Valerie syok dan panik seketika. Meski selama ini dia selalu ragu apakah dia menginginkan anak yang saat ini ada di kandungannya, tidak pernah sekali pun dia berpikir justru anaknya sendiri yang akan meninggalkan dirinya. Selama ini dia masih mempertimbangkan untuk melahirkan anak itu atau tidak, tapi sekarang semuanya sudah berada di luar kendalinya.Valerie langsung tersadar kembali ketika mendengar ada suara di luar. Tanpa banyak pikir, dia langsung membersihkan noda darah yang berceceran di lantai dan membersihkan bekas darah yang menempel di tubuhnya dengan tissue.Namun setelah kejadian ini, dia tidak mau berlama-lama lagi di kamar ini. Dia langsung keluar dari kamar mandi untuk memakai baju dan langsung pergi.Lawson yang mendengar suara dari dalam toilet spontan menoleh. Keningnya mengerut saat dia dia melihat Valerie keluar dengan pakaian lengkap, dan dia pun berkata, “Memangnya aku izinin kamu pergi?”“Maaf, Lawson, aku masih ada urusan penting, jadi harus cepat pulang.”“Bol
“Kalau kamu masih mau mempertahankan anak ini, kamu jangan berhubungan intim lagi. Dan lebih baik kalau kamu opname di rumah sakit untuk menjamin keselamatan anakmu,” ujar dokter sambil memegangi hasil laporannya, “Kalau kamu nggak mau, saya sarankan untuk operasi. Kalau diundur terus, dampaknya ke badan kamu bakal semakin gawat.”“..., dampak dari hubungan intimnya parah banget?” tanya Valerie.Valerie bisa saja menolak untuk berhubungan intim dengan Logan, tapi apa dia bisa menolak Lawson? Kalaupun dia bisa menolaknya satu atau dua kali, bagaimana dengan seterusnya? Itu berarti Valerie tidak bisa melakukan apa-apa. Dia harus beristirahat menjaga janinnya selama 10 bulan, dan setelah anaknya lahir, dia harus menjalani hidup sebagai ibu rumah tangga.Valerie yakin Logan tidak akan bisa memberikan hidup enak seperti yang selama ini dia impikan. Dia harus berjuang untuk dirinya sendiri, tapi masalahnya sekarang adalah masa-masa yang sangat krusial. Dia harus mendapatkan penghargaan di k
Valerie mengira dia cukup membuat janji dan akan melakukan operasinya nanti, tapi siapa sangka dokter malah memberikan resep obat untuk dia tebus.“Bukannya tadi dokter bilang aku nggak bisa pakai obat? Kenapa sekarang malah dikasih obat?”“Sekarang masih ada inflamasi, harus disembuhin dulu baru bisa operasi. Selain itu, beberapa hari ini kamu benar-benar nggak boleh berhubungan intim. Kondisi kamu sekarang kurang bagus, kalau begini terus, bisa-bisa rahim kamu yang kena.”“.…”Setelah itu Valerie tidak ingat apa lagi yang dokter katakan kepadanya. Valerie tahu tubuhnya pasti tidak akan sanggup menerima semua ini, tapi dia tidak menyangka bahwa dampaknya ternyata jauh lebih berbahaya dari yang dia bayangkan.Valerie merasa gundah ketika mengingat kembali tatapan si dokter kepadanya, tapi untunglah tidak banyak orang yang mengenali Valerie. Setelah pulang ke rumah dan memakan obat pemberian dokter, Valerie menaruh obat itu di bagian dalam tasnya dan beristirahat.Untung saja akhir-akhi
“Awalnya sih memang nggak ada masalah. Sampelnya juga sudah jadi. Tapi masih gagal pas diuji coba terakhir kali. Hasil dari produk akhirnya masih kurang memuaskan. Takutnya kita nggak bisa menang kalau produk itu dibawa ke kompetisi.”Masalah ini memang sudah tidak bisa ditutupi lagi, jadi lebih baik Logan katakan saja yang sejujurnya.“Hasilnya kurang memuaskan? Nggak mungkin! Kamu nggak tahu, ya, formula itu aku dapat dari ….”Valerie tiba-tiba berhenti begitu dia menyadari dirinya telah mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya dia umbar.“Dari apa?”“Dari … hasil jerih payah aku eksperimen berulang kali. Harusnya nggak ada masalah sama formulanya!”Di mulut memang keras, tapi sebenarnya dalam hati Valerie tidak percaya diri karena bagaimanapun juga formula itu adalah pemberian Lawson. Dengan keahlian yang Lawson miliki, tentu saja Valerie tidak meragukan formula buatannya dan merasa kalau apa yang dia berikan pasti bagus. Namun hasil tes lab tidak berkata demikian.Namun apa pun yan
Untuk saat ini, Valerie masih belum memikirkan bagaimana dia akan menjelaskan perihal aborsi anaknya, walau sebenarnya dia sendiri sudah mantap untuk menggugurkannya.Akan tetapi, masalah yang terjadi para formulanya mungkin memberikan kesempatan bagi Valerie untuk membebaskan diri dari dilema sekaligus membuat Logan merasa bersalah. Namun, sebelum itu ….Valerie sudah membuat janji untuk bertemu dengan Lawson di sebuah kafe. Lawson datang terlambat dan tampak agak lesu dan kantung matanya terlihat tebal, tapi setidaknya dia masih datang. Mungkin karena sudah tahu betul seperti apa orangnya, Valerie menganggap Lawson tak lebih dari orang yang sakit-sakitan dan tak akan lama lagi hidupnya. Namun jika memang sebentar lagi Lawson akan mati, Valerie akan memanfaatkannya sebisa mungkin selagi masih hidup.“Bukannya kamu bilang nggak ada waktu buat ketemu?” tanya Lawson sembari menuangkan sebongkah gula batu ke dalam cangkir kopinya. Lalu satu lagi, dan satu lagi, hingga total mencapai enam
“Jangan! Ada banyak orang di sana yang pernah ketemu kamu. Kalaupun parfumnya jadi, pas di kompetisi nanti pasti bakal ada orang yang manfaatin itu buat keuntungan mereka.”Setelah berpikir sejenak, Valerie kembali bertanya, “Apa nggak bisa kalau kamu nggak ke lab? Gimana kalau aku bawa produk gagalnya kemari?”“Boleh juga,” jawab Lawson, “Tapi hasilnya nggak maksimal. Mungkin aku bisa nemuin di mana masalahnya, tapi aku nggak bisa jamin.”“.…”Masalah ini seakan menjadi sebuah lingkaran setan. Jika Valerie tidak mengizinkan Lawson datang ke labnya, mereka belum tentu menemukan akar masalahnya. Pembuatan parfumnya akan gagal dan Valerie tidak bisa mengikuti kompetisi. Namun jika Lawson datang ke lab, bukan hanya Logan yang ribut, tapi orang lain akan curiga kalau Valerie memenangkan penghargaan dan kualifikasinya akan dicabut.“Sebenarnya … aku punya solusi lain, tapi aku nggak tahu kamu mau atau nggak.”“Apa itu?”tanya Valerie. Apa pun jalan yang ada, dia akan menempuhnya.“Kalau ngga
Yuna tertidur lelap sampai langit kembali gelap, bukan karena lelah seharian bekerja di lab, melainkan ….Setelah memulai beberapa proyek baru, dia baru menyadari dalam beberapa aspek, pria dan wanita memang memiliki energi yang berbeda. Misalnya saja seperti Brandon yang sudah bangun pagi-pagi berangkat kerja dan menghadiri rapat. Yuna bahkan tidak tahu kapan Brandon berangkat. Yuna hanya ingat Brandon sempat mencium keningnya sebelum pergi, tapi itu pun hanya sekilas saja.Yuna meraih ponselnya yang sedang bergetar dan menempelkannya di samping telinga, “Halo?”“Kak Yuna, ini aku,” ucap Stella dengan semangat menggebu.“Oh, pagi amat, kamu nggak istirahat lamaan?”“Pagi? Sudah mau jam enam Kak Yuna masih bisa bilang pagi?”“Jam enam? Memangnya jam enam nggak cukup pagi?”“Sekarang sudah jam enam sore. Kamu kira masih jam enam pagi, ya?”“Jam enam sore kan pagi. Eh …. eh?!”Seiring kesadarannya yang perlahan kembali, seketika itu juga Yuna tersadar, “Hah? Jam enam sore?!”Seolah masih
Kemarin malam? Bicara soal itu? Mana ada waktu! Setibanya di rumah kemarin, Yuna hanya ingat adegan di mana dia dan Brandon melakukan hal yang tidak boleh diketahui oleh anak kecil!Kantung mata Yuna yang tampak dari pantulan cermin begitu tebal, dan sekujur tubuhnya terasa sangat lelah.“Kak, Kak Yuna, masih dengar aku?”Karena tak kunjung mendapatkan jawaban meski hanya sekadar sahutan singkat, Stella mengira Yuna sudah menutup pembicaraan mereka.“Oh, iya, ngomong saja!” sahut Yuna dengan mulut penuh busa dari pasta gigi.“Nggak apa-apa. Aku cuma mau tanya Kakak sudah bikin janji atau belum. Aku tahu sebenarnya aku nggak berhak nanya soal ini, tapi aku sudah nggak sabar. Sudah lama banget aku nggak pergi jalan-jalan.”Stella tidak punya waktu dan uang untuk pergi jalan-jalan karena harus seharian bekerja di lab, jadi bisa dimengerti mengapa dia begitu bersemangat ketika mendapat kesempatan untuk pergi seperti ini.“Kenapa kamu ngomong begitu? Kamu kan juga ikut, jadi kamu berhak ka
“Oh ya? Kenapa kamu yakin begitu aku belum pernah coba?”Rainie pun berjalan mendekat dan menaruh minuman yang ada di nampannya ke atas meja. Minuman itu dikemas di dalam pot berbahan tanah liat yang memiliki desain kuno, tidak seperti minuman modern yang dikemas di dalam botol beling.“Karena ini alkohol khas negara saya. Pangeran pasti belum pernah lihat.”“Aku sudah sering bolak balik ke sini dan sudah coba banyak makanan khas kalian. Kamu yakin aku belum pernah coba?”“Saya yakin pasti belum, karena ini khas daerah kampung halaman saya.”“Oh, begitu ya?”“Minuman ini sudah ada bahkan waktu saya baru lahir. Papa saya menyimpannya di bawah tanah dari baru dikeluarkan sekarang. Aromanya saya jamin pasti harum. Apabila Pangeran nggak keberatan, boleh dicoba sedikit,” kata Rainie seraya menuangkannya.Benar seperti yang Rainie katakan. Begitu tutup dibuka, aroma sedapnya langsung memenuhi satu ruangan. Ross juga menghirupnya dan mengakui kalau itu adalah minuman yang bagus.“Pangeran b
Rainie menari napas panjang dan mengetuk pintu. Tak lama, dia mendengar suara seseorang yang berkata dengan logan kental Yuraria, “Masuk.”Rainie sekali lagi memastikan kalau semuanya baik-baik saja, lantas dia pun masuk ke dalam sambil membawakan minuman yang tersaji di atas nampan.“Pangeran Ross,” sapa Rainie dengan santun seraya membungkuk. Pengalaman kuliah di luar negeri membuatnya cukup fasih dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Yuraria.Ross mengenakan pakaian rumah dan sedang sibuk membaca berkas di mejanya. Dan di sisi sebelahnya terdapat berbagai macam kudapan, serta gelas yang terisi setenga oleh wine. Sepertinya, apa yang Rainie bawakan untuknya sudah tidak diperlukan lagi.“Ada apa?” tanya Ross seraya memperhatikan sosok Rainie, tetapi dia hanya melihat sekilas saja seakan penampilan Rainie tidak mempan untuk menarik perhatiannya.“Pangeran Ross, saya pelayan yang bekerja di kedutaan ini. Pak Fred menugaskan saya untuk membawakan minuman.”“Oh, Fred?”“Iya, Pak F
“Oke, kalau begitu aku kasih kamu waktu satu jam. Beresan semua pekerjaan kamu, habis itu mandi dan ganti baju, terus datang ke kantorku. Kamu kukasih tugas baru.”Rainie terkejut dan tidak begitu mengerti apa masudnya, tetapi dia tetap menjawab, “Oke.” ***Tak lama waktu berselang, Rainie sudah datang ke kantornya Fred dengan gaun panjang yang dibawakan oleh anak buahnya Fred. Bagian belakang yang memang didesain terbuka memperlihatkan tubuh Rainie yang menggoda. Namun di sisi lain pakaian seperti itu membuat Rainie merasa tidak nyaman. Dia biasanya tidak suka memakai pakaian yang terbuka, tetapi kali ini terpaksa karena ini adalah perintah langsung dari Fred.Rainie merasa seperti menjadi pekerja sosial yang diminta untuk menjamu klien. Pengalaman ini benar-benar membuat Rainie merasa tidak nyaman. Yang bisa dia tawarkan kepada orang lain adalah kecerdasan dan bakatnya. Tak pernah sekali pun dia berpikir untuk menawarkan tubuhnya kepada orang lain.“Bagus juga! Oke, coba kamu jelask
“Pak Fred, bukannya mau banyak tanya, tapi aku harus tahu jelas untuk bisa tahu di mana letak masalahnya. Badan cewek dan cowok itu berbeda. Usia juga punya pengaruh yang besar. Kalau sudah tua, wajar kalau detak jantungnya melambat. Walaupun dari luar kelihatannya sehat, tapi di dalam badannya sudah ada bibit penyakit. Nggak menutup kemungkinan terkena serangan jantung. Tapi kalau nggak ada penyakit kronis dan tiba-tiba sakit, mungkin ….”“Nggak mungkin serangan jantung! Dia masih muda,” ujar Fred menyela sebelum Rainie selesai menjelaskan.“Masih muda juga bisa saja tiba-tiba kena serangan jantung. Cewek dan cowok juga beda, terus ada juga faktor kesehatan fisik dan lain-lain ….”“Nggak ada hubungannya sama itu semua. Dia bukan cowok, umurnya juga nggak tua, nggak ada penyakit kronis atau patogen lainnya. Selama ini dia juga sehat-sehat saja,” kata Fred. Hampir saja dia bilang kalau orang itu adalah Yuna. “Apa ada kemungkinan dia ini cuma pura-pura mati untuk mengelabui aku? Apa ada
Rainie terlihat bicara apa adanya, dan mengejutkannya Fred pun tidak marah. Dia hanya mengangguk sebagai tanggapan dan meminta Rainie untuk keluar bersamanya.“Soal obat menghilang itu nggak perlu terburu-buru. Aku tahu itu pasti butuh waktu yang lumayan lama, aku cuma mau kamu kerja yang serius saja,” katanya seraya menaruh satu tangannya di atas bahu Rainie. Lalu seraya menekan tangannya, dia berkata dengan suara lirih, “Sekarang aku punya satu tugas penting untuk kamu. Kalau kamu bisa menyelesaikan tugas ini, aku bisa kasih kamu kebebasan untuk melakukan eksperimen apa pun yang kamu mau di lab ini!”“Maksud Pak Fred … hipnotis?”“Betul. Yang ini lebih penting, aku mau selesai secepat mungkin! Kalau malam ini apa bisa selesai?”“.…”Rainie tidak bisa memberi kepastian. Untuk menghipnotis Shane saja, Rainie harus mengerahkan usaha yang tidak sedikit. Dan hipnotisnya terhadap Shane bisa berhasil karena Rainie tahu kepribadian Shane seperti apa. Namun untuk melakukan hipnotis kepada ora
Fred sungguh tidak percaya. Dia membuka matanya lebar-lebar, berpikir apa jangan-jangan otaknya yang justru bermasalah. Dia sudah menyusun rencananya dengan baik agar Ross pergi dari tempat ini. Setidaknya itu akan memberikan waktu baginya untuk menyelesaikan pekerjaan yang ada di sini. Namun hasil akhirnya malah Fred sendiri yang disuruh pergi, dan justru apa yang Ross katakan dirasa lebih masuk akal. “Pangeran Ross, itu juga sudah saya pertimbangkan sebenarnya. Tapi ….”“Oh, ternyata kamu sendiri memang mau pergi, ya! Sudah kuduga kamu memang yang paling setia. Sepertinya rumor-rumor yang ada di luar sana nggak benar. Kebetulan, ini bisa jadi kesempatan yang bagus untuk membuktikan kesetiaan amu. Fred, kalau memang kamu sendiri mau pergi, ya pergilah! Di sini biar aku yang urus, kamu nggak perlu khawatir! Nanti aku juga kirim dua orang pengawal untuk kamu. Kujamin kamu pasti baik-baik saja. Aku mewakili mamaku dan segenap rakyat Yuraria mengucapkan terima kasih banyak untukmu!”“.…”
“Oh, sudah pasti nggak akan ada yang menyalahkan aku, karena aku tahu siapa orang yang lebih pas daripada aku!”“Siapa itu?” tanya Fred. Melihat senyuman yang mencurigakan dari Ross membuat Fred merasa tidak nyaman, dia lantas melanjutkan, “Tapi siapa pun itu, nggak ada yang lebih pas dari Pangeran! Karena Pangeran ….”Namun sayang sekali, sebelum Fred selesai berbicara, atau lebih tepatnya Ross emmang tidak memberikan kesempatan bagi Fred untuk berbicara, dia disela.“Fred!”“Eh …? Ada apa, Pangeran?”“Kamu orangnya!” kata Ross tersenyum seraya perlahan mendekatinya. “Kamu orang yang paling dipercaya sama mamaku, jadi cuma ucapanmu yang bisa membujuknya. Kamu juga yang paling mengerti dia, jadi kurasa nggak ada orang lain yang paling cocok selain kamu! Nggak ada yang berharap jadi seperti ini, dan aku yakin kamu pasti sangat mengkhawatirkan dia. Bukankah begitu, Fred?”Seketika itu Fred langsung tak bisa berkata-kata dan syok ketika ditanya balik oleh Ross. Sebenarnya Ross hanya mengg
“Kalau begitu coba kamu kasih tahu gimana caranya aku bisa cari mamaku?”“Seperti yang saya bilang tadi, lebih baik kita cari beberapa orang saja yang memang bisa dipercaya untuk melakukan pencarian secara diam-diam. Sebaiknya orang yang punya hubungan dekat yang bisa membujuk beliau. Kalau nggak, meskipun ketemu, belum tentu Yang Mulia mau pulang.”Ross mengangguk sembari mendengarkan Fred. “Oke, kita ikuti apa saranmu. Tapi kayaknya orang yang cocok dengan kriteria tadi cuma aku saja, ya?”“Pangeran? Benar juga! Memang cuma Pangeran Ross yang paling cocok untuk itu. Tapi Pangeran bilang di sini cuma beberapa hari saja. Sekarang waktunya sudah nggak banyak. Kalau kita umumkan Pangeran sudah pulang ke Yuraria, mereka pasti nggak akan tahu. Dengan begitu Pangeran bisa mencari Yang Mulia secara diam-diam dengan lebih leluasa. Dan andaikan Yang Mulia sudah ketemu, pastinya cuma Pangeran yang bisa membujuk. Kalau nggak bisa juga, mau nggak mau Pangeran membawa Yang Mulia pulang dengan paks
“Saya tahu Pangeran pasti marah besar sama saya, tapi sekarang yang paling penting adalah keselamatan Yang Mulia. Kita harus mencari tahu keberadaan beliau secepatnya. Apabila Yang Mulia sudah kembali dengan selamat, saya rela dihukum seperti apa pun. Saya mengakui ini kelalaian saya.”“Oke, coba kasih tahu aku gimana caranya kita cari mamaku?” tanya Ross dengan tenang dan tatapan dingin.“Menurut saya cara terbaik adalah dengan melakukan pencarian menyeluruh di sekitar kota ini.”“Jadi kamu mau aku meminta bantuan dari pemerintah setempat?”“Tentu saja nggak! Masalah ini nggak boleh sampai diketahui sama pihak pemerintah sini. Justru makin sedikit orang yang tahu, makin bagus.”“Fred, kamu anggap tempat ini apa? Apa kamu pikir ini negara kita sendiri? Kamu pikir negara ini akan membiarkan kamu melakukan apa pun yang kamu mau?” tanya Ross sembari memukul meja dengan keras.Fred terkejut, tetapi dia tetap memberanikan diri melanjutkan, “Pangeran Ross, saya tahu ini agak memaksa, tapi co