengikuti permintaan Naftalie. Tapi yang paling mengejutkan adalah Naftalie yang segera memekik ketakutan dan ikut duduk di tanah di samping Jacob tanpa memikirkan gaun dan kakinya yang pasti kotor.“Jacob! Jacoob!” pekik Naftalie dengan panik. Wanita itu seakan melihat papanya yang pingsan saat habis dipukuli dan hampir mati di rumah sakit. Jantung Naftalie seakan berhenti. Dengan menahan napas wanita itu me
“Mereka sudah menikah selama satu bulan lebih sekarang, jadi memeriksakan kandungan itu normal kan?” tanya Jacob dalam hati karena setelah mengajak Naftalie untuk memeriksakan kandungannya. Jacob segera menyadari kalau istrinya jadi diam setelah dia menanyakan itu. Wanita itu hanya menggandeng Jacob dalam diam ketika memasuki rumah sakit dan memaksa agar Jacob diperiksa di UGD. “Sepertinya ada orang yang lebih pantas untuk masuk ke UGD ini daripada aku yang hanya jatuh dari ayunan,” geram Jacob saat wanita itu mendorong Jacob masuk ke salah satu ruangan dalam tirai di UGD. “Kamu itu habis jatuh jadi harus diperiksa secara menyeluruh. Aku nggak mau ada sesuatu yang buruk terjadi sama kamu,” ujar Naftalie dengan garang sambil segera meninggalkan Jacob di dalam ruangan itu sendirian karena dia mau memanggil dokter. “Kamu mau ke mana?” tanya Jacob berteriak memanggil istrinya. “Panggil dokter lah aku harus pastiin kamu diperiksa dokter dengan secepatnya!” pekik Naftalie menjawab dar
Entah kenapa hari itu Jacob jadi sangat bersemangat melakukan berbagai test. Mungkin karena sudah yakin dengan perasaan Naftalie padanya. Mungkin karena merasa lega kalau perasaannya ternyata tidak bertepuk sebelah tangan.Ya, jika dia benar-benar mencintai Naftalie, wanita itu jelas sudah benar-benar mencintainya. Jacob sudah berhasil membuat wanita itu jatuh cinta padanya. Kini rencana awalnya untuk menyelidiki kematian adiknya mulai bergeser. Dari mau balas dendam, jadi menyelidiki, kini dia semakin melemah dan meyakinkan dirinya kalau tak mungkin Naftalie yang begitu kehilangan Jay akan melakukan hal yang buruk pada Jay. Lagipula semakin dekat dan mengenal Naftalie, Jacob semakin tak percaya kalau wanita itu ada hubungannya dengan keputusan Jason untuk mengambil nyawanya sendiri.Merasa sehat, Jacob segera mengikuti semua perintah suster untuk memeriksakan dirinya, dengan maksud agar Naftalie tidak takut, tapi entah kenapa wanita itu semakin kikuk begitu giliran dirinya yang dip
Walau semuanya sudah jelas, mereka sudah bebas kembali ke rumah kastilnya, tetapi entah kenapa Jacob lebih senang berada di rumah kecil ini dengan Naftalie. Rumah itu lebih nyaman dan hangat, mungkin karena keberadaan Naftalie yang selalu mengantarnya pergi kerja, atau menyambutnya ketika dia pulang.Tentu saja dia sudah menyuruh Ed untuk membuat paviliun terpisah sendiri untuk Isabel karena kamar yang mereka gunakan sekarang hendak Jacob gunakan sebagai kamar bayinya. Paviliun itu sudah berdiri di bagian belakang rumah dekat kolam renang. Karena, walau kata Jacob rumah itu rumah yang mungil, tetap ada tanah dibelakang untuk paviliun studio, lalu ada taman bunga beserta pergolanya, dan tentu saja kandang kuda. Naftalie sempat mengejeknya tentang kandang kuda itu, tak ada rumah mungil yang memiliki kandang kuda. Tapi, bagi Jacob, rumah yang tak memiliki 16 kamar termasuk kecil. Mereka dapat dikatakan sungguh berbahagia sekarang karena Victoria akhirnya mati kutu karena semua yang di
Sejujurnya grafolog itu sudah mendapatkan hasil pada hari surat itu diserahkan kepadanya. Namun karena itu adalah surat terakhir dari mendiang Jason Owen wanita itu mengulang- ulang pemeriksaannya berkali -kali.Bahkan saat dia sudah mau menyerahkannya kepada asisten dari Jacob Owen, pria itu tetap malah menyuruhnya untuk sekali lagi memeriksa ulang hasilnya agar benar-benar teliti.Kali ini wanita itu duduk dengan gugup sama menunggu dari billionaire itu keluar dari kamar. Karena hasil dari pemeriksaannya sungguh buruk dan bahkan bisa menjadi bukti sebagai pembunuhan berencana. Dengan masih berperban walaupun tipis, asisten dari Jacob Owen menyuruh grafolog itu duduk. Wanita itu terkesiap saat melihat Jacob dan istrinya keluar. Mereka bagaikan model di majalah yang keluar dalam dunia nyata. “Jadi bagaimana hasilnya? Apakah ini asli tulisan Jason?” tanya Jacob sambil duduk di sofa. Pria itu menatap grafolog dengan tatapan tajam sehingga wanita itu merasa sedang diinterogasi.“Oh … “
Naftalie merasa sangat lelah, akhirnya hari- hari selama perang dingin dengan Jacob berakhir. Pria itu kemungkinan akan kembali ke kastilnya, sedangkan Nat sendiri akan kembali tinggal di rumah ini. Selama Ed dan Isabel di rumah sakit, Jacob tidur di kamar Isabel, sedangkan dirinya tidur di kamarnya sendiri. Pria itu kembali ke kebiasaan lamanya. Perlakukan Naftalie bagai mereka hanyalah teman sekamar yang tidak terlalu akrab.Anehnya pria itu tetap keluar saat jam makan malam, dan mereka makan malam dalam keheningan yang menyakitkan hati Naftalie. Bagaimana bisa, mereka yang dulu begitu akrab, kini begitu jauh padahal mereka tidur bersebelahan kamar?Tapi semua itu akan segera berakhir. Karena Ed dan Isabel sudah pulang, Jacob juga akan segera kembali ke rumahnya. Naftalie akan terbebas dari segala perasaannya yang tak menentu.Wanita itu sangat marah, karena lagi- lagi suaminya tak percaya padanya. Naftalie pikir setelah kasus kehamilannya, Jacob akan mempercayai Nat sepenuhnya..
“Jake …” Naftalie memandang wajah suaminya yang mengeras. “Aku … nggak nyangka!” desah pria itu sambil tak mengalihkan pandangannya dari kertas di tangan.“Apa … apa itu?” tanya Naftalie dengan suara bergetar.“Tangkap dia!” ujar Jacob memberikan perintah kepada para detektif. Victoria tersenyum senang karena pada akhirnya Jacob kembali ke dalam genggamannya. Polisi dengan heran mendekati wanita cantik berambut merah itu. Tapi Jacob segera menggeram dengan mengerikan.“Ibuku lah! Dia tetap pembunuh pria tadi!” geram Jacob dengan suara mengerikan.Para detektif itu, walau sedikit kesal karena kena bentakan Jacob, tetap mengerjakan apa yang pria itu perintahkan.Victoria yang merasa tadi di atas awan kini segera terjun bebas karena tangannya tiba-tiba dipegang oleh kepala detektif itu untuk ditahan. Minta itu kembali menggeliat seperti belut mencoba melepaskan diri. “Lepasin nggak!” jerit wanita itu dengan sekuat tenaga. Wanita itu menendang ke segala arah sambil menjerit- jerit sepe
Dengan napas memburu Jacob segera kembali ke rumah sakit di mana Ed dan Isabel dirawat. Namun yang lebih penting istrinya, jangan sampai Naftalie kenapa- kenapa karena perbuatan ibu tirinya itu. Tapi Jacob tak menyesal pergi, karena dia berhasil menemukan bukti di mobil dan kini dia tinggal menyeret wanita tua tak tahu diri itu ke penjara dan memastikan wanita itu tinggal di sana!Langkah kakinya bergaung di lorong rumah sakit dengan masih tetap diikuti para detektif di belakangnya. Begitu pintu lift terbuka tadi, Jacob bisa mendengar jeritan ibu tirinya bergaung di lorong rumah sakit. Seharusnya pihak keamanan sudah menyumpal mulutnya dengan kaus kaki, kalau Jacob ada di situ. Suaranya yang melengking membuat Jacob malu. Bagaimanapun dia tetap pemilik saham dari rumah sakit itu. Pandangan para perawat dan dokter yang segera pura- pura mengalihkan perhatian dari suara Victoria benar- benar memalukan. Tapi mungkin karena Jacob pemilik saham rumah sakit ini juga yang membuat Victoria
Dengan geram pria berwajah tampan itu segera menuju ke tempat di mana ibu tirinya berada. Wanita itu memang benar-benar sudah keterlaluan dia tidak bisa lagi didiamkan. Check up akan memastikan wanita itu masuk ke dalam penjara karena semua perbuatannya ini. Sudah ada beberapa dokumen dan data -data yang dia kumpulkan untuk memastikan wanita itu bisa dipidanakan, tapi yang ini benar -benar akan langsung menyeret wanita itu ke penjara.“Benar ini adalah mobilnya!” ujar salah satu petugas yang mengikuti Jacob setelah mereka sampai ke kastil tua Owen yang ditinggali oleh mama tiri dan papanya saat pria itu masih hidup. Jacob mendengus dengan jijik begitu melihat pergola di taman sudah menghilang. Pergola itu adalah hadiah dari papanya Jacob untuk mama kandung Jacob. Sejak kedatangan ibu tirinya, wanita itu tidak pernah menyukai pergola di taman itu, karena mengingatkan ayahnya Jacob kepada mendiang istrinya. Pada akhirnya Victoria sudah berhasil menghancurkan semua pergola itu dan mem
Hari itu adalah hari pertama kali Isabel keluar dari panti asuhan, beberapa bulan yang lalu pekerjaannya di kafe akhirnya berakhir karena atasannya memutuskan akan mengakhiri kontrak kerja sebelum selesai jangka waktu kontrak Isabel berakhir. Semua karena Isabel menolak ciumannya kemarin. Isabel bersyukur bisa menghindar pria kurus yang sudah beristri itu dari awal memang sudah seringkali menyentuh Isabel di daerah -daerah yang berbahaya. Tapi akibatnya, Isabel kini sudah habis waktunya tinggal di panti asuhan, dan juga tak punya uang untuk menyewa kosan untuk dia tinggali. Untung saja ibu panti asuhan berhasil membujuk seseorang untuk membawa Isabel untuk menjadi pelayan di sebuah rumah orang kaya.Pagi- pagi benar Isabel di bawa ke sebuah bukan rumah melainkan kastil. Dikatakan kalau mereka memang mencari gadis- gadis polos untuk dijadikan pelayan. Sebenarnya agak konyol permintaannya, gadis harus polos, tapi harus sudah berpengalaman. Tapi untungnya Isabel tetap boleh datang, k
Jacob mendengar penjelasan Ed dengan seksama. Ada saat dia rasanya ingin mencekik asistennya itu. Pria itu tak tahu diri, setelah berbagai hal yang Jacob lakukan untuknya, bisa- bisanya Ed melakukan semua hal menjijikkan itu padanya. Seharusnya dia membunuh Ed saat ini juga. Tapi entah kenapa penjelasan yang Ed katakan padanya seakan mengingatkan Jacob akan semua kesalahannya dulu pada Naftalie. Mungkin dia juga memperlakukan Ed seenaknya seperti dulu dia memperlakukan Naftalie. Bukan … bukan kemungkinan, ini bahkan suatu kepastian. Melihat wajah Ed menceritakan sakit hatinya, Jacob merasa seperti ditampar sekarang. Dia memang keterlaluan. Dia kini heran kenapa Ed bisa berbalik dan mengakui ini semua, padahal dengan semua yang dia miliki, dia bisa saja bersama Victoria untuk menghancurkan Jacob sepenuhnya.“Lalu … kenapa kamu mengakui ini semua sekarang?” tanya Jacob dengan sangsi. Pria itu kembali mencurigai Ed hanya berlakon dan ada skema lain lagi di belakang ini.“Karena Isabel.”
“Dokumen apa Ed?” tanya Jacob mengabaikan perawat yang datang dengan wajah khawatir.“Semua dokumen yang tuan terima … itu sudah direkayasa oleh nyonya Victoria.” Jawaban yang diberikan Ed mulai masuk akal di pikiran Jacob.“Dimanipulasi … jadi …” Jacob merasakan dirinya bodoh sekali bisa diperdaya oleh nenek sihir itu.“Maaf … tapi saya harus memastikan, mengenai pembayaran …” perawat yang masuk ke kamar Ed kembali memotong pembicaraan mereka.“Pembayaran apa sih,” tanya Jacob dengan kesal karena perawat itu berani- beraninya menyalahkan pertanyaannya yang penting.“Ada seorang wanita mudah ditemukan di seorang rumah sakit yang diserang seakan mau dirampok, mengaku ada hubungan dengan bapak Ed,” ucap perawat itu segera menjelaskan dengan takut-takut. Hati Ed segera mencelos begitu mendengar kata wanita muda. Pria itu segera menyesal memberikan dokumen penting itu kepada Isabel.Tadi dia pikir hanya dia yang akan diserang, tapi ternyata sampai semua yang berhubungan dengan dirinya ju