Share

Rendah Diri

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2024-04-19 03:54:38

Zara melamun sepanjang perjalanan padahal saat bertemu dengan Rachel dan Arsha tadi, banyak yang mereka bicarakan.

Ia baru mengetahui jika Rachel telah menikah dengan Kakak dari Arsha dan telah dikaruniai anak kembar.

Gelak tawa juga tercetus berkali-kali hingga perut Zara terasa kram.

Tapi di balik itu Zara insecure karena saat ini ia tidak sederajat lagi dengan Rachel dan Arsha, apalagi Rachel berkali-kali kedapatan melirik pakaian yang ia kenakan.

Zara tau bila Rachel tidak bermaksud jahat, semua orang pasti heran dengan perubahan drastisnya.

Tapi hal itu justru membuat Zara merasa jika ada jurang pemisah di antara mereka dan tidak seharusnya ia masih menjadi sahabat Arsha dan Rachel.

Beruntung Arkana segera mengajaknya pulang dengan alasan hari sudah malam.

“Ra,” panggil Arkana sambil menyentuh baru Zara dan sang gadis pun menoleh.

“Makan dulu ya,” kata pria itu kemudian.

“Pulang aja, Kak ... aku enggak laper.”

“Enggak laper tapi lemes gitu ngomongnya ... biasanya lo tuh galak tau,” sindir Arkana tapi tidak mendapat balasan Zara.

Gadis itu terdengar membuang napas pelan lalu kembali melamun.

“Ya udah, kali ini lo yang pilih tempat makannya.”

Arkana berpikir jika Zara menolak ajakan makan malam karena tidak percaya diri dengan pakaian yang gadis itu kenakan seperti apa yang dikeluhkan kemarin saat ia membawa Zara ke sebuah restoran.

“Makan soto aja gimana?” cetus Zara memberi ide dari pada Arkana langsung membawanya ke restoran seperti tempo hari.

“Boleeeeh.”

“Ada tukang soto enak di deket gang rumah aku, makan di sana aja ya ... kalau Kak Ar enggak mau, enggak apa-apa ... turunin aku di sana aja.”

Tidak bisa ia pungkiri jika perutnya memang lapar.

Pria itu terkekeh menanggapi ucapan Zara, Arkana tidak akan menolak, di mana pun mereka makan yang penting Zara nyaman meskipun mungkin baru kali ini ia makan-makanan pinggir jalan.

Beberapa meter sebelum gang Anggrek ada sebuah tenda soto dan Arkana memarkirkan mobil mewah miliknya di samping tenda soto tersebut.

Zara tampak lemas saat turun dari mobil membuat Arkana mengira jika gadisnya belum makan dari pagi.

“Hari ini lo belum makan ya? Kok lemes gitu.”

“Bang, sotonya dua ...,” kata Zara kepada tukang soto tanpa mempedulikan celotehan Arkana.

Arkana duduk di samping Zara, meraih rambut Zara lalu melilitkannya di telunjuk.

“Besok kita nyalon yuk, Ra ...,” cetus Arkana.

“Kenapa? Kak Ar malu ya jalan sama aku yang jelek dan lusuh kaya pengemis gini? Makanya enggak usah deket-deket aku lagi, Kak ... aku juga enggak nyaman deket-deket sama Kakak.”

Meski kalimat yang Zara katakan menusuk tapi gadis itu mengucapkannya dengan nada rendah yang malah terdengar memilukan di telinga Arkana.

“Kok gitu sih, Ra ... gue cuma mau ngajak lo nyalon aja ... rambut gue udah panjang nih, atau lo mau motongin rambut gue?” timpal Arkana menyanggah apapun yang ada dalam benak Zara.

Satu tangannya ia gunakan menyisir rambut dengan menarik ke atas bertujuan membuat Zara yakin dengan ucapannya.

Sang gadis tidak menanggapi, Zara mengembuskan napas lalu menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Sekarang Arkana mengerti apa yang sedang di pikirkan Zara.

Sang gadis sedang merasa rendah diri dan ia menduga jika hal itu karena pertemuannya dengan Arsha dan Rachel.

Gadis itu menjadi over thinking, menyadari saat ini memiliki banyak kekurangan dari segi materi.

Wajar saja bila mental Zara lemah setelah perubahan drastis dalam hidupnya.

Beberapa saat kemudian pesanan mereka datang, Zara langsung menyantap soto beserta nasi yang masih panas.

Ia tidak bersuara selama menghabiskan makan malamnya begitu juga Arkana yang tidak ingin menyakiti perasaan Zara karena pasti apapun yang ia katakan akan salah jika gadis itu sedang sensitif seperti ini.

“Enggak usah anter aku, Kak ... Aku bisa pulang sendiri,” ujar Zara saat keduanya baru keluar dari tenda penjual soto.

“Oke, tapi ... .” Arkana menunjuk pipinya sebagai kode agar Zara memberi kecupan di pipi.

“Aku enggak mau di anggap pelakor jadi, bye!”

Zara langsung berbalik lalu melangkah cepat menjauhi Arkana, tidak ingin mengambil resiko dilabrak kekasih Arkana.

Pria ia tersenyum membiarkan Zara masuk ke dalam gang dan setelah beberapa detik berlalu ia pun menyusul, diam-diam mengikuti Zara dari belakang dan baru kembali ke mobil saat Zara telah masuk ke dalam rumahnya.

Arkana tidak akan melewatkan Zara sedetikpun dari pantauannya.

***

Zara yang baru saja masuk ke dalam rumah kebingungan karena tidak mendapati kedua orang tuanya di ruang tamu yang merangkap ruang keluarga.

Biasanya jam segini kedua orangtuanya akan berada di sana sambil menunggu kantuk.

“Yaaah ... Bun ...,” panggil Zara dan keluar lah kedua orangtuanya dari dalam kamar.

“Bagus enggak?” tanya sang Ayah memperlihatkan kemeja baru yang sedang ia pakai.

“Bagus, tapi ngapain Ayah beli kemeja segala?” Zara bertanya heran.

“Besok Ayah mau interview di salah satu perusahaan, jabatan yang ditawarkan adalah jabatan pimpinan jadi Ayah harus maksimal ... .” Sang Ayah memberitau dengan antusias.

“Tadi kebetulan kue jualan Bunda laku keras di pasar, trus ada Ibu-Ibu minta dibuatkan kue untuk acara arisannya dan langsung bayar tunai jadi keuntungannya bisa buat beli kemeja Ayah,” timpal sang Bunda.

“Ooh, tapi kok Ayah bisa dapat panggilan interview? Memang Ayah ngelamar ke perusahaan mana?”

“Beberapa hari lalu, Ayah mendatangi Pak Danu-kolega Ayah untuk minta pekerjaan dan ternyata kenalannya Pak Danu yang merupakan pemilik perusahaan ini sedang membutuhkan orang untuk menduduki jabatan salah satu Direktur di sana ... karena Ayah pernah jadi pemilik perusahaan besar dan kenalannya Pak Danu jadi Ayah enggak perlu ijazah dan surat-surat lainnya ... hanya interview dan mungkin nanti pimpinan perusahaan itu akan menanyakan apa program Ayah untuk membantunya memajukan perusahaan,” tutur Willy dengan mata berbinar.

“Syukurlah, Yah ... .” Zara sampai menitikan air mata sebagai bentuk rasa syukurnya kepada Tuhan.

“Kalau Ayah lolos interview, katanya Ayah akan diberi rumah dan mobil dinas.” Maya menambahi informasi yang belum sempat disampaikan suaminya.

“Oh ya?” Zara tampak tidak percaya tapi bibirnya tersenyum lebar.

Willy dan Maya menganggukan kepala dan langsung mendapatkan pelukan sang putri tersayang.

“Akhirnya hidup kita membaik ya, Yah ... Bun.”

“Iya sayang, maafkan Ayah telah membawa kamu hidup susah.”

“Enggak Yah, justru Zara yang harus berterimakasih karena Ayah enggak memberikan Zara sama Jordi.”

“Kamu adalah anak Ayah dan Bunda satu-satunya, mana mungkin kami tega memberikanmu pada pria yang enggak baik,” timpal Maya sambil berlinang air mata.

Rasa bahagia bercampur haru itu mereka ekspresikan dengan air mata dan pelukan.

Setelah menderita bertahu-tahun, akhirnya Zara dan keluarga bisa mendapatkan hidupnya kembali.

“Udah makan, Nak?” sang Bunda bertanya.

“Udah, Bun ... tadi makan malam dulu sama Kak Arkana,” jawab Zara jujur.

“Oooh ... .” Maya dan Willy tersenyum penuh arti membuat Zara merasa sedang dicurigai.

“Zara ke kamar dulu ya, Yah ... Bun.” Zara pamit sebelum Ayah Bunda menggodanya karena dekat dengan Arkana.

Selain itu tubuhnya juga terasa lengket setelah seharian beraktifitas, ia harus segera mandi.

Zara segera pergi ke kamarnya dan langsung tertegun tatkala mendapati kamar sempit itu penuh sesak dengan paperbag merk ternama.

Penasaran, Zara mengeluarkan isi salah satu paperbag dan ia mengenali barang tersebut yang merupakan barang yang ia pilihkan untuk kekasih Arkana.

“Ayaaah ... Bundaaaaa,” panggil Zara berteriak.

Kedua orangtuanya memburu Zara dari luar. “Ada apa, Nak?” tanya sang Ayah khawatir.

“Ini punya siapa?”

“Loh, bukannya itu barang belanjaan kamu yang dibeliin Nak Arkana?” Sang Bunda menjawab.

“Bukaaan.” Zara menyanggah dengan tangan yang sibuk memeriksa isi paperbag.

“Tadi banyak orang yang anterin barang-barang ini katanya buat Zara ... trus Ayah tanya dari siapa karena anak Ayah enggak mungkin mampu beli barang-barang ini dan salah satu orang yang mengantarnya bilang semua barang itu Nak Arkana yang membelikannya.”

Apa-apaan pria itu malah memberikan barang-barang ini kepadanya?

Bukannya Arkana mengatakan jika barang-barang itu untuk sang kekasih?

Zara harus meminta penjelasan Arkana sekarang juga.

“Ayah sama Bunda keluar dulu, Zara mau telepon Kak Arkana dulu ya ... .”

Zara mendorong pelan punggung kedua orang tuanya agar keluar dari kamar karena ada sesuatu yang harus ia selesaikan dengan Arkana.

Kedua orangtuanya menurut saja meski bingung kenapa Zara justru tidak mengetahui apapun tentang semua hadiah yang diberikan Arkana.

Zara mengotak-ngatik ponsel barunya. Arkana mengatakan jika nomornya telah tersimpan di penyimpanan telepon.

Zara terus mencari dan hanya menemukan sebuah nomor dengan nama ‘My Future Husband, ia sampai mendengus geli membacanya.

Nomor dengan nama menggelikan itu sudah pasti adalah nomor Arkana jadi tanpa segan Zara menekan nomor tersebut.

Hanya satu kali nada sambung dan suara bariton sexy di sana menyapanya.

“Ya sayang?” Arkana terdengar santai seperti sudah menduga jika Zara akan menghubunginya.

“Kak Ar, apaan sih? Katanya barang-barangnya untuk pacar Kak Ar tapi kenapa sekarang ada di kamar aku?”

“Kan lo pacar gue.”

“Enggak! Aku bukan pacar Kak Ar!” tegas Zara menaikan intonasinya.

“Kita pacaran Zara! Mulai sekarang lo pacar gue ... lo milik gue.” Meski diucapkan dengan nada rendah namun terdapat penekanan yang tidak ingin dibantah.

“Enggak bisa gitu donk, hubungan itu harus disetujui oleh dua pihak ... aku enggak mau pacaran sama Kak Ar, besok aku balikin semua barang-barang ini.”

“Gue enggak mau terima.”

“Ya udah, aku buang semua barang-barangnya.”

“Dan gue akan beliin lo lagi sampai lo pake barang-barang pemberian gue.”

Zara mengesah, menjatuhkan bokongnya di atas ranjang. Ia mengusap wajahnya frustasi.

Arkana pasti tidak main-main dengan kata-katanya.

Zara melihat seluruh paperbag yang berserakan di lantai dan ranjang.

Semua barang ini bernilai tinggi dan sayang bila ia harus membuangnya. Selain itu Arkana akan membelikannya kembali bila barang-barang itu ia buang seperti janjinya tadi.

Jadi sia-sia saja bila ia membuangnya. “Kak Ar tuh maunya apa sih?” Kini nada suara Zara terdengar lemah.

“Gue mau lo, Zara ... gue enggak mau kehilangan lo lagi.”

Related chapters

  • Istri Kesayangan Mafia   Niat Menikahi Zara

    Arkana tergelak karena Zara memutuskan sambungan telepon sepihak.Gadis itu pasti sedang galau sekarang, antara senang juga jual mahal.Tidak ada gadis yang tidak menyukai barang-barang mahal, bukan?Arkana melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi membelah jalanan kota dan melambat ketika memasuki pelataran parkir sebuah gedung di mana Night Club bergengsi berada di dalamnya.Mobil sport itu terus melaju melewati banyak mobil mewah menuju basement dan berhenti di privat parking.Arkana menggunakan lift khusus untuk sampai ke bagian lain gedung tersebut.Dua pria bertubuh kekar memakai pakaian serba hitam menyambutnya penuh hormat, membukakan pintu untuk Arkana lalu menutupnya kembali dan berjaga di luar.Arkana duduk di kursi ke besarannya, di atas meja terdapat banyak layar yang tersambung dengan kamera CCTV.Pria itu menatap salah satu layarnya dengan seksama, layar tersebut menampilkan keadaan sebuah ruangan yang di dalamnya ada Darius beserta Rogger sang asisten juga seorang

    Last Updated : 2024-04-19
  • Istri Kesayangan Mafia   Merasa Kehilangan

    “Gue enggak bisa mecat Zara gitu aja ... dia lagi butuh pekerjaan lagian gue enggak enak hati, dia temen gue masa iya gue enggak bantuin dia?” Dari ujung sambungan telepon, Arsha menolak mentah-mentah keinginan Arkana yang memintanya melarang Zara bekerja di cafe miliknya.“Tapi masa Zara kerja jadi pelayan?” Arkana tidak terima calon istrinya bekerja sebagai karyawan rendahan.“Itu maunya Zara, gue juga udah minta dia kerja di perusahaan Abang Kama tapi dianya enggak mau.” Arkana diam sejenak, hanya hembusan napas kasar yang terdengar oleh Arsha dari ujung sambungan telepon.Tampaknya Arkana begitu khawatir dengan keadaan Zara padahal dari yang Arsha dengar dari Angga—Zara bekerja dengan rajin dan semangat.“Lo suka sama dia ya?” Arsha menebak.“Bukan suka lagi, Ca ... gue cinta sama dia, gue mau jadiin dia istri gue!” “Susah Kana ... lo bakal susah dapetin dia, Zara pernah cerita kalau dia trauma gara-gara semasa SMA sering lo isengin.” Arsha tergelak setelah berkata demikian.“Ba

    Last Updated : 2024-04-19
  • Istri Kesayangan Mafia   Pelampiasan Kekesalan

    Hati Arkana membara setelah melihat gelagat Angga menyukai Zara.Lalu Zara yang pasrah saja ketika hendak diantar pulang oleh Angga membuat Arkana kecewa.Kenapa setiap kali ia yang mengajak Zara pulang selalu saja sang gadis menentang, apakah begitu dalam trauma Zara kepadanya?Belum lagi hasratnya yang sudah lama belum ia salurkan membuat emosi nyaris meledakan kepala Arkana.Arkana meninju kaca jendela mobilnya hingga retak dan buku jarinya terluka.Hanya satu tempat tujuan yang bisa menghilangkan segala gundah yaitu night club, maka ia menginjak pedal gas dalam di jalan tol dalam kota agar segera sampai ke tempat itu.Dan benar saja kedua sahabatnya telah berada di sana, Darius memang tidak pernah melewatkan satu malam pun tanpa mengunjungi night club karena tempat ini telah dipercayakan Arkana kepadanya.Sementara Raditya akan berkunjung sebentar untuk menenggak beberapa gelas minuman beralkohol agar ia bisa tidur nyenyak.Pria itu terkena insomnia, ia kesulitan tertidur diakibat

    Last Updated : 2024-04-20
  • Istri Kesayangan Mafia   Jungkir Balik Dunia Arkana

    Arkana masuk ke dalam lift setelah pintu terbuka lalu menekan tombol yang akan membawanya ke basement.Tepat sebelum pintu tertutup, Bunga ikut masuk ke dalamnya.“Gue anter lo pulang, lo lagi mabuk.”Arkana tidak membantah, ia memang butuh driver saat ini meski jika bukan Bunga yang mengantarnya pun ia bisa meminta pegawainya untuk mengantar.“Ada luka enggak? Mau gue obatin dulu di apartemen gue?” tawar Bunga sambil mendekat.“Enggak ada,” balas Arkana sambil menggelengkan kepala.“Lo enggak kangen sama gue?” Bunga mulai menggoda Arkana tangannya mengusap dada Arkana dari dalam kemejanya melalui celah kancing yang terlepas. Namun, Arkana masih tetap bergeming.“Kita bisa ngelakuinnya di mobil atau di sini?” Bunga masih terus melancarkan serangan, tangannya kini berpindah ke bawah, meremas milik Arkana yang mengeras, ia pun tersenyum seduktif. “Lepas, Nga! Gue lagi enggak mau.” Arkana menepis tangan Bunga dari kejantanannya.“Kenapa? Karena cewek itu?” teriak Bunga geram di depan wa

    Last Updated : 2024-04-20
  • Istri Kesayangan Mafia   Kenangan Menyakitkan

    “Hai cantik, butuh bantuan?” Zara menoleh saat mendengar suara Arkana dari ambang pintu.Menatap Arkana sesaat tepat di mata mencari sisa amarah yang mungkin saja tertinggal sisa tadi malam namun tidak Zara temukan.“Nih, dus-dus ini harus di bawa ke depan gang.” Arkana memberi kode dengan tangan kepada seseorang di belakang punggungnya.Ternyata tidak hanya satu orang, tapi ada beberapa orang pria masuk ke dalam kamar Zara yang sempit lalu mengangkat dus-dus yang siap diangkut.Zara melongo, apa pria itu bisa membaca pikirannya?Niat Zara yang ingin mengerjai Arkana gagal togal bila begini caranya.“Aku ‘kan minta tolong Kak Ar, kenapa Kak Ar bawa orang-orang untuk angkut barang?” Zara mengerucutkan bibirnya merasa kecewa tapi malah tampak menggemaskan di mata Arkana.“Biar cepet, jarak dari sini ke depan gang jauh ... kalau banyak orang yang bantuin ‘kan bisa sekali jalan.” Zara mendengkus kesal. “Sudah semua, Pak?” tanya orang suruhan Arkana.“Coba tanya Pak Willy dan Bu Maya,”

    Last Updated : 2024-04-20
  • Istri Kesayangan Mafia   Mengulang Kutukan

    “Om ... Tante, ini makan siangnya.” Arkana menyimpan dua kotak nasi di atas meja makan.Willy dan Maya yang berada di halaman belakang sedang mengagumi rumah baru mereka jadi masuk ke dalam karena mendengar suara Arkana memanggil.“Ya ampun, Nak Arkana ... seharusnya Tante yang buatin makan siang kenapa Nak Arkana malah beliin.” Maya pun tidak enak hati dibuatnya.“Enggak apa-apa, Tante ... hari ini jangan masak dulu nanti capek, abis pindahan.” Maya dan Willy tergelak, sang calon menantu ternyata begitu perhatian.“Saya ke atas dulu ya, Om ... Tante ... anterin makan siang buat Zara sekalian bantuin beresin pakaian ke lemari,” pamit Arkana.“Iya, silahkan ... silahkan,” ujar Willy mempersilahkan.Maya menyikut lengan suaminya sambil mengedipkan mata dan senyum penuh makna.“Ayah percaya sama Nak Arkana, dia lahir dari keluarga baik-baik ... Ayah yakin Nak Arkana enggak akan macem-macem.” “Setuju!” Maya berseru sambil membuka kotak nasi bagiannya.“Makan yang banyak, Bun ... kalau

    Last Updated : 2024-04-20
  • Istri Kesayangan Mafia   Acara Keluarga

    Dua jam lamanya Arkana membujuk Zara agar mau ikut bersamanya ke rumah Arsha untuk menghadiri barbeque party.Kedua orangtua Arkana sudah berada di sana dan berkali-kali menghubungi agar ia segera datang karena tadi malam saat mereka tiba di Indonesia hingga pagi tadi belum sempat bertemu Arkana.Berkali-kali Zara menolak meski Arsha sudah menghubunginya melalui sambungan telepon dan secara langsung mengundangnya yang tentu saja atas desakan Arkana.Arkana memang sangat menjengkelkan, ia akan melakukan banyak cara agar kehendaknya bisa terwujud.Dan jalan terakhir yang Arkana lakukan adalah meminta tolong kedua orangtua Zara agar mau membujuk anak gadisnya dan mengijinkan mereka pergi di malam minggu yang cerah ini.“Zara sayang, ikut lah bersama Nak Arkana ... dia udah baik mau bantuin kita pindahan ... .” Willy mengusap kepala sang anak lembut.Zara menoleh lalu tersenyum. “Bantuin apaan, dia bawa banyak orang hanya untuk bantuin angkut barang kita yang sedikit,” tukasnya merajuk.Z

    Last Updated : 2024-04-21
  • Istri Kesayangan Mafia   Sidang Keluarga

    “Mau kapan lo kenalin kita sama Zara?” celetuk Darius ketika mereka tiba di sebuah tempat latihan.“Kapan-kapan,” balas Arkana malas, pria itu sedang mengganti pakaian dengan pakaian khusus untuk latihan.Saat ini ia sedang berusaha mendapatkan hati Zara, Arkana tidak ingin Darius mengacaukan semua rencananya dengan celetukan-celetukan konyol maupun kelakar pria itu yang mungkin dianggap serius oleh Zara.“Menurut penelitian, akan sulit meluluhkan hati gadis yang trauma sama lo.” Raditya datang dengan pakaian lengkap serba hitam, pakaian itu anti peluru karena malam ini mereka akan latihan menembak.“Mana ada yang sulit buat gue,” balas Arkana jumawa, ia menempelkan penutup telinga tidak lupa memakai kacamata khusus.Raditya dan Darius saling pandang lalu mengangkat bahunya, mereka mengakui bila ucapan Arkana memang benar. Arkana selalu bisa mendapatkan semua keinginannya. Bersama kedua sahabatnya Arkana memasuki ruangan tempat latihan.Mereka menempati posisi masing-masing, Arkana

    Last Updated : 2024-04-21

Latest chapter

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 9

    Mata Zara menatap tajam pada seorang wanita dengan rok span pendek dan jas dokter yang membalut tubuh bagian atasnya.Dalaman blouse dengan tali panjang di leher memberi aksen manis pada tampilannya.Wanita dengan rambut panjang yang tengah berjalan berlawanan arah dengan Zara itu tersenyum tipis sorot matanya terlihat melecehkan Zara dibalik kacamata berbingkai besar.Demi apapun Zara ingin merobek mulut bergincu merah yang sedang tersenyum itu.Wanita itu bernama Saskia, merupakan anak dari pabrik obat merk ternama yang menjadi dokter di rumah sakit milik Edward-sang kakek mertua.Mereka berpapasan di depan pintu darurat, dengan kecepatan tangan karena latihan beladiri yang tidak pernah Zara tinggalkan meski telah memiliki banyak anak—ia bisa menarik Saskia sambil membuka pintu darurat dalam satu kali gerakan.Zara mendorong Saskia ke tembok seraya menodongkan pistol yang ia sembunyikan di balik punggungnya.“A ... apa-apa ... an kamu, Zara?” Senyum sinis Saskia luntur berganti raut

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 8

    “Mommyyy ... juuu ... juuu.” Reyzio mengerucutkan bibir ketika mengatakannya.Ghaza, Nawa dan Reyzio begitu antusias bermain salju meski harus memakai mantel berlapis tiga ditambah syal, hoodie dan penutup telinga tidak lupa celana berlapis-lapis, kaos kaki khusus musim dingin dan sepatu water proof beserta sarung tangan membuat mereka seperti pinguin ketika berjalan tapi tidak menghentikan ketiganya bergerak aktif.“Iya sayang, itu salju ... jangan dimakan ya,” kata Ayara memperingati.Namun, apa yang dilakukan Reyzio selanjutnya?Batita itu malah memasukan salju ke mulut lalu tersenyum menatap sang mama.“Zioooo!!!” jerit Zara, berhamburan memburu Reyzio disusul Arkana dan bocah kecil itu semakin banyak memakan salju.“Adik, No!” Ghaza berseru melarang Reyzio, tangannya menahan tangan Reyzio yang hendak memasukan salju ke mulut.Tapi Reyzio terlalu keras kepala untuk menurut.Arkana menggendong Reyzio lantas tergelak sambil membersihkan mulut bocah nakal itu.“Ay, ini mah kamu bange

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 7

    Zara merasakan sesuatu merangkak naik dari perut ke kerongkongan, bergegas lari—pergi dari ruang makan sebelum seluruh keluarga besar Arkana menyadari apa yang tengah ia rasakan dan tidak bernapsu lagi untuk makan malam.Seluruh Gunadhya sedang berkumpul tanpa terkecuali di rumah Kallandra Arion Gunadhya sang kepala suku Gunadhya untuk merayakan hari ulang tahun Shareena Azmi Zaina-istrinya.“Zara kenapa Bang?” tanya Aura cemas.“Biasa, hamil lagi.” Arkana membalas santai.Mengulum senyum antara bahagia dan malu karena istrinya sudah berbadan dua lagi, menyalip sang Kakak Kalila yang baru memiliki tiga anak.“Seriusan?” Dan semua kompak bertanya demikian.Arkana mengangguk dengan senyum lebar. “Hebat gue ya, tokcer ...,” ujar pria itu pongah.Para adik dan kakak beserta iparnya segera merotasi mata malas.“Lo nyalip gue.” Mata Kalila memicing tidak suka.“Nanti kita buat, honey.” King, suami Kalila mengusap pundak istrinya sensual dengan sorot mata penuh napsu.“No! Bukan itu maksudku

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 6

    “Kamu kangen anak-anak?” bisik Arkana di telinga istrinya.“Banget.” Zara tidak perlu berpikir untuk menjawabnya.“Kalau punya anak keempat gimana?” cetus Arkana bukan meminta pendapat tapi meminta persetujuan.“Siapa takut?” Zara menantang lalu membalikan badan duduk di atas pangkuan Arkana dengan posisi berhadapan.Zara menaikan bokongnya sedikit untuk memudahkan milik Arkana yang sedari tadi telah menegang itu masuk ke dalamnya.“Tunggu, Yang ... aku enggak mau di sini, biar kamu nyaman kita pindah ke ranjang.”Arkana mengangkat tubuhnya keluar dari jacuzy membawa Zara ikut serta.Mulai melangkah pelan masuk ke dalam kamar sambil memagut bibir ranum istrinya.Kedua tangan dan kaki Zara melingkar posesif di tubuh Arkana.Sangat perlahan—penuh kehati-hatian—tanpa mengurai pagutan—Arkana merebahkan Zara di atas ranjang.Menggulirkan kecupannya ke sepanjang rahang dan berakhir di leher.Kedua tangannya sibuk meremat dan memainkan puncak di dada Zara.Zara melenguh merasakan sentuhan ta

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 5

    Malam harinya pihak resort menyediakan barbeque atas permintaan Darius.Di masa lalu, acara barbeque pasti akan dilakukan di rumah Angga dan Bunga di Bandung setiap sebulan sekali.Akan tetapi seiring berjalannya waktu dan bertambahnya kesibukan mereka dalam mengurus anak, kegiatan tersebut hanya bisa setahun sekali atau paling sering setahun dua kali mereka bisa berkumpul seperti ini.“Jadi, kapan nambah anak lagi? Biasanya lo setahun sekali produksi.” Raditya bertanya setengah menyindir.“Sorry ya ... produksi mah setiap hari.” Arkana menjawab pongah.Mereka melingkari sebuah api unggun di pinggir pantai sambil menunggu koki menyajikan barbeque.Setidaknya acara barbeque sekarang mengalami suatu peningkatan karena Darius, Arkana, Angga dan Raditya tidak perlu repot memanggang hingga membuat pakaian mereka bau asap.Malah ketiga pria yang telah beristri itu, kini bisa duduk santai sambil memeluk istri mereka di atas day bed.Malang bagi Darius yang akan menjadi Jones alias Jomblo Nge

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 4

    “Demi apa gue kangen sama kalian, sumpah!!” seru Darius yang tampak bahagia karena akhirnya bisa berlibur bersama para sahabat.Tapi antusias pria itu tidak ditanggapin oleh satu pun sahabatnya.“Elo mah kaya yang enggak happy liburan sama gue.” Darius menendang kaki Arkana yang tampak malas-malasan melihatnya.“Elo yang bikin acara liburan ini tapi elo juga yang dateng telat, padahal gue udah bela-belain ninggalin tiga anak gue buat dateng ke sini.” Arkana bersungut-sungut.“Sekarang Arkana jadi family man, geli gue.” Bunga mencibir.Yang bersangkutan mengerutkan kening sambil menurunkan kaca mata hitamnya agar bisa memperlihatkan tatapan tajam kepada Bunga.“Pake lagi kacamata kamu Arkana, kamu dilarang memandang sembarangan istri saya.” Angga mengatakannya dengan nada dingin penuh ancaman sebagai bentuk keposesifan.Darius tergelak hingga pundaknya berguncang lalu duduk di daybed di samping Arkana.“Kalian enggak pernah berubah,” kata Darius geleng-geleng kepala.“Kalau ketemu kaya

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 3

    “Mommy,” bisik Ghaza membuat Zara buru-buru menghapus air matanya.“Jangan menangis, Mommy ... maafkan Ghaza ya.” Ghaza menegakan tubuhnya lantas mengangkat tangan mengusap air mata di pipi Zara.Bayi tiga tahun yang sudah pandai bicara sejak usia dua tahun itu kemudian memberikan pelukan untuk sang Mommy.Matanya tampak sayu mengantuk tapi Ghaza masih memaksakan diri terjaga dari tidurnya hanya untuk meminta maaf kepada Zara.“Ghaza maafin Mommy juga, kan?” Zara bertanya dengan suara parau.“Tentu saja Mommy, Ghaza sayang Mommy.”“Mommy juga sayang Ghaza.” Zara memeluk erat si sulung, memberikan banyak kecupan di wajah mungil anak tampannya.“Ghaza tidur lagi ya, udah malem ... besok Mommy anter Ghaza ke sekolah dulu sebelum ke kampus.”Ghaza mengangguk, menarik pipi Zara untuk memberikan kecupan di sana.Zara balas dengan memberikan kecupan di kening Ghaza lalu menyelimuti hingga dada dan membenarkan selimut Nawa yang tidak terusik dari mimpinya.Zara menyalakan lampu tidur dan mema

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 2

    “Kenapa anak-anak nangis?” Arkana bertanya kepada dua Nanny yang bertugas menjaga Ghaza dan Nawa.“Enggak tau, Pak ... enggak biasanya, mungkin lagi mau tumbuh gigi.” Nannynya Ghaza yang lebih senior memberi alasan tapi Arkana bisa melihat kilat kebohongan dari pendar matanya.Arkana lantas meraih Ghaza dan Nawa, menggendong keduanya sekaligus di kiri dan kanan.Ghaza yang berumur tiga tahun dan Nawa berumur dua tahun lantas melingkarkan kedua tangan dan kakinya di tubuh sang daddy.“Abang sama Mas kenapa nangis?” Akhirnya Arkana bertanya langsung kepada kedua anaknya sambil membawa mereka ke kamar Ghaza.“Mommy ... tadi marah trus teriak ... Abang takut, Dad.”Ghaza yang sudah pintar bicara di usianya yang baru menginjak tiga tahun mengadu kepada Arkana.“Mommy nanis ... Sayang Mommynya cama Daddy.” Disela tangisnya yang seperti sedang merasa bersalah, Nawa juga berusaha menjelaskan apa yang baru saja terjadi.Langkah Arkana berhenti di depan kamar Ghaza, ia memutar tubuh menghadap

  • Istri Kesayangan Mafia   Ekstra Chapter 1

    “Aaay, Ghaza nangis.” Zara bergumam dengan mata terpejam erat masih sangat mengantuk karena baru saja beberapa menit lalu selesai menyusui si bungsu Arnawarma Byakta Gunadhya.“Heeem.” Arkana membalas dengan gumaman, ia juga baru saja terlelap beberapa jam lalu sepulang pulang lembur.“Aaaay, cepetan.” Zara menendang kaki suaminya pelan mendengar tangis Ghaza yang kian kencang.Ghaza yang baru berumur satu tahun lebih masih suka bangun malam, perutnya tidak pernah kenyang meski sebelum tidur menghabiskan satu botol besar susu formula.Arkana mengembuskan napas berat tapi tak urung menegakan tubuhnya lalu turun dari ranjang.Rasanya begadang ini tidak pernah selesai karena dari Ghaza terus bersambung pada Nawa.Hanya empat bulan kosongnya rahim Zara dan langsung hamil kembali anak kedua.Arkana keluar dari kamar menuju kamar Ghaza, tangis bayi gempal itu kian kencang mengetahui sosok sang Daddy muncul seakan sedang mengadu jika dirinya lapar.“Bentar sayang, Daddy buat susunya dulu.”S

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status