“Dia cuma seorang wanita dari keluarga biasa dan nggak punya pengalaman apa-apa. Dari barang-barang yang dia beli pakai kartu kredit ayahmu, kelihatan banget seleranya kayak orang kaya baru yang kampungan. Aku nggak yakin dia bakal suka sama kalung ini, tapi aku yakin dia bakal suka sama apa pun yang kupilih, baik itu kalung maupun cincin. Dia selalu iri sama barang-barang yang kumiliki!”Setelah mendengar penjelasan ibunya, Cecilia juga setuju. Semua perhiasan yang dimiliki Tania luar biasa indah. Kalung safir ini masih belum termasuk yang paling mencolok di antara koleksinya.“Sebenarnya ... aku juga nggak menduga kalau ayahmu bakal bawa dia ke acara lelang itu.” Tania berbalik kembali dan lanjut memangkas bonsai. Dia berkata dengan santai, “Awalnya, aku cuma mau sumbang barang buat amal. Selama ini, aku juga sering berbuat amal. Hanya saja, aku nggak menduga ada hari di mana aku bisa memanfaatkannya seperti ini.”Tania tertawa mengejek, lalu melanjutkan, “Kalau dia bersikeras mau pe
Cecilia memang memiliki niat ini, tetapi masih belum menemukan cara yang tepat untuk mendekati Louis. Bagaimanapun juga, menjalin hubungan dengan Keluarga Hermawan tidaklah gampang.“Cara sih ada, tapi masih butuh sedikit usaha.” Setelah berhenti sejenak, Tania menatap Cecilia dan berkata, “Gimana proyek baru perusahaan itu?”“Itu tanggung jawab anak haram itu, nggak ada hubungannya sama aku,” jawab Cecilia sambil mendengus.“Kok nggak ada hubungannya sih? Kalau dia yang bertanggung jawab, justru lebih berhubungan sama kamu dong. Nggak peduli apa performanya bagus atau nggak, hubungannya sangat besar denganmu.” Tania mengambil kalung safir itu dari tangan Cecilia, lalu berkata, “Ingat, semua yang memang milikmu akan tetap jadi milikmu biarpun harus melalui berbagai rintangan dulu.”Saat melihat kotak di tangan Tania, tatapan Cecilia terlihat mendalam....Konferensi pers Uniasia semalam sangat sukses. Setidaknya, masalah mengenai “racun dalam parfum” sudah hilang. Biarpun masih mungkin
“Apa?!” Edith dan Stella langsung tercengang dan saling memandang. Kemudian, mereka berkata dengan serempak, “Mana mungkin!”“Serius, lho!” Yuna menghela napas, lalu berkata dengan tidak berdaya, “Aku sudah pernah ujian dari awal mulai terjun ke dunia ini. Aku sudah dapatkan gelar peracik aroma, tapi aku memang nggak pernah ujian untuk lisensi kerja. Lagian, lisensi kerja cuma sertifikat yang dibuat Asosiasi Peracik Aroma sendiri dan nggak diperlukan secara internasional.”Edith merenung, lalu berkata, “Sertifikat itu memang nggak diperlukan secara internasional sih. Kayaknya memang orang dalam negeri yang baru menciptakannya dalam beberapa tahun terakhir. Tapi ... tapi nggak mungkin kamu nggak bisa mendapatkannya, ‘kan?” Edith mengejek, “Bahkan teknisi paling junior juga punya. Masa kamu nggak punya?”Tentu saja, tidak ada yang menyangka ternyata Yuna tidak memiliki sesuatu yang begitu mendasar.“Makanya! Bahkan aku juga punya!” ujar Stella dengan buru-buru.Yuna menatapnya dengan kes
“Memang benar sih, tapi aturan di industri ini ya begitu,” ujar Stella sambil berdesah.“Yang namanya aturan memang untuk dilanggar!” Yuna duduk tegak, lalu mengetuk-ngetuk meja dan berkata, “Aku sama mereka sebenarnya nggak saling menyinggung. Tapi kalau mereka mau cari masalah, aku nggak keberatan bertarung sama mereka sampai akhir.”“Tapi perusahaan ....” Setelah ragu sejenak, Edith menggeleng dan berkata, “Tapi nggak masalah. Pak Brandon pasti berpihak padamu.”Namun, Yuna malah menggeleng dan menjawab, “Nggak. Ini tindakanku sendiri. Kalau sampai melibatkan perusahaan, aku bakal mengundurkan diri.”Jika sebelumnya Yuna masih belum percaya diri, sekarang dia sudah sepenuhnya yakin bahwa dirinya bisa meluncurkan merek sendiri, apalagi setelah semua usahanya selama lebih dari setahun ini. Dia memang mempunyai kemampuan dalam bidang meracik aroma.“Bagaimanapun juga, aku tetap mendukungmu!” ucap Edith sambil menepuk-nepuk bahu Yuna.Stella juga memegang bahu sebelahnya lagi, lalu berk
“Haih!” Beny menghela napas panjang, lalu menatap ke luar jendela dan menjawab, “Kalau anak sudah besar dan punya pemikiran sendiri, kita sudah nggak bisa menahan mereka. Biarkan saja dia melakukan apa yang diinginkannya.”“Tapi bagaimanapun juga, dia tetap harus merawat ayahnya yang sakit, dong.”Sebelum Daniel selesai berbicara, Beny sudah menyela, “Sudahlah! Kalau dia nggak mau pulang, ya biarkan saja. Anggap saja aku nggak punya anak. Aku sudah capek, kamu pulang saja dulu.”Beny sudah mengusirnya secara halus. Jadi, Daniel juga tidak bisa mengatakan apa-apa. Saat melihat Beny menutup mata dan terlihat kelelahan, Daniel pun bangkit dan pamit. “Kalau begitu, Kak, Kakak Ipar, aku pamit dulu. Aku bakal datang jenguk kamu lagi lain hari. Jangan khawatir, aku pasti akan mengurus perusahaan dengan baik!”Selesai berbicara, Daniel melihat Beny masih menutup matanya, seperti sudah ketiduran. Laura pun menyeka air matanya dan berkata, “Ayo kuantar.”Setelah mengantar sampai ke depan lift, L
“Anggaran?” Daniel bertanya sambil mengerutkan alis, “Bukannya anggaran yang kamu terima lumayan banyak?”“Begini, biaya untuk mengundang peracik aroma saja sudah sangat besar. Ayah juga tahu kalau jasa peracik aroma papan atas sangat mahal. Jadi, dana untuk hal-hal lainnya sudah ... lumayan terbatas.”Saat melihat ke halaman pengeluaran, kening Daniel langsung berkerut erat. Dia menatap angka yang tertulis di sana, lalu berkata dengan ekspresi suram, “Bukannya sebelumnya kamu sudah dikasih tahu seberapa besar anggarannya dan dipesan untuk jangan sampai lewat batas? Kenapa pengeluarannya melebihi anggaran sampai begitu banyak?”“Siapa peracik aroma papan atas yang kamu undang? Harganya benar-benar nggak masuk akal! Apa kamu sudah tertipu?” tanya Daniel sambil menunjuk ke angka di yang tertulis di kertas dengan kesal.“Nggak kok!” Edward buru-buru melambaikan tangan dan menjelaskan, “Ini peracik aroma papan atas internasional yang susah payah aku dapatkan dari koneksiku. Promosinya juga
Edward terdiam sebentar, lalu berkata dengan suara kecil, “Mama memang nggak berwawasan luas. Gimanapun juga, dia cuma seorang wanita. Papa nggak perlu marah lagi. Kalau hal ini sudah terselesaikan dengan baik, anggap saja semuanya sudah berlalu. Jangan khawatir, nanti aku bakal bujuk Mama juga. Dia cuma melampiaskan sedikit kekesalannya, jangan dianggap serius. Wanita cuma perlu merengek sebentar, habis itu juga bakal baik-baik saja.”“Mama sudah bersamamu begitu lama, kamu sudah pasti paham sama sifatnya. Di acara lelang kemarin, dia memang sudah bertindak gegabah. Tapi, itu juga karena dia sudah menekannya terlalu lama. Papa ... maafkanlah Mama sekali ini.”Saat mendengar Edward yang mengerti maksudnya, Daniel baru merasa lebih nyaman. “Sudahlah, aku juga cuma mengeluh padamu. Kata-katamu benar, sifat mamamu memang begitu. Nanti aku bakal belikan dia sebuah kalung permata. Habis itu, masalah ini juga pasti berlalu.”“Emm. Kalau begitu, aku balik kerja dulu ya, Pa.”Daniel mengangguk
“Oh?” Baru saja Yuna ingin bertanya siapa orang yang mencarinya itu, dia sudah melihat orang yang duduk di ruang tamu. “Lisa?!”Yuna sangat terkejut dan tidak menyangka Lisa datang mencarinya. Namun, dia juga sangat senang dan bertanya, “Kok kamu bisa datang kemari?”“Lho? Memangnya aku nggak boleh datang?” Lisa sangat ramah dan langsung memeluk Yuna sambil berkata, “Lama nggak jumpa. Aku sudah rindu sama kamu!”“Emm, aku juga merindukanmu!” Yuna bertanya sambil menepuk-nepuk punggungnya, “Kenapa? Ada acara catwalk lagi?”“Memangnya harus ada acara catwalk baru boleh datang?” Setelah menjawab, Lisa berhenti sejenak. Awalnya, dia masih ingin membiarkan Yuna menebak-nebak lagi. Namun, dia yang berkepribadian ceria sudah tidak bisa menahannya. Dia pun berkata, “Kali ini, aku datang membawa bisnis untukmu.”“Bisnis?” Saat melihat ada banyak rekan lain yang sudah mau pulang, Yuna menepuk tangan Lisa dan berkata, “Tunggu bentar, ya. Aku ganti baju dan ambil barang-barangku dulu. Kita bicarak