Seingat Chermiko, ini baru pertama kalinya dia bertemu Edgar, tetapi mengapa Edgar seperti mengenalinya?Menyadari kebingungan yang Chermiko alami, Edgar menjelaskan, “Pak Liman pernah cerita tentang kamu. Dia bilang kamu berbakat. Kerja yang benar, ya. Jangan menyia-nyiakan harapan dia.”Mendengar itu, Chermiko langsung paham kalau Liman merekomendasikan dia. Hanya saja Chermiko tidak menyangka Liman yang biasa begitu serius dan keras bisa mengatakan hal-hal baik juga di belakang.“Siap!” sahut Chermiko seraya memberi hormat.“Pak Edgar, silakan, sebelah sini,” kata Brandon seraya mengantar Edgar ke ruang kerjanya.Anak buahnya Edgar sendiri yang menuangkan segelas teh untuk Edgar. Edgar sangat jarang makan di luar karena sangat memperhatikan pola makannya. Karena itu juga Brandon jadi curiga apa mungkin ada sesuatu yang tersembunyi di balik penculikannya. Tidak mungkin Edgar yang begitu waspada bisa diculik oleh Rainie hanya dengan cara menggunakan obat.Fakta membuktikan bahwa dugaa
“Dia kukurung di kamar yang ada di halaman belakang. Kamu mau ketemu sama dia?”BRandon pikir Edgar tidak mau bertemu dengan Rainie karena selama ini dia sudah banyak dirugikan olehnya.“Iya, aku mau ketemu dia sebentar!”Tak lama mereka sampai di depan kamar di mana Rainie dikurung. Brandon membuka kuncinya dan masuk duluan. Meskipun kamar itu digunakan sebagai tempat untuk menyekap Rainie, tidak tercium ada bau-bau aneh dan kondisinya juga cukup bersih terawat. Mereka melihat Rainie sedang bersandar di tembok melamun. Sejak beberapa hari terakhir dia terus seperti itu. Dia terlihat tidak bersemangat seperti orang yang baru saja putus cinta. Namun ketika mereka mengajaknya berbicara, Rainie langsung bersemangat seolah tak terjadi apa-apa.Brandon berdiri di antara Rainie dan Edgar untuk menjaga jarak aman antara mereka berdua, lalu dia berkata, “Rainie.”Rainie tidak menunjukkan reaksi yang berlebihan. Dia masih tetap cuek dan hanya menyeringai, “Kenapa, berubah pikiran? Kalau nggak b
Ternyata Rainie sudah tahu. Dia tahu apa yang sedang ayahnya hadapi, dan tahu apa saja yang sedang terjadi di luar sana, tetapi dia sedikit pun tidak merasa takut atau cemas.Edgar tahu Rainie orang yang dingin, tetapi tidak menyangka ternyata separah ini.“Kamu nggak khawatir sama papamu?” tanya Edgar.“Aku sendiri saja lagi begini, mana sempat aku mikirin orang lain lagi. Lagi pula dia memang bodoh, nggak cocok berbisnis tapi masih memaksa. Di dunia ini yang kuat memakan yang lemah. Dengan kepintaran dia itu, seharusnya dia berterima kasih sama aku bisa bertahan sejauh ini.”“.…”“Omonganku mungkin nggak enak didengar, tapi faktanya memang begitu. Kalau kalian bersimpati sama dia, kenapa nggak lepasin saja? Kalaupun aku memohon ke kalian, memang ada gunanya?”“Tapi dia masuk penjara gara-gara kamu,” kata Edgar.“Apa-apaan! Kalau bukan karena aku, dia sudah dipenjara dari dulu. Om Edgar, dengan kecerdasan papaku yang rendah itu, dia pasti sudah banyak melakukan hal bodoh, kan? Apa sela
Suasana di dalam kedutaan selama dua hari ini sedikit aneh. Sekilas terlihat semua pegawai di sana bekerja seperti biasa, tetapi mereka menolak semua kunjungan yang datang. Perjalanan yang seharusnya sudah tersusun rapi jadi tertunda gara-gara itu dengan alasan sedang ada restrukturisasi.Ada rumor yang beredar kalau disinfeksi yang datang tempo hari ternyata bertujuan melepaskan virus sehingga ada pekerja yang terinfeksi, tetapi mereka tidak mau mengumumkannya karena tidak ingin menimbulkan kericuhan. Entah dari mana rumor itu berasal, tetapi kedutaan negara lain jadi ikut waspada.Bagaimanapun juga wabah yang melanda Asia Selatan belum lama berlalu, mereka melihat dan ada yang merasakan langsung, jadi siapa yang tidak merasa takut? Kalau sampai itu terulang lagi, entah akan seperti apa dampaknya nanti. Maka itu semua orang jadi waspada. Setiap kedutaan melakukan pemeriksaan ketat, bahkan sampai meminta penjelasan kepada pihak pemerintah setempat.Masalahnya, pemerintah pun tidak tahu
Yuna meraih sendok dan mengambil potongan kecil dari kue yang ada di hadapannya, dan kemudian memasukkan ke dalam mulutnya sembari memejamkan mata seperti sedang sangat menikmati makanannya.“Kamu … kamu bisa bisa-bisanya makan dan minum dengan santai. Kayaknya selama ini aku terlalu baik ke kamu, ya?!”Tanpa belas kasihan, Fred membuang makanan Yuna ke lantai dan membuat piringnya pecah berserakan di lantai. Yuna tidak bereaksi menghadapi Fred yang mengamuk. Dia tetap kalem dan dengan tenang menjilat sisa menjilat krim yang masih tersisa di sendok. Justru penjaga di bawah yang hampir saja refleks memeriksa ke atas saat dia mendengar kegaduhan tersebut. Tetapi dia ingat perintah Fred tadi, apa pun yang terjadi mereka tetap harus berjaga di bawah.Fred sendiri sudah hampir meledak harus setiap hari berurusan dengan Yuna. Dia ingin sekali mencekik Yuna di tempat sampai mati, tetapi dia tidak bisa karena Yuna masih berguna untuknya.Sesaat kemudian, kata-kata yang terucap dari mulut Yuna
Racun apa yang Yuna buat dan kapan dia membuatnya? Mengapa Fred bisa tidak tahu sama sekali tentang itu? Dia terus memantau Yuna melalui kamera pengawas yang tersebar di mana-mana hampir setiap saat. Setiap tindakan yang Yuna lakukan selalu berada dalam pengamatan, mustahil racun itu bisa muncul begitu saja.“Datangnya dari mana apa penting? Siapa tahu aku bisa sulap,” jawab Yuna bercanda.“.…”Tiba-tiba saja, Fred perlahan berjongkok sambil memegangi perutnya dengan wajah yang tampak sangat kesakitan.“Aargh-”Yuna tidak kaget melihat itu. Dia memiringkan badannya supaya bisa melihat Fred secara langsung. “Kesakitan, ya?”“.…”“Setiap siang kamu pasti merasa jantung kamu seperti terbakar rasanya? Kamu lapar, tapi makan apa pun nggak ada yang masuk karena perut terasa sesak. Mau buang air besar sampai badang kosong juga rasa sakitnya nggak hilang, ya?” Yuna bertanya, dengan ekspresi penuh perhatian selayaknya seorang dokter yang sedang menanyakan kondisi pasiennya.Fred tidak menjawab,
“Jangan harap aku bakal membebaskan kamu!” kata Fred.“Dasar batu! Terus saja kamu sok keras, toh sekarang yang bisa menyembuhkan kamu cuma aku. Tapi cuma aku sendiri nggak mungkin bisa melawan satu negara sebesar Yuraria. Bagus kalau aku punya kesempatan, tapi kalau nggak, lebih baik kita berdua sama-sama mati!”“Kamu nggak takut mati, tapi gimana dengan anak-anakmu? Apa kamu sudah nggak peduli sama mereka?” Merasa sudah sedikit baikan, Fred berdiri dengan bantuan tongkatnya dan meketakkan tangannya di atas meja.“Apa gunanya juga, memang kamu bakal membebaskan mereka?”“Iya!”Jawaban tegas dari Fred membuat Yuna seketika itu tercengang. Tangannya gemetar sampai air di gelas yang dia pegang tumpah berceceran. Melihat reaksi Yuna seperti itu, Fred tahu dia masih sangat memedulikan keselamatan anaknya. Ya jelas, mana mungkin Yuna tega meninggalkan kedua anaknya yang baru lahir begitu saja.“Nggak mungkin aku kasih kamu pergi! Aku sudah keluar banyak uang, darah, dan keringat untuk proye
“Yang kumaksud itu Nathan.”“Nathan?”“Anaknya Shane. Dia sudah lama banget disandera sama kalian untuk mengancam Shane supaya dia mau bekerja untuk kalian. Jangan bilang kamu nggak tahu.”“Oh, anak itu! Kenapa kamu jadi peduli sama anak orang lain juga? Atau jangan-jangan dia itu juga anak kamu?”Nada Fred berbicara sangat menyiratkan hinaan, dan tentu saja Yuna juga menyadarinya. Namun Yuna malas untuk mempermasalahkan hal itu.“Dua anakku, dan juga Nathan. Kalau mereka dijumlahkan pun kamu masih untung. Gimanapun juga kamu duta besar Yuraria, sedangkan mereka bertiga cuma anak kecil yang nggak tahu apa-apa.”Fred mengelus dagunya dan berpikir, “Benar juga apa yang kamu bilang.“Jadi kamu setuju?”“Nggak! Kata siapa aku setuju!”Yuna kaget mendengar jawaban itu. Dalam bayangannya, Fred seharusnya akan memikirkannya dan akan setuju dengan penawaran barunya. Jika Yuna tidak bisa pergi dari sni, setidaknya biarkanlah anak-anak yang tidak berdosa itu pergi. Dan juga Shane sudah tidak ber
Yang paling penting sekarang, jika Rainie tidak bisa bekerja sama dengan Fred, dia sudah tidak punya tempat lagi untuk pergi.“Sejujurnya, selama ini aku selalu meneliti tentang cara mengendalikan pikiran orang lain!” jawab Rainie dengan tegas, setelah melalui pemikiran yang matang.Dengan satu jari menyusuri tulang hidungnya, Fred mengulangi ucapan Rainie. “Pikiran?”Kurang lebih Fred mengerti ke mana arah penelitian yang Rainie maksud.“Kamu pasti pernah main boneka yang dikendalikan pakai tali, ‘kan? Kurang lebih seperti it.”“Jadi kamu bisa mengendalikan perilaku orang lain seperti boneka? Terus apa menariknya?!”Fred memiliki ambisi untuk mengendalikan Yuraria, bahkan seluruh dunia. Akan tetapi yang dia inginkan adalah mengendalikan orang lain yang masih hidup, agar mereka tunduk di bawahnya, bukannya boneka yang tidak memiliki pemikirannya sendiri. Apa serunya mengendalikan orang yang mudah untuk dikendalikan.“Oh, jelas ini menarik banget!” kata Rainie. “Aku tahu kamu mau orang
Fred tidak berkomentar ataupun membalasnya. Dia hanya menatap wajah dan mata Rainie dengan serius. Meski tidak berkata apa-apa, dalam hatinya dia tahu setiap tutur kata yang wanita yang ada di depan matanya ini ucapkan sangat akurat. Setelah situasi tenggelam dalam kesunyian singkat, Fred berdeham dan bertanya.“Nama kamu ….”“Rainie.”“Orang itu sudah mati dari beberapa hari yang lalu. Berarti kamu juga sudah lama memegang barang itu, tapi kenapa kamu baru datang sekarang?”“Awalnya aku juga nggak tahu apa ini. Aku terus mencari mencari kalian tapi nggak berhasil. Setelah itu aku ditangkap sama Brandon dan kawan-kawannya.”“Brandon?! Brandon dan temannya?”“Iya! Aku berhasil kabur dengan susah payah dan langsung teringat sama kamu. Aku tahu kamu cuma yang bisa kasih semua yang aku mau. Dan cuma aku yang bisa membantu kamu!” kata Rainie dengan rasa percaya diri yang membumbung tinggi.“Gimana kamu bisa kabur dari mereka?”Perhatian Fred tertuju kepada hal itu. Dia sudah merasakan langs
Sekarang di dalam ruang kantor itu hanya ada Fred dan wanita tersebut. Fred masih tak bergerak di kursinya seraya mengamati wanita itu. Pakaiannya lusuh dan terlihat sangat kasihan meski dia sudah berusaha untuk bersikap elegan.“Kamu ….”“Aku Rainie, bawahannya asisten yang paling kamu percaya itu. Aku pernah bekerja ….”“Aku nggak tertarik kamu siapa. Aku cuma mau tahu apa tujuan kamu datang ke sini? Dari mana kamu tahu aku kepalanya di sini?”“Soal itu, ya. Sebenarnya awalnya aku juga nggak tahu siapa yang bertanggung jawab atas organisasi ini, sampai … aku menemukan kartu nama yang ada bosku pegang.”“Kartu nama apa? Maksud kamu kepingan kecil itu? Itu paling cuma koin untuk main game atau sejenisnya,” kata Fred menyangkal. Dia tentu saja tidak mau secepat itu mengakuinya. Yang dia lakukan sekarang ini adalah menguji apakah Rainie benar-benar tahu sesuatu atau hanya sekadar asal bicara.Akan tetapi Rainie sudah menduga hal seperti ini pasti terjadi. Dia tidak tampak kebingungan dan
“Yang Mulia jangan berpikir begitu. Kita justru saling menguntungkan satu sama lain. Yang Mulia bisa kembali muda, sedangkan aku mendapat kekuasaan penuh. Bukankah begitu lebih bagus?”“Hmph!”Sang Ratu sudah malas membicarakan ini. Namun bagi Fred itu tidak masalah. Selama semua berjalan sesuai dengan rencananya, apa yang ingin dia capai sebentar lagi akan berhasil. Tidak ada lagi seorang pun yang bisa menghentikannya. Di saat itu pula dari luar Fred mendengar suara lirih yang memanggilnya.“Pak Fred!”“Ada apa?”Sebenarnya Fred sedikit kesal karena dia sudah berpesan untuk jangan mengganggu kecuali ada hal penting. Namun lagi-lagi yang datang adalah mereka. Fred masih lebih suka dengan si cacat yang menjadi bos Rainie dan Shane dulu. Meski cacat secara fisik, dia cukup pintar dan banyak membantu Fred. Sayang sekali dia sudah tidak ada …. Tanpa berpikir panjang, Fred melihat di tangan orang itu ada sebuah botol kecil seperti botol parfum yang dijual di luar sana. Perbedaannya, cairan
“Apa lagi ini?”Dalam berkas yang berisikan surat wasiat tersebut tertulis jelas bahwa sang Ratu mengetahui kesehatannya yang makin menurun dan sudah dekat ajalnya, karena itu selagi masih sadar, sang Ratu dengan sukarela menyerahkan posisinya kepada keturunannya, dan Fred diberikan kepercayaan penuh untuk menjadi penasihat mereka.“Kamu masih berani mengaku nggak mau merebut posisiku?! cucuku usianya baru empat tahun, tahu apa merea? Lagi pula bukannya menurunkan ke anakku, tapi malah langsung ke cucuku. Orang waras pasti sudah tahu apa maksudnya ini.”“Nggak juga, cucu Yang Mulia sangat pintar dan punya bakat untuk jadi penguasa yang baik. Saya cuma bertugas memberi nasihat, tapi pada akhirnya kekuasaan tertinggi tetap jatuh kepada mereka. Terkait masalah pewaris, apa Yang Mulia masih nggak sadar juga seperti apa mereka? Mereka sama sekali nggak cocok untuk jadi penguasa!”“Fred, kenapa baru sekarang aku sadar kalau ternyata ambisimu setinggi itu, ya?”“Bukan, Yang Mulia. Yang Mulia
Ketik sang Ratu tersadar, dia sudah berada di atas kasur. Dia berbaring dengan sangat nyaman ditutupi oleh selimut yang rapi. Di sampingnya ada semacam alat medis yang mengeluarkan suara nyaring. Walau demikian, sang Ratu tidak merasa nyaman.“Fred! Fred!” sahutnya.Mengira tidak akan ada yang datang, tak disangka Fred sendiri yang muncul di hadapannya.“Ada yang bisa dibantu, Yang Mulia?”“Lepasin aku!”“Wah, sayang sekali Yang Mulia, tapi nggak bisa! Eksperimennya sudah mau kita jalankan dua hari lagi. Yang Mulia nggak boleh ke mana-mana sampai dua hari ke depan.”“Eksperimen apaan. Kamu cuma mau membunuhku dan mengambil alih jabatanku, bukan?”“Yang Mulia, saya mana berani melakukan itu. Kalau saya membunuh Yang Mulia, apa saya perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk membangun lab dan semua eksperimen ini? Saya benar-benar berniat baik untuk Yang Mulia, tapi Yang Mulia malah terbuai sama omongan si cewek licik itu dan nggak percaya lagi sama saya. Sayang sekali!” kata Fre
“Aku?” kata Chermiko. “Nggak, aku cuma merasa itu terlalu aneh! Apa pun yang keluar dari mulut cewek gila itu, aku ….”Kata-kata yang hendak Chermiko katakan tersangkut di lehernya saat ditatap oleh Shane. Tadinya dia mau bilang tidak akan menganggap serius apa pun yang Rainie katakan, tetapi setelah dipikir-pikir, dia juga akan berpikir hal yang sama dengan Shane.“Oke, mau dia benar-benar bisa menghilang atau nggak, selama masih ada kemungkinan itu benar sekecil apa pun, kita harus cari tahu!” kata Brandon. Dia tidak menganggap ini sebagai sesuatu yang patut ditertawakan. Kalau sampai Rainie melarikan diri, maka bahaya terhadap masyarakat akan sangat besar.“Shane, jaga anak-anak!”Brandon pertama-tama langsung menghubungi Edgar agar dia bisa mengerahkan koneksinya untuk mencari Rainie di setiap sudut kota. ***Pintu kamar di mana Ratu sedang tidur siang diketuk sebanyak tiga kali, kemudian pintu itu dibuka begitu saja tanpa seizinnya. Sang Ratu membuka matanya sejenak dan langsung
“Seaneh apa pun ini pasti ada penjelasannya,” kata Brandon. Dia mengamati bantal di atas kasur itu dan menaruhnya kembali, lalu berkata, “Ayo kita keluar dulu sekarang!”Di kamar itu sudah tidak ada orang dan sudah tidak perlu dikunci lagi. Mereka berdua pun satu per satu keluar dan setela mereka kembali ke tempat Shane berada.“Rainie benar-benar menghilang?” tanya Shane.“Iya,” jawab Chermiko menganggu.“Kok bisa? Apa ada orang lain dari organisasi itu yang menolong dia?”“Aku nggak tahu.”Tidak ada satu orang pun di antara mereka yang tahu mengapa Rainie bisa menghilang. Mereka bertiga sama bingungnya karena tidak ada penjelasan yang masuk di akal. Brandon tak banyak bicara, dia mengerutkan keningnya membayangkan kembali ada apa saja yang dia lihat di kamar itu. Dia merasa ada sesuatu yang mengganjal pikirannya, tetapi dia tidak tahu apa itu.Shane, yang entah sedang memikirkan apa, juga tiba-tiba berkata, “Apa mungkin …? Nggak, itu mustahil ….”“Apaan? Apa yang nggak mungkin?” Cher
Chermiko sudah menahannya sebisa mungkin, tetapi suara gemetar bercampur dengan napas terengah-engah tetap saja menakutkan untuk didengar. Saat mendengar itu, Shane langsung terbelalak dan menyahut, “Apa?!”“Rainie … Rainie nggak ada di kamarnya!” kata Chermiko sembari menunjuk ke belakang.“Ngomong yang jelas, kenapa dia bisa nggak ada?” Ucapan ini datang dari belakang, membuat Chermiko kaget dan menoleh, dan menemukan ternyata Brandon sudah ada di belakangnya entah dari kapan.Brandon baru tidur sebentar dan belum lama terbangun. Semua masalah yang mereka alami membuat kualitas tidurnya terganggu. Anak dan istri tidak ada, dan sekarang ditambah lagi dengan sekian banyak masalah serius yang datang tak habis-habis. Bagaimana dia bisa tidur lelap? Apalagi sekarang ada dua bayi yang entah anaknya atau bukan datang membutuhkan penjagaan.Tidur singkat sudah cukup untuk memulihkan energinya, setelah itu Brandon mandi dan mengganti pakaian, lalu turun untuk melihat anak-anaknya, dan ternyat