“Oh, iya, itu dia orangnya!” ucap Brandon di telepon, kemudian dia langsung mengakhiri panggilan dan meminta sopir untuk membiarkan Shane masuk. Pakaian Shane sudah kotor dan kusut, dan Brandon mungkin tidak akan tahu kalau itu adalah Shane jika dia tidak dekat dengannya.Begitu pintu mobil terbuka, Shane langsung melompat ke dalam dan memaki Brandon, “Brandon, kamu ini benar-benar keterlaluan, ya! Aku niatnya menyampaikan pesan ke kamu, bukannya jadi kriminal dan dikurung! Kamu anggap aku ini apa? Bahan percobaan? Mereka itu siapa? Mereka ngambil darahku dan dites, mereka pikir aku ini virus?!”Sane tidak kenal dengan Liman dan kawanannya, dan tentu saja dia tidak akan memperkenalkan siapa jati dirinya kepada Shane. Selama dua hari di Departemen X, meski tidak mengalami pelecehan, Shane merasa tidak senang dirinya harus dikurung selama itu. Makanya ketika akhirnya dibebaskan, dia langsung melampiaskan semua kekesalannya kepada Brandon. Brandon juga tidak berdalih dan membiarkan diriny
Di bagian belakang ada air bersih. Shane membasahi handuk dengan air itu dan dia gunakan untuk mengelap wajah, leher, dan tangannya sampai bersih. Setelah itu dia mengenakan pakaian ganti yang sudah Brandon siapkan di mobil. Shane pun terlihat segar kembali seperti baru keluar dari kamar mandi. Dia kembali ke tempat duduknya persis di sebelah Brandon.“Sekarang kamu sudah bisa kasih tahu aku kita mau pergi ke mana?”“Ke kedutaan,” jawab Brandon.“Kedutaan?! Ke … ke sana mau ngapain? Memangnya Nathan ada di saa?”“Anakmu ngga ada di sana, tapi cuma dengan pergi ke sana tia bisa mendapat kesempatan untuk menolong dia.”Di saat seperti ini Brandon sudah tidak perlu menutupi apa-apa lagi dari Shane. Dia memberikan dokumen. Dokumen itu awalnya dari Stella yang berisi tentang e-mail Yuna yang dicetak oleh Brandon. Sebenarnya isinya hanya ada beberapa surat saja, tetapi dari isi surat dan tanda tangan bisa dilihat siapa pengirimnya. Shane awalnya curiga, tetapi kemudian dia membaca dokumen it
Shane tak bisa berkata-kata, bahkan di saat seperti ini masih bisanya Brandon mengeluarkan candaan yang garing.“Oke … tapi bahkan mereka juga nggak nawarin kopi!” Shane mengeluh seraya membentangkan tangannya di atas meja yang kosong melompong. Ketika mendapat kabar kalau dia sudah bisa pergi dari Departemen X setelah dikurung di sana beberapa hari, dia langsung berlari pergi tanpa meminum setetes air pun. Tadi saat di mobil dia juga lupa untuk minum karena sibuk dengan berbagai macam pertanyaan yang dia lemparkan kepada Brandon, dan sekarang mulutnya terasa kering luar biasa.Shane melihat sekeliling dan menemukan ada sebuah mesin dispenser air di ujung ruangan. Dia pun berjalan ke sana dan menuangkan segelas air untunya, tak lupa dia juga menawarkan air untuk Brandon. Brandon sedang duduk tenang sambil menyilangkan kedua lengannya di depan dada, dia menggelengkan kepala.“Orang-orang di sini sombong banget! Aku tahu ini kedutaan, tapi nggak berarti mereka bisa sok jago di negara kit
“Kalau begitu cepat kembalikan Yuna!”Shane yang seja tadi sudah berusaha untuk menjaga amarahnya langsung berseru seketika Fred mengakui itu.“Kembalian apanya? Maaf, aku nggak ngerti,” sahut Fred.“Nggak usah pura-pura bodoh, kamu ….”Shane masih tak habis pikir orang kedutaan Yuraria ternyata orang yang seperti ini, berani berbuat tetapi tidak berani mengakui! Padahal sudah jelas mereka yang menyandera Yuna dan Nathan, tetapi masih bisa-bisanya dia memasang wajah tidak bersalah. Membayangan eksperimen yang tidak manusiawi itu erat kaitannya dengan mereka, Shane sudah tidak sabar ingin menghancurkan wajahnya yang palsu itu. Akan tetapi Brandon mengangkat tangannya menghentikan Shane, lalu dia berkata kepada Fred, “Jadi begini, setelah mendapat surat undangan ini, Yuna … istriku, dia bilang mau menerima undangan nini, tapi sampai sekarang dia masih belum pulang. Jadi aku mau tanya apa pekerjaannya lebih sulit dari perkiraan makanya sampai sekarang masih belum selesai? Aku bertanya se
Tadi itu sangat berbahaya, nyaris saja leher Shane tercekik oleh genggaman tangan orang itu. Dia pun melirik ke arah Fred dan melihatnya masih duduk santai dengan wajah terangkat menyaksikan perkelahian t seperti sedang menikmati sebuah pertunjukan. Saat orang itu ingin menerjang sekali lagi, Fred berseru, “Cukup! Weil, mereka tamu!”Seketika mendengar teguran dari Fred, Weil langsung berhenti dan mengundurkan diri. Dia kembali ke tempat semula dan masih tetap mengamati pergerakan Brandon.“Wah, aku nggak tahu ternyata Pak Brandon jago juga. Kamu serba bisa ya ternyata,” ucap Fred memuji, tetapi tidak ada ketulusan yang keluar darinya.Brandon pun merapikan kerutan di bajunya dan menyahut, “Petarung yang kamu punya itu juga nggak kalah hebat!”“Dia, ya? Kehebatan bertarungnya paling cuma cukup untuk menakut-nakuti saja. Maaf, ya, Pak Brandon!”Weil tidak tersinggung diremehkan oleh Fred. Dia mengunci pandangannya kepada Brandon dengan wajah yang datar tanpa ekspresi seakan-akan Brandon
“Ini bukan tempat sembarangan. Kita nggak bisa berbuat semaunya. Kita harus cari jalan lain!” kata Brandon.“Tapi kita masih punya cara apa lagi? Kamu juga tadi bilang kita nggak bisa berbuat semaunya, nggak mungkin kita minta pemerintah untuk ikut campur, ‘kan?”“Kenapa nggak? “Hah?!”Posisi Fred sebagai duta besar memang sangat mempersulit keadaan. Andaikan Edgar ada di sini, siapa tahu mereka punya solusi yang lebih baik. Namun Edgar sendiri sudah bilang dia sedang tidak bisa membantu, maka itu masalah ini mau tidak mau harus Brandon selesaikan sendiri tanpa bantuan Edgar. Selain Edgar, sebenarnya masih ada satu orang lagi yang bisa masuk ke kedutaan secara terang-terangan dengan modus investigasi, hanya saja mereka harus berdiskusi terlebih dahulu. ***Di kediaman keluarga Pranata ….Chermiko baru saja selesai memeriksa nadi pasien yang terakhir dan akhirnya dia bisa beristirahat. Dia terlihat lebih kurus dibandingkan sebelumnya sampai-sampai tulangnya kelihatan mencuat keluar, t
“Tapi … bukannya kamu bilang sekarang lagi ada virus lain dan minta orang-orang jangan keluar rumah? Kamu sendiri malah mau pergi jauh?”“Ma, aku juga perginya ngga sekarang, aku bilang nanti kalau semuanya sudah beres. Eh, waktunya sudah mepet, aku sudah harus berangkat.”“Buru-buru banget? Sebentar lagi makanannya jadi, makan saja dulu baru jalan!”“Aku nggak makan,” jawab Chermiko. “Nanti pasti ada banyak waktu untuk makan bareng, tapi sekarang masih banyak urusan yang harus aku selesaikan dulu.”“Memangnya ada apa yang penting banget? Kamu ….”“Sudahlah, biarkan saja dia pergi!” kata Satya.“Tapi ….”“Anak kita sudah dewasa, justru bagus, dong. Masa kamu nggak merasa sekarang dia sudah kelihatan lebih mirip seperti dokter yang baik?”Mendengar suaminya bilang begitu, Dessy tidak banyak berkomentar lag. Dia merasa sakit, tetapi dia juga bisa merasakan anak satu-satunya sudah tak lagi sama seperti yang dulu.Chermiko langsung mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit. Juan bilang di s
Mereka berdua berbicara hampir di saat yang bersamaan dan tampaknya saling mengenali satu sama lain. Chermiko hanya mendapat kabar bahwa ada satu pasien seorang gadis yang terinfeksi dan diminta tolong untuk menyembuhkannya, tetapi dia tidak tahu bahwa ternyata gadis itu adalah Bella. Bella juga hanya melihat sekilas saja bisa langsung mengenali dokter genius yang dulu sempat menyembuhkannya.Awalnya tantenya Bella yang mencarikan Chermiko untuk mengobati Bella, tetapi kemudian ketahuan kalau ternyata Chermiko adalah seorang penipu.“Nggak, kamu bukan dokter, kamu penipu. Aku nggak mau ditangani sama kamu, aku mau sembuh!”“Aku ….”Chermiko seketika merasa canggung dalam situasi itu. Sesungguhnya apa yang Bella katakan itu tidaklah salah, karena dulu Chermiko memang seorang penipu. Meski dia mempelajari ilmu kedokteran dan pernah mengobati beberapa pasien, ilmu yang dia miliki tidak seberapa, dan juga … saat itu dia terlalu mempromosikan dirinya sebagai dokter yang serba bisa.“Sekaran
“Tapi sudah terlambat kalau terus menunggu sampai eksperimennya dimulai!” kata Shane seraya menggertakkan gigi.Dia tidak punya sisa waktu lagi untuk bertaruh. Kalau sampai ternyata eksperimennya keburu dimulai, betapa sakit hatinya Shane membayangkan tubuh Nathan yang masih kecil itu harus terbaring di atas meja operasi yang dingin dan dibedah seperti tikus percobaan. Dia tidak bisa menerima hal seperti itu terjadi. Dia tidak tega melihat anaknya yang masih kecil harus mengalami penderitaan yang sebegitu parahnya. Nathan tidak tahu apa-apa dan diculik begitu saja, terpisah dari ayahnya begitu lama. Dan sekarang, dia harus menghadapi semua ini. Bahkan … bahkan dia tidak tahu apa yang akan dia hadapi.“Tapi kalau kamu ke sana sekarang, memangnya kamu bisa menolong Nathan?” Brandon bertanya.“Aku nggak peduli. Kalaupun aku harus mati, aku bakal tetap berusaha!”“Ya sudah, terserah kamu. Pergi sana!” Brandon tak lagi membujuk Shane. Dia memukul meja yang ada di depannya dan berseru kepada
Mau dipikir seperti apa pun, itu rasanya agak mustahil.“Aku juga berharap informasiku salah, tapi ….”Brandon tidak menyelesaikan kalimatnya, tetapi itu sudah menyiratkan intensi yang sangat jelas. Berhubung ini sudah menyangkut nasib Nathan, jika informasi yang dia dapat tidak bisa dipercaya, dia pun tidak akan memberitahukannya kepada Shane.“Jadi selama ini dia nggak mau membebaskan Nathan karena itu? Itu alasan kenapa selama ini aku nggak pernah berhasil menemukan dia. Jadi … mereka dari awal memang nggak ada niat untuk melepaskan Nathan, dan mereka menyandera dia dengan alasan membutuhkan investasi dana dariku, itu semua bohong?!”Rona wajah Shane di saat itu sudah pucat pasi. Suaranya pasti terdengar cukup datar, tetapi bisa terdengar bibirnya sedikit gemetar. Siapa pun yang menghadapi hal semacam ini pasti akan memberikan reaksi yang sama.Chermiko tidak tahu seperti apa rasanya memiliki seorang anak, tetpai dia dapat memahami perasaan Shane. Dia sendiri juga tidak keberatan di
“Ratu mau Fred jadi bahan percobaannya?” Chermiko bertanya, tetapi dia langsung membantah pertanyaan itu. “Nggak, itu mustahil! Aku dulu pernah ada di sana dan banyak tahu tentang R10. eksperimen ini nggak pernah diuji coba karena syarat dari penerimanya terlalu ketat.”Syaratnya adalah mendapatkan dua tubuh yang cocok, dan itu jelas bukan hal yang mudah untuk dicari. Sama seperti melakukan donor organ, tubuh pendonor dan penerima donor harus cocok baru bisa dilaksanakan. Hanya dengan syarat itu terpenuhi barulah tidak terjadi reaksi penolakan. Makanya, kalaupun Ratu punya niat untuk itu, dia harus mencarikan tubuh yang cocok dengan Fred.“Kamu kira nggak ada?” Brandon bertanya balik dan seketika membuat Chermiko dan Shane kaget. Chermiko dan Shane sama-sama dibuat bertanya-tanya, siapa orang yang akan menjadi wadah baru bagi jiwa Fred.“Dan orang yang bakal menampung jiwa Fred itu bukan orang asing. Fred sendiri yang cari,” kata Brandon. “Kalau dia nggak ketemu orang yang cocok, mana
“Sudah nggak ada lagi, itu saja. Dia bilang yang kita butuhkan sekarang cuma waktu. Sebenarnya nggak ada yang penting, sih. Mungkin dia takut karena masih diawasi. Takutnya ada orang yang mendengar percakapan, makanya dia nggak berani bilang banyak.”“Bukan. Informasi pa yang mau diasampaikan sudah semuanya dia kasih tahu ke kamu,” ucap Brandon.Chermiko, “Eh?”Shane, “Hah? Jadi yang Pak Juan mau sampaikan itu apa?”“Pak Juan bilang kita nggak bisa tangani, tapi ada orang lain yang bisa. Orang yang bisa itu maksudnya siapa?” tanya Brandon kepada mereka berdua. Tetapi baik Shane dan Chermiko di saat itu hanya bertukar pandang dan menggelengkan kepala.“Dan juga kenapa kita nggak bisa? Sebelumnya kita sudah tahu mereka ada di dalam kedutaan, terus kenapa tiba-tiba Pak Juan bilang ini di luar batas kemampuan kita?” tanya Brandon lagi.Kali ini Shane dan Chermiko lebih kompak lagi. Mereka berdua sama-sama menggelengkan kepala serentak tanpa perlu menatap satu sama lain.“Karena Pak Juan me
Chermiko datang dengan penuh tanda tanya dan pergi dengan penuh tanda tanya pula. Dia merasa belum mengatakan atau melakukan apa-apa selama dia bertemu dengan kakeknya tadi, dan langsung disuruh pulang begitu saja. Selama perjalanan, Chermiko berulang kali memikirkan apa yang tadi Juan katakan kepadanya, tetapi dia tidak mendapatkan jawabannya. Jadi apa maksud Juan sebenarnya?Begitu Chermiko sampai ke rumah, benar saja Brandon dan Shane sudah menunggunya. Mereka langsung datang menyambut dan bertanya, “Gimana? Mereka ngundang kamu ke sana untuk apa?”Bahkan mobil yang mengikuti Chermiko dari belakang juga sudah melakukan persiapan jaga-jaga apabila terjadi sesuatu yang buruk padanya. Namun mereka bisa tenang setelah mendapat kabar kalau Chermiko sudah dalam perjalanan pulang. Namun di saaat yang sama mereka pun terheran-heran mengapa hanya Chermiko sendiri yang keluar.“Mereka mengancam kamu? Apa saja yang mereka bilang di sana?” tanya Shane. “Pasti Rainie, ‘kan? Kali ini apa lagi yan
“Kami semua panik setengah mati waktu dengar Kakek dibawa. Untung saja Kakek baik-baik saja!”“Omong kosong! Kalau kamu pani, kenapa baru sekarang kamu datang menolongku?” tanya Juan melotot.“Bukannya nggak mau nolong, tapi tempat ini nggak bisa main datang kapan pun aku mau. Lagi pula aku tahu sifat Kakek. Kalau Kakek sendiri yang mau ke sana, aku bujuk untuk pulang kayak apa juga Kakek nggak bakal mau pulang! Kakek sendiri yang mau datang ke sini untuk menolong Yuna, ‘kan?”Dengan tatapan mata setuju, Juan menatap Chermiko dan berkata padanya, “Iya, sih. Akhir-akhir ini kamu ada banyak kemajuan juga, ya. Kamu sudah bisa menganalisis keadaan dengan baik dan bisa mengerti sifatku seperti apa.”Chermiko terlihat tidak terlalu senang meski mendapat pujian dari kakeknya. Saat ini dia punya masalah yang lebih mendesak untuk dia sampaikan.“Kakek yang minta aku datang ke sini, ya?” tanyanya.“Ya, untung saja mereka kasih aku ketemu orang lain! Kalau Brandon, mereka pasti nggak akan setuju.
Chermio sudah berada di ruang tamu kedutaan dan melihat sekelilingnya. Dia curiga apakah tempat ini menyimpan suatu konspirasi, karena di antara yang lain, hanya dia sendiri yang mendapatan undangan secara tiba-tiba.Mereka bertiga kaget saat mendapat undangan tersebut. Tidak ada yang menyangka ternyata undangan itu ditujukan kepada Chermiko, dan tidak ada yang tahu apa maksud dari undangannya. Apalagi Chermiko juga yang paling asing dengan kedutaan dibanding Shane atau Brandon. Setelah melalui proses perundingan yang cukup laa, akhirnya mereka bertiga mencapai kesepakatan bersama, Chermiko harus pergi!Jika tidak pergi, bagaimana mereka bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan undangan ini juga dibuat secara resmi, jadi seharusnya tidak akan ada keanehan yang terjadi, atau surat ini tidak akan sampai ke tangan mereka. Maka itu Chermiko datang sesuai dengan waktu dan tempat undangan. Saat masuk dia juga diperiksa karena untuk masuk ke kedutaan tidak diizinkan membawa barang-barang ya
Saat Ross berniat untuk berlari keluar lagi, seketika Ricky datang membuka pintu dari luar.“Pangeran Ross.”“Ah! Kamu yang kasih perintah ke mereka untuk nggak kasih aku keluar dari kamar ini?”“Pangeran Ross jangan salah paham. Aku nggak punya wewenang untuk itu. Ini semua perintah langsung dari Yang Mulia.”“Aku nggak percaya! Mamaku saja sekarang lagi pingsan. Mana mungkin dia kasih perintah ke kamu untuk menahanku di sini. Kamu pikir aku nggak tahu kamu cuma menggunakan perintah untuk berbuat semena-mena di sini?! Kamu nggak ada bedanya sama Fred!”Seketika mendengar itu, terlihat ada sebersit ekspresi kesal di mata Ricky. Dia pun lalu berkata, “Pangeran Ross tolong jangan samakan aku dengan si pengkhianat itu.”Nada bicara Ricky dipenuhi dengan perasaan tidak puas. Bagi Ricky, Fred adalah pengkhianat yang bahkan namanya tidak layak untuk disebut. Ratu memberikan kepercayaan yang begitu besar kepadanya, menyerahkan tugas yang sangat penting, tetapi dengan keserakahanya, dia dengan
“Andaikan kamu nggak selamat. Menurut kamu apa yang bakal terjadi?” tanya Juan.“.…”Sebelum Ratu membuka mulut, Juan melanjutkan, “Apa dunia bakal kiamat? Nggak, nggak bakal! Nggak bakal terjadi apa-apa! Begitu kita mati, kita sudah nggak bisa apa-apa lagi, baik itu rakyatmu, anakmu, atau apa pun itu, semuanya sudah bukan urusan kita lagi! Kamu sudah nggak lagi mengatur dunia ini. Kamu bahkan sudah nggak perlu pusing lagi sama pemakamanmu.”“.…”“Hidup manusia paling cuma bertahan beberapa puluh tahun saja, apa menurut kamu itu kurang? Sebenarnya itu sudah lebih dari cukup selama setiap harinya kita jalani dengan penuh sukacita! Banyak banget orang yang hidupnya sampai di umur kita, jadi kenapa kamu malah mempersulit diri sendiri? Jadi saranku, kamu nggak perlu terlalu pusing terlalu banyak mikir, cukup jalani hari-hari dengan senang hati, itu lebih penting dari apa pun. Untuk apa kamu harus pusing sama urusan negara ataupun perdamaian dunia. Kamu serahkan saja ke generasi berikutnya!