Home / Romansa / Istri Kesayangan Mafia / Harus Menjadi Istriku

Share

Harus Menjadi Istriku

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2024-04-19 03:53:39

Entah member apa yang dimiliki Arkana hingga pria itu mendapat fasilitas pengantaran barang belanjaan dari setiap butik yang mereka kunjungi jadi tidak perlu repot-repot menenteng semua barang-barang itu.

Sengaja Zara memilih banyak barang-barang mahal bahkan sebagian adalah barang yang ia inginkan tapi Zara tau diri untuk bisa memiliki barang branded tersebut.

Hasrat branded dan fashionablenya telah ia kubur dalam masa pelarian.

Arkana tidak keberatan setiap kali Zara memilih banyak barang dengan harga mahal.

Zara berpikir jika Arkana sangat mencintai kekasihnya, ia pun penasaran siapa gadis yang mampu bertahan dengan pria menyebalkan seperti Arkana.

Ah, tapi mungkin Arkana tidak menyebalkan jika menghadapi kekasihnya.

Pria itu pasti sangat lembut, menghargai dan pendengar setia sang kekasih sehingga siapapun perempuan itu mau menerima Arkana selain Arkana memang tampan dan kaya raya.

“Kok ngelamun sih, sayang?” tegur Arkana saat mobilnya sudah melaju di jalanan Ibu Kota sedang berjuang di tengah-tengah kemacetan jam pulang kerja.

Zara menoleh dengan tatapan tajam menghunus. “Aku bilang berhenti panggil aku ‘sayang’, Kak ... Kakak ‘kan udah punya pacar masa manggil perempuan lain sayang?”

“Trus lo mau gue panggil apa?”

“Zara aja, cukup!” tegasnya lantang.

“Kalau Hon, gimana?” tanya pria itu santai.

“Hon? Apaan?”

“Honey!” Arkana pun terkekeh.

Zara mengembuskan napas kesal, membuang tatapannya ke arah lain.

Percuma berdebat dengan Arkana, Zara akan selalu kalah dan berakhir kesal sendiri.

“Lo pasti laper ya? Nanti jangan lama-lama di rumah sakitnya trus kita makan malem dulu udah gitu gue anter lo pulang.”

“Aku bisa pulang sendiri, Kak.”

Kalimat yang diucapkan Zara dengan suara rendah dan lemah itu membuat Arkana mengalihkan perhatiannya.

“Lo udah laper banget ya?”

Arkana mengusap kepala Zara lembut dan sang gadis menepisnya.

“Iiisshh ... Kaaaak!” serunya kesal.

Arkana tersenyum dan senyum pria itu entah kenapa sangat mempesona, apakah karena Zara sedang lapar?

Zara melewatkan makan siangnya dan berencana akan makan setelah teman yang ia gantikan datang tapi ia terlanjur dijemput paksa oleh Arkana.

Pria itu menginjak rem karena lampu lalu lintas berubah merah.

“Eh iya, hape kamu mana?” Arkana menengadahkan tangannya.

“Mau apa?” Zara menatap Arkana penuh antisipasi.

“Mau nyimpen nomor hape gue, siapa tau lo butuh nanti.”

“Enggak usah, enggak akan butuh,” balas Zara ketus.

Arkana mencondongkan tubuh untuk mengecup Zara namun sang gadis langsung menahan dada bidangnya.

“Mau ngapain?”

“Pilih cium atau hape?” tawar Arkana dan negosiasinya berhasil, Zara langsung menyerahkan ponselnya.

Arkana tersenyum penuh kemenangan lalu yang ia lakukan selanjutnya adalah mengeluarkan simcard dari ponsel Zara dan menekan panel untuk membuka jendela kemudian ia lempar ponsel usang itu ke luar jendela di samping Zara.

“Kak Ar, itu hape aku kenapa dibuang?” Zara nyaris menjerit melihat ponsel satu-satunya yang dengan jerih payah ia beli hancur lebur terlindas motor yang baru saja lewat di samping mobil yang ditumpanginya.

“Jahat!! Gantiin hape aku!!” Zara memukul lengan Arkana cukup kencang tapi tak jua membuat pria itu mengaduh, Arkana malah tersenyum.

Mata Arkana kembali fokus pada kemudi, menginjak gas karena mobil di depannya telah mulai melaju tapi satu tangannya mencari sesuatu di kursi penumpang belakang.

Arkana menyerahkan sebuah dus kecil yang kemudian ia simpan di atas pangkuan Zara beserta sim card yang tadi ia keluarkan dari ponsel lama Zara.

Mata Zara melebar, ia mengangkat dus bergambar ponsel dengan merk ternama itu. Ia tau bila ponsel tersebut berharga hingga puluhan juta.

“Apa ini?” tanya Zara bingung.

“Hape.” Arkana menjawab singkat.

“Aku tau ini hape, trus buat apa?”

“Buat lo ... tadi ‘kan lo minta ganti hape lo yang gue buang ke luar.” Begitu santainya Arkana menjawab.

Zara tercenung. Ia menyesal telah memukul Arkana tapi kenapa juga pria itu membuang ponselnya dan malah menggantinya dengan yang mahal.

Apa Arkana telah merencanakannya?

Zara menoleh ke samping dan sang pria tampan terlihat tenang mengemudi tanpa ekspresi.

Sungguh cerdas apa yang dilakukan Arkana, pria itu sudah memperhitungkan segalanya.

Zara tidak akan mau menerima ponsel pemberiannya bila ia berikan begitu saja jadi Arkana membuang ponsel Zara dan menggantinya dengan ponsel baru.

“Nomor gue udah ada di sana, siapa tau lo butuh gue.”

Zara diam saja tidak menanggapi atau mengucapkan terimakasih.

Sang gadis sedang menimbang apakah tidak akan terjadi masalah dikemudian hari bila ia menerima ponsel tersebut?

Jika ia tidak menerimanya, apa yang akan ia gunakan untuk alat komunikasi?

“Kak Ar?” panggil Zara lemah.

“Iya saayaang?”

Zara merotasi bola matanya jengah tapi tak urung ia pun berkata, “Makasih ya, kalau aku butuh duit ... boleh enggak hapenya aku jual trus aku beli yang lebih murah dari sebagian hasil penjualannya?”

Sejujurnya saat ini ia lebih membutuhkan uang tunai ketimbang ponsel mahal, pasalnya sebentar lagi ia dan keluarganya harus membayar kontrakan rumah jika tidak ingin diusir dari sana.

“Boleeeh, terserah lo aja ... ‘kan hapenya udah jadi milik lo.”

Zara tersenyum sambil memandang ponselnya, tanpa gadis itu ketahui jika Arkana juga tersenyum bahagia hanya karena melihatnya tersenyum.

***

“Zaraaaa!” Rachel menjerit bahagia saat melihat Zara muncul dari balik pintu.

Zara berlari memburu Rachel yang duduk di sisi ranjang Arsha dan mereka berpelukan seperti teletubies.

“Buat keponakan gue, Bang!” Arkana menyerahkan paper bag berisi hadiah untuk si kembar kepada sang Kakak.

Tanpa banyak bicara Kama menerimanya lalu ia simpan di tumpukan kado yang diberikan kolega dan kerabat yang menjenguk Arsha.

“Keluar yuk! Biar para ladies ngobrol di dalem,” ajak Kama sambil melangkah keluar dan langsung diikuti oleh Arkana.

“Lo kenal di mana sama temen kuliahnya Caca?” Kama bertanya to the point.

Selama ini sang adik tidak pernah memperkenalkan gadis manapun kepada keluarganya atau terlihat dekat dengan sorang gadis dan melihat Arkana bersama Zara tentu membuat Kama bertanya-tanya.

Kama tidak tau saja jika banyak gadis pernah sangat dekat dengan Arkana di atas ranjang bermandikan keringat tanpa sehelai benang pun.

“Dia adik kelas gue waktu SMA, Bang ... dan gue mau nikahin dia.”

Kama terkesiap mendengar penuturan sang adik. “Seriusan? Lo enggak lagi mabok ‘kan?”

Arkana tertawa pelan, “Gue mana pernah mabok sih, Bang.” Pria itu berdusta.

“Nikah itu bukan mainan, lo yakin sama dia? Lagian kata Caca, kemarin itu lo kaya yang baru ketemu lagi sama dia.”

Bagaimana Arkana tidak yakin? Ia sudah mencarinya selama bertahun-tahun dan tidak ingin kehilangan Zara lagi.

“Yakin, Bang ... gue mau minta restu Ayah sama Bunda trus gue juga mau minta restu sama Ayah dan Bundanya Zara.”

“Anak siapa dia?” Arkana bertanya demikian, pasalnya jika Zara mampu bersekolah di sekolah yang sama dengan Arkana sudah dipastikan Zara lahir dari kalangan konglomerat dan tidak ada konglomerat di Negara ini yang tidak diketahui oleh Kama.

“Anak Pak Willy Darmawan.”

“Siapa tuh?” Kama tidak terlalu familiar dengan nama tersebut karena pada saat ia mulai belajar memegang perusahaan sang Ayah, perusahaan Ayahnya Zara sedang dilanda krisis yang membuatnya harus menyerahkan perusahaan kepada Jordi dan melarikan diri dari kejaran mafia itu.

“Salah satu pemilik perusahaan besar yang pernah hancur karena Jordi.” Raut wajah Arkana mengeras seketika.

Kama juga tidak mengetahui apapun tentang apa yang terjadi dengan Willy Darmawan dan keluarganya, sang istri belum sempat menceritakan tentang Zara kepadanya.

Ia mengangguk saja lalu menoleh ke belakang, memperhatikan Zara yang sedang berbincang dengan istrinya dan Rachel.

Pantas saja pakaian yang Zara kenakan tidak tampak seperti orang-orang yang sederajat dengannya.

“Tapi dia suka sama lo bukan karena status sosial kita, kan?” Kama bertanya penuh selidik.

“Masalahnya dia enggak suka sama gue, Bang ... apalagi cinta, gue lagi berusaha dapetin hatinya ... tapi pokoknya gue harus nikah sama dia.”

“Laaah, si kampret! Kirain kalian memang udah sepakat mau nikah ... lo pake sok-sokan udah mau minta restu Ayah Bunda segala ... yang penting Zaranya dulu ... ‘kan dia yang mau lo jadiin istri, bukan Ayah Bundanya, gimana sih!”

Arkana tertawa lebar sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Betul, apa yang dikatakan Abangnya tapi apapun yang terjadi, suka tidak suka, cinta tidak cinta—Zara harus menjadi istrinya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Zhang Yumii
Abang kama, adek loe gak ada yang bener bang... ... Ah jadi kangen ama kai si anak manja...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Kesayangan Mafia   Rendah Diri

    Zara melamun sepanjang perjalanan padahal saat bertemu dengan Rachel dan Arsha tadi, banyak yang mereka bicarakan.Ia baru mengetahui jika Rachel telah menikah dengan Kakak dari Arsha dan telah dikaruniai anak kembar.Gelak tawa juga tercetus berkali-kali hingga perut Zara terasa kram.Tapi di balik itu Zara insecure karena saat ini ia tidak sederajat lagi dengan Rachel dan Arsha, apalagi Rachel berkali-kali kedapatan melirik pakaian yang ia kenakan.Zara tau bila Rachel tidak bermaksud jahat, semua orang pasti heran dengan perubahan drastisnya.Tapi hal itu justru membuat Zara merasa jika ada jurang pemisah di antara mereka dan tidak seharusnya ia masih menjadi sahabat Arsha dan Rachel.Beruntung Arkana segera mengajaknya pulang dengan alasan hari sudah malam.“Ra,” panggil Arkana sambil menyentuh baru Zara dan sang gadis pun menoleh.“Makan dulu ya,” kata pria itu kemudian.“Pulang aja, Kak ... aku enggak laper.” “Enggak laper tapi lemes gitu ngomongnya ... biasanya lo tuh galak ta

    Last Updated : 2024-04-19
  • Istri Kesayangan Mafia   Niat Menikahi Zara

    Arkana tergelak karena Zara memutuskan sambungan telepon sepihak.Gadis itu pasti sedang galau sekarang, antara senang juga jual mahal.Tidak ada gadis yang tidak menyukai barang-barang mahal, bukan?Arkana melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi membelah jalanan kota dan melambat ketika memasuki pelataran parkir sebuah gedung di mana Night Club bergengsi berada di dalamnya.Mobil sport itu terus melaju melewati banyak mobil mewah menuju basement dan berhenti di privat parking.Arkana menggunakan lift khusus untuk sampai ke bagian lain gedung tersebut.Dua pria bertubuh kekar memakai pakaian serba hitam menyambutnya penuh hormat, membukakan pintu untuk Arkana lalu menutupnya kembali dan berjaga di luar.Arkana duduk di kursi ke besarannya, di atas meja terdapat banyak layar yang tersambung dengan kamera CCTV.Pria itu menatap salah satu layarnya dengan seksama, layar tersebut menampilkan keadaan sebuah ruangan yang di dalamnya ada Darius beserta Rogger sang asisten juga seorang

    Last Updated : 2024-04-19
  • Istri Kesayangan Mafia   Merasa Kehilangan

    “Gue enggak bisa mecat Zara gitu aja ... dia lagi butuh pekerjaan lagian gue enggak enak hati, dia temen gue masa iya gue enggak bantuin dia?” Dari ujung sambungan telepon, Arsha menolak mentah-mentah keinginan Arkana yang memintanya melarang Zara bekerja di cafe miliknya.“Tapi masa Zara kerja jadi pelayan?” Arkana tidak terima calon istrinya bekerja sebagai karyawan rendahan.“Itu maunya Zara, gue juga udah minta dia kerja di perusahaan Abang Kama tapi dianya enggak mau.” Arkana diam sejenak, hanya hembusan napas kasar yang terdengar oleh Arsha dari ujung sambungan telepon.Tampaknya Arkana begitu khawatir dengan keadaan Zara padahal dari yang Arsha dengar dari Angga—Zara bekerja dengan rajin dan semangat.“Lo suka sama dia ya?” Arsha menebak.“Bukan suka lagi, Ca ... gue cinta sama dia, gue mau jadiin dia istri gue!” “Susah Kana ... lo bakal susah dapetin dia, Zara pernah cerita kalau dia trauma gara-gara semasa SMA sering lo isengin.” Arsha tergelak setelah berkata demikian.“Ba

    Last Updated : 2024-04-19
  • Istri Kesayangan Mafia   Pelampiasan Kekesalan

    Hati Arkana membara setelah melihat gelagat Angga menyukai Zara.Lalu Zara yang pasrah saja ketika hendak diantar pulang oleh Angga membuat Arkana kecewa.Kenapa setiap kali ia yang mengajak Zara pulang selalu saja sang gadis menentang, apakah begitu dalam trauma Zara kepadanya?Belum lagi hasratnya yang sudah lama belum ia salurkan membuat emosi nyaris meledakan kepala Arkana.Arkana meninju kaca jendela mobilnya hingga retak dan buku jarinya terluka.Hanya satu tempat tujuan yang bisa menghilangkan segala gundah yaitu night club, maka ia menginjak pedal gas dalam di jalan tol dalam kota agar segera sampai ke tempat itu.Dan benar saja kedua sahabatnya telah berada di sana, Darius memang tidak pernah melewatkan satu malam pun tanpa mengunjungi night club karena tempat ini telah dipercayakan Arkana kepadanya.Sementara Raditya akan berkunjung sebentar untuk menenggak beberapa gelas minuman beralkohol agar ia bisa tidur nyenyak.Pria itu terkena insomnia, ia kesulitan tertidur diakibat

    Last Updated : 2024-04-20
  • Istri Kesayangan Mafia   Jungkir Balik Dunia Arkana

    Arkana masuk ke dalam lift setelah pintu terbuka lalu menekan tombol yang akan membawanya ke basement.Tepat sebelum pintu tertutup, Bunga ikut masuk ke dalamnya.“Gue anter lo pulang, lo lagi mabuk.”Arkana tidak membantah, ia memang butuh driver saat ini meski jika bukan Bunga yang mengantarnya pun ia bisa meminta pegawainya untuk mengantar.“Ada luka enggak? Mau gue obatin dulu di apartemen gue?” tawar Bunga sambil mendekat.“Enggak ada,” balas Arkana sambil menggelengkan kepala.“Lo enggak kangen sama gue?” Bunga mulai menggoda Arkana tangannya mengusap dada Arkana dari dalam kemejanya melalui celah kancing yang terlepas. Namun, Arkana masih tetap bergeming.“Kita bisa ngelakuinnya di mobil atau di sini?” Bunga masih terus melancarkan serangan, tangannya kini berpindah ke bawah, meremas milik Arkana yang mengeras, ia pun tersenyum seduktif. “Lepas, Nga! Gue lagi enggak mau.” Arkana menepis tangan Bunga dari kejantanannya.“Kenapa? Karena cewek itu?” teriak Bunga geram di depan wa

    Last Updated : 2024-04-20
  • Istri Kesayangan Mafia   Kenangan Menyakitkan

    “Hai cantik, butuh bantuan?” Zara menoleh saat mendengar suara Arkana dari ambang pintu.Menatap Arkana sesaat tepat di mata mencari sisa amarah yang mungkin saja tertinggal sisa tadi malam namun tidak Zara temukan.“Nih, dus-dus ini harus di bawa ke depan gang.” Arkana memberi kode dengan tangan kepada seseorang di belakang punggungnya.Ternyata tidak hanya satu orang, tapi ada beberapa orang pria masuk ke dalam kamar Zara yang sempit lalu mengangkat dus-dus yang siap diangkut.Zara melongo, apa pria itu bisa membaca pikirannya?Niat Zara yang ingin mengerjai Arkana gagal togal bila begini caranya.“Aku ‘kan minta tolong Kak Ar, kenapa Kak Ar bawa orang-orang untuk angkut barang?” Zara mengerucutkan bibirnya merasa kecewa tapi malah tampak menggemaskan di mata Arkana.“Biar cepet, jarak dari sini ke depan gang jauh ... kalau banyak orang yang bantuin ‘kan bisa sekali jalan.” Zara mendengkus kesal. “Sudah semua, Pak?” tanya orang suruhan Arkana.“Coba tanya Pak Willy dan Bu Maya,”

    Last Updated : 2024-04-20
  • Istri Kesayangan Mafia   Mengulang Kutukan

    “Om ... Tante, ini makan siangnya.” Arkana menyimpan dua kotak nasi di atas meja makan.Willy dan Maya yang berada di halaman belakang sedang mengagumi rumah baru mereka jadi masuk ke dalam karena mendengar suara Arkana memanggil.“Ya ampun, Nak Arkana ... seharusnya Tante yang buatin makan siang kenapa Nak Arkana malah beliin.” Maya pun tidak enak hati dibuatnya.“Enggak apa-apa, Tante ... hari ini jangan masak dulu nanti capek, abis pindahan.” Maya dan Willy tergelak, sang calon menantu ternyata begitu perhatian.“Saya ke atas dulu ya, Om ... Tante ... anterin makan siang buat Zara sekalian bantuin beresin pakaian ke lemari,” pamit Arkana.“Iya, silahkan ... silahkan,” ujar Willy mempersilahkan.Maya menyikut lengan suaminya sambil mengedipkan mata dan senyum penuh makna.“Ayah percaya sama Nak Arkana, dia lahir dari keluarga baik-baik ... Ayah yakin Nak Arkana enggak akan macem-macem.” “Setuju!” Maya berseru sambil membuka kotak nasi bagiannya.“Makan yang banyak, Bun ... kalau

    Last Updated : 2024-04-20
  • Istri Kesayangan Mafia   Acara Keluarga

    Dua jam lamanya Arkana membujuk Zara agar mau ikut bersamanya ke rumah Arsha untuk menghadiri barbeque party.Kedua orangtua Arkana sudah berada di sana dan berkali-kali menghubungi agar ia segera datang karena tadi malam saat mereka tiba di Indonesia hingga pagi tadi belum sempat bertemu Arkana.Berkali-kali Zara menolak meski Arsha sudah menghubunginya melalui sambungan telepon dan secara langsung mengundangnya yang tentu saja atas desakan Arkana.Arkana memang sangat menjengkelkan, ia akan melakukan banyak cara agar kehendaknya bisa terwujud.Dan jalan terakhir yang Arkana lakukan adalah meminta tolong kedua orangtua Zara agar mau membujuk anak gadisnya dan mengijinkan mereka pergi di malam minggu yang cerah ini.“Zara sayang, ikut lah bersama Nak Arkana ... dia udah baik mau bantuin kita pindahan ... .” Willy mengusap kepala sang anak lembut.Zara menoleh lalu tersenyum. “Bantuin apaan, dia bawa banyak orang hanya untuk bantuin angkut barang kita yang sedikit,” tukasnya merajuk.Z

    Last Updated : 2024-04-21

Latest chapter

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 9

    Mata Zara menatap tajam pada seorang wanita dengan rok span pendek dan jas dokter yang membalut tubuh bagian atasnya.Dalaman blouse dengan tali panjang di leher memberi aksen manis pada tampilannya.Wanita dengan rambut panjang yang tengah berjalan berlawanan arah dengan Zara itu tersenyum tipis sorot matanya terlihat melecehkan Zara dibalik kacamata berbingkai besar.Demi apapun Zara ingin merobek mulut bergincu merah yang sedang tersenyum itu.Wanita itu bernama Saskia, merupakan anak dari pabrik obat merk ternama yang menjadi dokter di rumah sakit milik Edward-sang kakek mertua.Mereka berpapasan di depan pintu darurat, dengan kecepatan tangan karena latihan beladiri yang tidak pernah Zara tinggalkan meski telah memiliki banyak anak—ia bisa menarik Saskia sambil membuka pintu darurat dalam satu kali gerakan.Zara mendorong Saskia ke tembok seraya menodongkan pistol yang ia sembunyikan di balik punggungnya.“A ... apa-apa ... an kamu, Zara?” Senyum sinis Saskia luntur berganti raut

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 8

    “Mommyyy ... juuu ... juuu.” Reyzio mengerucutkan bibir ketika mengatakannya.Ghaza, Nawa dan Reyzio begitu antusias bermain salju meski harus memakai mantel berlapis tiga ditambah syal, hoodie dan penutup telinga tidak lupa celana berlapis-lapis, kaos kaki khusus musim dingin dan sepatu water proof beserta sarung tangan membuat mereka seperti pinguin ketika berjalan tapi tidak menghentikan ketiganya bergerak aktif.“Iya sayang, itu salju ... jangan dimakan ya,” kata Ayara memperingati.Namun, apa yang dilakukan Reyzio selanjutnya?Batita itu malah memasukan salju ke mulut lalu tersenyum menatap sang mama.“Zioooo!!!” jerit Zara, berhamburan memburu Reyzio disusul Arkana dan bocah kecil itu semakin banyak memakan salju.“Adik, No!” Ghaza berseru melarang Reyzio, tangannya menahan tangan Reyzio yang hendak memasukan salju ke mulut.Tapi Reyzio terlalu keras kepala untuk menurut.Arkana menggendong Reyzio lantas tergelak sambil membersihkan mulut bocah nakal itu.“Ay, ini mah kamu bange

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 7

    Zara merasakan sesuatu merangkak naik dari perut ke kerongkongan, bergegas lari—pergi dari ruang makan sebelum seluruh keluarga besar Arkana menyadari apa yang tengah ia rasakan dan tidak bernapsu lagi untuk makan malam.Seluruh Gunadhya sedang berkumpul tanpa terkecuali di rumah Kallandra Arion Gunadhya sang kepala suku Gunadhya untuk merayakan hari ulang tahun Shareena Azmi Zaina-istrinya.“Zara kenapa Bang?” tanya Aura cemas.“Biasa, hamil lagi.” Arkana membalas santai.Mengulum senyum antara bahagia dan malu karena istrinya sudah berbadan dua lagi, menyalip sang Kakak Kalila yang baru memiliki tiga anak.“Seriusan?” Dan semua kompak bertanya demikian.Arkana mengangguk dengan senyum lebar. “Hebat gue ya, tokcer ...,” ujar pria itu pongah.Para adik dan kakak beserta iparnya segera merotasi mata malas.“Lo nyalip gue.” Mata Kalila memicing tidak suka.“Nanti kita buat, honey.” King, suami Kalila mengusap pundak istrinya sensual dengan sorot mata penuh napsu.“No! Bukan itu maksudku

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 6

    “Kamu kangen anak-anak?” bisik Arkana di telinga istrinya.“Banget.” Zara tidak perlu berpikir untuk menjawabnya.“Kalau punya anak keempat gimana?” cetus Arkana bukan meminta pendapat tapi meminta persetujuan.“Siapa takut?” Zara menantang lalu membalikan badan duduk di atas pangkuan Arkana dengan posisi berhadapan.Zara menaikan bokongnya sedikit untuk memudahkan milik Arkana yang sedari tadi telah menegang itu masuk ke dalamnya.“Tunggu, Yang ... aku enggak mau di sini, biar kamu nyaman kita pindah ke ranjang.”Arkana mengangkat tubuhnya keluar dari jacuzy membawa Zara ikut serta.Mulai melangkah pelan masuk ke dalam kamar sambil memagut bibir ranum istrinya.Kedua tangan dan kaki Zara melingkar posesif di tubuh Arkana.Sangat perlahan—penuh kehati-hatian—tanpa mengurai pagutan—Arkana merebahkan Zara di atas ranjang.Menggulirkan kecupannya ke sepanjang rahang dan berakhir di leher.Kedua tangannya sibuk meremat dan memainkan puncak di dada Zara.Zara melenguh merasakan sentuhan ta

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 5

    Malam harinya pihak resort menyediakan barbeque atas permintaan Darius.Di masa lalu, acara barbeque pasti akan dilakukan di rumah Angga dan Bunga di Bandung setiap sebulan sekali.Akan tetapi seiring berjalannya waktu dan bertambahnya kesibukan mereka dalam mengurus anak, kegiatan tersebut hanya bisa setahun sekali atau paling sering setahun dua kali mereka bisa berkumpul seperti ini.“Jadi, kapan nambah anak lagi? Biasanya lo setahun sekali produksi.” Raditya bertanya setengah menyindir.“Sorry ya ... produksi mah setiap hari.” Arkana menjawab pongah.Mereka melingkari sebuah api unggun di pinggir pantai sambil menunggu koki menyajikan barbeque.Setidaknya acara barbeque sekarang mengalami suatu peningkatan karena Darius, Arkana, Angga dan Raditya tidak perlu repot memanggang hingga membuat pakaian mereka bau asap.Malah ketiga pria yang telah beristri itu, kini bisa duduk santai sambil memeluk istri mereka di atas day bed.Malang bagi Darius yang akan menjadi Jones alias Jomblo Nge

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 4

    “Demi apa gue kangen sama kalian, sumpah!!” seru Darius yang tampak bahagia karena akhirnya bisa berlibur bersama para sahabat.Tapi antusias pria itu tidak ditanggapin oleh satu pun sahabatnya.“Elo mah kaya yang enggak happy liburan sama gue.” Darius menendang kaki Arkana yang tampak malas-malasan melihatnya.“Elo yang bikin acara liburan ini tapi elo juga yang dateng telat, padahal gue udah bela-belain ninggalin tiga anak gue buat dateng ke sini.” Arkana bersungut-sungut.“Sekarang Arkana jadi family man, geli gue.” Bunga mencibir.Yang bersangkutan mengerutkan kening sambil menurunkan kaca mata hitamnya agar bisa memperlihatkan tatapan tajam kepada Bunga.“Pake lagi kacamata kamu Arkana, kamu dilarang memandang sembarangan istri saya.” Angga mengatakannya dengan nada dingin penuh ancaman sebagai bentuk keposesifan.Darius tergelak hingga pundaknya berguncang lalu duduk di daybed di samping Arkana.“Kalian enggak pernah berubah,” kata Darius geleng-geleng kepala.“Kalau ketemu kaya

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 3

    “Mommy,” bisik Ghaza membuat Zara buru-buru menghapus air matanya.“Jangan menangis, Mommy ... maafkan Ghaza ya.” Ghaza menegakan tubuhnya lantas mengangkat tangan mengusap air mata di pipi Zara.Bayi tiga tahun yang sudah pandai bicara sejak usia dua tahun itu kemudian memberikan pelukan untuk sang Mommy.Matanya tampak sayu mengantuk tapi Ghaza masih memaksakan diri terjaga dari tidurnya hanya untuk meminta maaf kepada Zara.“Ghaza maafin Mommy juga, kan?” Zara bertanya dengan suara parau.“Tentu saja Mommy, Ghaza sayang Mommy.”“Mommy juga sayang Ghaza.” Zara memeluk erat si sulung, memberikan banyak kecupan di wajah mungil anak tampannya.“Ghaza tidur lagi ya, udah malem ... besok Mommy anter Ghaza ke sekolah dulu sebelum ke kampus.”Ghaza mengangguk, menarik pipi Zara untuk memberikan kecupan di sana.Zara balas dengan memberikan kecupan di kening Ghaza lalu menyelimuti hingga dada dan membenarkan selimut Nawa yang tidak terusik dari mimpinya.Zara menyalakan lampu tidur dan mema

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 2

    “Kenapa anak-anak nangis?” Arkana bertanya kepada dua Nanny yang bertugas menjaga Ghaza dan Nawa.“Enggak tau, Pak ... enggak biasanya, mungkin lagi mau tumbuh gigi.” Nannynya Ghaza yang lebih senior memberi alasan tapi Arkana bisa melihat kilat kebohongan dari pendar matanya.Arkana lantas meraih Ghaza dan Nawa, menggendong keduanya sekaligus di kiri dan kanan.Ghaza yang berumur tiga tahun dan Nawa berumur dua tahun lantas melingkarkan kedua tangan dan kakinya di tubuh sang daddy.“Abang sama Mas kenapa nangis?” Akhirnya Arkana bertanya langsung kepada kedua anaknya sambil membawa mereka ke kamar Ghaza.“Mommy ... tadi marah trus teriak ... Abang takut, Dad.”Ghaza yang sudah pintar bicara di usianya yang baru menginjak tiga tahun mengadu kepada Arkana.“Mommy nanis ... Sayang Mommynya cama Daddy.” Disela tangisnya yang seperti sedang merasa bersalah, Nawa juga berusaha menjelaskan apa yang baru saja terjadi.Langkah Arkana berhenti di depan kamar Ghaza, ia memutar tubuh menghadap

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 1

    “Aaay, Ghaza nangis.” Zara bergumam dengan mata terpejam erat masih sangat mengantuk karena baru saja beberapa menit lalu selesai menyusui si bungsu Arnawarma Byakta Gunadhya.“Heeem.” Arkana membalas dengan gumaman, ia juga baru saja terlelap beberapa jam lalu sepulang pulang lembur.“Aaaay, cepetan.” Zara menendang kaki suaminya pelan mendengar tangis Ghaza yang kian kencang.Ghaza yang baru berumur satu tahun lebih masih suka bangun malam, perutnya tidak pernah kenyang meski sebelum tidur menghabiskan satu botol besar susu formula.Arkana mengembuskan napas berat tapi tak urung menegakan tubuhnya lalu turun dari ranjang.Rasanya begadang ini tidak pernah selesai karena dari Ghaza terus bersambung pada Nawa.Hanya empat bulan kosongnya rahim Zara dan langsung hamil kembali anak kedua.Arkana keluar dari kamar menuju kamar Ghaza, tangis bayi gempal itu kian kencang mengetahui sosok sang Daddy muncul seakan sedang mengadu jika dirinya lapar.“Bentar sayang, Daddy buat susunya dulu.”S

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status