Home / Romansa / Istri Kesayangan Paman Presdir / Diusir dari Rumah Sendiri

Share

Istri Kesayangan Paman Presdir
Istri Kesayangan Paman Presdir
Author: CacaCici

Diusir dari Rumah Sendiri

Author: CacaCici
last update Last Updated: 2023-08-23 16:36:54

Bug'

Tubuh lemah Zelda Amira didorong oleh seorang pria paru baya yang tak lain adalah pamannya, membuat Zelda tersungkur dan terduduk lesu di dasar– depan rumahnya. Dia baru saja kehilangan orang tuanya satu minggu yang lalu, dan sekarang dia kembali merasakan kepedihan lain karena dia diusir dari rumahnya sendiri oleh Om dan tantenya.

Jika bukan karena kondisinya yang lemah dan tak berdaya, Zelda pasti bisa melawan mereka. Hanya saja karena baru kehilangan orang tuanya, Zelda mengalami kesedihan, syok dan belum bisa lepas dari dukanya. Tubuhnya lemah dan pikirannya kemana-mana.

"Pergi dari sini, Anak pembawa sial!" bentak Pendi–Om Zelda (kakak laki-laki ibu Zelda) setelah mendorong tubuh Zelda dengan kasar–di mana tanpa daya, Zelda tersungkur lemah di halaman depan rumah. "Adik kesayanganku harus meninggal karenamu. Dasar sialan!" teriak Pendi lagi pada Zelda, mendorong koper ke arah Zelda.

Pendi sama sekali tak peduli saat koper itu mengenai wajah dan tubuh Zelda. Cih, yang terpenting anak ini pergi dari rumah mewah ini, dan dia serta istrinya lah yang akan tinggal di sini. Rumah ini-- sekarang miliknya.

"Dasar anjing kalian," ucap Zelda, kalimatnya sarkas tetapi nadanya begitu lemah dan pelan. Demi Tuhan! Tubuhnya tak berdaya. Kematian kedua orang tuanya menjadi pukulan terberat bagi Zelda. Dia sedang terluka dan tak baik-baik saja.

Boro-boro mendapat topangan, orang-orang ini malah memanfaatkan kondisinya yang tak berdaya ini untuk mengusir Zelda dari rumah.

"Masih berani melawan, hah?!" Pendi mendekati Zelda yang masih terduduk tak berdaya di halaman, setelah di depan remaja beranjak dewasa berusia dua puluh satu tahun tersebut, dia langsung mengambil ancang-ancang untuk memukul kepala Zelda. Pendi geram karena anak sialan ini masih menjawab-jawab.

Namun, sebelum tangannya menyentuh kepala Zelda yang sudah pasrah, seseorang lebih dulu menahan tangannya.

Sebuah tangan besar dan kekar menahan tangan yang ingin memukul Zelda, mencengkeramnya dengan Kuta lalu secara kasar seseorang itu menepis tangan Pendi untuk menjauh dari Zelda.

Itu membuat Pendi terdorong dan spontan melangkah mundur dari Zelda yang masih terduduk lesu di tanah.

"Jauh tangan kotormu dari keponakanku!" Suara bariton yang terkesan berat namun begitu dingin dan menusuk, mengalun dengan pelan.

Penasaran, Zelda mendongak ke atas, menatap seorang pria yang menjulang tinggi tengah berdiri tepat di belakangnya. Tiba-tiba pria itu menunduk, menatap Zelda dengan tatapan yang-- Zelda tidak tahu itu apa maksudnya. Yang jelas, tatapan tersebut membuat Zelda merinding dan takut. Buru-buru Zelda mengalihkan tatapannya.

"Berdiri, Amore," ucap pria itu dengan nada rendah dan berat, lagi-lagi begitu mengerikan sekaligus membius di pendengaran Zelda.

Pria itu menyelipkan tangannya di tubuh Zelda lalu membantu Zelda untuk berdiri.

"Maaf, Paman siapa?" tanya Zelda keheranan, menatap pria itu dengan mendongak dan sorot mata aneh.

"Ya, kau ini siapa? Dan kenapa kau ikut campur dengan urusan kami?" kesal Pendi dengan nada marah dan tak suka. 

"Marvin A, adik angkat dari Zeck A," ucap pria tersebut memperkenalkan diri. Dia sengaja tak menyebut nama keluarga, karena dia tahu pria dihadapannya ini seorang yang memuja kekayaan dan harta. "Aku datang untuk menjemput keponakanku, Zelda Amira. Dan mulai sekarang, hidup Zelda akan aku tanggung seluruhnya. Seterusnya, kalian tidak ada hak untuk Zelda."

"Ouh, bagus." Pendi seketika tersenyum penuh kemenangan, "bawa saja anak sialan itu. Anak tidak tahu diri dan bandel. Kami tidak membutuhkannya, ambil saja! Dengan suka rela aku membiarkanmu membawanya. Cih, apa gunanya anak itu?! Dia hanya pembawa sial!"

"Humm." Marvin berdehem, lalu dengan tenang dia meraih koper Zelda, menggenggamnya kemudian menarik Zelda agar ikut dengannya. Namun, sebelum pergi, devil smirk muncul di bibirnya–menatap jatuh ke arah Pendi; sebuah tatapan kantuk dan malas, tetapi menundukkan dan sangat tajam.

"Apa yang kamu lihat?!" tegur Pendi pada istrinya, tiba-tiba mendadak diam dan terus memperhatikan pria aneh tapi.

"Dia tampan sekali, Mas. Dan … ah, ma--maksudku, aku tidak tahu jika Zeck punya adik angkat. Apa dia berbohong yah? Jangan-jangan dia ingin menjual Zelda lagi."

"Cik, biarkan saja. Aku tidak peduli. Yang terpenting sekarang rumah ini menjadi milik kita. Aahaha …."

Di sisi lain, pria itu membawa Zelda masuk dalam mobil–dan entah kemana Zelda akan berakhir oleh pria asing ini. Bodohnya, Zelda asal menurut saja ketika pria bertubuh tinggi dan besar ini membawanya ke mobil mewah berwarna navy ini.

'Marvin? Sepertinya Mama dan Ayah pernah menyebut nama itu.' batin Zelda, terus mendongak dan menatap seorang pria yang duduk di sebelahnya. 'Dari auranya sepertinya dia bukan orang sembarangan dan--Marvin? Terasa asing tetapi sepertinya aku sering mendengarnya juga. Apa namanya pasaran? Tapi temanku tak ada yang namanya Marvin. Siapa yah?' batin Zelda, berbelit dengan pikirannya. Dia berusaha mengingat-ingat nama Marvin selain dari mendiang orang tuanya.

Yah, sering kali Zelda pernah mendengar nama Marvin disebut oleh Ayahnya. Namun, Zelda tak pernah bertanya karena merasa itu bukan urusannya. Namun, diluar dari itu, Zelda juga seperti tak asing dengan nama ini.

"Ada yang ingin kau tanyakan, Amore?" ucap pria tersebut, tiba-tiba menoleh ke arah Zelda dan mengulurkan tangan– membelai lembut surai di pucuk kepala Zelda.

Sontak hal tersebut membuat Zelda kaget, spontan menjauhkan kepalanya dari jangkauan Marvin dengan menatap konyol ke arah pria ini.

Marvin menaikkan sebelah alis. Ah, Zelda kecilnya ternyata sudah tumbuh menjadi gadis remaja cantik dan menggemaskan. Matanya masih sama indahnya dengan yang terakhir kali Marvin lihat. Sewaktu bayi, anak ini selalu bersama. Namun karena sebuah insiden, mereka terpisah dan Marvin baru sekarang berkesempatan untuk menemuinya.

"Kamu siapa?" tanya Zelda dengan nada serak dan mencekik di tenggorokan. Kondisinya masih sangat lemah.

Seandainya pria ini berniat macam-macam dengannya, maka habislah Zelda. Karena-- sungguh dia sangat lemah. Zelda lupa kapan terakhir air menyeberangi tenggorokannya dan kapan nasi mengisi perutnya. Selama satu minggu ini dia hanya di kamarnya, mengurung diri dan terus menangisi kematian orang tuanya.

'Mana aku main ikut saja lagi dengan Om-Om ini.' batin Zelda, panik dan takut dalam hati. 'Tapi dari wajah lempengnya sih Om ini Lurus, alias tak macam-macam orangnya. Tapi siapa tahu isi hati dan pikiran seseorang.'

"Pamanmu," jawab Marvin dengan singkat, memberikan sebuah map kepada Zelda. Di mana isi dari berkas tersebut adalah bukti jika dia dan Zack merupakan saudara angkat.

Zelda yang membaca, seketika lega. Bukan hanya sebuah data berupa tulisan saja. Tetapi ada juga foto-foto kedekatan pria ini dengan Ayahnya. Ada biodata keluarga mereka dan bukti lainnya. Zelda mengerjab beberapa kali, melihat foto pernikahan orang tuanya, Zelda merasa rindu dan kembali sedih.

Zelda terdiam dan terus menunduk, menatap foto tersebut secara lamat dan tak bosan. Orang tuanya meninggalkannya seminggu yang lalu, sekarang Zelda tidak tahu harus apa. Dia tak tahu Paman di sebelahnya ini tulus padanya atau tidak. Zelda merasa hancur dan sangat rapuh.

Pada akhirnya Zelda tertidur, tanpa sadar kepalanya jatuh dan menyender ke lengan Marvin. 

Sampainya di rumah besar miliknya, Marvin menggendong dan menbawa Zelda dalam kamarnya sendiri. Dia membaringkan Zelda di atas ranjang mewah miliknya, kemudian dia duduk di sebelah Zelda–memperhatikan wajah cantik perempuan itu dengan intens serta dalam.

"Gadis kecilku telah tumbuh dewasa. Kau sangat cantik, Amore," serak Marvin sembari membelai lembut bibir Zelda. "Tenang saja, Mon Amour, orang-orang itu akan kubuat hidup dalam penderitaan. Mereka telah lancang dan berani bersikap buruk pada kesayanganku. Dan … maaf, baru bisa menemuimu."

I

Comments (1)
goodnovel comment avatar
New Betsi Damisi
okay di coba baca ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Kesayangan Paman Presdir    Ada di Kamar Mewah Pria

    Zelda terbangun dan tiba-tiba dia sudah berada dalam kamar mewah dengan ranjang campuran gold dan hitam. Aroma pekat yang maskulin dan segar menguar dalam kamar tersebut, membuat Zelda sedikit takut dan bertanya-tanya ini kamar siapa. Ditambah Marvin tak ada di sana, Zelda semakin waspada. Zelda buru-buru bangkit dari ranjang tersebut, keluar dari kamar luas itu untuk mencari-cari Marvin."Ya Tuhan!!" pekik Zelda pelan, syok dan kagum ketika keluar dari kamar dan menemukan ruang luas– semua perabotan tertata rapi dan terkesan klasik tetapi modern. Tak ada ruangan satupun di sana, hanya ada kamar tempat Zelda tidur tadi dan sebuah pintu unik yang Zelda tebak adalah lift. Ada tangga jua di sana, dan Zelda memilih menggunakan tangga untuk turun ke bawah–mencari-cari di mana Marvin berada. Sejujurnya Zelda takut dan khawatir jika dia telah dijual oleh pria itu. Entahlah! Rumah ini sangat mewah, dan siapa tahu ini rumah om-om yang telah membelinya. Atau ini sebuah kasino? 'Tapi Paman j

    Last Updated : 2023-08-23
  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Direnggut Paksa oleh Paman

    Setelah makan malam itu, Marvin pamit ke luar negeri untuk beberapa hari. Katanya ada urusan mendadak. Sekarang sudah satu minggu berlalu tetapi Marvin belum ada kabar untuk pulang.Ah, sialnya, Zelda terlalu bodoh. Dia baru tahu jika Pamannya ini–adik angkat dari ayahnya ini merupakan CEO pemilik perusahaan brand fashion terbesar di negara ini dan Asia. ZelMard'Fashion atau lebih akrab dengan sebutan ZelMard, itu nama perusahaan dan brandnya–sebuah merek yang selalu Zelda impikan bisa ia beli dan pakai. Pantas saja Zelda merasa tak asing dengan nama Marvin. Ternyata dia adalah …-Marvin Abelard, CEO perusahaan ZelMard yang katanya dingin dan anti pada wanita, alias tak tersentuh. Dan rumah ini--rumah yang sering Zelda serta kedua sahabatnya bahas setiap kali lewat dari sini. Sangking besar dan mewahnya. Lalu sekarang,, Zelda tinggal di sini. Dia masih tak percaya ini! Zelda beruntung apa bagaimana? Mendadak dia punya Paman yang merupakan seorang Miliarder. Zelda ingin kabur karena

    Last Updated : 2023-08-23
  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Lebih Baik Mati

    Dalam keadaan menangis, Zelda buru-buru keluar dari rumah tersebut. Tak ada yang tahu, karena dia keluar saat masih jam tiga dini hari. Ada banyak penjaga, tetapi Zelda tetap berhasil kabur.Dia lewat tembok belakang agar aman dari penjaga di depan gerbang. "Jika aku tahu kejadiannya akan begini, aku tak akan sudi tinggal dengannya?! Pura-pura baik ternyata dia punya niatan buruk padaku," monolog Zelda sembari menangis sesenggukan. Awalnya, dia merasa jika mimpi buruknya telah berakhir. Marvin sangat peduli dan baik padanya. Tetapi … Marvin tak lebih dari seorang pria bejad berkedok malaikat. Dia iblis yang nyata!"Aku yang salah. Hiks … harusnya aku tidak mudah percaya padanya. Dia itu orang asing, cuma adik angkat Ayah, dia dan aku bukan keluarganya. Hiks … hiks …." Zelda menangis sesenggukan, berhenti dan terdiam sebuah jembatan. Tak ada orang di sini, hanya Zelda. Matanya terus menatap ke bawah–memperhatikan arus air yang deras. Entah kenapa, Zelda merasa jika sungai di bawah

    Last Updated : 2023-08-23
  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Ayo Menikah Amore

    "Aku meminta maaf, Amore," ucap Marvin dengan nada serak dan rendah, setelah dia mengganti pakaian dan begitu juga dengan Zelda. "Aku bukan keponakan kandungmu, karena itu kan, kau melecehkanku?" cicit Zelda, menatap takut bercampur gugup pada Marvin. Semuanya membaik akhir-akhir ini, tetapi karena kejadian 'itu, semua kembali buruk dan kelam. Andai waktu bisa diputar. Sungguh! Zelda tak ingin ikut dengan Marvin. "Amore, tidak begitu." Marvin duduk di depan Zelda– di mana Zelda terduduk merenung di atas ranjang, memeluk lutut dengan air mata yang terus berjatuhan melintasi pipi. "Aku melakukan kesalahan padamu, dan aku meminta maaf," ucap Marvin dengan lembut dan tulus, mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata Zelda. "Aku tulus ingin menjagamu, kau satu-satunya keluargaku. Hanya kau dan aku, Amore," ucap Marvin lagi. Dalam hati dia mengumpat dan menggeram marah. Sialan! Itu disebabkan oleh wanita jalang tadi. Ketika dia pulang, Zelda tak ada di rumah. Dia terus menunggu na

    Last Updated : 2023-08-23
  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Malam Pernikahan untuk Memperbaiki Kesalahan

    Akibat paksaan dan rayuan iblis bernama Marvin Abelard, sekarang Zelda sah menjadi istri pria itu. Mereka menikah di rumah mewah ini, dilaksanakan secara tertutup– sengaja dirahasiakan karena perbedaan usia mereka yang lumayan jauh serta alasan tertentu lainnya. Zelda masih fokus pada pendidikannya, dan Marvin tak ingin pendidikan Zelda terganggu karena status mereka sebagai suami istri. Percayalah! Marvin punya banyak musuh, baik yang terang-terangan atau tersembunyi. Setidaknya tunggu sampai Zelda menyelesaikan pendidikannya lebih dulu, baru Marvin mempublish istrinya tersebut. "Baru pertama kalinya aku memakai gaun, dan … ini gaun pernikahanku," gumam Zelda pelan, berdiri di depan cermin sembari menatap pantulan dirinya yang tengah mengenakan gaun tersebut. Gaun ini lengan panjang dan bagian dada tertutup, sangat sopan namun tidak mengurangi kecantikannya sama sekali. "Gaun yang bagus," gumamnya lagi sembari mengangguk-anggukkan kepala. Zelda kuliah di salah satu universitas swa

    Last Updated : 2023-08-23
  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Oleh-oleh dari Paman

    "Kok bisa yah kita ke sana?" tanya Zelda, menggaruk kepala karena tak paham kenapa dia bisa melaksanakan Praktek Kerja Profesi di perusahaan itu. Setelah pernikahannya dengan Marvin, Zelda memilih libur kuliah selama tiga hari– dia memanfaatkan itu untuk healing dan ziarah kubur ke makam orang tuanya. Sedangkan Marvin, setelah malam pengantin mereka, pria itu pamit pergi ke luar kota. Ada urusan mendadak dan kepentingan. Zelda tidak masalah dan tak kepo juga pada apa urusan serta kepentingan suaminya tersebut. Shit! Sampai sekarang dia masih belum bisa menerima pernikahannya dengan Marvin. Di matanya Marvin tetaplah seorang paman. Dia tahu jika pria itu sudah menyentuhnya– pertanda jika hubungan mereka sudah layaknya seperti suami istri pada umumnya. Namun, tetap saja Zelda sulit menerimanya. Seperti …- guru. Meskipun sudah lulus dari sekolah tersebut, jika bertemu dengan sang guru, tetap saja bukan, di mata kita dia adalah seorang guru yang notabe-nya harus kita hormati. Nah, begi

    Last Updated : 2023-08-30
  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Dipaksa Lagi

    "Jadi Paman yang menukar tempat Praktek Kerjaku?"Marvin dengan santai menganggukkan kepala, dia tersenyum namun itu malah mengerikan di mata Zelda–membuat Zelda meneguk saliva secara kasar dan paksa, gugup bercampur merinding menatap senyuman mengerikan suaminya. Ah, maksud Zelda pamannya. Ditambah tatapan Marvin yang selalu tajam, itu semakin membuat Zelda khawatir dan takut. 'Bagian matanya yang hitam sangat misterius. Aku seperti menyelami samudera ketika melihatnya.'"U--untuk apa Paman melakukannya?" tanya Zelda, masih menoleh gugup dan canggung ke arah Marvin. Pria ini tak sedikitpun membiarkan Zelda pindah, padahal sejujurnya Zelda risih duduk di atas pangkuan Marvin. "Mengawasi istriku." Marvin berkata dingin, menyenderkan dagu di atas pundak Zelda–secara santai dan tanpa beban sedikitpun, tak tahu saja jika Zelda risih dengannya. Dia tahu sebenarnya, tetapi Marvin memilih untuk tak peduli. Zelda sudah menjadi miliknya seutuhnya, dan sudah sepantasnya tubuh Zelda terbiasa d

    Last Updated : 2023-08-30
  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Zelda Suka!

    Dengan ragu, dia membuka mulut dan menerima suapan dari pamannya. Ketika makanan itu sudah masuk dalam mulutnya, Zelda spontan menutup mulut dengan tangan–dia takut mual dan memuntahkannya. Namun ….Zelda seketika terdiam, fokus mengunyah makanan dalam mulut sembari memikirkan sesuatu. 'Kenapa tidak rasa rumput yah? Ini …- enak.' batin Zelda. "Kenapa?" Zelda yang masih bingung sontak menoleh ke arah pamannya, di mana dia dengan suka rela membuka mulut dan menerima suapan kedua dari Marvin. "Ini … sayur apa, Paman?" tanya Zelda sembari menatap sayur di mangkuk. Warnanya hijau dan mirip dengan rumput daun lebar. "Mirip dengan Amaranthus spinosus," celutuk Zelda sembari mengamati sayur dalam mangkuk cantik dan antik tersebut. "Humm. Amaranthus tetapi bukan kelas spinosus," jelas Marvin, menatap lamat pada sang istri–di mana kedua pipi Zelda terlihat tembem karena diisi oleh makana dalam mulut. Oh, shit! Di mata Marvin, ini sangat menggemaskan. Terlebih mata Zelda bulat, bulu matanya

    Last Updated : 2023-08-30

Latest chapter

  • Istri Kesayangan Paman Presdir   ENDING

    "To--tolong," pekik Zelda cukup kuat, membuat Marvin menoleh ke arahnya–menatap intens pada Zelda, di mana Naura dan Allenra telah berada di pelukan Marvin. "Tolong jangan celakai mereka," cicit Zelda, suaranya tiba-tiba melemah–menatap memohon pada Marvin. Mata Zelda memerah, berair; ingin menangis sebab khawatir jika Marvin berniat buruk pada kedua darah dagingnya sendiri. Marvin membawa anak-anak tersebut dalam gendongannya, berjalan santai ke arah Zelda yang masih terikat di ranjang. "Maaf," ucap Marvin, berkata lirih dan pelan. Dia menurunkan anak-anaknya ke atas ranjang, lalu dia mendekati Zelda untuk melepas ikatan di tangan dan kaki Zelda. Setelah itu, tiba-tiba saja Marvin membawa Zelda dalam pelukannya–mendekap istrinya tersebut secara erat. "Maafkan aku, Amore," ucap Marvin dengan serak, bersamaan dengan air mata yang jatuh dari pelupuk. Pelukannya begitu erat, dia takut kehilangan perempuan ini. Melupakan pernikahannya dengan Zelda adalah hal buruk yang pernah Marvin

  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Keluarga?

    "Marvin, tumben kamu datang ke apartemenku," ucap Nita, tersenyum manis pada Marvin. Dengan lebar dia membuka pintu, lalu mempersilahkan Marvin untuk masuk. 'Apa Marvin datang ke sini untuk menyetujui perjodohan kami? Dia setuju menikah denganku?' batin Nita, bertanya tanya dalam hati. "Aku datang untuk bertemu denganmu." Tanpa di persilahkan, Marvin duduk di salah satu sofa putih–ruang tengah apartemen. "Menemuiku? Ya, tapi untuk apa Marvin? Kita bertemu setiap hari di kantor. Dan … malam kamu ke sini?" Nita memicingkan mata, berpura-pura curiga serta waspada. Padahal dalam hati, dia suka kedatangan Marvin di sini. Dia berharap kedatangan Marvin ke sini untuk suatu hal yang manis. "Entahlah." Marvin menyender di sofa. "Tiba-tiba ada kilasan aneh yang muncul …-"Deg deg deg Nita menegang sejenak. "Aku menikah." Marvin melanjutkan, "tetapi aku tidak tahu siapa perempuan yang kunikahi. Aku hanya dekat denganmu selama ini. Apa …-" Marvin menggantungkan kalimat, mendongak–menatap i

  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Amore Tidak Berbohong

    Zelda terdiam, menundukkan kepala untuk menghindar kontak mata dengan Marvin. Sejujurnya, dia sungguh kaget– dia baru tahu jika ZelMard adalah singkatan namanya dan Marvin. Cinta pria ini padanya memang tidak bisa diragukan. Namun, kondisi membuat Zelda memilih untuk tutup mata pada cinta Marvin. Cinta Marvin yang terlalu besar padanya membawa bahaya untuk anak-anak nya saat ini. Zelda tidak mau Marvin melenyapkan anak-anaknya sendiri. Zelda tersiksa dengan semua ini! 'Tuhan, bantulah aku!' pinta Zelda dalam batin, rasanya ingin menangis karena ketidak mampuannya untuk menghadapi masalah ini. "Kau mau tahu kondisi Neon sekarang?" tanya Marvin tiba-tiba, kembali bersuara dengan dingin– mencengkeram cukup kuat pipi Zelda, memaksa perempuan tersebut mendongak padanya. "Apa kau akan menangis jika melihat Kakak iparmu itu penuh luka dan dirantai dibalik jeruji besi?" Mata Zelda membelalak. Dia sempat khawatir karena Neon mendadak hilang. Sekarang, tambah khawatir setelah mendengar pe

  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Kembali Bertemu di Versi Baru

    "Bu Zelda, tamunya mengotot ingin menemui ibu," lapor seorang perempuan, sama mudanya dengan Zelda tetapi karena Zelda adalah bos-nya jadi dia memanggil Zelda dengan sebutan Ibu. "Haduh, siapa sih tamunya?" Zelda mengeluh sejenak, memijit kening karena pusing memikirkan pekerjaannya serta tamu yang mengotot menemuinya. Setelah tiga tahun berlalu, Zelda memilih membuka butik dengan nama brand MaRa. Meskipun sempat terpuruk karena buku desainnya dicuri oleh Nita, tetapi Zelda memilih bangkit kembali. Demi anak-anaknya! "Kamu suruh tamunya menemuiku di sini, Rati. Tolong," pinta Zelda dengan nada rendah dan pelan, menandakan kondisinya yang memang sudah sangat penat. "Baik, Bu." Rati-- asisten Zelda tersebut pamit, beranjak dari sana untuk memanggil tamu penting tersebut. Tak lama, pintu ruangan Zelda diketuk. Kanza mempersilahkan, menyeru, "Masuk," sembari Zelda masih fokus pada laptop– memperbaiki desainnya di sana. Tak tak tak'Suara langkah kaki terdengar memasuki ruangan, Zel

  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Kehidupan Baru

    "Tuan Marvin kecelakaan, Nona." Zelda hanya bisa terdiam membisu di tempatnya, berada dalam sebuah apartemen yang merupakan milik Neon. Tadi malam itu mengerikan. Banyak pria berseragam hitam masuk dalam rumahnya– berniat membunuhnya. Untungnya Zelda bisa bela diri dan berhasil menyelamatkan diri, dia kabur dari rumah itu lalu di tengah jalan bertemu dengan Neon; pria ini lah yang menyelamatkannya.Zelda mengira jika paginya semua akan baik-baik saja, Marvin datang menjemputnya lalu mereka kembali ke kehidupan sedia kala. Namun-- "Kondisi Tuan sangat memprihatinkan dan kita tidak bisa menemuinya karena Maya menjaga ketat rumah sakit." "Aku paham, Paman," ucap Zelda pelan, menunduk untuk menyembunyikan air matanya. Padahal dia baru saja berbahagia dengan suaminya, tetapi masalah ini--'Maaf, Nona. Aku tidak bisa mengetakan jika Maya berniat membunuh Tuan Marvin. Aku takut keadaanmu memburuk, aku takut bayimu dan bayi Tuan kenapa-napa. Tapi aku berjanji pada diriku sendiri untuk men

  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Need You

    "Mereka siapa, Mas?" tanya Zelda setelah ketiga wanita itu pergi dari rumahnya. Aneh! Wanita yang memeluk Marvin saat itu ternyata mengenalnya. Perempuan itu bahkan tersenyum hangat pada Zelda. "Perempuan tua itu adik dari ibunya Zeck," jawab Marvin, berdiri dari sopa sembari menggandeng tangan istrinya, "lupakan mereka. Kau ingin makan bukan, Amore?" Zelda menganggukkan kepala. "Aku ingin makan. Ta--tapi Mas yang memasak. Aku sangat suka Amaranthus viridis buatan Mas Marvin," ucap Zelda malu-malu, mendongak dengan melayangkan tatapan mata bulat sempurna. "Apapun untukmu, Amore." Marvin tersenyum lembut, mengacak surai di pucuk kepala Zelda karena gemas dengan tatapan mata bulat sang istri. Ah, Zelda sangat menggemaskan. Semakin ke sini, sikap Zelda semakin manis. Zelda tidak lagi malu-malu atau merasa tidak nyaman ketika di dekatnya. Malah Zelda sudah berani memeluknya lebih dulu. Bagi Marvin itu sebuah peningkatan. Dia suka Zelda sudah mau dekat dengannya, dia suka Zelda manja

  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Tamu Tak diundang

    "Jika suatu saat sepupuku yang kusebut tadi datang ke kota ini lalu memintaku untuk bertemu dengannya, berarti kami boleh bukan? Tentu saja, Mas tidak bisa protes. Kami hanya sepupu dan kami saling menyayangi layaknya adik dan Abang."Marvin mengecup singkat pucuk kepala Zelda, kecupannya cukup lama– meresapinya dengan penuh perasaan cinta. "Baiklah, aku salah, Amore. Maafkan aku," ucap Marvin, mencium kening Zelda khidmat lalu beralih mengecup bibir Zelda. Zelda hanya diam, tak menanggapi perkataan Marvin karena dia masih marah serta kecewa pada suaminya ini. Marvin membiarkan perempuan itu memeluk lengannya, Zelda sangat cemburu untuk itu. "Kenapa hanya diam?"Zelda menggelengkan kepala, tidak mengatakan apa-apa pada Marvin. Mood-nya hancur! ***"Ah, Marvin sayang." Marvin menatap perempuan paru baya tersebut dengan wajah datar, kemudian beralih menatap perempuan di sebelahnya dengan air muka dingin. Sedangkan Zelda, dia hanya mengamati– hanya satu orang yang dia kenali diantara

  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Jangan Salah Paham

    "Nona Zelda?" Deg deg deg Wajah Zelda memucat pias, mendongak dan menatap Neon dengan raut muka kaku– tersenyum tak enak pada Neon. "Hai, Paman," sapa Zelda ramah, menyengir lebar; dalam hati dia merutuk dan mengumpati nasib sial yang menimpa dirinya. Ke--kenapa Neon harus bertemu dengannya? Ini menyebalkan bagi Zelda. Neon memangut pelan, tersenyum tipis pada Nonanya tersebut. "Nona, Tuan Marvin ada di sana. Anda tidak menemuinya?" 'Menemuinya? Gila nih si Paman. Ya kali aku menemui Mas Marvin yang lagi kencan bersama selingkuhannya.' Zelda menggelengkan kepala. "Kebetulan aku mau pulang, Paman. Reca ada urusan, aku dan Reca harus cepat-cepat pulang. Iya kan, Reca?" Di akhir kalimat, Zelda menoleh ke arah Reca, memberikan isyarat agar Reca menyetujui kebohongan Zelda. Untungnya Reca berpihak padanya, sahabatnya tersebut menundukkan kepala sembari tersenyum kikuk. "Mari, Paman," ucap Zelda kemudian, berniat pamit dari tempat tersebut. Namun, ketika dia akan pergi tiba-tiba saja

  • Istri Kesayangan Paman Presdir   Perselingkuhan?

    Semenjak saat itu hubungan Marvin dan Zelda semakin membaik. Marvin selalu menunjukan kasih sayangnya pada Zelda, dan begitu juga dengan Zelda yang tak kaku lagi pada suaminya. Zelda berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan hasil yang sangat baik. Namun, karena dia masih hamil Marvin melarangnya untuk bergabung dengan perusahaan. "Hari ini kau ingin keluar, Amore?" tanya Marvin yang saat ini tengah sarapan dengan sang istri. Zelda menggelengkan kepala. "Aku sedang malas, Mas. Aku rencananya ingin tidur seharian," jawab Zelda pelan. Marvin menaikkan sebelah alis, menatap sang istri lamat. Kemudian dia tersenyum tipis, "humm." Marvin berdehem singkat. Setelah percakapan singkat itu, keduanya hanya diam untuk menikmati sarapan. Selesai sarapan, Marvin pamit untuk bekerja. "Mas sudah pergi, saatnya aku tidur," gumam Zelda, tersenyum tipis sembari berjalan ke arah lift. Semenjak dia hamil, Zelda lebih sering menggunakan lift. Naik atau turun tangga menguatnya ngos-ngosan. Ah, kecu

DMCA.com Protection Status