"Apa Leia belum bangun?" tanya Leuis saat melihat Alexa yang masuk seorang diri ke dalam unitnya.
"Loh, memang Leia tidak pamit pada kalian sebelum jalan tadi? Lebih dari satu jam yang lalu dia sudah berangkat ke kantor, katanya masih banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan," jawab Alexa dengan kening berkerut dan memandangi wajah sepupunya itu satu-persatu, hingga kembali lagi ke wajah Leuis,"Leia memang sedang menjalani hukuman dari om Rick, tapi kamu jangan membebaninya dengan pekerjaan seberat itu juga, Leuis. Kamu membuatnya lembur hingga tengah malam, dan sekarang pagi-pagi buta dia sudah berangkat ke kantormu. Leia belum pernah bekerja sekeras itu seumur hidupnya, apa kamu mau dia jatuh sakit?" keluhnya."Aku bahkan ragu dia bisa tidur nyenyak, karena lebih dari satu kali aku mendapatinya gelisah di dalam tidurnya," lanjut Alexa lagi."Aku hanya memberinya pekerjaan lebih kemarin saja, Lexa. Itupun karena aku mau mencegahnya pergi ke pe"Waah ... Ternyata kamu dekat dengan CEO kita!" seru Aletta saat mereka jalan kaki ke arah kantor, Kali ini Leuis menurunkan Leia tidak jauh dari kantor, tidak seperti sebelumnya."Dia kakakku, sayangnya!" aku Leia dongkol, lalu menatap lekat-lekat temannya itu, "Jangan bilang pada siapapun, Ok!" ia memberi peringatan pada Aletta."Hah? Kakakmu? Tapi wajah kalian beda sekali.""Kakak Angkat ... Daddyku mengadopsinya saat dia berusia lima tahun.""Tunggu, kalau kamu memang adiknya, kenapa kamu bekerja di divisi itu? Seharusnya minimal kamu jadi COO atau jabatan elit lainnya, even kamu hanya adik angkatnya sekalipun.""Ceritanya panjang. Aku akan menceritakan semuanya padamu, tapi nanti. tidak sekarang!" seru Leia dan Aletta mengangguk.Mereka kembali melanjutkan langkah kaki mereka ke arah kantor. "Umm, satu lagi. Kenapa kalian merahasiakan hubungan kalian?" tanya Aletta lagi.Leia mendesah pelan sebelum menjawab, "Aku
Ma douceLeuis baru akan merespon ketika pintu terbuka yang langsung mengalihkan perhatiaannya dan juga Guzmán,"Monsieur, komisaris sudah menunggu di ruang rapat!" seru Deandra.Sial! Kenapa waktu tidak berpihak padaku hari ini?"Nah, kau tidak bisa menundanya lagi. Ayo kita ke ruang rapat sekarang, jangan biarkan para tetua itu mengeluh lagi," kekeh Guzmán.Enaknya kerja sama dengan sahabat saat kuliah dulu adalah tidak adanya kecanggungan di antara mereka. Dan yang pasti sama-sama saling percaya, hingga bisa menjalankan proyek sebesar ini tanpa kecurigaan di masing-masing pihak sedikitpun."Apa Leia sudah berada di ruangannya?" tanya Leuis saat melewati Deandra,"Sudah, Monsieur.""Jangan kasih dia pekerjaan apapun hari ini. Biarkan dia istirahat.""Baik, Monsieur!"Perhatian Leuis kembali tertuju pada Guzmán yang menghentikan langkahnya hanya untuk menunggunya,"Apa kau juga berhub
"Aurora ... Sepertinya aku tidak bisa melanjutkan sandiwara ini," ujar Leuis saat mereka sudah sampai di restoran yang mereka tuju, yang berada di sebuah hotel bintang lima di tepi Sungai Seine."Kamun jangan konyol, Leuis. Apa kamu tidak tahu kalau berita itu sudah menjadi trending topik nomor satu? Apa kamu mau membuatku malu?""Aku tidak tahu kalau akan membuat beritanya menjadi seheboh ini ... ""Tidak ada yang tidak heboh sejauh menyangkut beritaku, Leuis! Semua sudah terlanjur dan kita tidak bisa mundur lagi.""Berita itu pasti akan sampai juga ke om Keanu, dan juga rekan bisnisnya. Bagaimana kalau mereka menganggap serius hubungan kita ini?" tanya Leuis dengan raut wajah yang terlihat serius."Ya ... Paling kita akan dinikahkan. Dan itu bagus, Daddy akan berhenti menjodohkanku pada anak rekan bisnisnya itu," jawab Aurora santai, refleks Leuis berdiri,"Tidak bisa! Aku tidak bisa menikah denganmu!" serunya.Aurora
Sebenarnya Leia kurang tahu restoran yang sesuai dengan isi dompet selain dari restoran yang ia dan Aletta datangi waktu itu. Jadi saat ini ia kembali makan ke restoran itu bersama dengan Guzmán. Ia pun memesan menu yang sama dengan yang Aletta pesankan itu untuknya."Apa hubunganmu dengan Leuis kurang baik?" tanya Guzmán memulai kembali pembicaraan mereka setelah sempat terhenti saat memesan makanan tadi."Ummm, bisa dibilang begitu," jawab Leia sekenanya."Dia telah mematahkan hatimu?""What? Tentu saja tidak! Dia bukan tipeku!" rutuk Leia.'Mematahkan hatiku? Cih, patah hati itu kalau aku menaruh hati padanya dan dia lebih memilih bersama dengan Aurora. Tapi pada kenyataannya kan jangankan menaruh hati padanya, suka pun tidak!" gerutunya dalam hati.'Tapi kenapa hatiku merasa tidak nyaman saat melihatnya bersama dengan Aurora tadi? Semua karena ciuman di atas jembatan harapan itu, aku jadi melihatnya bukan seperti sepupuku lag
"Cepat selesaikan makanmu, sebentar lagi aku harus sudah kembali ke kantor!" seru Leia sambil melirik jam tangannya."Aku sudah selesai, ada yang mau kamu bungkus?" tanya Guzmán,"Tidak, kalau begitu aku ke toilet sebentar ya!"Setelah mengatakan itu, tanpa menunggu jawaban dari Guzman, Leia bergegas ke arah toilet. Tapi baru saja ia masuk ketika seseorang juga ikut masuk, dan langsung mengunci pintu toilet itu,"Leuis!! Sedang apa kamu di sini? Dan kenapa mengunci pintunya?!" cecar Leia, ia melangkah mundur saat Leuis berusaha menutup jarak di antara mereka,"Pria sederhana? Kamu menginginkan pria yang sederhana? Apa itu Guzmán?" tanyanya dengan sorot mata yang dingin, lalu mengungkung Leia di antara kedua tangannya saat tidak ada space lagi untuk wanita itu bergerak,"Apa kamu menguping pembicaraan kami? Sejak kapan kamu mulai mencampuri urusan orang lain?""Orang lain? Kamu adikku, tentu saja aku akan mengkhawatirkanm
Guzmán yang melihat Leia berderap ke arahnya seperti tengah dikejar hantu itu langsung berdiri dan menghampirinya, ada jejak air mata di pipi seputih porselen itu, ia meletakkan kedua tangannhya di pundak Leia,"Kamu kenapa? Apa ada yang mengganggumu?" tanyanya.Leia berpaling ke arah belakangnya sebelum menarik Guzmán keluar dari restoran itu, "Kita pergi sekarang!""Leia, ada apa? Kalau ada pria yang mengganggumu biar aku yang memberinya pelajaran!""Di mana kamu memarkir mobilmu tadi?!" desak Leia.Sekarang, gantian Guzmán yang menarik Leia ke arah mobilnya. Ia tahu ada yang tidak beres dengan Leia, melihat bibirnya yang terlihat bengkak pasti seseorang telah memaksakan c1uman pada wanita cantik itu,"Mau ke mana kita sekarang? Kembali ke kantor?" tanyanya saat sekian lama mobilnya melaju tanpa arah yang jelas, sementara Leia hanya merenung sambil melihat ke arah luar jendela. "Terserah, yang pasti aku tidak mau kem
"Kenapa kamu meminta semua anak buahmu untuk ke hotel terlebih dahulu?" tanya mommy Aliana pada daddy Elrick saat mereka sedang menyusuri salah satu jalan terindah di dunia Champs Elysees, yang memiliki nama lengkap Avenues des Champs Elysees, yang merupakan tujuan wisata kota ini dan wajib dikunjungi oleh para wisatawan."Aku ingin napak tilas berdua saja denganmu di kota ini, My Luv ... " jawab daddy Elrick sambil menepuk lembut punggung tangan mommy Aliana yang melingkari lengannya itu."Itukah yang menjadi alasanmu untuk tidak membiarkan anak-anak menjemput kita di bandara?""Ya, dan lagi kita bukan anak kecil yang harus dijemput tiap kali kita mendatangi kota ini, My Luv."Mommy Aliana mendengus pelan, "Kamu dan harga dirimu yang masih saja terlalu tinggi itu ... Memangnya apa salahnya kita memerlukan bantuan dari anak-anak kita itu? Mereka pasti senang kalau merasa kita membutuhkan mereka, dan melibatkan mereka dalam hal apapun."D
"Kamu tidak apa-apa tidak kembali lagi ke kantor?" tanya Leia sambil menjilat es krimnya."Tidak masalah. Paling besok Leuis sedikit marah padaku, tapi pria sepertinya tidak akan bisa berlama-lama dalam kemarahannya. Sebentar saja dia akan kembali menegurku," jawab Guzmán sambil terkekeh pelan.Tiga jam mereka duduk di salah satu kafe yang berada di Taman Tuileries ini, membicarakan hal apapun yang membuat mereka lupa akan waktu, dan juga membuat Leia melupakan kekesalannya pada Leuis.Selama itu pula Guzmán hanya meninggalkannya satu kali hanya untuk membelikan es krim ini untuknya, yang harus Leia akui rasanya masih jauh lebih lezat dan lembut di tempat yang Leuis ajak dulu, di hari saat ia kesal karena daddy Elrick memblokir semua kartunya.Berkali-kali Leia mendapati dirinya yang ingin sekali kembali ke tempat itu dan kembali menikmati setiap scoop es krimnya yang super lezat dengan rasa yang juga unik itu. Hanya saja ia tidak tahu n
Dengan perasaan tidak tenang, Leuis berjalan hilir-mudik di depan pintu kamar daddy Elrick dan mommy Aliana, ia harus menjelaskan semua yang mengganjal di dalam dirinya pada orang tua angkatnya itu. Tidak ada yang perlu ia takutkan lagi saat ini karena Leia kini telah resmi menjadi istrinya. Jadi apapun resiko yang akan ia terima nantinya ia akan menerimanya. Setelah membulatkan tekadnya, Leuis berniat mengetuk pintu kamar orangtuanya itu, tapi tangannya tertahan di udara karena pintu itu telah terbuka terlebih dahulu, "Leuis, ada yang ingin kau bicarakan?" tanya daddy Elrick dengan mommy Aliana yang berada di sisinya dengan lengan daddy Elrick yang merangkul pinggangnya, "Ya, Dad ... Apa aku bisa meminta waktu kalian sebentar?" "Ok, masuklah!" seru daddy Elrick sambil membuka lebar pintu kamarnya. Leuis membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu tapi menutupnya lagi. Setelah sekian lama terdiam di bawah tatapan penuh tanda tanya daddy Elrick dan mommy Aliana ia pun kembal
"Ya Tuhan, sebenarnya kamu dan Leon telah melewati malam pertama kalian atau belum sih? Karena saat pertama untuk wanita pasti akan mengeluarkan darah, dan juga rasa sakit setelah melakukannya. Bahkan aku masih merasa nyeri hingga saat ini," jelas Leia."Benarkah?" Aletta berpaling menatap Leon yang tengah asik berbincang dengan Axel dan Dritan, kenapa ia tidak merasakan itu semua? Kenapa tidak ada darah di atas sprei mereka? Apa sebenarnya mereka tidak pernah melakukannya?"Apa memang seharusnya aku mengeluarkan darah?" tanya Aletta lirih."Well, memang ada beberapa wanita dengan satu dan lain alasan tidak mengeluarkan darah saat selaput darahnya sobek. Tapi semuanya pasti akan merasakan sakit saat melakukannya untuk pertama kalinya. Seluruh badanmu akan terasa remuk, seperti kamu telah bekerja kefas selama satu hari penuh," jawab Leia.Ia memberengut kesal sebelum melanjutkan,"Padahal, Leuis sudah melakukannya dengan sangat lembut. Tapi tetap saja aku merasa sakit juga. Rasanya mi
"Maaf kami telat!" seru Leon yang melangkah ke arah keluarganya yang sudah berkumpul untuk makan siang bersama sambil menggandeng Aletta. Mommy Aliana yang melihat kedatangan putranya itu tersenyum lembut menyambutnya, "Wajar, pengantin baru. Kalian pasti enggan kan meninggalkan tempat tidur kalian?" "Ah, Mommy memang pengertian sekali," kekeh Leon sambil mencium pipi kanan dan kiri mommy Aliana sebelum beralih memeluk daddy Elrick. Aletta pun turut serta mencium pipi kanan dan kiri mommy Aliana, lalu memeluk daddy Elrick dan menyapa yang lainnya sebelum duduk di samping Leia. "Nah, karena semua sudah berkumpul, kita bisa mulai makan siangnya, silahkan dinikmati!" seru daddy Elrick. Semua anak, menantu, sepupu dan juga keponakannya mulai menikmati hidangan makan siang di restoran mewah itu, yang sengaja daddy booking khusus untuk acara keluarga mereka saja. "jadi, apa kamu mau menetap di Paris atau memboyong Aletta ke sini, Leon?" tanya mommy Aliana. "Kami belum memutuskan ba
Sebenarnya rasa kantuk masih sangat menguasai Leia, tapi ia memaksakan diri membuka kedua matanya yang masih terasa berat saat merasakan belaian halus punggung tangan seseorang di pipinya, yang ternyata adalah punggung tangan Leuis. Leia tersenyum lembut pada suaminya itu sebelum kembali menutup kedua matanya, dan baru saja akan kembali lagi ke alam mimpinya ketika terdengar suara serak Leuis, "Sudah siang, Sayang. Mau sampai jam berapa kamu tidur?" tanyanya. "Aku lelah sekali, Leuis," desah Leia masih tidak mau membuka kedua matanya yang masih terasa berat, belum lagi rasa pegal di seluruh tubuhnya terutama di area pangkal pahanya. "Apa aku yang membuatmu lelah?" Perlahan kedua mata leia membuka, ia kembali tersenyum pada Leuis, "apa kamu sudah bangun sejak tadi?" tanyanya sebelum menguap lebar. "Ya," jawab Leuis. "Kamu saja yang sudah bangun sejak tadi masih santai di tempat tidur, jadi biarkan aku tidur dulu ya," pinta Leia. "Karena aku terlalu senang ketika perta
'Keluarkan saja, Sayang, jangan ditahan-tahan," bisik Leuis yang berusaha menahan gairahnya sendiri. Ia harus membuat Leia sampai puncaknya lebih dulu untuk melancarkan dirinya saat akan menembus milik wanita itu nantinya. Dan tidak lama kemudian Leia meneriakkan namanya saat wanita itu telah mencapai puncaknya, Leuis pun menangkup wajah Leia, "Tahan sebentar, Sayang. Aku akan masuk sekarang ... " Seketika itu juga Leia yang telah kembali menjejak bumi menjadi panik, tubuhnya seketika menegang, "A ... Aku takut!" ia mulai mendorong Leuis meski tanpa hasil. "Apa yang kamu takutkan?" tanya Leuis, gairahnya sudah berada di ujung tanduk, tapi Leia malah terus berusaha mendorongnya. "Aku takut tidak muat," jawab Leia sambil terus mendorong Leuis. "Sstt Leia, tatap mataku!" "Apa kamu percaya padaku?" tanya Leuis saat mata mereka telah terkunci. "Iya, tapi ... " "Awalnya memang akan terasa sakit, tapi rasa sakitnya tidak akan sesakit jarimu teriris pisau, Sayang." "Aku
"Eitss ... Mau ke mana buru-buru sekali?" tanya Axel mencegah Leia dan Leuis yang sedang menuju lift yang akan membawa mereka ke kamar mereka. "Tentu saja melakukan malam pertama kami!" jawab Leia tanpa malu-malu lagi, tapi segera menggigit lidahnya saat melihat siapa yang berada di belakang Axel, tante Keizaa dan om Alson yang tengah mengapit putri mereka, Alexa, sementara Alarik yang beberapa bulan lebih tua dari Leia melangkah di belakang mereka, "Astaga, tamu masih banyak, kenapa tidak bersabar dulu?" keluh tante Keizaa, kulit putih bersihnya yang tanpa noda itu menurun pada putri satu-satunya, Alexa. "Biarlah, Snow ... Melarangnya sama dengan melarang Eomma, tidak akan bisa," kekeh om Alson. Ini bukan kali pertama omnya itu menyamakan Leia dengan oma Sonya. Tidak ada satupun anak oma Sonya yang mengambil sifat bar-barnya, sifatnya itu malah menurun pada cucunya, Leia. Sementara sifat dingin dan cuek opa Alex menurun pada cucunya juga, Alarik. Pria itu seperti memiliki d
Leia dan Aletta terlihat sangat menawan dengan gaun pengantin yang dirancang oleh desainer ternama secara khusus untuk mereka berdua, yang nampak berkilau layaknya taburan permata di seluruh gaun berwarna putih itu. Sementara kedua pria yang kini telah resmi menjadi suami mereka berdiri di samping mereka dengan gaya posesif, seolah melindungi wanita mereka yang terlihat begitu cantik dari siapapun yang ingin merebutnya. Dan sang desainer yang turut serta menghadiri hari yang sangat istimewa itu nampak berkaca-kaca. Siapa yang tidak akan bangga jika hasil rancangannya dipakai oleh cucu dan cucu menantu keluarga Adipramana. Bahkan desainer lainnya merasa iri dengan keberuntungannya itu. Karena pernikahan itu akan ditayangkan secara live di berbagai stasiun televisi lokal, dan headline berita kini dipenuhi dengan pernikahan pewaris keluarga ternama itu. Adik dan kakak menikah secara bersamaan? Siapa yang tidak akan tertarik dengan berita semacam itu? Dan terutama Leon sang casa
Leia baru saja selesai mengeringkan rambutnya ketika belnya berbunyi. Ia melirik tablet yang terpasang di dinding yang menampilkan wajah Leuis di depan pintu unitnya, Leia pun menekan tombol untuk bicara, "Masuk saja, Leuis. Passwordnya masih sama dengan yang sebelumnya!" serunya. Sejurus kemudian pintu unitnya terbuka, sambil tersenyum lembut Leuis mendekatinya dan memeluknya dari belakang, "Aku merindukanmu ... " ucapannya sama lembutnya dengan tatapan matanya yang terpantul di cermin rias Leia, hingga kedua mata mereka saling mengunci, "Baru juga semalam kita ketemu." "Sejam berpisah denganmu pun aku sudah merindukanmu, Sayang." Leia membalik badannya hingga ia bisa menatap wajah Leuis, lalu melingkarkan lengannya di leher calon suaminya itu, "Kenapa kamu sekarang jadi sering ngegombal begitu sih?" tanyanya. "Ummm, mungkin karena sekarang aku telah merasakan kelegaan yang luar biasa, karena pada akhirnya aku dapat mengungkapkan semua perasaanku padamu, perasaan yang telah
"Wah, aku tidak menyangka kau bisa bersikap seromantis itu, Leuis!" seru Leon sambil menepuk pundak Leuis.Leon menarik Leia lebih merapat padanya, "Demi wanita yang sangat aku cintai ini, sudah pasti aku akan melakukan apapun meski diluar kebiasaanku.""Kalian akan tinggal di mana setelah menikah nanti?" tanya Aletta.Alih-alih menjawab Aletta, Leuis malah balik bertanya pada Leia,"Kamu mau tinggal di mana, Sayang?" "Aku akan tinggal dimanapun kamu akan tinggal, Leuis ... " jawab Leia sambil tersenyum menggoda."Jangan tersenyum seperti itu, kalau kamu tidak mau aku melahapmu di sini," bisik Leuis yang langsung mendapatkan sikutan Leia ke pinggangnya."Kenapa kau tiba-tiba bisa berubah sedrastis itu, Leuis? Awalnya kau mati-matian menolak menikahi Leia, bahkan tidak segan-segan membandingkan adikku itu dengan mantan wanitamu," cecar Leon memutuskan kongtak mata Leia dan Leuis.Sambil mendesah pelan, Leia ber