Hari ini, resmi Prince dan Niana kehilangan calon bayi mereka. Ikhlas tidak ikhlas, harus tetap ikhlas. Prince, Ayunda, Lyly, dan bahkan Tina, ikut menunggu operasi Niana sampai selesai. Keempat manusia itu tampak fokus dalam berdoa, bagaimanapun nyawa Niana sedang dipertaruhkan saat ini.Prince berjongkok dengan punggung bersandar pada tembok. Kepalanya menengadah dengan kedua mata terpejam, sedangkan kedua tangannya bertaut untuk mengirim doa pada yang maha kuasa.Dan untuk para keluarga besar Prince sendiri sedang dalam perjalanan untuk bisa menjenguk bagian mereka yang sedang memiliki masalah. Beruntung sekali sebagian besar dari mereka memang menyukai Niana. Meskipun, ada saja di antara mereka yang tidak menyukai kehadiran sosok Niana. Prince maupun Niana tidak terlalu mempermasalahkannya.Berbeda dengan sang anak atau pun istri yang sedang khusyuk berdoa, ada seorang pria kepala keluarga yang sangat asyik dengan keluarga lain impiannya. “Honey, kenapa kamu tidak ikut menemani
Niana baru saja ia hampir terlelap ke alam mimpi, namun tangan seseorang yang menggerayangi tubuhnya membuat ia mengurungkan niat untuk tidur. Siapa lagi jika bukan Prince?"Ada apa, Sayang?" tanya Niana dengan mata setengah terpejam. Prince yang terciduk pun hanya bisa menyengir kuda dan kembali menarik tangannya. Awalnya, ia memang ingin melepas kemeja piyama sang istri.Niana terus menatapnya dengan tatapan menyelidik, ia sadar ada yang tidak beres dengan suaminya.Prince masih tak menjawab, ia cukup malu karena aksinya gagal. "Kenapa kancing piyamaku hampir terbuka setengahnya?" heran Niana yang baru saja menyadari piyama bagian atasnya sudah setengah terbuka. Beberapa saat kemudian, ia tahu apa yang diinginkan oleh Prince.Niana terkikik kecil dibuatnya."Kemarilah, Sayangku. Aku tahu apa yang kamu inginkan," ujar Niana seraya menarik Prince untuk lebih dekat dengannya. Pria itu pun hanya manut, kini posisi tubuhnya berbaring dan tidak sejajar lagi dengan wajah istrinya. Bahkan
Cukup lama Prince pergi, dan selama itu pula Niana menunggu suaminya untuk kembali tiba padanya. Kini, tampak pintu kamarnya kembali dibuka dari luar dan menampilkan sang suami dengan wajah yang lebih sembab.Pria itu bergegas melangkah dengan cepat dan menghambur ke dalam pelukan istrinya. Sama halnya dengan Prince, Niana ikut menangis sambil berpelukan. “Aku sangat benci dengan ucapanmu itu. Tolong ingat ini baik-baik, aku tidak akan pernah mencari wanita lain untuk menggantikan sosokmu, aku tidak akan sudi tubuhku disentuh oleh selain kamu, aku tidak mau. Tolong jangan ragukan aku lagi, percayalah padaku bahwa aku hanya untukmu, milikmu, dan selalu akan bersamamu,” ujar Prince penuh kesungguhan meskipun dengan suara sedikit bergetar.“Iya Sayang, maafkan aku, maaf karena telah meragukanmu. Aku janji setelah ini tidak akan lagi mengucapkan hal yang kamu benci itu, juga tidak akan lagi meragukan cinta suamiku ini. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih karena telah sudi menjadikan
Dua bulan lebih setelah Niana pulang dari rumah sakit dan memastikan wanita itu pulih total dari operasi, Prince berencana akan membawa wanitanya berkencan sebagai hadiah atas operasi yang wanita itu lakukan. Prince sudah menyiapkannya dari jauh hari agar bisa memberikan sesuatu yang maksimal untuk sang istri tercinta. Di mansion, Niana tengah bersiap dengan gaun di bawah lutut dengan bagian atas yang sedikit lebih terbuka dari biasanya sehingga bisa menampilkan bahu mulusnya. Sebenarnya Niana sedikit tak nyaman mengenakan pakaian seperti ini, namun ia juga ingin memberikan yang terbaik untuk sang suami.Seisi mansion dibuat melongo ketika melihat nyonya di rumah besar ini tampak anggun serta menawan, kecantikan Niana benar-benar terpancar. Niana bahkan sampai tersipu ditatap sedemikian rupa oleh para pekerjanya."Astaga, cantiknya anakku ...," ujar Tina yang baru saja selesai dengan urusannya. Tampak wanita itu sangat takjub dengan kecantikan Niana. Hanya menggunakan riasan sederha
Di tengah-tengah asyiknya menikmati makan malam romantis, tiba-tiba saja Niana merasa ada yang janggal di dalam makanannya. Dan ketika makanan itu ia belah, terpampanglah cincin berlian yang menyilaukan pandangannya. Ia beralih menatap Prince, sedangkan pria itu sendiri hanya menatapnya dengan sesekali mengangkat kedua alis."Sayang ... apa ini?" tanya Niana sambil mengambil cincin cantik itu, serta menarik secarik tissue guna membersihkan cincin teramat cantik itu."Hadiah kecil untuk istriku tersayang. Maaf aku hanya bisa memberikan hadiah utama kencan kita berupa cincin," ujar Prince yang juga ikut melupakan makanannya. Fokus keduanya kini teralihkan pada cincin indah itu.Kedua bola mata Niana sudah tampak berkaca-kaca, ia tak menyangka akan diberi kejutan yang begitu indah dari suaminya.Segera Niana bangkit dan beralih duduk di pangkuan sang suami, melingkarkan kedua lengan kecilnya pada leher Prince yang kokoh, dan menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher sang suami. Air matany
Decitan ranjang kayu terdengar begitu nyaring di dalam ruangan kecil ini, kedua pasangan yang sejak 1 jam lalu menyatu tampak masih menikmati penyatuannya tanpa berniat berhenti terlebih dahulu.Posisinya saat ini Niana sedang membelakangi Prince, pinggul wanita itu diganjal oleh bantal agar tidak perlu menungging. Plak!Satu tamparan mendarat pada gumpalan daging seksi milik Niana. Bukannya mengaduh sakit, wanita itu justru semakin memekik nikmat. Perpaduan antara benda tumpul yang keluar masuk dalam tubuhnya, dengan cengkeraman atau tamparan pada gumpalan lemak bagian belakangnya membuat ia semakin melayang nikmat. "Ohh ..., kenapa ini nik-ahh nikmat sekali sayang, oohh ...," racau Prince dengan terus bergerak maju mundur. Ketika menatap ke bawah, ia bisa melihat dengan jelas bagaimana miliknya keluar masuk dari milik Niana. Tampak di sekitar lubang itu sudah terdapat lelehan cairan putih yang membuat miliknya semakin licin melesat keluar masuk."S-sayang aakuh tidak tahan-Ahh!"N
Waktu ... berjalan begitu cepat meninggalkan kenangan-kenangan manis dari setiap insan manusia. Sama halnya dengan Prince dan Niana. Waktu yang mereka tunggu kini telah tiba, di mana Niana akan melakukan operasi pendonoran dari seseorang yang sudah menerima miliaran kompensasi dari suaminya. Prince bahkan sengaja membawa Niana ke tempat pengobatan terbaik di dunia dan ditangani langsung oleh para dokter terbaik pula. Jangan tanya berapa dana yang ia keluarkan untuk memberikan yang terbaik untuk Niana, Prince sama sekali tidak menghitungnya dan menggunakan uang-uang itu sesuka hati.Saat ini, Niana sudah dimasukkan ke dalam ruang tindakan. Semua orang terdekat Niana sudah kumpul lengkap di ruang tunggu guna memberikan semangat ataupun mendengar secara langsung informasi jalannya operasi.Sudah 3 hari Prince tak bisa tidur memikirkan hari ini, pria itu terlihat bahagia dan takut di waktu yang bersamaan. Bahagia karena Niana sudah memiliki pendonor yang tepat. Dan takut jika pada akhir
Niana kini telah dipindahkan ke ruang rawat terbaik pasca operasi, semua orang yang menunggu tak hentinya silih berganti untuk melihat dengan jelas keadaan wanita itu. Tentunya dengan syarat tidak terlalu berisik karena saat ini Niana masih membutuhkan istirahat.Jika semua orang keluar masuk, maka tidak dengan Prince yang menetap dengan sempurna menunggu istrinya. Genggaman tangannya sama sekali tidak terlepas, ia ingin mengisi daya tubuhnya yang sudah terkuras habis karena terlalu banyak bersabar.Setelah semua orang berpamitan untuk pulang ke rumah masing-masing, menyisakan Prince dan sang ibunda yang dengan setia menemani Niana.“Ibu, Ibu lebih baik pulang saja dan istirahat di mansion, Niana biar aku yang menjaga,” ujar Prince menyuruh Ayunda untuk istirahat. Ia tidak tega melihat wanita tersayangnya ini ikut lelah menunggu istrinya.“Tapi janji pada Ibu jika kamu tidak akan macam-macam pada Niana? Jangan dulu untuk tidur satu ranjang dengan istrimu ini, Ibu takut nanti kamu meru
Keesokan harinya, seisi mansion dibuat heboh oleh keadaan Niana yang tiba-tiba memburuk. Wanita itu mendadak pingsan di dapur saat menggoreng bawang. Prince yang baru saja bangun dan masih menggunakan boxer lari terbirit-birit menuju dapur ketika Yuna memberitahukan sang istri pingsan. Pria itu hampir membawa Niana menuju rumah sakit tanpa menggunakan pakaian yang pantas.Alhasil, Prince dengan secepat kilat mengenakan kaus serta celana panjang apapun yang ia raih lebih dulu. Setelah itu, barulah Prince pergi membawa sang istri yang sudah tidak sadarkan diri.Mendengar suara keributan, Leon segera turun dari kamarnya dan begitu terkejut ketika melihat sang mommy sudah digandong oleh daddy-nya dalam keadaan tak sadarkan diri. Beruntung saat itu Ayunda datang dan segera membawa sang cucu ke rumah sakit di mana Niana dilarikan. "Nenek, ada apa dengan mommy?" tanya Leon dengan wajah yang hampir menangis. Anak itu paling tidak bisa melihat orang-orang tersayangnya jatuh sakit. Terutama Nia
Waktu terasa berjalan begitu cepat dilalui, rasanya baru kemarin Leon dilahirkan dengan tubuhnya yang begitu mungil. Saat ini, anak tampan itu sudah memasuki sekolah dasar yang Prince pilihkan khusus untuk anak-anak tertentu saja. Seleksi sekolah yang Prince lakukan begitu ketat dan sulit. Bahkan dua tahun sebelum Leon masuk sekolah, Prince sudah sibuk mencari info sekolah terbaik di kotanya. Saat ini, Leon si anak patuh sedang menikmati sarapan bersama daddy dan mommy-nya. Anak itu begitu menikmati makanan yang dibuat oleh sang mommy. Katanya, wanita itu memasak dengan campuran bumbu cinta sehingga menghasilkan cita rasa yang begitu nikmat.Tiba-tiba saja, Leon tersentak kaget ketika mengingat sesuatu. Anak itu bahkan sampai menjatuhkan sendoknya di atas piring sehingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring."Ada apa, Nak?" tanya Niana yang ikut terkejut mendengar dentingan sendok dan piring yang cukup nyaring.Leon menatap takut-takut sang mommy, ia benar-benar lupa akan pekerjaan r
Sore harinya, mereka menikmati sunset bersama di tepi pantai. Dengan beralaskan karpet tebal dan luas, mereka bisa dengan leluasa duduk ataupun berbaring di sana.Jordan menggunakan kedua paha sang istri sebagai bantalan, perutnya sendiri saat ini sudah menjadi singgasana sang anak yang sedang menikmati camilannya. Meskipun Arga sudah jauh lebih berat, Jordan tetap bisa bersabar diri menahan bobot anaknya yang cukup membuat perutnya sesak."Turun, Nak. Papi kamu bisa mati jika perutnya terus diduduki seperti itu," ujar Niana yang segera mengangkat tubuh berisi balita itu dan memindahkannya pada permukaan karpet yang lebih aman. Jordan pun akhirnya bisa bernapas dengan lega tanpa menahan sesak ulah anaknya."Padahal aku baik-baik saja selama Arga dalam perutku," cibir Lyly membuat Niana secara spontan menggeplak lengan atas wanita itu. Lyly sontak mengaduh sakit meskipun geplakan yang Niana berikan tidak terlalu sakit dan cenderung main-main."Bedakan bobot saat Arga di dalam kandungan
Puluhan jam mereka habiskan di perjalanan, kini saatnya untuk menikmati pemandangan indah yang disuguhkan oleh pulau milik Prince ini. Semua tertata dengan begitu rapi dan asri, Prince juga membangun sebuah Vila berukuran cukup besar dengan fasilitas yang fantastis untuk keluarganya. Di sana ada sekitar 3 penjaga dan pengurus vila, serta 5 orang yang menjaga pulau karena ukurannya sendiri cukup dijaga oleh 5 orang mereka. Satu pulau itu hanya di huni oleh 8 orang yang tinggal bersama di dalam paviliun khusus. Mereka semua laki-laki sehingga Prince tidak khawatir meninggalkan mereka berdelapan di pulau pribadinya. Seminggu sekali mereka kembali ke daratan untuk mengambil persediaan makanan dan kebutuhan lainnya. Saat ini, orang-orang yang Prince bawa sedang merapikan barang-barang bawaan mereka di kamarnya masing-masing. "Apakah kamu menyukai pulau ini?" tanya Prince pada sang istri yang sedang sibuk memasukkan beberapa pakaian ke dalam lemari. Niana menghentikan gerakannya, wanita
Hari cuti bersama telah tiba, Prince sepakat untuk mengajak keluarganya berlibur pada salah satu pulau pribadi miliknya di perairan Catania, Italia yang ia beli sekitar 3 bulan yang lalu.Tak hanya mengajak Niana, Ayunda dan Leon, Prince juga membawa keluarga kecil Jordan serta para baby sitter para bayi. Setidaknya, mereka bisa berlibur lebih tenang jika membawa pengasuh para anak mereka.Saat ini rombongan konglomerat itu sudah berada di pesawat pribadi yang akan mengantarkan mereka ke tempat tujuan. Tak ketinggalan, Prince selalu menyediakan dokter karena takut keluarganya tiba-tiba jatuh sakit atau apalah itu yang membutuhkan tenaga medis."Priamu itu terlalu kaya, Niana. Hanya untuk berlibur selama satu minggu saja harus membeli pulau pribadi, menggunakan pesawat pribadi, dan dokter pribadi. Kepalaku tidak akan sanggup menghitung berapa banyak uang yang Prince keluarkan," ujar Lyly pada Niana yang sedang menimang anaknya. Niana mengendikkan bahunya, ia juga tidak tahu mengapa Pr
Prince pulang dengan membawa buah tangan berupa sebouqet mawar berukuran cukup besar. Sudah satu bulan terakhir ia tidak membawakan bunga untuk istri tercintanya. "Akhirnya kamu ingat kembali untuk membawakan aku bunga," ujar Niana setelah menerima pemberian sang suami. Wanita itu menghirup dalam-dalam aroma mawar yang begitu harum, setelah hamil ia kembali memfavoritkan bunga mawar.Prince memeluk Niana dari belakang ketika wanita itu masih asyik menghirup aroma mawar. Kini ia juga sedang menghirup, menghirup aroma tubuh sang istri.Niana membiarkan apa yang pria itu lakukan, tak jarang ia mendapat serangan mendadak sewaktu Prince pulang bekerja untuk menghilangkan rasa lelah pria itu. Ia senang-senang saja melakukannya.Niana tersentak kaget ketika tubuhnya dibalik secara mendadak oleh Prince sehingga saat ini posisinya berhadapan dengan pria itu. Tanpa basa-basi lagi Prince segera menempelkan bibirnya dengan bibir sang istri. Niana menyambut dengan senang hati, segera ia taruh bou
Tak terasa, usia Leon kini genap 6 bulan, bayi itu semakin pintar dan menggemaskan membuat semua orang berebut ingin bermain dengannya. Ocehan Leon selalu menjadi suara termerdu yang selalu ingin didengar, apalagi gelak tawanya membuat candu semua orang.Prince dan Niana sudah menyiapkan kamar Leon yang masih terhubung dengan kamar keduanya. Mereka sudah melakukan sleep training pada Leon sejak umur 4 bulan. Saat ini, Leon sudah pandai tidur sendiri tanpa menangis ketika bangun di malam hari.Meskipun, awalnya Niana tidak tega melihat anaknya menangis sendiri di malam hari. Wanita itu bahkan sampai ikut menangis dan menunggu sang anak di depan pintu seraya memantaunya melalui kamera yang langsung tersambung pada ponselnya. Prince juga berhasil memberikan pemahaman pada sang istri jika sleep training sangat penting dan bisa memberikan manfaat jangka panjang bagi Leon maupun mereka berdua.Kini, Niana tengah bersiap mengajak sang anak untuk mengantarkan makan siang milik Prince. Lyly pu
Berhubung dia libur di hari kerja dan cukup dadakan, akhirnya Prince memilih untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang bermunculan pada surel miliknya di mansion. Ruang kerja Prince sendiri sudah tampak ramai oleh Leon serta Niana yang sedang bermain, sesekali pria itu ikut menimpali obrolan ringan Niana dengan anaknya."Daddy, apakah Daddy tidak ingin sapi panggang? Leon sangat ingin sapi panggang, Daddy," ujar Niana dengan suara yang ia buat seperti anak kecil seolah Leon-lah yang sedang membujuk Prince untuk membeli sapi panggang.Prince terkekeh pelan di sela-sela aktivitasnya dalam mengerjakan beberapa pekerjaan karena tingkah sang istri. Ia melepas sejenak kacamata yang ia gunakan dan beralih menatap sang anak."Benarkah, Leon? Bagaimana kamu bisa menikmati sapi panggang sedangkan gigi saja kamu tidak punya?" tanya Prince yang hanya dibalas tatapan bingung oleh anaknya. Bayi itu tidak paham dengan percakapan mommy serta daddy-nya."Tentu saja dengan cara meminum ASI mommy, Dad
Baru beberapa jam memejamkan mata, Niana kembali dibangunkan oleh suara tangisan sang anak yang menggema. Ia pun segera bangkit dan mengenakan pakaian seadanya. Setelah itu, ia berlari secepat kilat menuju sumber suara tanpa peduli pada pangkal paha yang masih terasa sedikit ngilu.Tampak Leon yang tidak mau tenang dalam pelukan neneknya, hal itu membuat Niana merasa bersalah karena telah membuat Ayunda kesulitan. "Ke mari anakku, rindu Mommy ya, Nak?" Niana segera menimang sang anak tanpa berhenti bersuara karena anaknya sudah mengenali suara sang mommy. "Ajak dia bertemu daddy-nya juga, dia merindukan kedua orang tuanya," ujar Ayunda membuat Niana segera bangkit dan segera memasuki kamarnya kembali. Tampak di sana Prince yang perlahan-lahan membuka matanya ketika mendengar suara sang anak."Ada apa dengan Leon, Sayang?" tanya Prince seraya beralih duduk, ia segera menyiapkan bantal untuk menjadi sandaran Niana yang hendak duduk di sebelahnya. "Leon merindukan kita berdua kata Ibu