Edward merasa lapar dan capek. Dia berteriak hingga mulutnya terasa kering dan dia juga sudah kehabisan tenaga untuk berteriak lagi.Pada saat ini, ada yang membuka pintu.Suara pintu besi terdengar agak menusuk telinga. Suara langkah kaki membuat Edward merasa dirinya bagai di ruangan eksekusi saja, sekujur tubuhnya pun gemetar.Edward melebarkan matanya yang capek melihat ke arah pintu. Tampak ada yang datang dengan mengambil nampan dengan perlahan.Bayangan tubuh terlihat gelap dan tinggi. Edward tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Hanya saja, entah kenapa, Edward merasa orang itu sedang tersenyum terhadapnya. Senyuman itu membuat Edward kembali merinding ketakutan.“Kamu … siapa kamu?” tanya Edward dengan ragu. Dia spontan melangkah mundur.Hanya saja, Edward sudah tidak memiliki ruang untuk mundur lagi. Punggungnya bahkan sudah menempel dengan dinding.“Kenapa? Pak Edward nggak kenal sama aku?” Lelaki yang berdiri di hadapan Edward sedang menundukkan kepalanya menatap target
“Sebenarnya bukan juga.” Logan menggeleng, lalu menjawab, “Jangan lupa, kamu sendiri yang merampas proyek ini. Awalnya aku memang cukup optimis dengan proyek ini. Padahal kamu nggak ngerti apa-apa, kamu malah ingin ikut campur. Kamu bahkan nggak izinin aku untuk ikut serta dalam proyek itu lagi. Berhubung kamu menginginkannya, aku pun mengabulkannya!”Setelah mendengar sindiran Logan, Edward pun tidak bisa berkata-kata lagi. Edward memalingkan kepalanya. “Jadi apa yang ingin kamu lakukan? Sepertinya kamu menculikku bukan untuk memeras?”Sekarang siapa lagi yang bersedia mengeluarkan uang demi menebus Edward? Sepertinya Cecilia pun mendoakan agar Edward bisa segera mati. Mengenai papanya … meski Papa rela untuk menebusnya, setelah Edward diselamatkan nanti, bisa jadi dia akan dijebloskan ke penjara.Edward mengangkat kepalanya bersandar di balik dinding. Dia sudah kehilangan semangat hidupnya. Kenapa nasibnya menjadi seperti ini ….“Tentu saja bukan untuk memeras. Kamu sudah tidak berha
Edward menyipitkan matanya melihat lelaki di hadapannya. Dia pernah mendengar sedikit mengenai masa lalu Logan.Dengar-dengar sebelumnya dia pernah gagal dalam merintis kariernya, perusahaannya pailit dan dililit banyak utang. Waktu itu, dia juga menjadi incaran banyak orang. Selanjutnya, entah bagaimana ceritanya, dia malah bisa bergabung dengan Kusumo Group, bahkan menduduki jabatan manajer proyek.Tidak dipungkiri, Edward sungguh meremehkan lelaki ini. Dia merasa orang gagal seperti Louis tidaklah pantas untuk menduduki posisi tinggi di Kusumo Group.Bahkan, Edward sempat curiga apa ada hubungan gelap antara Cecilia dengan Logan.Namun sekarang, nasib Edward malah terpuruk seperti ini. Semuanya … sungguh di luar dugaan!“Aku bisa membantumu, kamu nggak perlu masuk penjara dan juga nggak usah takut untuk menampakkan diri di luar sana. Kamu bahkan bisa kembali ke Kusumo Group, kemudian menjabat posisi yang lebih tinggi lagi ….”Setiap ucapan yang dilontarkan Logan sangatlah menggoda.
Logan tentu bisa menebak kalau Edward mencurigai “niat baiknya”. Dia tersenyum dengan tidak acuh. “Kamu bisa memilih untuk percaya sama aku atau tidak percaya sama aku. Semuanya terserah kamu. Aku hanya memberimu satu kali kesempatan untuk memilih.”Edward sungguh kebingungan. Hanya saja, dia sungguh tergiur dengan tawaran Logan.“Apa yang harus aku lakukan?” Edward menelan air liurnya, lalu bertanya.“Aku bisa lepaskan kamu dari sini. Setelah itu, kamu menyerahkan diri ke kantor polisi,” balas Logan dengan santai sambil menatap kejauhan. Dia tidak sekali pun menatap Edward. “Mengenai masalah bahan terlarang, kamu akui saja semua itu adalah perbuatanmu. Peracik aroma itu juga direkrut olehmu. Semuanya adalah perbuatanmu, termasuk bersekongkol dengan Yuna dari Perusahaan Uniasia. Kamu tidak mengerti bahan-bahan wewangian. Dialah yang telah memasukkan bahan terlarang ke dalam parfum.”“Siapa? Perusahaan Uniasia?” Edward terbengong sejenak. Nama itu terdengar tidak asing di telinga Edwar
Jika Edward memiliki saham sebanyak itu, apa dia masih perlu memutar otak untuk mengalahkan Cecilia? Meski Daniel menyerahkan seluruh sahamnya kepadanya, sepertinya juga hanya sekitar 10% saja. Dari mana Edward bisa memiliki saham sebanyak itu?“Sekarang kamu memang nggak ada, tapi bentar lagi kamu akan memilikinya.” Dapat terdengar rasa yakin dari nada bicara Logan. “Aku takut kamu akan memungkiri janjimu. Jadi, kamu tanda tangan dulu. Biar kita semua lebih tenang.”“Kenapa kamu bisa seyakin ini?” Edward mengerutkan keningnya menatap Logan dengan penuh curiga.Saham sebesar 55%! Itu berarti Edward akan menjadi pemegang kendali Kusumo Group. Kusumo Group akan jatuh ke tangannya. Pada saat itu, apalagi yang perlu ditakutkannya?Sebenarnya Edward hanya ingin naik jabatan menggantikan posisi Cecilia, lalu mengendalikan perusahaan. Dia sungguh tidak menyangka dirinya akan menguasai begitu banyak saham.Apa Edward sedang bermimpi? Apa Edward bisa memercayai ucapan Logan?Sikap serius Logan
Telah terjadi dua hal penting dalam satu hari ini. Hal pertama adalah Cecilia dan Louis sudah menetapkan hubungan kekasih mereka. Mereka tampak menebar kemesraan di depan awak media. Saat ditanya apakah hubungan mereka akan masuk ke pelaminan dan apakah mereka sengaja berhubungan dengan memperkukuh bisnis dua keluarga, mereka hanya memberi jawaban yang ambigu. Hanya saja, dari jawaban mereka, dapat diketahui bahwa mereka mungkin akan menikah.Masalah pernikahan bisnis antara Keluarga Kusumo dengan Keluarga Hermawan adalah hal yang sangat besar. Kedua keluarga ini sama-sama adalah keluarga konglomerat. Sebenarnya pernikahan antar konglomerat bukanlah hal yang aneh, hanya saja ... belakangan ini mereka sedang diterpa banyak rumor. Ditambah lagi, mereka berdua sama-sama memiliki hubungan dengan Yuna.Di satu sisi, Kusumo Group menuntut Yuna telah berkolusi dengan karyawan perusahaan untuk menjatuhkan Kusumo Group. Di sisi lain, Asosiasi Peracik Aroma juga sedang memboikot Yuna lantaran ti
Namun, Cecilia malah menggeleng ketika mendengar ucapan anak buahnya. Dia bukan hanya tidak merasa lega, melainkan merasa semakin gugup lagi.“Belum, semuanya belum berakhir. Ada yang aneh dengan masalah ini.”Bukankah Edward seharusnya merasa difitnah dan tidak mengakuinya? Reaksi Edward terlalu tidak wajar. Sekarang dia malah maju untuk mengakui semua kesalahan itu.Firasat Cecilia mengatakan bahwa sepertinya masalah tidak sesederhana yang dilihat.“Sepertinya tidak mungkin?” Anak buah Cecilia mengerutkan keningnya. “Dia sudah mengakui kesalahannya, apalagi yang perlu diselidiki? Lagi pula, dia memang penanggung jawab dalam proyek parfum. Wajar kalau dia mengakui kesalahannya. Sepertinya Nona sudah berpikir kebanyakan?”“Apa yang kamu mengerti?” jerit Cecilia, “Kalau masalah benar sesederhana ini, apa perlu aku susah payah merencanakan semua ini? Di mana Pak Logan?”“Dua hari ini Pak Logan lagi izin sakit. Dia tidak masuk kerja.”“Oke, kamu keluar dulu sana. Oh ya, kamu cari tahu kab
Cecilia spontan menjauhkan ponsel dari telinganya, seakan-akan akan mengotori telinganya saja. Setelah Logan selesai bersin, Cecilia baru kembali menempelkan ponsel ke telinganya. “Kamu tahan dulu, jangan izin dalam beberapa hari ini. Cepat ke kantor, ada urusan penting yang harus kamu selesaikan.”“Ada urusan penting apa?” Logan bersin lagi, baru melanjutkan, “Aku sudah baca berita. Kamu akan menikah, ya? Selamat! Apa kamu lagi sibuk urus masalah pernikahanmu? Kamu tenang saja, aku pasti akan datang untuk beri doa restu.”“Jangan bahas masalah itu dulu!” balas Cecilia dengan mengernyitkan keningnya, “Aku bukan lagi bahas masalah ini. Aku lagi bahas masalah Edward.”“Bukannya dia sudah menyerahkan diri?” Masalah ini memang hampir diketahui semua orang. Bagaimanapun, kasus parfum Kusumo Group sangatlah viral, semua orang juga sedang menunggu hasil akhirnya.“Dia memang sudah menyerahkan diri, tapi apa kamu nggak merasa ada yang aneh?” Kening Cecilia semakin berkerut lagi. “Semua itu pas
Harus diakui, setiap tutur kata yang Yuna ucapkan sangat mengena di sanubari Ratu. Memang benar meski Ratu tidak bisa lagi menunggu, toh sekarang ada waktu kosong. Tidak ada salahnya bagi Ratu untuk memberi kesempatan kepada yuna untuk mencoba. Kalau yuna gagal, tinggal lakukan sesuai dengan rencana awal.Rencana R10 ini sejak awal memang sudah mendapat berbagai macam halangan. Pertama adalah perlawanan dari anaknya sendiri, kemudian jika diumumkan pun, entah akan seperti apa kritik dan tekanan dari opini publik. Namun di luar semua itu, yang paling penting adalah bahwa Ratu sendiri juga tidak yakin dengan keputusannya sendiri.Dari luar, Ratu mungkin terlihat tegas. Namun hanya dia sendiri yang tahu kalau sebenarnya dia pun sering meragukan keputusannya. Jika Ratu tidak ragu, pada hari itu juga dia akan tetap melanjutkan eksperimennya, bukan malah menunggu seperti sekarang. Dengan diberhentikannya eksperimen R10 untuk sementara, Ratu makin bimbang.“Kamu butuh apa?” tanya Ratu. Berhub
Saat Yuna mengatakan itu, ekspresi wajah Ratu masih tidak berubah. Ratu hanya menutup kelopak matanya untuk menutupi sorotan yang terpancar dari bola matanya. Tentu saja pada awal eksperimen ini dilakukan, dia menyembunyikan faktanya dari semua orang agar tidak ada yang tahu.Eksperimen ini sejatinya adalah sesuatu yang membahayakan nyawa manusia. Ratu tahu betul akan hal tersebut, karena untuk membuat dia hidup abadi, dia harus mengorbankan nyawa orang lain. Kalau sampai ada satu orang saja yang tahu dan kemudian tersebar luas, tentu saja seluruh dunia akan mengecamnya.Namun di sisi lain, Ratu tidak mungkin dan tidak akan mau menyerah. Makanya saat melakukan penelitian, dia hanya memberikan satu resep kepada setiap grup, kemudian meminta mereka untuk menjalankan eksperimen sesuai dengan instruksi yang tertera di setiap lembaran resepnya.Tentu untuk menutupi agar orang lain tidak bisa menerka apa yang sedang mereka lakukan, Ratu memberikan banyak resep yang sebenarnya sama sekali tid
Suara anak kecil yang menggemaskan itu membuat Yuna teringat, sewaktu dia terakhir kali bertemu dengan Nathan, saat itu dia memang sedang hamil. Seketika mendengar itu, Yuna pun tersenyum seraya memegangi perutnya yang kini sudah rata, “Mereka sudah lahir.”“Adik cowok, ya?” tanya Nathan penasaran.“Ada cowok dan cewek. Anak Tante yang lahir ada dua, lho!” ujar Yuna tersenyum sembari mengangkat dua jarinya.Sorot mata Nathan seketika bercahaya. Perasaannya yang sejak awal murung dan penuh waspada langsung berubah menjadi jauh lebih ceria selayaknya anak kecil pada umumnya.“Dua adik?! Wah, Tante hebat banget!”“Hahaha, makasih, ya! Nanti Tante ajak kamu ketemu mereka kalau ada kesempatan,” ujar Yuna tersenyum, nada bicaranya pun jauh lebih lembut saat dia berbicara dengan anak kecil. Melihat Nathan membuat Yuna teringat dengan anak-anaknya sendiri, hanya saja ….“Aku juga kangen sama mereka, tapi … kayaknya aku nggak bisa ketemu mereka lagi,” ucap Nathan dengan suaranya yang kian menge
Mungkin sekarang Nathan sudah tidak lagi disembunyikan seperti pada saat Fred yang memimpin. Namun tentu saat itu banyak hal yang Fred lakukan secara diam-diam. Dia mengira dia bisa menyembunyikan semuanya dari orang lain bahkan dari sang Ratu sekalipun. Namun dia tidak tahu bahwa sebenarnya Ratu sudah mengetahuinya sejak awal.Di luar kamar tempat Nathan ditahan ditempatkan seorang penjaga. Yuna sempat dicegat saat dia mau masuk ke dalam. Yuna menduga mungkin ini adalah perintah dari Ratu. Mereka semua juga diawasi dan dapat berkomunikasi dengan intercom.Nathan sangat patuh sendirian di dalam tidak seperti kebanyakan anak seumurannya. Bahkan sewaktu melihat Yuna, dia masih bisa tersenyum dengan santun dan menyapanya.“Halo, Tante.”“Kamu masih mengenali aku?” tanya Yuna.“Iya, Tante Yuna,” jawab Nathan mengangguk.Yuna pernah menyelamatkan nyawa Nathan saat mereka berada di Prancis. Yuna juga banyak membantu Nathan dan ada suatu waktu Nathan sering main ke rumah Yuna, tetapi kemudian
Tangan yang mulanya Ratu gunakan untuk mengelus wajah Ross langsung ditarik. Raut wajahnya juga dalam sekejap berubah menjadi berkali-kali lipat lebih sinis.“Jadi dari tadi kamu ngomong panjang lebar ujung-ujungnya cuma mau aku membuang eksperimen ini.”“Aku mau kamu merelakan diri sendiri,” kata Ross sambil berusaha meraih tangan ibunya lagi, tetapi Ratu menghindarinya.“Aku cape. Kamu juga balik ke kamarmu saja untuk istirahat,” ucap sang Ratu seraya berpaling.“Ma ….”Sayangnya panggilan itu tidak membuat Ratu tergerak, bahkan untuk sekadar menoleh ke belakang pun tidak.“Ricky!”Ricky yang dari awal masih menunggu di depan pintu segera menyahut, “Ya, Yang Mulia.”“Bawa Ross balik ke kamarnya.”Saat Ricky baru mau masuk untuk mengantar pangerannya pergi, Ross langsung berdiri dan bilang, “Aku bisa jalan sendiri.”Maka Ross pun segera berbalik pergi, tetapi belum terlalu jauh dia melangkahkan kakinya, dia kembali menoleh ke belakang dan berkata, “Ma, aku tahu apa pun yang aku bilang
Seketika itu Ratu syok karena dia jarang sekali melihat anaknya bersikap seperti ini. Saking syoknya sampai dia tidak bisa berkata-kata dan hanya terdiam menatap dan mendengar apa yang dia sampaikan.“Ma, aku tahu sebenarnya kamu pasti takut. Takut tua, takut mati, takut masih banyak hal yang belum diselesaikan. Aku thau kamu juga bukannya egois. Kamu melakukan eksperimen ini bukan semata-mata untuk kepentingan pribadi, tetapi karena masih banyak hal yang mau kamu lakukan.”Di saat mendengar kata-kata Ross, tanpa sadar mata Ratu mulai basah, tetapi dia berusaha untuk menahan laju air matanya.“Aku juga tahu kamu pasti sudah capek. Orang lain melihat kamu berjaya, tapi aku tahu setiap malam kamu susah tidur, bahkan terkadang waktu aku pulang malam dan melewati kamarmu, aku bisa dengar suara langkah kaki lagi mondar-mandir. Kamu pasti capek banget karena harus menanggungnya sendirian. Sering kali aku mau membagi beban itu, tapi ….”Sampai di situ Ross terdiam dan tidak lagi meneruskan ka
“Aku nggak pernah dengar tentang itu,” sahut Ross dengan tenang.“Jelas kamu nggak pernah dengar. Itu hal yang sangat mereka rahasiakan, nggak mungkin mereka mau kamu tahu.”“Jadi Mama sendiri tahu dari mana?” Ross bertanya balik.“....” Ratu berdeham seraya berpaling, dia lalu mengatakan, “Aku punya jalur informasiku sendiri. Terserah kamu percaya atau nggak, tapi itu benar.”“Aku bukanya nggak percaya, tapi kamu yang takut aku nggak percaya. Kalau memang dirahasiakan, pastinya nggak akan mudah untuk mendapat informasi itu. Aku cuma penasaran dari mana kamu tahu itu. Tentu saja kamu bisa bilang informasi itu didapat dari jalur informanu sendiri, tapi coba pikir lagi. Kamu sudah melakukan eksperimen ini selama bertahun-tahun, tapi siapa yang tahu sebelum ini terbongkar? Atau kamu pikir kamu lebih pandai merahasiakan ini dari mereka?”“.… Ross, kamu ….”Saat Ratu baru mau berbicara, dia lagi-lagi disela oleh Ross yang bicara dengan suara pelan. “Ma, tolong jangan marah. Kamu marah karen
Bagaimanapun yang namanya anak sendiri, ketika sudah meminta maaf, amarah Ratu sudah tidak lagi berkobar.“Iya, aku tahu aku salah,” kata Ross menunduk. “Aku nggak sepantasnya ngomong begitu.”“Kamu benar-benar sadar kalau salah?” tanyanya. “Angkat kepalamu. Tatap mataku.”Lantas Ross perlahan mengangkat kepalanya sampai matanya bertatapan, tetapi tetap tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan apa-apa. Selagi menatap Ross dalam-dalam, Rat tersenyum dan berkata, “Ross, kamu nggak tahu kamu salah. Tatapan mata kamu memberi tahu kalau kamu sebenarnya masih nggak rela!”Bagaimana mungkin Ratu tidak memahami anaknya sendiri. Tatapan mata Ross mengatakan dengan sangat jelas kalau dia masih tidak mengaku salah, tetapi dia hanya mengalah agar ibunya tidak marah. Hanya saja setelah mengalami masa kritis dan setelah mengobrol dengan Juan dan Fred, pemikiran dan suasana hati Ratu sudah sedikit berubah.“Ross, kamu sudah lama tinggal di negara ini, jadi pemikiran kamu sudah terpengaruh sama
Ricky sudah menunggu di luar menantikan Ratu keluar dari kamar tersebut. Dia langsung memegang kursi roda tanpa mengatakan apa-apa, dan mendorongnya dalam kesunyian. Begitu pun dengan Ratu, dia juga hanya diam saja selama mereka berjalan menuju lift.“Pangeran Ross minta bertemu,” kata Ricky.Ratu memejamkan kedua matanya guna menyembunyikan perasaan yang mungkin bisa terlihat dari sorotan mata. Dia tidak menjawab dan hanya mengeluarkan desahan panjang. Walau begitu, Ricky mengerti apa yang ingin Ratu sampaikan dan dia pun tidak lagi banyak bertanya.Seiringan dengan lift yang terus naik, tiba-tiba Ratu berkata, “Bawa dia temui aku.”“Yang Mulia?”“Bawa dia temui aku.”Selesai Ratu berbicara, kebetulan lift juga sudah sampai di lantai tujuan. Ratu mendorong kursi rodanya sendiri keluar dari lift. Ricky sempat tertegun sesaat, tetapi kemudian dia kembali menekan tombol lantai di mana Ross berada.Tak lama kemudian, Ricky mengantar Ross masuk kamar tidur Ratu. Dia mengetuk pintunya, teta