Naftalie menatap si kakek itu berbicara dengan Jacob. Hatinya sungguh lega mendengar suara suaminya menanggapi tawa kakek tua itu. Wajah ramah dengan penuh kelembutan kembali muncul di wajah Jacob ketika berbicara dengan kakek dengan tongkat kayu itu. Siapa pria itu?Tapi entah siapa itu, yang pasti Naftalie sangat lega melihat suaminya masih ada. Setelah pegulatan mereka yang panas semalam, Naftalie mengucapkan kata tolol itu pada Jacob. Kepada pria itu dengan lantang, Naftalie masih ingat kata-kata itu meluncur dengan nikmatnya keluar dari bibirnya. Panik tapi pria itu tersenyum ketika mendengarnya. Tersenyum kan? Itu yang Naftalie ingat, tapi setelah itu Naftalie tak ingat apa-apa lagi. Apakah semua itu hanya dalam mimpinya? Dengan panik wanita itu segera bangun dari tempat tidur ketika membuka matanya dan menyadari Jacob tak ada.Rasa takut mencekam menggenggam hatinya. Apa karena kata-kata bodohnya itu pria itu jadi kabur. Walau dengan semua yang terjadi, kontrak pernikahan merek
Setelah menghabiskan waktu yang nikmat dalam kebersamaan di kabin yacht lagi, Naftalie menggandeng tangan Jacob dengan manja turun dari yacht dan menuju kamar mereka untuk membersihkan diri.Setelah itu Jacob mengajak naftali untuk sarapan, awalnya Naftalie enggan untuk keluar lagi dari kamar. Kini, berduaan dengan Jacob benar-benar terasa seperti bulan madu. Naftalie ingin menikmatinya selama dia bisa.Tetapi setelah mendengar kalau kakek tua yang bernama Ben itu datang, naftali segera berdandan dengan senang hati.Lagi-lagi hati Jacob bergetar begitu melihat kecantikan istrinya. Kali ini wanita itu hanya mengenakan sebuah gaun sederhana dari bahan katun tanpa lengan berkerah seperti kemeja namun roknya lebar panjang warna hijau limau.Sebenarnya gaun itu tampak luar biasa aneh bagi Jacob, warna limaunya benar-benar bukan pilihan yang normal. Namun siapa sangka gaun aneh Itu tampak sangat indah ketika dikenakan oleh Naftalie warna kulitnya terlihat lebih cerah dan menonjolkan warna
Victoria dengan enggan mengenakan gaun pagi yang sudah disiapkan oleh sekretaris pribadinya. Kemarin malam, gaun yang dia kenakan kalah saing dengan keluarga Bowls. Melihat wajah Erica Bolws yang cekikikan membuatnya sangat kesal. Victoria juga harus segera memecat fashion stylist- nya, bagaimana bisa wanita itu mengkombinasikan Gucci dengan Dior! Kali ini Victoria sudah memastikan mengenakan gaun pagi yang baru di luncurkan beberapa hari lalu di Milan. Dia tak boleh lagi kalah dengan siapa pun apalagi keluarga Bowls, sudah beruntung mereka bisa diterima di resor milik Victoria.“Ah iya milik anakmu ya Victoria, atau bisa dibilang anak tirimu, bukankah kalian tak begitu akur?” tanya Erica dengan hidungnya yang sungguh besar.Victoria sungguh muak dengan wanita itu. Sejak kapan jadi banyak yang mendengarkan ocehannya yang tak ada faedah itu! Dia itu hanya beruntung anaknya menikah dengan keluarga Bowls. Victoria tak mau kejadian ini menimpanya. Wanita paruh baya itu merasa beruntung
Dengan kesakitan Naftalie menahan napasnya berlari masuk ke dalam kabin di resor mereka. Wajah Jacob begitu marah dan begitu gelap sehingga Naftalie menjadi sangat takut pada pria itu.Semua yang dikatakan oleh Victoria sungguh benar, dan walau pernah membicarakannya dengan Jacob, tapi Naftalie tak pernah menceritakan bagaimana dia dan Jason putus.“Aku … aku … nggak pernah minta Ja-”Dengan penuh ketakutan Naftalie menatap wajah suaminya. Pria itu malah hanya membanting pintu di belakangnya membuat hati Naftalie makin menciut ketakutan.Jacob benci mendengar nama itu disebut, dia hanya mau istrinya menyebut namanya, walau sebenarnya nama itu adalah nama adiknya. Tapi Naftalie adalah memang mantan dari adiknya. Dia tahu, namun kini dia tak mau mendengar nama itu keluar dari mulut Naftalie.Naftalie adalah milikknya. Dengan cepat pria itu segera menarik tubuh istrinya dan menjadikan wanita itu miliknya lagi. Segala amarahnya dia alihkan pada gairahnya yang menggebu-gebu pada wanita
Wanita itu meraung menangisi mantan mendiang kekasihnya yang juga adik dari Jacob. Nama Jason berulang kali terucap dari bibir Naftalie, dan setiap nama itu terucap seakan ada pisau yang menusuk hati Jacob semakin dalam.“Kamu marah padaku ya Jake?” tanya Naftalie dengan penuh air mata. “Kalau saja aku lebih peka, kamu pasti tak akan kehilangan Jason.” “Sudahlah … aku sedang tak mau memikirkannya,” desah Jacob walau tak lagi membentak Naftalie tapi juga tidak sehangat yang Naftalie biasa rasakan.Sebenarnya Naftalie ingin memeluk suaminya, mendapatkan kehangatan yang biasa membuat dirinya merasa tenang dan terlindungi, tapi pria itu malah ke kamar mandi. Naftalie kembali terisak karena merasa bersalah pada Jacob dan Jason. Semua tuduhan yang Victoria ucapkan tadi seakan berputar di telinganya. Dia memang wanita yang tak tahu diri. Setelah semua hutang-hutangnya terbayar, tak seharusnya dia malah mengharapkan cinta dari Jacob. Apalagi setelah kegagalan yang dia lakukan sehingga Jaso
Ed segera menunduk untuk meminta ijin keluar dari ruangan.Yah tentu saja dia keluar, siapa yang mau mendengarkan masalah perceraian tuannya. Naftalie mendekat dengan jantung berdebar kencang.“Aku ingin mencocokkan sesuatu,” gumam Jacob sambil menatap istrinya dengan agak heran karena wanita itu tampak enggan untuk mendekatinya.“Apakah dia marah karena aku nggak sama dia tadi malam?” tanya Jacob dalam hati.“Oh … apa itu?” tanya Naftalie berbasa-basi karena dalam hatinya dia yakin kalau surat yang ada di hadapannya mungkin pembatalan kontrak atau mungkin malah surat cerai.Tapi wanita itu terkejut saat mulai membaca isi kertas yang ada di hadapan suaminya.Ini sama sekali bukan surat cerai. Ini malah bukan miliknya sama sekali. Ini adalah surat perjanjian hutang papanya! “Loh ini … bagaimana bisa punya papa … ?” tanya wanita itu dengan bingung sambil memandang suaminya.Tiba-tiba saja suaminya menarik pinggang Naftalie sehingga wanita itu duduk di atas pangkuan Jacob.“Jake!” pekik
Jacob terus memperhatikan jalan sambil mengingat-ingat restoran kecil yang dulu pernah dia datangi bersama mamanya. Mama Selena juga sangat menyukai waffle dan pancake, sehingga semua itu cukup membuat Jacob terkejut karena mereka ternyata begitu mirip.Seharusnya anak berumur empat tahun tak mengingat jalan, tapi karena mamanya sangat menyukai waffle buatan di situ, Jacob hampir tiap hari diajak ya ke sana.Setidaknya dulu dia berpikir begitu tapi sebenarnya itu hanya alasan Selena untuk mengusir rasa sakit di hatinya karena Josiah selalu berselingkuh.Sejak kelahiran Jacob, pria itu berubah, membuat Selena semakin kurus dan sakit-sakitan. Berjalan menuju tempat waffle yang warna warni itu dan melihat Jacob yang ceria makan makanan manis itu terkadang dapat membuat rasa sakit di hatinya sedikit menghilang.Sejujurnya, karena memori ini Jacob membenci makanan manis itu. Waffle atau pancake yang dituang saus maple sangat mengingatkan Jacob pada mendiang ibunya.Dan ketika Jacob mengin
Jacob mengangkat tangannya dan pelayan muda yang membukakan pintu datang dengan wajah enggan. Naftalie tak menyalahkan wanita itu, siapa yang akan suka dengan tamu yang tiba-tiba bertanya marah- marah di depan pintu masuk kafe.“Ah menunya, nggak perlu makan Waffle jugga nggak apa-apa sebenarnya. Kemarin makan french toast juga enak, aku suka kok,” ucap Naftalie sambil tersenyum pada suaminya.“Dengan teh susu, bukan kopi ya?” gumam Jacob yang membuat Naftalie terkejut karena ternyata pria itu mengingat makanan kesukaannya, padahal hanya sekali itu dia mendengarnya dari William. Melihat istrinya membulatkan matanya Jacob mendengus sambil tersenyum miring.“Nggak usah sok kaget, sudah pasti aku tahu, William-mu itu seperti menanam fakta itu di kepalaku!” desis Jacob dengan kesal.Karena membicarakan William juga berbahaya dan dapat membuat suasana berubah keruh lagi, Naftalie segera memeluk suaminya.“Apaan sih, aku nggak pernah ada hubungan apa-apa dengan Will,” ujar Naftalie sambil m
Walau semuanya sudah jelas, mereka sudah bebas kembali ke rumah kastilnya, tetapi entah kenapa Jacob lebih senang berada di rumah kecil ini dengan Naftalie. Rumah itu lebih nyaman dan hangat, mungkin karena keberadaan Naftalie yang selalu mengantarnya pergi kerja, atau menyambutnya ketika dia pulang.Tentu saja dia sudah menyuruh Ed untuk membuat paviliun terpisah sendiri untuk Isabel karena kamar yang mereka gunakan sekarang hendak Jacob gunakan sebagai kamar bayinya. Paviliun itu sudah berdiri di bagian belakang rumah dekat kolam renang. Karena, walau kata Jacob rumah itu rumah yang mungil, tetap ada tanah dibelakang untuk paviliun studio, lalu ada taman bunga beserta pergolanya, dan tentu saja kandang kuda. Naftalie sempat mengejeknya tentang kandang kuda itu, tak ada rumah mungil yang memiliki kandang kuda. Tapi, bagi Jacob, rumah yang tak memiliki 16 kamar termasuk kecil. Mereka dapat dikatakan sungguh berbahagia sekarang karena Victoria akhirnya mati kutu karena semua yang di
Sejujurnya grafolog itu sudah mendapatkan hasil pada hari surat itu diserahkan kepadanya. Namun karena itu adalah surat terakhir dari mendiang Jason Owen wanita itu mengulang- ulang pemeriksaannya berkali -kali.Bahkan saat dia sudah mau menyerahkannya kepada asisten dari Jacob Owen, pria itu tetap malah menyuruhnya untuk sekali lagi memeriksa ulang hasilnya agar benar-benar teliti.Kali ini wanita itu duduk dengan gugup sama menunggu dari billionaire itu keluar dari kamar. Karena hasil dari pemeriksaannya sungguh buruk dan bahkan bisa menjadi bukti sebagai pembunuhan berencana. Dengan masih berperban walaupun tipis, asisten dari Jacob Owen menyuruh grafolog itu duduk. Wanita itu terkesiap saat melihat Jacob dan istrinya keluar. Mereka bagaikan model di majalah yang keluar dalam dunia nyata. “Jadi bagaimana hasilnya? Apakah ini asli tulisan Jason?” tanya Jacob sambil duduk di sofa. Pria itu menatap grafolog dengan tatapan tajam sehingga wanita itu merasa sedang diinterogasi.“Oh … “
Naftalie merasa sangat lelah, akhirnya hari- hari selama perang dingin dengan Jacob berakhir. Pria itu kemungkinan akan kembali ke kastilnya, sedangkan Nat sendiri akan kembali tinggal di rumah ini. Selama Ed dan Isabel di rumah sakit, Jacob tidur di kamar Isabel, sedangkan dirinya tidur di kamarnya sendiri. Pria itu kembali ke kebiasaan lamanya. Perlakukan Naftalie bagai mereka hanyalah teman sekamar yang tidak terlalu akrab.Anehnya pria itu tetap keluar saat jam makan malam, dan mereka makan malam dalam keheningan yang menyakitkan hati Naftalie. Bagaimana bisa, mereka yang dulu begitu akrab, kini begitu jauh padahal mereka tidur bersebelahan kamar?Tapi semua itu akan segera berakhir. Karena Ed dan Isabel sudah pulang, Jacob juga akan segera kembali ke rumahnya. Naftalie akan terbebas dari segala perasaannya yang tak menentu.Wanita itu sangat marah, karena lagi- lagi suaminya tak percaya padanya. Naftalie pikir setelah kasus kehamilannya, Jacob akan mempercayai Nat sepenuhnya..
“Jake …” Naftalie memandang wajah suaminya yang mengeras. “Aku … nggak nyangka!” desah pria itu sambil tak mengalihkan pandangannya dari kertas di tangan.“Apa … apa itu?” tanya Naftalie dengan suara bergetar.“Tangkap dia!” ujar Jacob memberikan perintah kepada para detektif. Victoria tersenyum senang karena pada akhirnya Jacob kembali ke dalam genggamannya. Polisi dengan heran mendekati wanita cantik berambut merah itu. Tapi Jacob segera menggeram dengan mengerikan.“Ibuku lah! Dia tetap pembunuh pria tadi!” geram Jacob dengan suara mengerikan.Para detektif itu, walau sedikit kesal karena kena bentakan Jacob, tetap mengerjakan apa yang pria itu perintahkan.Victoria yang merasa tadi di atas awan kini segera terjun bebas karena tangannya tiba-tiba dipegang oleh kepala detektif itu untuk ditahan. Minta itu kembali menggeliat seperti belut mencoba melepaskan diri. “Lepasin nggak!” jerit wanita itu dengan sekuat tenaga. Wanita itu menendang ke segala arah sambil menjerit- jerit sepe
Dengan napas memburu Jacob segera kembali ke rumah sakit di mana Ed dan Isabel dirawat. Namun yang lebih penting istrinya, jangan sampai Naftalie kenapa- kenapa karena perbuatan ibu tirinya itu. Tapi Jacob tak menyesal pergi, karena dia berhasil menemukan bukti di mobil dan kini dia tinggal menyeret wanita tua tak tahu diri itu ke penjara dan memastikan wanita itu tinggal di sana!Langkah kakinya bergaung di lorong rumah sakit dengan masih tetap diikuti para detektif di belakangnya. Begitu pintu lift terbuka tadi, Jacob bisa mendengar jeritan ibu tirinya bergaung di lorong rumah sakit. Seharusnya pihak keamanan sudah menyumpal mulutnya dengan kaus kaki, kalau Jacob ada di situ. Suaranya yang melengking membuat Jacob malu. Bagaimanapun dia tetap pemilik saham dari rumah sakit itu. Pandangan para perawat dan dokter yang segera pura- pura mengalihkan perhatian dari suara Victoria benar- benar memalukan. Tapi mungkin karena Jacob pemilik saham rumah sakit ini juga yang membuat Victoria
Dengan geram pria berwajah tampan itu segera menuju ke tempat di mana ibu tirinya berada. Wanita itu memang benar-benar sudah keterlaluan dia tidak bisa lagi didiamkan. Check up akan memastikan wanita itu masuk ke dalam penjara karena semua perbuatannya ini. Sudah ada beberapa dokumen dan data -data yang dia kumpulkan untuk memastikan wanita itu bisa dipidanakan, tapi yang ini benar -benar akan langsung menyeret wanita itu ke penjara.“Benar ini adalah mobilnya!” ujar salah satu petugas yang mengikuti Jacob setelah mereka sampai ke kastil tua Owen yang ditinggali oleh mama tiri dan papanya saat pria itu masih hidup. Jacob mendengus dengan jijik begitu melihat pergola di taman sudah menghilang. Pergola itu adalah hadiah dari papanya Jacob untuk mama kandung Jacob. Sejak kedatangan ibu tirinya, wanita itu tidak pernah menyukai pergola di taman itu, karena mengingatkan ayahnya Jacob kepada mendiang istrinya. Pada akhirnya Victoria sudah berhasil menghancurkan semua pergola itu dan mem
Hari itu adalah hari pertama kali Isabel keluar dari panti asuhan, beberapa bulan yang lalu pekerjaannya di kafe akhirnya berakhir karena atasannya memutuskan akan mengakhiri kontrak kerja sebelum selesai jangka waktu kontrak Isabel berakhir. Semua karena Isabel menolak ciumannya kemarin. Isabel bersyukur bisa menghindar pria kurus yang sudah beristri itu dari awal memang sudah seringkali menyentuh Isabel di daerah -daerah yang berbahaya. Tapi akibatnya, Isabel kini sudah habis waktunya tinggal di panti asuhan, dan juga tak punya uang untuk menyewa kosan untuk dia tinggali. Untung saja ibu panti asuhan berhasil membujuk seseorang untuk membawa Isabel untuk menjadi pelayan di sebuah rumah orang kaya.Pagi- pagi benar Isabel di bawa ke sebuah bukan rumah melainkan kastil. Dikatakan kalau mereka memang mencari gadis- gadis polos untuk dijadikan pelayan. Sebenarnya agak konyol permintaannya, gadis harus polos, tapi harus sudah berpengalaman. Tapi untungnya Isabel tetap boleh datang, k
Jacob mendengar penjelasan Ed dengan seksama. Ada saat dia rasanya ingin mencekik asistennya itu. Pria itu tak tahu diri, setelah berbagai hal yang Jacob lakukan untuknya, bisa- bisanya Ed melakukan semua hal menjijikkan itu padanya. Seharusnya dia membunuh Ed saat ini juga. Tapi entah kenapa penjelasan yang Ed katakan padanya seakan mengingatkan Jacob akan semua kesalahannya dulu pada Naftalie. Mungkin dia juga memperlakukan Ed seenaknya seperti dulu dia memperlakukan Naftalie. Bukan … bukan kemungkinan, ini bahkan suatu kepastian. Melihat wajah Ed menceritakan sakit hatinya, Jacob merasa seperti ditampar sekarang. Dia memang keterlaluan. Dia kini heran kenapa Ed bisa berbalik dan mengakui ini semua, padahal dengan semua yang dia miliki, dia bisa saja bersama Victoria untuk menghancurkan Jacob sepenuhnya.“Lalu … kenapa kamu mengakui ini semua sekarang?” tanya Jacob dengan sangsi. Pria itu kembali mencurigai Ed hanya berlakon dan ada skema lain lagi di belakang ini.“Karena Isabel.”
“Dokumen apa Ed?” tanya Jacob mengabaikan perawat yang datang dengan wajah khawatir.“Semua dokumen yang tuan terima … itu sudah direkayasa oleh nyonya Victoria.” Jawaban yang diberikan Ed mulai masuk akal di pikiran Jacob.“Dimanipulasi … jadi …” Jacob merasakan dirinya bodoh sekali bisa diperdaya oleh nenek sihir itu.“Maaf … tapi saya harus memastikan, mengenai pembayaran …” perawat yang masuk ke kamar Ed kembali memotong pembicaraan mereka.“Pembayaran apa sih,” tanya Jacob dengan kesal karena perawat itu berani- beraninya menyalahkan pertanyaannya yang penting.“Ada seorang wanita mudah ditemukan di seorang rumah sakit yang diserang seakan mau dirampok, mengaku ada hubungan dengan bapak Ed,” ucap perawat itu segera menjelaskan dengan takut-takut. Hati Ed segera mencelos begitu mendengar kata wanita muda. Pria itu segera menyesal memberikan dokumen penting itu kepada Isabel.Tadi dia pikir hanya dia yang akan diserang, tapi ternyata sampai semua yang berhubungan dengan dirinya ju