“Jadi yang dipedulikan Pak Edward sekarang hanyalah kerugian perusahaan, bukan kondisi tubuh Nona Tiara?” Seorang reporter mengajukan pertanyaan tajam.Edward juga tidaklah bodoh. Dia tentu tahu pertanyaan ini adalah sebuah jebakan. “Kata siapa aku nggak peduli dengan kondisi tubuh Nona Tiara? Hanya saja, sebelum ada bukti kuat, dia malah langsung mengatakan bahwa parfum perusahaan kami bermasalah. Dia sudah memfitnah dan mencemarkan nama perusahaan. Aku berhak untuk mempertanyakannya!”“Pihak rumah sakit sudah mengeluarkan laporan hasil laboratorium, sudah terbukti bahwa parfum perusahaan kalian adalah pemicu dari alergi yang dialami Nona Tiara. Masalah ini sudah dipastikan, kenapa Pak Edward masih berdalih? Pak Edward masih butuh bukti apa lagi?”“Sekarang jika Pak Edward menyalahkan Nona Tiara seperti ini, bukankah sama saja dengan menekan Nona Tiara, memaksanya untuk mengubah pernyataannya?”“Kenapa perusahaan kalian masih belum melakukan pemeriksaan untuk membuktikannya? Apa kalia
Selanjutnya, para awak media berpamitan. Bagaimanapun, mereka sudah berhasil mendapatkan semua yang ingin mereka rekam dan semua yang tidak diduga mereka. Jadi, para reporter harus segera kembali untuk melakukan penyuntingan dan penulisan naskah.Berita kali ini boleh dikatakan cukup sensasional, bahkan mengimbangi berita racun di parfum Yuna.Hanya saja, sepenggal rekaman itu tidak bisa membuktikan apa-apa. Ditambah lagi dengan latar belakang Uniasia yang kuat, tim humas perusahaan mereka juga cukup hebat. Tak lama setelah masalah terekspos, mereka pun berhasil menekannya dengan cepat. Perusahaan Uniasia mengadakan sebuah konferensi pers untuk melakukan klarifikasi, alhasil malah meningkatkan omset penjualan parfum. Sekarang bahkan ada yang mengatakan bahwa parfum Uniasia bisa menyembuhkan penyakit dan meningkatkan daya tahan tubuh. Pokoknya ajaib sekali!Hal yang lebih menarik lagi adalah konon katanya Yuna telah mengundurkan diri dari Uniasia. Ketika semua orang mengira dia sudah k
Setelah pulang ke rumah, Daniel segera mencari putrinya. “Di mana Cecilia? Kenapa Cecilia masih belum kembali?”Tania sedang menonton di ruang tamu. Ketika melihat sikap panik Daniel, dia pun menjawab dengan santai, “Bukannya dia lagi di perusahaan? Kenapa kamu pulang secepat ini?”“Sudah terjadi masalah serius!” ucap Daniel dengan panik, “Kenapa Cecilia masih belum pulang? Tadi aku lihat Cecilia sudah meninggalkan perusahaan, makanya aku baru pulang. Kenapa dia masih belum sampai rumah? Jangan-jangan sudah terjadi sesuatu?!”Melihat wajah kaget Daniel, Tania pun berkata, “Ih, kamu orangnya aneh, ya. Kalau kamu lihat dia meninggalkan perusahaan, kenapa kamu nggak panggil dia? Masalah kerjaan bukannya dibahas di perusahaan, malah dibahas di rumah.”Suasana hati Daniel sedang sangat buruk. Dia pun berkata dengan kesal, “Apa yang kamu mengerti? Ada banyak mata-mata di perusahaan. Ada beberapa hal yang tidak bisa dikatakan di sana, makanya aku ingin membahasnya di rumah. Tapi, kenapa dia m
“Pa, aku benar-benar nggak bisa pulang sekarang. Ada banyak reporter berkumpul di depan sana. Mereka semua sedang mengawasiku. Kalau aku keluar dari rumah, semua orang pasti akan mengikutiku,” ucap Edward dengan ketakutan.Sekarang Daniel memang sedang emosi, tapi dia merasa ucapan Edward sangat masuk akal!Awalnya masalah alergi sudah cukup menarik perhatian publik. Sekarang Edward malah melakukan keonaran di rumah sakit. Wajar kalau semua awak media mengintainya. Mereka semua sedang berusaha menangkap kesalahan Edward.“Sudahlah, kamu tinggal di rumah mamamu dulu. Aku akan segera mencarimu. Kamu ingat, jangan keluar rumah, jangan menampakkan diri, dan jangan angkat panggilan dari orang lain! Semuanya akan diatasi oleh perusahaan. Apa kamu sudah mengerti?” jerit Daniel.Edward sudah merinding ketakutan. Sekarang dia juga sudah tidak memiliki ide lain lagi, dia hanya bisa mengangguk saja. “Iya, aku mengerti.”Selesai mengakhiri panggilan, Daniel mengambil jasnya, lalu berjalan pergi.T
“Pa, aku sudah memikirkan masalah kali ini. Semua ini benar-benar bukan salahku. Aku juga nggak tahu siapa yang sudah aku singgung. Si Tiara itu jelas-jelas sengaja ingin mencelakaiku!” Edward juga menangis. Dia menyeka air matanya, lalu berkata, “Mereka semua ingin mencelakaiku!”Daniel melambaikan tangannya sambil berkata, “Sudahlah, wajah Tiara memang sudah alergi. Aku juga sudah melihat foto dan videonya. Bentol-bentol itu memang asli. Dia bahkan sudah melakukan pemeriksaan laboratorium ….”“Bisa jadi semua ini adalah rencananya!” Edward segera berkata, “Dia menaruh sesuatu ke dalam parfum. Dia ingin mencelakaiku.”Daniel melirik Edward sekilas, lalu duduk di sofa. “Jadi, kenapa dia ingin mencelakaimu? Apa kamu punya dendam sama dia? Kamu bersalah sama dia?”Edward menggeleng. Inilah yang dibingungkan Edward.“Aku memang masih belum mengetahui alasannya, tapi dia pasti sudah mencelakaiku! Nggak mungkin akan ada masalah dengan parfum itu! Aku berani menjamin!” Edward mengawasi prose
“Iya, Papa juga percaya sama kamu!” Daniel mengangguk. “Coba kamu pikir baik-baik, apa kamu pernah menyinggung Tiara? Misalnya sewaktu perundingan kontrak? Jadi, dia dendam sama kamu? Atau kamu pernah tidak menyetujui permintaannya? Atau dia tidak puas dengan harga upahnya?”Bisa jadi ada masalah di saat perundingan kontrak. Hanya saja, Edward tidak menganggap hal tersebut sebagai masalah. “Nggak!” Setelah berpikir dengan saksama, Edward pun menggeleng. “Semuanya berjalan cukup lancar. Dia bahkan tidak pernah menawar dan langsung setuju dengan upah yang aku berikan. Proses pemotretan juga berjalan dengan sangat lancar. Dia tidak pernah mengajukan permintaan apa-apa.”Berhubung semuanya berjalan dengan sangat lancar, Edward baru tidak menyangka akan ada masalah seperti ini.“Aneh sekali ….” Olivia menegakkan tubuhnya. “Oh, aku tahu!”“Kamu tahu?!” Tatapan Daniel penuh dengan rasa curiga. “Coba kamu katakan, apa yang kamu ketahui?”“Aku tahu kenapa Tiara berbuat seperti itu!” Olivia mel
Olivia merasa sangat tidak senang. Dia merasa Daniel terlalu membela wanita itu. “Kenapa bisa nggak mungkin? Mereka sama-sama berasal dari dunia hiburan! Apalagi sekarang kamu sangat memprioritaskan Edward, bisa jadi dia dendam, ingin menghancurkan aku dan putraku!”Setelah dipikir-pikir, masalah semakin masuk akal saja. Olivia merangkul putranya sambil menangis. “Kenapa nasib kita tragis sekali?! Nak, padahal kamu sudah bersusah payah untuk mengembangkan proyekmu, sekarang kamu malah dijebak ….”“Sudahlah, kamu jangan asal pikir! Tania bukan orang seperti itu!” Daniel melanjutkan, “Dia bukanlah orang dengan pandangan picik. Masalah ini bukan hanya masalah cemburu antar dua wanita saja, tapi menyangkut masalah Kusumo Group. Apa gunanya dia menghancurkan Kusumo Group? Kamu kira dia bakal sebodoh itu?!”Edward menarik ujung pakaian ibunya. “Ma, seharusnya bukan Tante Tania, mungkin rival bisnis kita. Semuanya salah aku tidak berpengalaman! Aku akan menanggungnya.”Awalnya Edward merasa p
Pada akhirnya, keheningan ini sudah dihancurkan.Tampak Cecilia berdiri di luar kamar pasien dengan kedua tangan Cecilia memegang dokumen, lalu menyapa dengan lembut, “Tante.”Laura mengangguk. “Cecilia, aku tahu kamu anaknya berbakti. Tapi kondisi tubuh Om Beny-mu sekarang nggak cocok untuk menerima tamu.”“Aku juga nggak ingin ganggu waktu istirahat Om. Hanya saja, sudah terjadi masalah serius di perusahaan. Aku ingin meminta arahannya. Lagi pula ….” Cecilia menundukkan kepalanya sambil tersenyum, lalu merapikan poninya. “Aku juga bukan tamu!”“Tapi ….”Saat Laura merasa ragu, terdengar suara deham dari dalam kamar, lalu terdengar suara Beny, “Siapa? Cecilia, ya? Biarkan dia masuk!”Berhubung Beny sudah bersuara, Laura terpaksa minggir mempersilakan Cecilia untuk memasuki ruangan. Hanya saja, tatapannya ketika melihat Laura terlihat agak kalut.Tentu saja Cecilia merasa gembira. Dia segera masuk ke kamar dengan tersenyum lebar.Ruangan sangatlah rapi dan bersih. Di samping nakas juga