Niana kini telah dipindahkan ke ruang rawat terbaik pasca operasi, semua orang yang menunggu tak hentinya silih berganti untuk melihat dengan jelas keadaan wanita itu. Tentunya dengan syarat tidak terlalu berisik karena saat ini Niana masih membutuhkan istirahat.Jika semua orang keluar masuk, maka tidak dengan Prince yang menetap dengan sempurna menunggu istrinya. Genggaman tangannya sama sekali tidak terlepas, ia ingin mengisi daya tubuhnya yang sudah terkuras habis karena terlalu banyak bersabar.Setelah semua orang berpamitan untuk pulang ke rumah masing-masing, menyisakan Prince dan sang ibunda yang dengan setia menemani Niana.“Ibu, Ibu lebih baik pulang saja dan istirahat di mansion, Niana biar aku yang menjaga,” ujar Prince menyuruh Ayunda untuk istirahat. Ia tidak tega melihat wanita tersayangnya ini ikut lelah menunggu istrinya.“Tapi janji pada Ibu jika kamu tidak akan macam-macam pada Niana? Jangan dulu untuk tidur satu ranjang dengan istrimu ini, Ibu takut nanti kamu meru
Selesai mengajak istrinya menghirup udara luar, Prince akhirnya kembali memasukkan wanita itu ke dalam tempat yang seharusnya. Istrinya ini tidak diperbolehkan terlalu lelah."Sayang, kenapa sebentar sekali?" tanya Niana dengan wajah yang murung. Mungkin hanya setengah jam Prince membawanya pergi. Dan untuknya sangatlah sebentar."Dari awal sudah aku katakan, Cintaku. Boleh keluar hanya saja tidak terlalu lama, jadi waktu setengah jam sudah lebih dari cukup untuk kamu menghirup udara di luar ruangan," jawab Prince yang tentunya tidak bisa dibantah sedikit pun oleh Niana. Melihat mood Niana yang kembali memburuk tentu saja Prince tak tinggal diam, ia akan berusaha semaksimal mungkin agar Niana tetap bahagia. Apapun caranya."Sayang, lihat aku!" pinta Prince sambil menenteng satu kostum di tangannya.Sontak Niana menoleh, dahinya mengkerut melihat Prince menunjukkan kostum sapi padanya. Untuk apa?"Lyly mengatakan ada kartun baru tema hewan beberapa hari yang lalu. Dan aku sudah membel
Menunggu masa pemulihan sang istri di rumah sakit, Prince benar-benar menguras tenaganya mati-matian untuk mengurus pekerjaan serta istrinya. Meskipun Ayunda tidak turut pulang ke Amerika dan memilih untuk mengurus Niana bersamanya, ia tetap tidak bisa membiarkan 100% sang istri diurus oleh ibunya.Seperti saat ini, pukul 7 malam Prince baru saja kembali ke rumah sakit setelah melewati hari-hari penuh tekanan dari pekerjaannya. Wajah tampannya saat ini sedikit lebih pucat, pria itu juga melupakan makan siangnya.Di depan pintu ruang rawat inap sang istri, Prince tampak berusaha menormalkan kembali raut wajahnya. Ia tidak ingin terlihat lemah di hadapan sang istri.Ketika pintu dibuka, terpampanglah Niana yang sedang duduk santai menikmati film serta makanan ringan yang selalu tersedia. Sontak senyum Prince tersibak, hatinya kembali menghangat ketika sapaan manis dari istrinya menggema di setiap sudut ruangan. Ia pun segera berlari guna mempercepat langkah mendekat ke arah pujaan hati
Niana berbaring di samping suaminya, merengkuh hangat tubuh pria tersayangnya. Perlahan tanpa sadar, air matanya luruh begitu saja. Takut, sangat takut. Sebisa apapun ia menyembunyikan rasa takutnya, tetap saja tidak bisa tenang 100%.Sudah 2 jam Prince masih tak sadarkan diri, sepertinya pria ini memang sangat lelah. Niana dengan penuh kesabaran menunggu meskipun air matanya tak henti berderai. Beruntung Ayunda sudah ia paksa untuk istirahat di kamar yang sudah tersedia, ia tidak ingin mertua tersayangnya itu ikut sakit."Sayang," lirih Niana, kedua tangannya semakin memeluk erat pinggang Prince. Lelakinya masih belum bangun, sedangkan ia tak tenang karena belum meminta maaf padanya.Merasa terusik karena pelukan erat serta isak tangis dari seseorang yang ada di sebelahnya, saat itu pula Prince berusaha untuk membuka mata. Ia takut jika yang menangis itu adalah istrinya.Benar saja. Niana tengah menangis tersedu-sedu dengan memeluknya."Kenapa menangis?" tanya Prince seraya mengger
Sulit bagi Niana untuk merayu suaminya ketika pria itu sedang mode manja brutal. Namun, tentunya ia tak kehilangan cara untuk bisa mengembalikan suaminya yang sedang merajuk."Sayang, coba lihat sebentar, aku punya sesuatu," ujar Niana seraya mengusap lengan bagian atas suaminya. Satu kali, gagal. Niana pun mencoba lagi dan lagi sampai akhirnya berhasil membuat Prince membalikkan tubuh. Wajah yang semula masam, kini tampak berbinar cerah ketika melihat sesuatu yang menjadi candu baginya. Niana pun dengan penuh perhatian menarik kepala bayi besarnya untuk semakin mendekat pada sumber kehidupan. "Tidak mau? Baiklah akan aku tutup," ucap Niana sambil berpura-pura kembali menutup dada. Dan secepat kilat Prince membenamkan wajahnya diantara dua gunung kembar itu.Niana terkikik kecil, bayi besarnya ini sangatlah menggemaskan. Dan demi Tuhan ia tidak akan rela berbagi dengan siapapun. "Sshh," desis Niana ketika salah satu miliknya masuk ke dalam mulut sang suami. Pria itu tampak sangat
1 Tahun kemudianNiana dinyatakan sembuh total pasca operasi. Wanita itu kembali dinyatakan sempurna memiliki dua ginjal yang sama baiknya. Berkat bantuan para tim medis terbaik di bidangnya, serta dukungan penuh dari orang-orang terdekat, Niana berhasil melewati masa-masa sulit itu dengan penuh rasa syukur.Saat ini, keduanya sedang melakukan konsultasi dengan dokter kandungan. Lagi, Prince kembali merekrut dokter terbaik untuk ia gunakan memantau keadaan dirinya ataupun sang istri dalam masa program kehamilan.Niana sendiri sudah diizinkan untuk hamil ataupun melahirkan, terlebih sudah 1 tahun lebih Niana melakukan transplantasi ginjal, dan semuanya berjalan lancar. Prince dan Niana baru saja keluar dari ruangan dokter kandungan. Keduanya sama-sama mendapat lampu hijau dan siap menerobos kenikmatan duniawi lagi untuk menciptakan makhluk Tuhan yang lucu-lucu."Ya Tuhan, aku tidak bisa membayangkan betapa bahagianya aku ketika rahimku ditumbuhi lagi oleh makhlukmu yang lucu," ucap Ni
Pagi harinya, Prince lebih dulu bangun dibandingkan Niana. Pria itu gamang hendak memberitahukan kabar duka itu atau tidak pada istrinya. Bahkan selama ini, Niana tidak pernah mencari tahu tentang keadaan dua orang itu, wanitanya benar-benar menutup semua akses informasi tentang keduanya.Prince yang sebelumnya tengah asyik melamun kembali tersadar ketika Niana mulai bergerak. Tangannya yang kesemutan otomatis membuatnya terperanjat ketika Niana menyenggolnya. Hampir setiap pagi ia seperti ini, dan ia tidak mempermasalahkannya sama sekali. Selagi Niana di dalam pelukannya, semua akan baik-baik saja.“Sayang, bangunlah,” ujar Prince dengan suara serak khas bangun tidur.Tanpa mengulanginya lagi, Niana pun terjaga dan mengucek mata untuk menormalkan penglihatannya. Wajah tampan Prince sontak menjadi pemandangan pertama yang ia lihat. Senyum manis pun tak bisa ia tahan.“Kita tidak terlambat kan?” tanya Niana, ia takut telat bangun dan membuat suaminya telat masuk kantor juga. Ya ... mes
"Bagaimana keadaan istri saya, Dok?" tanya Prince tak sabar setelah melihat wanita berjas putih itu selesai memeriksa keadaan istrinya."Istri anda baik-baik saja, Tuan. Faktor dari stres dan banyak tekanan terkadang membuat pengidapnya pingsan seperti ini. Anda tidak perlu khawatir karena sebentar lagi beliau akan sadar. Agar hal seperti ini tidak terulang, tolong dinasehati agar bisa lebih baik mengontrol pikiran, dan juga istirahat yang baik agar cepat pulih," jawab Dokter setenang mungkin agar pria di depannya ini berhenti untuk panik.Prince akhirnya bisa sedikit lebih lega, kini ia hanya perlu menunggu Niana sadarkan diri dan membawa wanitanya pulang saat ini juga. "Kamu ingkar, Sayang. Mana katamu jika kamu akan baik-baik saja? Kamu berbohong padaku," lirih Prince seraya mengusap lembut punggung tangan istrinya. Bahkan sedetik pun ia tidak ingin melepaskan tautan tangannya dengan Niana.Tak sampai memakan waktu setengah jam, mata indah Niana kembali terbuka dan kembali menging
Keesokan harinya, seisi mansion dibuat heboh oleh keadaan Niana yang tiba-tiba memburuk. Wanita itu mendadak pingsan di dapur saat menggoreng bawang. Prince yang baru saja bangun dan masih menggunakan boxer lari terbirit-birit menuju dapur ketika Yuna memberitahukan sang istri pingsan. Pria itu hampir membawa Niana menuju rumah sakit tanpa menggunakan pakaian yang pantas.Alhasil, Prince dengan secepat kilat mengenakan kaus serta celana panjang apapun yang ia raih lebih dulu. Setelah itu, barulah Prince pergi membawa sang istri yang sudah tidak sadarkan diri.Mendengar suara keributan, Leon segera turun dari kamarnya dan begitu terkejut ketika melihat sang mommy sudah digandong oleh daddy-nya dalam keadaan tak sadarkan diri. Beruntung saat itu Ayunda datang dan segera membawa sang cucu ke rumah sakit di mana Niana dilarikan. "Nenek, ada apa dengan mommy?" tanya Leon dengan wajah yang hampir menangis. Anak itu paling tidak bisa melihat orang-orang tersayangnya jatuh sakit. Terutama Nia
Waktu terasa berjalan begitu cepat dilalui, rasanya baru kemarin Leon dilahirkan dengan tubuhnya yang begitu mungil. Saat ini, anak tampan itu sudah memasuki sekolah dasar yang Prince pilihkan khusus untuk anak-anak tertentu saja. Seleksi sekolah yang Prince lakukan begitu ketat dan sulit. Bahkan dua tahun sebelum Leon masuk sekolah, Prince sudah sibuk mencari info sekolah terbaik di kotanya. Saat ini, Leon si anak patuh sedang menikmati sarapan bersama daddy dan mommy-nya. Anak itu begitu menikmati makanan yang dibuat oleh sang mommy. Katanya, wanita itu memasak dengan campuran bumbu cinta sehingga menghasilkan cita rasa yang begitu nikmat.Tiba-tiba saja, Leon tersentak kaget ketika mengingat sesuatu. Anak itu bahkan sampai menjatuhkan sendoknya di atas piring sehingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring."Ada apa, Nak?" tanya Niana yang ikut terkejut mendengar dentingan sendok dan piring yang cukup nyaring.Leon menatap takut-takut sang mommy, ia benar-benar lupa akan pekerjaan r
Sore harinya, mereka menikmati sunset bersama di tepi pantai. Dengan beralaskan karpet tebal dan luas, mereka bisa dengan leluasa duduk ataupun berbaring di sana.Jordan menggunakan kedua paha sang istri sebagai bantalan, perutnya sendiri saat ini sudah menjadi singgasana sang anak yang sedang menikmati camilannya. Meskipun Arga sudah jauh lebih berat, Jordan tetap bisa bersabar diri menahan bobot anaknya yang cukup membuat perutnya sesak."Turun, Nak. Papi kamu bisa mati jika perutnya terus diduduki seperti itu," ujar Niana yang segera mengangkat tubuh berisi balita itu dan memindahkannya pada permukaan karpet yang lebih aman. Jordan pun akhirnya bisa bernapas dengan lega tanpa menahan sesak ulah anaknya."Padahal aku baik-baik saja selama Arga dalam perutku," cibir Lyly membuat Niana secara spontan menggeplak lengan atas wanita itu. Lyly sontak mengaduh sakit meskipun geplakan yang Niana berikan tidak terlalu sakit dan cenderung main-main."Bedakan bobot saat Arga di dalam kandungan
Puluhan jam mereka habiskan di perjalanan, kini saatnya untuk menikmati pemandangan indah yang disuguhkan oleh pulau milik Prince ini. Semua tertata dengan begitu rapi dan asri, Prince juga membangun sebuah Vila berukuran cukup besar dengan fasilitas yang fantastis untuk keluarganya. Di sana ada sekitar 3 penjaga dan pengurus vila, serta 5 orang yang menjaga pulau karena ukurannya sendiri cukup dijaga oleh 5 orang mereka. Satu pulau itu hanya di huni oleh 8 orang yang tinggal bersama di dalam paviliun khusus. Mereka semua laki-laki sehingga Prince tidak khawatir meninggalkan mereka berdelapan di pulau pribadinya. Seminggu sekali mereka kembali ke daratan untuk mengambil persediaan makanan dan kebutuhan lainnya. Saat ini, orang-orang yang Prince bawa sedang merapikan barang-barang bawaan mereka di kamarnya masing-masing. "Apakah kamu menyukai pulau ini?" tanya Prince pada sang istri yang sedang sibuk memasukkan beberapa pakaian ke dalam lemari. Niana menghentikan gerakannya, wanita
Hari cuti bersama telah tiba, Prince sepakat untuk mengajak keluarganya berlibur pada salah satu pulau pribadi miliknya di perairan Catania, Italia yang ia beli sekitar 3 bulan yang lalu.Tak hanya mengajak Niana, Ayunda dan Leon, Prince juga membawa keluarga kecil Jordan serta para baby sitter para bayi. Setidaknya, mereka bisa berlibur lebih tenang jika membawa pengasuh para anak mereka.Saat ini rombongan konglomerat itu sudah berada di pesawat pribadi yang akan mengantarkan mereka ke tempat tujuan. Tak ketinggalan, Prince selalu menyediakan dokter karena takut keluarganya tiba-tiba jatuh sakit atau apalah itu yang membutuhkan tenaga medis."Priamu itu terlalu kaya, Niana. Hanya untuk berlibur selama satu minggu saja harus membeli pulau pribadi, menggunakan pesawat pribadi, dan dokter pribadi. Kepalaku tidak akan sanggup menghitung berapa banyak uang yang Prince keluarkan," ujar Lyly pada Niana yang sedang menimang anaknya. Niana mengendikkan bahunya, ia juga tidak tahu mengapa Pr
Prince pulang dengan membawa buah tangan berupa sebouqet mawar berukuran cukup besar. Sudah satu bulan terakhir ia tidak membawakan bunga untuk istri tercintanya. "Akhirnya kamu ingat kembali untuk membawakan aku bunga," ujar Niana setelah menerima pemberian sang suami. Wanita itu menghirup dalam-dalam aroma mawar yang begitu harum, setelah hamil ia kembali memfavoritkan bunga mawar.Prince memeluk Niana dari belakang ketika wanita itu masih asyik menghirup aroma mawar. Kini ia juga sedang menghirup, menghirup aroma tubuh sang istri.Niana membiarkan apa yang pria itu lakukan, tak jarang ia mendapat serangan mendadak sewaktu Prince pulang bekerja untuk menghilangkan rasa lelah pria itu. Ia senang-senang saja melakukannya.Niana tersentak kaget ketika tubuhnya dibalik secara mendadak oleh Prince sehingga saat ini posisinya berhadapan dengan pria itu. Tanpa basa-basi lagi Prince segera menempelkan bibirnya dengan bibir sang istri. Niana menyambut dengan senang hati, segera ia taruh bou
Tak terasa, usia Leon kini genap 6 bulan, bayi itu semakin pintar dan menggemaskan membuat semua orang berebut ingin bermain dengannya. Ocehan Leon selalu menjadi suara termerdu yang selalu ingin didengar, apalagi gelak tawanya membuat candu semua orang.Prince dan Niana sudah menyiapkan kamar Leon yang masih terhubung dengan kamar keduanya. Mereka sudah melakukan sleep training pada Leon sejak umur 4 bulan. Saat ini, Leon sudah pandai tidur sendiri tanpa menangis ketika bangun di malam hari.Meskipun, awalnya Niana tidak tega melihat anaknya menangis sendiri di malam hari. Wanita itu bahkan sampai ikut menangis dan menunggu sang anak di depan pintu seraya memantaunya melalui kamera yang langsung tersambung pada ponselnya. Prince juga berhasil memberikan pemahaman pada sang istri jika sleep training sangat penting dan bisa memberikan manfaat jangka panjang bagi Leon maupun mereka berdua.Kini, Niana tengah bersiap mengajak sang anak untuk mengantarkan makan siang milik Prince. Lyly pu
Berhubung dia libur di hari kerja dan cukup dadakan, akhirnya Prince memilih untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang bermunculan pada surel miliknya di mansion. Ruang kerja Prince sendiri sudah tampak ramai oleh Leon serta Niana yang sedang bermain, sesekali pria itu ikut menimpali obrolan ringan Niana dengan anaknya."Daddy, apakah Daddy tidak ingin sapi panggang? Leon sangat ingin sapi panggang, Daddy," ujar Niana dengan suara yang ia buat seperti anak kecil seolah Leon-lah yang sedang membujuk Prince untuk membeli sapi panggang.Prince terkekeh pelan di sela-sela aktivitasnya dalam mengerjakan beberapa pekerjaan karena tingkah sang istri. Ia melepas sejenak kacamata yang ia gunakan dan beralih menatap sang anak."Benarkah, Leon? Bagaimana kamu bisa menikmati sapi panggang sedangkan gigi saja kamu tidak punya?" tanya Prince yang hanya dibalas tatapan bingung oleh anaknya. Bayi itu tidak paham dengan percakapan mommy serta daddy-nya."Tentu saja dengan cara meminum ASI mommy, Dad
Baru beberapa jam memejamkan mata, Niana kembali dibangunkan oleh suara tangisan sang anak yang menggema. Ia pun segera bangkit dan mengenakan pakaian seadanya. Setelah itu, ia berlari secepat kilat menuju sumber suara tanpa peduli pada pangkal paha yang masih terasa sedikit ngilu.Tampak Leon yang tidak mau tenang dalam pelukan neneknya, hal itu membuat Niana merasa bersalah karena telah membuat Ayunda kesulitan. "Ke mari anakku, rindu Mommy ya, Nak?" Niana segera menimang sang anak tanpa berhenti bersuara karena anaknya sudah mengenali suara sang mommy. "Ajak dia bertemu daddy-nya juga, dia merindukan kedua orang tuanya," ujar Ayunda membuat Niana segera bangkit dan segera memasuki kamarnya kembali. Tampak di sana Prince yang perlahan-lahan membuka matanya ketika mendengar suara sang anak."Ada apa dengan Leon, Sayang?" tanya Prince seraya beralih duduk, ia segera menyiapkan bantal untuk menjadi sandaran Niana yang hendak duduk di sebelahnya. "Leon merindukan kita berdua kata Ibu