“Tadi Tante bisa nanya papaku sudah pulang dengan selamat atau belum.”“.…”Hingga detik ini Susan mengerti sudah tidak ada gunanya lagi dia terus menyangkal. Setelah dia berpikir lagi, dia membalik dan langsung menarik tangan Bella. “Bella, Tante tahu apa saja kesalahan yang sudah Rainie perbuat. Dia sudah menyakiti kamu dan papamu, tapi gimanapun juga dia itu tetap sepupumu. Kalian punya hubungan darah, dan dia masih muda. Dia sudah mengakui semua kesalahannya. Dia benar-benar nggak sengaja! Tolong maafin Rainie, ya! Lagi pula Rainie diculik sama Brandon. Tante sekarang nggak tahu Rainie ada di mana dan apa kabarnya. Masih hidup atau nggak, Tante juga nggak tahu …. Tadinya Tante mau minta tolong kamu untuk selamatan dia. Tapi Tante nggak nyangka malah datang masalah lain.”Tidak pernah dalam seumur hidupnya Bella melihat tantenya menangis seperti ini. Di dalam ingatannya, Susan selalu tersenyum dan sangat baik. Susan selalu tampil selayaknya istri orang kaya yang ramah, tetapi sekara
Dulu Bella menganggap tantenya adalah orang yang baik, tetapi sekarang dia baru menyadari bahwa itu tidaklah benar. Susan baik kepada Bella hanyalah tampak luar saja, tujuan yang sebenarnya adalah untuk menjilat Edgar.Rainie merasa iri kepada Bela karena merasa ibunya jauh lebih perhatian kepada Bella. Namun tak ada orang selain Bella yang tahu, apabila mereka sama-sama terjatuh, Susan mungkin akan langsung membantu Bella bangun dan menyalahkan lantai yang tidak rata, tetapi kalau Rainie yang terjatuh, Susan akan menangis semalaman.Sewaktu kecil Bella suka sekali dengan makanan manis. Padahal sudah jelas saat itu Bella sudah gemuk dan tidak boleh makan yang manis lagi, tetapi Susan tetap membelikannya. Sementara Rainie, dia suka makanan pedas, tetapi Susan tidak pernah mengizinkannya makan karena itu tidak sehat untuknya. Selain mencegahnya makan, dia juga berpesan keada koki di rumah agar memasak makanan serupa yang lebih sehat.Waktu kecil Bella masih tidak mengerti dan berpikir ka
Tidak hanya sakit hati, tapi juga sedih, karena bagaimanapun juga Bella tetap menganggap Fahrel dan Susan sebagai keluarga dekatnya. Meskipun tahu Rainie yang meracuninya selama ini, Bella tidak bisa membenci om dan tantenya karena mereka tidak tahu apa-apa, apalagi mereka juga sudah keluar banyak uang untuk mencarikan dokter supaya Bella sembuh.Ya, mereka memang memperlakukan Bella dengan baik karena ada motif tersembunyi, tetapi Bella dapat memahami setiap orang pasti punya keegoisan mereka masing-masing. Tidak ada salahnya dengan itu, toh mereka hanya rakyat biasa yang punya kekurangan. Hanya saja, ucapan Susan tadi sudah benar-benar membuat posisinya di hati Bella sebagai keluarga hancur.Di saat seperti ini Susan malah melemparkan semua kesalahan kepada Bella dan ayahnya yang padahal jelas-jelas mereka tidak bersalah. Semua ini adalah kesalahan Rainie, tetapi Susan tidak pernah satu kali pun menyalahkannya. Rasa kecewa yang begitu dalam membuat Bella tak bisa berkata-kata lagi.B
Andaikan Susan bersikeras ingin menahan Bella di sini, Bella bisa pergi kapan pun dia mau. Bella tidak datang sendirian, tetapi dia hanya tidak mau membuat keributan yang tidak perlu. Begitu kembali ke dalam mobil Bella melihat rumah lamanya yang sudah kosong tampak begitu kesepian di tengah kegelapan malam. Semua ingatan di masa lalu langsung membanjiri isi kepala Bella. Dia teringat dengan setiap kisah hidup di masa lalunya. Semua yang terjadi di rumah itu, yang bahagia atau yang kurang bahagia, terbenam dalam ingatan masa kecilnya.“Masih mau di sini lagi sebentar?” tanya Edgar.“Nggak usah,” ujar Bella menggeleng. Mau selama apa pun dia di sana, yang sudah berlalu akan tetap berlalu dan tidak mungkin bisa terulang kembali.“Jalan,” tutur Edgar kepada sopirnya. Lantas, mobil yang mereka naiki perlahan meninggalkan rumah tersebut. Bella tidak kuat menahan perasaannya lebih lama lagi. Dia berpaling dan mendekam di bahu ayahnya dan menangis tersedu-sedu.Edgar hanya bisa mengusap kepal
“Iya … jadi sekarang Rainie ada di mana?”“Dia ada sama Brandon dan teman-temannya. Rainie masih bisa berguna untuk mereka. Rainie masih menyimpan informasi penting yang bisa bisa dipakai untuk menebus semua kesalahannya selama ini.”Di satu sisi, Rainie masih berguna karena dia sudah cukup lama bekerja di bawah organisasi. Di sisi lain, mereka berharap Rainie mau bertobat dan berbuat baik, meski kemungkinan itu sangatlah kecil.“Aku masih nggak menyangka ternyata di sekitarku terjadi banyak banget hal-hal yang menakutkan. Kalau saja waktu itu aku nggak tertular, aku mungkin masih nggak tahu apa-apa.”“Tapi sekarang kamu sudah sembuh total, ‘kan? Masih ada yang nggak enak? Duduk sini, coba Papa lihat.”Mendengar itu, Bella langsung duduk tegak dan membentangkan kedua tangannya. “Aku sudah sembuh total, kok. Coba Papa lihat saja! Kalau aku masih belum membaik, mana mungkin aku dikasih keluar dari rumah sakit. Lagian aku sudah sudah melakukan pengecekan penuh di rumah sakit. Dari hasil t
Dulu setiap kali terjadi hal seperti ini, Bella pasti akan kesal karena ayahnya akan meninggalkannya untuk orang yang lebih penting. Namun sekarang sudah tidak lagi seperti itu. Kali ini Bella mengangguk, dan berkata, “Oke, Pa. Masih ada banyak kerjaan penting yang harus diselesaikan, ya.”“Nggak apa-apa. Papa antar kamu pulang dulu ke rumah,” kata Edgar.Begitu mereka sampai di rumah, Edgar tidak turun dari mobilnya. Dia melihat Bella masuk ke dalam rumah, dan barulah dia menutup pintu. Seketika mobil sudah bersiap untuk berangkat, tiba-tiba Bela berbalik dan berkata, “Papa ….”“Kenapa?”“Aku nggak dapat kabar dari Kak Yuna lagi. Kak Brandon bilang Kak Yuna lagi ada pekerjaan penting, jadi aku nggak mau terlalu banyak tanya. Tapi aku merasa kayaknya Kak Yuna lagi dalam bahaya. Aku nggak bisa tenang. Papa bisa bantu mereka, nggak?”Dari dulu Bella sangat jarang meminta sesuatu kepada ayahnya. Bella lebih terbiasa memendam perasaannya, arena itu dia tidak pernah mengutarakan pendapatnya
Seingat Chermiko, ini baru pertama kalinya dia bertemu Edgar, tetapi mengapa Edgar seperti mengenalinya?Menyadari kebingungan yang Chermiko alami, Edgar menjelaskan, “Pak Liman pernah cerita tentang kamu. Dia bilang kamu berbakat. Kerja yang benar, ya. Jangan menyia-nyiakan harapan dia.”Mendengar itu, Chermiko langsung paham kalau Liman merekomendasikan dia. Hanya saja Chermiko tidak menyangka Liman yang biasa begitu serius dan keras bisa mengatakan hal-hal baik juga di belakang.“Siap!” sahut Chermiko seraya memberi hormat.“Pak Edgar, silakan, sebelah sini,” kata Brandon seraya mengantar Edgar ke ruang kerjanya.Anak buahnya Edgar sendiri yang menuangkan segelas teh untuk Edgar. Edgar sangat jarang makan di luar karena sangat memperhatikan pola makannya. Karena itu juga Brandon jadi curiga apa mungkin ada sesuatu yang tersembunyi di balik penculikannya. Tidak mungkin Edgar yang begitu waspada bisa diculik oleh Rainie hanya dengan cara menggunakan obat.Fakta membuktikan bahwa dugaa
“Dia kukurung di kamar yang ada di halaman belakang. Kamu mau ketemu sama dia?”BRandon pikir Edgar tidak mau bertemu dengan Rainie karena selama ini dia sudah banyak dirugikan olehnya.“Iya, aku mau ketemu dia sebentar!”Tak lama mereka sampai di depan kamar di mana Rainie dikurung. Brandon membuka kuncinya dan masuk duluan. Meskipun kamar itu digunakan sebagai tempat untuk menyekap Rainie, tidak tercium ada bau-bau aneh dan kondisinya juga cukup bersih terawat. Mereka melihat Rainie sedang bersandar di tembok melamun. Sejak beberapa hari terakhir dia terus seperti itu. Dia terlihat tidak bersemangat seperti orang yang baru saja putus cinta. Namun ketika mereka mengajaknya berbicara, Rainie langsung bersemangat seolah tak terjadi apa-apa.Brandon berdiri di antara Rainie dan Edgar untuk menjaga jarak aman antara mereka berdua, lalu dia berkata, “Rainie.”Rainie tidak menunjukkan reaksi yang berlebihan. Dia masih tetap cuek dan hanya menyeringai, “Kenapa, berubah pikiran? Kalau nggak b
Yang paling penting sekarang, jika Rainie tidak bisa bekerja sama dengan Fred, dia sudah tidak punya tempat lagi untuk pergi.“Sejujurnya, selama ini aku selalu meneliti tentang cara mengendalikan pikiran orang lain!” jawab Rainie dengan tegas, setelah melalui pemikiran yang matang.Dengan satu jari menyusuri tulang hidungnya, Fred mengulangi ucapan Rainie. “Pikiran?”Kurang lebih Fred mengerti ke mana arah penelitian yang Rainie maksud.“Kamu pasti pernah main boneka yang dikendalikan pakai tali, ‘kan? Kurang lebih seperti it.”“Jadi kamu bisa mengendalikan perilaku orang lain seperti boneka? Terus apa menariknya?!”Fred memiliki ambisi untuk mengendalikan Yuraria, bahkan seluruh dunia. Akan tetapi yang dia inginkan adalah mengendalikan orang lain yang masih hidup, agar mereka tunduk di bawahnya, bukannya boneka yang tidak memiliki pemikirannya sendiri. Apa serunya mengendalikan orang yang mudah untuk dikendalikan.“Oh, jelas ini menarik banget!” kata Rainie. “Aku tahu kamu mau orang
Fred tidak berkomentar ataupun membalasnya. Dia hanya menatap wajah dan mata Rainie dengan serius. Meski tidak berkata apa-apa, dalam hatinya dia tahu setiap tutur kata yang wanita yang ada di depan matanya ini ucapkan sangat akurat. Setelah situasi tenggelam dalam kesunyian singkat, Fred berdeham dan bertanya.“Nama kamu ….”“Rainie.”“Orang itu sudah mati dari beberapa hari yang lalu. Berarti kamu juga sudah lama memegang barang itu, tapi kenapa kamu baru datang sekarang?”“Awalnya aku juga nggak tahu apa ini. Aku terus mencari mencari kalian tapi nggak berhasil. Setelah itu aku ditangkap sama Brandon dan kawan-kawannya.”“Brandon?! Brandon dan temannya?”“Iya! Aku berhasil kabur dengan susah payah dan langsung teringat sama kamu. Aku tahu kamu cuma yang bisa kasih semua yang aku mau. Dan cuma aku yang bisa membantu kamu!” kata Rainie dengan rasa percaya diri yang membumbung tinggi.“Gimana kamu bisa kabur dari mereka?”Perhatian Fred tertuju kepada hal itu. Dia sudah merasakan langs
Sekarang di dalam ruang kantor itu hanya ada Fred dan wanita tersebut. Fred masih tak bergerak di kursinya seraya mengamati wanita itu. Pakaiannya lusuh dan terlihat sangat kasihan meski dia sudah berusaha untuk bersikap elegan.“Kamu ….”“Aku Rainie, bawahannya asisten yang paling kamu percaya itu. Aku pernah bekerja ….”“Aku nggak tertarik kamu siapa. Aku cuma mau tahu apa tujuan kamu datang ke sini? Dari mana kamu tahu aku kepalanya di sini?”“Soal itu, ya. Sebenarnya awalnya aku juga nggak tahu siapa yang bertanggung jawab atas organisasi ini, sampai … aku menemukan kartu nama yang ada bosku pegang.”“Kartu nama apa? Maksud kamu kepingan kecil itu? Itu paling cuma koin untuk main game atau sejenisnya,” kata Fred menyangkal. Dia tentu saja tidak mau secepat itu mengakuinya. Yang dia lakukan sekarang ini adalah menguji apakah Rainie benar-benar tahu sesuatu atau hanya sekadar asal bicara.Akan tetapi Rainie sudah menduga hal seperti ini pasti terjadi. Dia tidak tampak kebingungan dan
“Yang Mulia jangan berpikir begitu. Kita justru saling menguntungkan satu sama lain. Yang Mulia bisa kembali muda, sedangkan aku mendapat kekuasaan penuh. Bukankah begitu lebih bagus?”“Hmph!”Sang Ratu sudah malas membicarakan ini. Namun bagi Fred itu tidak masalah. Selama semua berjalan sesuai dengan rencananya, apa yang ingin dia capai sebentar lagi akan berhasil. Tidak ada lagi seorang pun yang bisa menghentikannya. Di saat itu pula dari luar Fred mendengar suara lirih yang memanggilnya.“Pak Fred!”“Ada apa?”Sebenarnya Fred sedikit kesal karena dia sudah berpesan untuk jangan mengganggu kecuali ada hal penting. Namun lagi-lagi yang datang adalah mereka. Fred masih lebih suka dengan si cacat yang menjadi bos Rainie dan Shane dulu. Meski cacat secara fisik, dia cukup pintar dan banyak membantu Fred. Sayang sekali dia sudah tidak ada …. Tanpa berpikir panjang, Fred melihat di tangan orang itu ada sebuah botol kecil seperti botol parfum yang dijual di luar sana. Perbedaannya, cairan
“Apa lagi ini?”Dalam berkas yang berisikan surat wasiat tersebut tertulis jelas bahwa sang Ratu mengetahui kesehatannya yang makin menurun dan sudah dekat ajalnya, karena itu selagi masih sadar, sang Ratu dengan sukarela menyerahkan posisinya kepada keturunannya, dan Fred diberikan kepercayaan penuh untuk menjadi penasihat mereka.“Kamu masih berani mengaku nggak mau merebut posisiku?! cucuku usianya baru empat tahun, tahu apa merea? Lagi pula bukannya menurunkan ke anakku, tapi malah langsung ke cucuku. Orang waras pasti sudah tahu apa maksudnya ini.”“Nggak juga, cucu Yang Mulia sangat pintar dan punya bakat untuk jadi penguasa yang baik. Saya cuma bertugas memberi nasihat, tapi pada akhirnya kekuasaan tertinggi tetap jatuh kepada mereka. Terkait masalah pewaris, apa Yang Mulia masih nggak sadar juga seperti apa mereka? Mereka sama sekali nggak cocok untuk jadi penguasa!”“Fred, kenapa baru sekarang aku sadar kalau ternyata ambisimu setinggi itu, ya?”“Bukan, Yang Mulia. Yang Mulia
Ketik sang Ratu tersadar, dia sudah berada di atas kasur. Dia berbaring dengan sangat nyaman ditutupi oleh selimut yang rapi. Di sampingnya ada semacam alat medis yang mengeluarkan suara nyaring. Walau demikian, sang Ratu tidak merasa nyaman.“Fred! Fred!” sahutnya.Mengira tidak akan ada yang datang, tak disangka Fred sendiri yang muncul di hadapannya.“Ada yang bisa dibantu, Yang Mulia?”“Lepasin aku!”“Wah, sayang sekali Yang Mulia, tapi nggak bisa! Eksperimennya sudah mau kita jalankan dua hari lagi. Yang Mulia nggak boleh ke mana-mana sampai dua hari ke depan.”“Eksperimen apaan. Kamu cuma mau membunuhku dan mengambil alih jabatanku, bukan?”“Yang Mulia, saya mana berani melakukan itu. Kalau saya membunuh Yang Mulia, apa saya perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk membangun lab dan semua eksperimen ini? Saya benar-benar berniat baik untuk Yang Mulia, tapi Yang Mulia malah terbuai sama omongan si cewek licik itu dan nggak percaya lagi sama saya. Sayang sekali!” kata Fre
“Aku?” kata Chermiko. “Nggak, aku cuma merasa itu terlalu aneh! Apa pun yang keluar dari mulut cewek gila itu, aku ….”Kata-kata yang hendak Chermiko katakan tersangkut di lehernya saat ditatap oleh Shane. Tadinya dia mau bilang tidak akan menganggap serius apa pun yang Rainie katakan, tetapi setelah dipikir-pikir, dia juga akan berpikir hal yang sama dengan Shane.“Oke, mau dia benar-benar bisa menghilang atau nggak, selama masih ada kemungkinan itu benar sekecil apa pun, kita harus cari tahu!” kata Brandon. Dia tidak menganggap ini sebagai sesuatu yang patut ditertawakan. Kalau sampai Rainie melarikan diri, maka bahaya terhadap masyarakat akan sangat besar.“Shane, jaga anak-anak!”Brandon pertama-tama langsung menghubungi Edgar agar dia bisa mengerahkan koneksinya untuk mencari Rainie di setiap sudut kota. ***Pintu kamar di mana Ratu sedang tidur siang diketuk sebanyak tiga kali, kemudian pintu itu dibuka begitu saja tanpa seizinnya. Sang Ratu membuka matanya sejenak dan langsung
“Seaneh apa pun ini pasti ada penjelasannya,” kata Brandon. Dia mengamati bantal di atas kasur itu dan menaruhnya kembali, lalu berkata, “Ayo kita keluar dulu sekarang!”Di kamar itu sudah tidak ada orang dan sudah tidak perlu dikunci lagi. Mereka berdua pun satu per satu keluar dan setela mereka kembali ke tempat Shane berada.“Rainie benar-benar menghilang?” tanya Shane.“Iya,” jawab Chermiko menganggu.“Kok bisa? Apa ada orang lain dari organisasi itu yang menolong dia?”“Aku nggak tahu.”Tidak ada satu orang pun di antara mereka yang tahu mengapa Rainie bisa menghilang. Mereka bertiga sama bingungnya karena tidak ada penjelasan yang masuk di akal. Brandon tak banyak bicara, dia mengerutkan keningnya membayangkan kembali ada apa saja yang dia lihat di kamar itu. Dia merasa ada sesuatu yang mengganjal pikirannya, tetapi dia tidak tahu apa itu.Shane, yang entah sedang memikirkan apa, juga tiba-tiba berkata, “Apa mungkin …? Nggak, itu mustahil ….”“Apaan? Apa yang nggak mungkin?” Cher
Chermiko sudah menahannya sebisa mungkin, tetapi suara gemetar bercampur dengan napas terengah-engah tetap saja menakutkan untuk didengar. Saat mendengar itu, Shane langsung terbelalak dan menyahut, “Apa?!”“Rainie … Rainie nggak ada di kamarnya!” kata Chermiko sembari menunjuk ke belakang.“Ngomong yang jelas, kenapa dia bisa nggak ada?” Ucapan ini datang dari belakang, membuat Chermiko kaget dan menoleh, dan menemukan ternyata Brandon sudah ada di belakangnya entah dari kapan.Brandon baru tidur sebentar dan belum lama terbangun. Semua masalah yang mereka alami membuat kualitas tidurnya terganggu. Anak dan istri tidak ada, dan sekarang ditambah lagi dengan sekian banyak masalah serius yang datang tak habis-habis. Bagaimana dia bisa tidur lelap? Apalagi sekarang ada dua bayi yang entah anaknya atau bukan datang membutuhkan penjagaan.Tidur singkat sudah cukup untuk memulihkan energinya, setelah itu Brandon mandi dan mengganti pakaian, lalu turun untuk melihat anak-anaknya, dan ternyat