“HAHA … HAHA!”Pria itu segera tertawa dibuat-buat. “Cih … aku cemburu … aku Jacob Owen cemburu, wanita banyak mengantri untuk bersamaku, aku bisa memilih wanita mana saja yang aku mau. Aku nggak akan pernah cemburu!” ujar Jacob dalam hati. “Kenapa kamu bisa pikir gitu?” tanya Jacob segera menarik dirinya. Seketika itu Naftalie menyesal karena telah bertanya seperti itu pada Jacob. Kadang memang bibirnya sudah terlanjur mengeluarkan kata-kata di hatinya tanpa diproses dulu di benaknya. Semua perasaan ringan dan nyaman tadi seketika menghilang dan Jacob kembali terasa jauh.“Maaf, aku asal ngomong aja,” kekeh Naftalie dengan kikuk, dia meraih tangan suaminya tapi pria itu segera menarik tangannya dan mengisi gelasnya lagi. Napas Naftalie seketika tertahan. Ingin rasanya dia menggigit lidahnya sendiri karena telah membuat suasana jadi keruh.“Nggak, itu tadi bukan asal ngomong. Kamu memang mengira aku cemburu dengan pacarmu itu kan?” desis Jacob sambil kembali menenggak isi gelasnya.
Naftalie tak mengerti bagaimana, tapi ciuman panas itu tak berhenti, mereka berdua sudah mabuk oleh anggur dan gairah. Bibir Jacob menguasai semua indra Naftalie. Hanya desahan dan erangan yang terdengar sekarang. Naftalie bahkan tak sadar bagaimana caranya Jacob bisa menariknya ke sebuah kamar dan segera melucuti bajunya.Tapi Naftalie tak peduli lagi. Yang penting pria itu tak jadi pergi, yang penting kini pria itu bersamanya sekarang, menyatu dengan dirinya seakan mereka bisa mati jika tak melakukan itu.Jacob tak menahan dirinya lagi, Naftalie miliknya, dan sialnya, dirinya juga milik Naftalie, walau otaknya marah dan tak setuju, nyatanya tubuh dan hatinya benar- benar milik Naftalie.Jacob menyentak istrinya, membawa wanita itu ke langit ketujuh kenikmatan dunia. Mereka bergulat saling menyatu memberi dan menerima tanpa ada rasa takut-takut lagi. Kali ini mereka tak hanya beradu fisik, namun juga memadu perasaan mereka, yang membuatnya sangat berbeda. “Oh Naftalie, aku ngga bis
Jantung Jacob berdebar sangat kencang begitu wanita itu terkulai di dalam pelukannya. Empat kali berturut-turut dengan permainan yang kasar memang kelewatan. Jacob menyadari hal itu dan sangat menyesalinya. Dengan panik pria itu segera mencoba membangunkan Naftalie. Jika ada sesuatu terjadi pada Naftalie dia tak akan bisa memaafkan dirinya. Jacob seakan kembali pada saat mereka bersama di atas tempat tidur untuk pertama kalinya. Saat Jacob malah mencekik calon pengantinnya.“Nat! Naftalie bangun, Nat!” geram Jacob dengan panik. Pria itu menepuk pipi Naftalie tapi wanita itu tak juga memberi respon. “NAT!” panggil Jacob sambil mengguncang tubuh istrinya kini dengan lebih kuat lagi.Namun yang keluar dari mulut naftali justru lebih mengerikan. “Jangan pergi Jay, jangan pergi tinggalin aku lagi!” Wanita itu terisak sambil memegangi tangan Jacob. Jay, bukan Jacob. Jason bukannya Jacob. Seketika itu hati Jacob seakan ditusuk. Jangan bilang kalau wanita ini selama mereka bersama, mema
Naftalie menatap si kakek itu berbicara dengan Jacob. Hatinya sungguh lega mendengar suara suaminya menanggapi tawa kakek tua itu. Wajah ramah dengan penuh kelembutan kembali muncul di wajah Jacob ketika berbicara dengan kakek dengan tongkat kayu itu. Siapa pria itu?Tapi entah siapa itu, yang pasti Naftalie sangat lega melihat suaminya masih ada. Setelah pegulatan mereka yang panas semalam, Naftalie mengucapkan kata tolol itu pada Jacob. Kepada pria itu dengan lantang, Naftalie masih ingat kata-kata itu meluncur dengan nikmatnya keluar dari bibirnya. Panik tapi pria itu tersenyum ketika mendengarnya. Tersenyum kan? Itu yang Naftalie ingat, tapi setelah itu Naftalie tak ingat apa-apa lagi. Apakah semua itu hanya dalam mimpinya? Dengan panik wanita itu segera bangun dari tempat tidur ketika membuka matanya dan menyadari Jacob tak ada.Rasa takut mencekam menggenggam hatinya. Apa karena kata-kata bodohnya itu pria itu jadi kabur. Walau dengan semua yang terjadi, kontrak pernikahan merek
Setelah menghabiskan waktu yang nikmat dalam kebersamaan di kabin yacht lagi, Naftalie menggandeng tangan Jacob dengan manja turun dari yacht dan menuju kamar mereka untuk membersihkan diri.Setelah itu Jacob mengajak naftali untuk sarapan, awalnya Naftalie enggan untuk keluar lagi dari kamar. Kini, berduaan dengan Jacob benar-benar terasa seperti bulan madu. Naftalie ingin menikmatinya selama dia bisa.Tetapi setelah mendengar kalau kakek tua yang bernama Ben itu datang, naftali segera berdandan dengan senang hati.Lagi-lagi hati Jacob bergetar begitu melihat kecantikan istrinya. Kali ini wanita itu hanya mengenakan sebuah gaun sederhana dari bahan katun tanpa lengan berkerah seperti kemeja namun roknya lebar panjang warna hijau limau.Sebenarnya gaun itu tampak luar biasa aneh bagi Jacob, warna limaunya benar-benar bukan pilihan yang normal. Namun siapa sangka gaun aneh Itu tampak sangat indah ketika dikenakan oleh Naftalie warna kulitnya terlihat lebih cerah dan menonjolkan warna
Victoria dengan enggan mengenakan gaun pagi yang sudah disiapkan oleh sekretaris pribadinya. Kemarin malam, gaun yang dia kenakan kalah saing dengan keluarga Bowls. Melihat wajah Erica Bolws yang cekikikan membuatnya sangat kesal. Victoria juga harus segera memecat fashion stylist- nya, bagaimana bisa wanita itu mengkombinasikan Gucci dengan Dior! Kali ini Victoria sudah memastikan mengenakan gaun pagi yang baru di luncurkan beberapa hari lalu di Milan. Dia tak boleh lagi kalah dengan siapa pun apalagi keluarga Bowls, sudah beruntung mereka bisa diterima di resor milik Victoria.“Ah iya milik anakmu ya Victoria, atau bisa dibilang anak tirimu, bukankah kalian tak begitu akur?” tanya Erica dengan hidungnya yang sungguh besar.Victoria sungguh muak dengan wanita itu. Sejak kapan jadi banyak yang mendengarkan ocehannya yang tak ada faedah itu! Dia itu hanya beruntung anaknya menikah dengan keluarga Bowls. Victoria tak mau kejadian ini menimpanya. Wanita paruh baya itu merasa beruntung
Dengan kesakitan Naftalie menahan napasnya berlari masuk ke dalam kabin di resor mereka. Wajah Jacob begitu marah dan begitu gelap sehingga Naftalie menjadi sangat takut pada pria itu.Semua yang dikatakan oleh Victoria sungguh benar, dan walau pernah membicarakannya dengan Jacob, tapi Naftalie tak pernah menceritakan bagaimana dia dan Jason putus.“Aku … aku … nggak pernah minta Ja-”Dengan penuh ketakutan Naftalie menatap wajah suaminya. Pria itu malah hanya membanting pintu di belakangnya membuat hati Naftalie makin menciut ketakutan.Jacob benci mendengar nama itu disebut, dia hanya mau istrinya menyebut namanya, walau sebenarnya nama itu adalah nama adiknya. Tapi Naftalie adalah memang mantan dari adiknya. Dia tahu, namun kini dia tak mau mendengar nama itu keluar dari mulut Naftalie.Naftalie adalah milikknya. Dengan cepat pria itu segera menarik tubuh istrinya dan menjadikan wanita itu miliknya lagi. Segala amarahnya dia alihkan pada gairahnya yang menggebu-gebu pada wanita
Wanita itu meraung menangisi mantan mendiang kekasihnya yang juga adik dari Jacob. Nama Jason berulang kali terucap dari bibir Naftalie, dan setiap nama itu terucap seakan ada pisau yang menusuk hati Jacob semakin dalam.“Kamu marah padaku ya Jake?” tanya Naftalie dengan penuh air mata. “Kalau saja aku lebih peka, kamu pasti tak akan kehilangan Jason.” “Sudahlah … aku sedang tak mau memikirkannya,” desah Jacob walau tak lagi membentak Naftalie tapi juga tidak sehangat yang Naftalie biasa rasakan.Sebenarnya Naftalie ingin memeluk suaminya, mendapatkan kehangatan yang biasa membuat dirinya merasa tenang dan terlindungi, tapi pria itu malah ke kamar mandi. Naftalie kembali terisak karena merasa bersalah pada Jacob dan Jason. Semua tuduhan yang Victoria ucapkan tadi seakan berputar di telinganya. Dia memang wanita yang tak tahu diri. Setelah semua hutang-hutangnya terbayar, tak seharusnya dia malah mengharapkan cinta dari Jacob. Apalagi setelah kegagalan yang dia lakukan sehingga Jaso