Melihat Yuna yang seperti ini, mana mungkin Brandon bisa merasa tenang. “Nggak, meski kamu nggak kenapa-napa, kamu juga mesti ke rumah sakit. Setelah dokter mengatakan kamu baik-baik saja, kita baru pulang ke rumah.”Sikap keras kepala Brandon sangat mengerikan. Siapa pun tidak bisa mengubah pikirannya.Ditambah lagi, Yuna sedang tidak enak badan dan tidak bertenaga, dia juga tidak bisa meronta ketika melihat Brandon menggendongnya keluar rumah.Brandon menggendong Yuna ke dalam mobil, lalu mengendarai mobil ke rumah sakit.Yuna duduk di samping bangku pengemudi. Dia bahkan tidak memiliki tenaga dan malas untuk berbicara. Jadi, dia memilih untuk tidur saja.Beberapa saat kemudian, Yuna mencoba untuk melebarkan matanya. Melihat Brandon sedang mengendarai mobil, Yuna pun menggerakkan bibir keringnya. “Aku benar-benar nggak kenapa-napa, aku cuma ingin tidur saja. Nggak usah bawa aku ke rumah sakit. Uhuk uhuk ….”“Sudah, jangan bicara lagi!” balas Brandon dengan serius. Ekspresi galaknya t
Brandon pasti lagi berbohong! Mana mungkin Yuna akan tidur dengan begitu nyenyak? Dia bahkan tidak menyadari ada yang menggendongnya keluar dari mobil hingga masuk ke rumah sakit.“Biasanya aku jarang sakit. Sekali sakit malah langsung separah ini!”Yuna menggerakkan tubuhnya merasa tubuhnya sangat lemas. Dia menyadari tangannya sedang dipasang jarum infus. “Ini obat penurun demam?” Yuna mengangkat kepala melihat botol infus.“Bukan, itu isinya vitamin. Sekarang kamu nggak boleh asal konsumsi obat.” Brandon menuangkan segelas air, lalu menyerahkannya kepada Yuna. Dia bahkan sangat perhatian memasukkan sedotan ke dalam gelas supaya Yuna bisa minum dengan praktis.Kening Yuna seketika berkerut. Dia tidak mengerti maksud ucapan Brandon. “Apa maksudmu nggak boleh asal konsumsi obat? Apa aku alergi obat?”Sejak kecil, Yuna jarang sakit, apalagi dirawat di rumah sakit. Hanya saja, setahu Yuna, dia tidak memiliki riwayat alergi. Jangan-jangan hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Yuna ada aler
“Benar! Dokter sudah melakukan pemeriksaan. Kamu sudah hamil hampir 2 bulan. Kamu sendiri nggak sadar?”Kata dokter, orang yang pertama kali mengandung mungkin tidak begitu merasakannya. Ditambah lagi, kurangnya pengetahuan dan pengalaman mengenai kehamilan, wajar kalau Yuna tidak menyadarinya.Biasanya ketika pasien menyadarinya, mereka pun sudah mengandung beberapa bulan.Saat ditanya oleh Brandon, Yuna mengerutkan keningnya untuk berpikir. Sepertinya dia memang sudah tidak datang bulan selama 1 sampai 2 bulan. Hanya saja, berhubung Yuna sangat sibuk dalam beberapa waktu lalu, ditambah lagi datang bulannya memang tidak teratur, jadi Yuna juga tidak mempermasalahkannya.“Aku kira belakangan ini aku banyak tekanan. Aku nggak nyangka ….”“Kamu ceroboh sekali!” Brandon menyentil hidung Yuna dengan pelan. Jika bukan karena kondisi tidak memungkinkan, Brandon pasti sudah memukul bokong wanita ini.Yuna tidak tahu dirinya sedang hamil. Sakit pun tidak bersedia berobat ke rumah sakit. Dia ma
Kabar ini adalah sebuah hadiah yang tidak terduga bagi mereka berdua.Waktu itu, Yuna sempat khawatir jika Brandon tidak menyukai anak kecil. Jadi, mereka tidak memiliki anak untuk sementara waktu. Namun sekarang, Yuna tidak memiliki kekhawatiran seperti ini lagi.Masalah anak memang tergantung takdir dan tidak bisa dipaksakan. Dia akan datang secara tiba-tiba.“Sepertinya masalah resepsi harus dipercepat.” Yuna berbaring di tempat seolah-olah menyadari betapa pentingnya kondisi tubuhnya saat ini.Berhubung Yuna sudah mengandung, dia perlu istirahat dengan baik. Demi anak ini, dia juga mesti menjaga tubuhnya dengan baik.“Iya memang mesti dipercepat, tapi kamu nggak boleh turun tangan sendiri lagi. Kalau ada yang ingin kamu lakukan, kamu catat saja, lalu suruh bawahan yang kerjai. Kamu nggak boleh turun tangan sendiri lagi, kamu mengerti, ‘kan?” Sikap dominasi Brandon membuatnya terlihat semakin tampan lagi. Yuna tahu Brandon sedang memperhatikan kondisinya, dia pun mengangguk. “Siap!
Selesai berbicara, Steve langsung tertawa.Hanya saja, orang yang mendengar lelucon malah tidak tertawa. Si wanita mengedipkan matanya sambil menatap Steve dengan kebingungan. “Tapi aku nggak merasa dinding ini akan roboh dengan sekali senggol.”Steve kembali terdiam. Konon katanya, Keluarga Yukardi sudah bertahun-tahun mengasingkan diri di sebuah pulau. Jangan-jangan gara-gara terlalu lama tidak berhubungan dengan orang luar, otaknya jadi bermasalah?Steve hanya bisa menyindir dalam hati saja. Dia lalu mengiakan apa kata si wanita. “Iya, iya, benar apa katamu. Aku memang bodoh, aku sudah asal bicara.”Melihat sikap Steve, si wanita pun berkata dengan suara kecil, “Kamu juga nggak bodoh.”Suaranya memang tidak besar, hanya saja setiap patah kata terdengar jelas di telinga Steve. Dia seketika merasa sangat gembira. “Nona, bagaimana kesan pertamamu terhadapku?”Si wanita hanya menggigit bibirnya dan tidak berbicara. Entah dirinya sedang berpikir atau tidak ingin menjawab.Setelah menata
Setelah menyelesaikan satu lagu, Steve memalingkan kepalanya dan menyadari Monica masih tidak bersuara. Pada akhirnya, Steve tidak bisa bersabar lagi. Dia mendekati Monica, lalu bertanya, “Nona Monica, apa kamu nggak suka sama aku?”Monica mengedipkan matanya, lalu menggeleng.Melihat Monica tidak menolak, Steve kembali mendekatinya. “Kalau kamu nggak benci sama aku, itu berarti kamu puas sama aku? Jadi, apa pernikahan kita berdua bisa ditetapkan?”Keluarga Setiawan memang sudah membuat banyak persiapan untuk pernikahan ini, tapi sikap Keluarga Yukardi tidaklah pasti. Steve juga tidak bisa bersabar lagi. Sebab, dia tahu ada banyak saingannya yang ingin merebut nona muda ini.Sebenarnya dengan kemampuan Keluarga Setiawan, mereka juga tidak perlu sengaja menjalin hubungan dengan Keluarga Yukardi. Hanya saja, siapa suruh semua kekuasaan ada di tangan Brandon. Meskipun Steve adalah om dari Brandon, dia malah tidak memiliki apa-apa. Untungnya, Steve masih bisa mengandalkan nama keluarganya
Selesai berbicara, Monica membalikkan badan hendak berjalan keluar ruangan. Steve menyadari Monica sudah membuat keputusan, dia pun tidak menghalangi Monica lagi. Dia terpaksa mengikuti langkah Monica hingga ke area parkiran. “Monica!”Sambil memanggil namanya, Steve sambil menopang salah satu tangan di atas badan mobil. Dia menghalangi langkah Monica dan menatapnya dengan dalam. “Apa kamu nggak puas sama aku?”“Bu … bukan.” Monica menggeleng. Dia terlihat agak kepanikan.Melihat mata Monica, Steve melihat dirinya telah salah lihat.Semua orang tentu mengetahui betapa sadisnya Keluarga Yukardi. Meski mereka tidak pernah melihat dengan mata kepala sendiri, setidaknya mereka pernah mendengarnya. Pembunuh Ganda di bawah kepemimpinan Monica membuatnya terkenal akan ketangguhannya. Kenapa dia malah menunjukkan tatapan yang begitu lugu?Namun setelah dipikir-pikir, mungkin Monica hanya pintar di aspek seni bela diri, tapi dia tidak berpengalaman di aspek asmara.Wajar juga, mungkin Monica me
Setelah ditampar dan didorong, Steve melihat Monica berlari masuk ke dalam mobil. Dia tidak mengejar Monica dan hanya melihat mobil melaju pergi meninggalkan area parkir. Seketika tampak senyuman di wajahnya.Steve mengelus pipinya. Sebenarnya wajahnya tidak sakit lantaran tamparan tidaklah kuat. Sepertinya tamparan ini hanyalah sebuah peringatan kecil atau … dia sedang malu?Dengan kemampuan Monica, jika dia benar-benar turun tangan, sepertinya Steve akan ditampar hingga jatuh ke lantai.Steve merasa gadis ini semakin menarik lagi. Dari pengalaman Steve selama bertahun-tahun, sepertinya ini adalah ciuman pertama Monica.Nona muda yang begitu hebat ternyata adalah seorang perawan. Setelah dipikir-pikir, Steve semakin girang lagi.Apabila mereka benar-benar menikah nanti, bukankah Steve bisa mendapatkan kekayaan Keluarga Yukardi dengan gampangnya? Pada saat itu, apa Brandon masih bisa bersikap angkuh lagi? Setelah dipikir-pikir, senyuman di wajah Steve semakin cerah lagi. Menarik! Sung
Ratu meremas seprai ranjang dan baru melepasnya setelah beberapa saat. Dia pun kembali berbaring dan menghela napas panjang, seakan-akan ingin membuang pikiran negatif yang ada di kepalanya jauh-jauh. Seraya menatap plafon, sang Ratu berkata lirih, “Yuna gimana?”“Dia baik-baik saja. Dia sedang menunggu untuk jadi badan yang baru untuk Yang Mulia. Saya sudah merawat Yang Mulia dengan baik, jadi tenang saja!”“Badan baru? Fred, di mana badan barumu? Apa kamu sudah mencari orang yang cocok untuk kamu?”“... Yang Mulia ngomong apa? Saya masih cukup muda! Eksperimen kali ini adalah untuk Yang Mulia!”“Memang kamu masih cukup muda sekarang, tapi berapa lama itu bisa bertahan? Kamu pintar sekali ya. Selama ini kamu selalu ngomong apa pun yang kamu lakukan semuanya demi aku, padahal kamu cuma menjadikan aku sebagai objek percobaan!”“Saya ….”MulanyaFred ingin membantah tuduhan itu, tetapi dia tiba-tiba malah tertawa. Suara tawanya pelan di awal, tetapi lama kelamaan makin kencang sampai terb
“Ya, Yang Mulia. Ada apa?”“Kamu masih belum jawab aku. Gimana kalau eksperimennya nggak berjalan sesuai rencanamu?”“Pasti berhasil, aku jamin!” kata Fred seraya menepuk tangan sang Ratu seperti sedang membujuk anak kecil. Akan tetapi sang Ratu tidak membalas. Dia hanya menatap Fred dengan datar seperti sedang menonton sebuah tayangan yang membosankan.“Baiklah … kalau eksperimennya gagal, masih ada satu solusi, tapi sayangnya Yang Mulia nggak akan bisa melihat itu!”“Jadi kamu masih punya rencana cadangan? Sudah kuduga, kamu memang menyembunyikan sesuatu dariku.”“Bukankah setiap orang pasti punya rahasia yang mereka simpan untuk diri sendiri, Yang Mulia? Tapi apa pun itu, percayalah padaku. Semua yang aku lakukan selalu memprioritaskan Yang Mulia.”“Apa rencana cadanganmu itu?”“Itu ...,” Fred sempat ragu sesaat. Jelas dia tidak ingin membeberkan rencananya kepada orang lain, khususnya sang Ratu. “Yang Mulia nggak perlu tahu. Kalau Yang Mulia selamat, berarti eksperimennya berhasil
Karena semuanya terjadi begitu mendada, tidak ada orang yang tahu apa yang terjadi sebenarnya. Setelah Fred mengatur semuanya sesuai dengan rencananya, dia pergi ke kamar di mana sang Ratu berada. Dia mengutus orang kepercayaannya untuk berjaga, menjamin supaya kondisi kesehatan Ratu tetap prima. Namun dua hari terakhir tiba-tiba kondisinya memburuk.Awalnya Fred bahkan curiga sang Ratu bersekongkol dengan Yuna karena mereka berdua sama-sama jatuh sakit. Namun setelah dipikirkan lagi, mereka tidak punya alasan yang cukup meyakinkan untuk itu. Terlebih lagi mereka berdua juga sudah tidak berada di tempat yang sama. Tidak mungkin mereka bisa berkomunikasi dalam bentuk apa pun.Begitu masuk, Fred melihat Ratu yang terbaring lemas di atas ranjang. Dia menghampiri sang Ratu, membungkukkan badannya dan berkata dengan santun. “Yang Mulia? Yang Mulia?”Kelopak mata Ratu terlihat ada sedikit pergerakan, tetapi dia tidak membuka matanya entah karena memang tidak kuat, atau karena dia tidak ingin
Rainie duduk di pojokan seorang diri, berpikir mengapa Fred melakukan ini, dan mengapa dia mengumumkannya secara mendadak. Fred sendiri tahu ini terlalu mendadak, tetapi mau bagaimana lagi. Tubuh sang Ratu terus melemah dan sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi.Sejak awal Fred sudah tahu kalau kondisi kesehatan sang Ratu kurang baik, makanya dia mau menyelesaikan eksperimennya secepat mungkin, dan mencari tubuh pengganti yang sehat secara fisik. Tetapi dia malah menemui masalah yang berkepanjangan sampai detik ini. Sementara itu kesehatan sang Ratu terus memburuk. Meski sudah diobati oleh sekelompok dokter terpercaya pun, yang namanya penuaan memang tidak bisa dicegah. Organ-organ tubuhnya kian melemah. Proses penuaan yang dialami oleh sang Ratu membuat Fred ketakutan. Sekarang dia masih cukup sehat, tetapi sebentar lagi dia juga akan memasuki usia tua dan tubuhnya juga pasti perlahan akan ikut melemah.Semua orang sama di hadapan hidup dan mati. Tidak ada seorang pun yang bisa me
Saat Rainie bilang begitu, ekspresi yang terlihat di wajah Fred langsung berubah menjadi serius.“Ikut aku!” katanya.Rainie terus berjalan mengikuti Fred, mereka masih berada di lantai yang sama, tetapi mereka masuk ke sebuah ruangan lain. Selagi Rainie menutup kembali pintu ruangan itu, Fred duduk dan bertanya padanya, “Obat yang tadi kamu bilang itu maksudnya obat yang bisa bikin badan jadi nggak kelihatan?”“Iya! Tadi aku baru dapat kabar, kemungkinan dalam dua hari ini aku bisa dapat resepnya. Bukanya aku nggak mau kerja di lab, tapi aku takut kelewatan informasi penting.”“HP-mu ada di sini,” kata Fred. “Kalau ada apa-apa, aku bakal kasih tahu kamu segera.”“Tapi …,” Rainie berhenti sejenak dan melanjutkan dengan nada bicara yang pelan, “Cuma aku yang bisa mengendalikan pikirannya. Dia cuma mendengar perintahku. Aku takut kalau bukan aku, nanti bakal berpengaruh ke hipnotisnya. Bisa saja dia jadi sadar dan aku gagal dapat resepnya.”“Rainie, kamu sudah berani mengancamku, ya?”Se
“….”Berbagai macam protes dapat mereka dengar di sana. Rianie juga mengernyit tidak menyangka dia akan dipanggil secara tiba-tiba begini. Namun, Fred mengangkat kedua tangannya meminta mereka semua untuk tetap tenang, lalu dia berbicara, “Karena eksperimen ini sangat rumit dan mudah terjadi kesalahan, jadi mulai sekarang kalian semua harus bersiap-siap yang baik. Alasan lainnya … aku pernah bilang aku paling nggak suka dikhianati, dan orang yang bermulut ember. Jadi untuk menjamin keberhasilan eksperimen ini, tolong kerja sama dari kalian semua. Tapi jangan khawatir, soal kebutuhan dasar seperti makan dan minum pasti sudah kusiapkan. Tapi dengan syarat, semua perangkat komunikasi akan kusita sebentar!”Begitu Fred selesai berbicara, langsung ada orang yang maju dan menyerahkan semua barang bawaannya. Ponsel Rainie juga tentunya disita. Sebenarnya, sebelum ini pun, semua yang masuk ke lab tidak diperkenankan untuk membawa perangkat komunikasi apa pun, jadi kebanyakan yang disita kali i
Taka lama setelah Rainie menutup telepon, orang yang diutus oleh Fred datang memanggilnya, meminta dia untuk pergi ke lab. Panggilan yang terkesan terburu-buru membuat Rainie sedikit cemas apa mungkin terjadi sesuatu di sana.Apakah Rainie tidak memiliki ambisinya sendiri? Tentu ada. Jika dia berhasil membuat obat menghilang itu dan bisa menggunakan hipnotisnya dengan lebih baik, dia tidak perlu bergantung kepada Fred lagi. Selama Rainie memiliki dua hal itu, dia bisa melindungi dirinya sendiri dan tidak perlu takut untuk mengelilingi dunia lagi.Rainie tidak pernah tertarik dengan iming-iming kehidupan abadi. Di matanya, kehidupan abadi hanyalah impian kosong. Kalaupun menemukan satu orang lagi yang cocok, intinya mereka tetaplah dua orang yang berbeda, bagaimana mungkin bisa berpindah menjadi satu tubuh yang sama? Dengan teknologi yang maju seperti sekarang pun, donor organ saja masih bisa menunjukkan adanya gejala ketidakcocokkan, apalagi mentransfer jiwa yang abstrak.Namun tentu R
“Lho, bukannya dia ada di sana? Tunggu, kamu tahu dari mana anakmu ada di istana negara Yuraria? Siapa yang bilang begitu?”“.…”Sane jadi terbawa emosi karena tiba-tiba anaknya tidak diketahui keberadaannya, sampai-sampai dia kehilangan akal sehat dan baru sadar ketika ditanya balik oleh Rainie. Benar juga, Shane tahu dari mana kalau Nathan ada di sana? Dia tentu tidak bisa bilang kalau Ross yang memberi tahu.”“Aku … dari informasi yang Brandon dapat, dia bilang Nathan nggak ada di sana. Rainie, kan kamu sudah dipercaya sama Fred. Tolong bantu aku cari tahu keberadaan Nathan.”“Brandon?!”Benar Brandon memang selama ini terus mencari di mana Nathan berada, tetapi tidak pernah ada temuan yang berarti, jadi Shane menggunakan alasan itu untuk meyakinkan Rainie.“Kamu percaya sama omongan dia? Memangnya dia pernah pergi cari langsung ke istana negara sana? Apa dia ada ngajak kamu untuk nyari ke sana? Atau dia punya saudara di istana? Sekarang dia saja nggak bisa menolong istrinya sendiri
“Bukan begitu. Maksudku, istana negara kan besar, apa mungkin ….”“Nggak mungkin!” sela Ross, lalu tanpa ragu dia berkata, “Aku lahir dan tumbuh besar di sana. Seberapa besar tempat itu, bahkan sampai ada berapa ekor semut pun aku tahu. Kalau memang ada anak yang kamu maksud itu, aku pasti sudah lihat!”“.…”Mendengar itu, tatapan di kedua mata Shane langsung hampa dan dia tampak sedang berpikir dalam. Jelas sekali bantahan Ross memberikan pukulan yang sangat dalam baginya. Selama ini dia berasumsi Nathan ada di istana kerajaan Yuraria dan yakin kalau dia baik-baik saja meski tidak bisa melihatnya secara langsung. Selama Shane memiliki cara untuk menyelamatkannya, ayah dan anak bisa bersatu kembali, tetapi sayang Shane harus menelan fakta pahit bahwa Nathan tidak ada di sana.Lantas jika Nathan tidak ada di sana, ada di manakah dia?Ross jadi tidak enak hati melihat Shane begitu kecewa. “Jangan sedih dulu. Kalau nggak ada di istana, mungkin dia disembunyikan di tempat lain. Kalau Fred