“Untung saja ada kamu di sini,” kata Brandon. Berkat Frans yang mengetahui jalan rahasia untuk melarikan diri, mereka berhasil menghindari kejaran para pekerja di sini.“Awalnya aku cuma berniat melakukan sesuatu sebelum aku mati, aku juga nggak tahu ternyata bisa membantu di saat-saat sekarang!” Mengingat hal itu membuat Frans merasa sedikit bersalah karena dia hampir saja membuat keributan yang justru bisa membuat Yuna lebih kerepotan.“Nggak apa-apa, ini bukan salahmu!”Brandon kurang lebih sudah mendengar apa saja yang terjadi di sini dari Yuna. Pesan terakhir yang Yuna sampaikan pada Brandon adalah supaya Frans pulang dan istirahat, sembari menunggu Yuna kembali membawakan obat. Akan tetapi Brandon bahkan tidak bisa melakukan itu. Yang ada Frans malah ikut menyelinap ke sini bersamanya.“Pak Brandon, kita lewat sini!”Waktu tidak akan menunggu. Frans langsung memimpin jalan tanpa berlama-lama. Dia sudah cukup familier dengan tempat ini dan bisa tiba di kantor dengan cepat. Ruang k
Spontan Brandon menoleh ke arah brankas ketika dia mendengar Frans mengatakan itu. Dia melihat kotak brankas itu sudah tergeletak di samping dengan keadaan terbuka lebar. Di dalamnya kosong tidak ada barang apa-apa lagi.“Kamu tahu sebelumnya di dalam brankas ini ada apa?”Frans menggelengkan kepala, “Kayaknya semacam obat. Mungkin Rainie atau peneliti lain yang membuatnya. Kemungkinan itu virus, tapi aku nggak yakin.”Frans meski sudah cukup lama bersembunyi di sini, dia tidak bisa menampakkan diri begitu saja dan harus tetap tidak terlihat orang para pekerja, sehingga wajar saja jika informasi yang dia dapatkan juga sangat terbatas. Brandon berjongkok di depan kotak brankas itu dan memeriksanya dengan cermat.“Ada apa?” tanya Frans. Namun Brandon tidak menjawab, dia hanya terus melihat isi kotak itu dan meraba ke dalam. Dia mengetuk-ngetuk dinding kotak dengan jarinya, yang ternyata mengeluarkan suara yang sedikit berbeda.“Kotak itu masih ada lapisan lagi di dalamnya?!” seru Frans k
“Kamu …. Ya sudah, gimanapun juga nggak ada salahnya memenuhi keinginan orang yang sebentar lagi akan mati. Anggap ini sebuah kehormatan untukmu bisa ketemu dia.”Akhirnya Yuna mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan siapa pun itu yang ada di balik semua bencana ini, tetapi kemudian Fred mengubah kata-katanya, “Tapi nggak sekarang. Pulihkan dulu badanmu itu, kalau sudah sehat, nanti aku bawa kamu ketemu dia.”“Sudah mau mati pun masih dikasih waktu untuk memperbaiki badan, kalian ini ternyata baik hati juga, ya!”Fred sepertinya tidak menyadari kalau itu adalah bentuk sindiran kepadanya, dia membalas, “Kami berharap badanmu itu bisa tetap sehat dan panjang umur. Oh ya, suami kamu … kelihatannya sibuk juga ya beberapa hari ini. Dia pasti … lagi mau menolong kamu! Tapi kurasa paling usahanya itu sia-sia! Aku tahu suami kamu punya bisnis besar di sini, bahkan di luar negeri juga punya banyak cabang. Dia dianggap sebagai orang yang hebat banget di sini, tapi sayang, karena pada akhirny
Sebenarnya, kematian dia sepenuhnya adalah kebetulan yang tidak disangka-sangka oleh siapa pun. Pertama-tama, kemunculan Frans adalah kejadian yang tak terduga. Yuna dan Shane tidak pernah berani macam-macam, tetapi Frans yang tidak tahu apa-apa tentang si bos itu tidak peduli.Frans berpikir toh sebentar lagi dia juga akan mati, jadi dia ingin berkontribusi sebelum ajal menjemput, yaitu balas dendam. Tidak hanya balas dendam, tetapi juga menghancurkan tempat jahanam itu, makanya dia langsung mengincar si bos.Penjagaan di sekitar si “Bos” tidak terlalu ketat sebenarnya. Alasan mengapa tidak ada yang pernah melabraknya adalah bukan karena tidak bisa, tetapi karena tidak berani. Oleh karena itu ketika bertemu dengan Frans yang kebal terhadap intimidasinya, tembok pelindung lapisan paling luar sudah pecah secara otomatis. Yuna dan Shane jadi tak sengaja ikut terlibat, kemudian si bos itu pasti tidak menyangka kalau dia juga dibuang oleh organisasi.Tentu saja, sangat mungkin organisasi m
Selagi Brandon mempertimbangkan apakah dia harus menemui Rainie lagi untuk menanyakan keberadaan Edgar, ada seseorang yang datang menemuinya. Orang itu adalah pengawal yang biasa selalu menemani Edgar ke mana pun dia pergi. Lebih tepatnya, dia ini adalah pengawal bayangan, yang biasanya akan bersembunyi dalam kegelapan dan tidak mudah untuk ditemukan oleh orang lain. Brandon baru bertemu dengannya satu atau dua kali sejak hubungannya dengan Edgar menjadi dekat. Orang ini bernama Satria, pengawal kepercayaan Edgar.Ketika melihat Satria, Brandon tahu pencarian Edgar sudah menunjukkan titik terang.“Boleh minta waktunya sebentar?” tanya Satria.Satria ini terlihat sangat biasa secara fisik. Dia tidak terlihat mencolok sama sekali di tengah kerumunan, tetapi Brandon tahu kekuatan yang dia miliki tidak bisa dianggap remeh. Tidak hanya dalam hal bertarung, tetapi dalam menggunakan senjata api juga dia sangat terampil. Brandon membiarkan dirinya tertangkap oleh Rainie itu adalah idenya sendi
“Ini sudah tugasku!” sahut Satria.Setelah kali ini Satria benar-benar pergi, Brandon mengambil barang-barang yang tadi diberikan kepadanya. Barang itu adalah sebuah kartu akses, lebih tepatnya akses masuk ke kedutaan Yuraria. Selain itu juga ada selembar catatan yang ditulis tangan oleh Edgar. Kartu akses itu mungkin hanya terlihat seperti kartu akses biasa, tetapi bagi Brandon ini adalah sesuatu yang sangat membantu. Brandon sudah menemukan petunjuk yang tersimpan di sana, tetapi sayangnya kedutaan bukanlah tempat yang bisa dimasuki dengan mudah, karena itu hingga detik ini Brandon masih mencari cara untuk bisa masuk ke sana. Dengan adanya kartu akses dari Edgar, tugasnya sekarang jadi jauh lebih mudah. ***Di hari kelima sejak melahirkan, Yuna sudah merasa badannya jauh lebih baik. Rasa sakit di lukanya juga sudah tidak begitu terasa lagi. Tentu saja untuk gerakan yang ekstrim masih akan terasa seperti tertarik, tetapi setidaknya sudah jauh mendingan dibandingkan sebelumnya. Yuna j
Yuna terdiam sesaat ketika mendengar suara itu, lalu dia mulai mencari dan segera dia menemukan dari mana sumber suara itu, yakni di belakang sebuah layar besar! Di sekitar hanya ada beberapa kursi dan tepat di depan adalah layar besar.“Kamu pasti bangga, ‘kan? Merasa mampu mengendalikan orang lain dalam genggamanmu dan mempermainkan mereka,” ucap Yuna seraya menatap ke depan. Sejujurnya Yuna juga tidak yakin apakah di balik layar besar itu sungguh orang yang selama ini dia cari-cari, tetapi berhubung dia sudah sampai di sini, tidak ada salahnya mengobrol sebentar.“Nggak, sebenarnya aku nggak bermaksud begitu. Sebelumnya aku mau minta maaf karena kita ketemu dengan cara ini, tapi sebenarnya aku sangat menyukaimu.”“Oh, kamu suka dengan bakatku, kemampaunku, atau tubuhku?”Orang itu terdiam sebentar seakan sedang berpikir, lalu tak lama kemudian dia menjawab, “Semuanya!”“Aku jadi merasa terhormat! Jadi kamu mau nunggu sampai aku pulih sepenuhnya baru dipakai, begitu?” tanya Yuna sera
Di balik layar besar itu hanya ada sebuah speaker, dan suara yang tadi Yuna dengar itu adalah suara yang keluar dari speaker tersebut. Organisasi ini sungguh cerdik, bahkan di wilayah kekuasaan mereka sendiri pun mereka tetap tidak lengah dengan menampakkan wajah asli mereka kepada orang lain. Namun entah mereka muncul secara langsung atau tidak, itu sudah tidak penting lagi, karena Yuna yakin orang yang tadi berbicara dengannya adalah orang itu!Saat Yuna baru saja mau mengambil speaker tersebut untuk dia cek, tiba-tiba speaker itu kembali mengeluarkan suara yang kali ini lebih tajam daripada yang tadi, “Tadi kamu bilang apa? Eksperimen berbahaya?”Akibat suaranya yang terlalu besar secara tiba-tiba membuat Yuna kaget dan speaker itu nyaris saja terjatuh dari tangannya. Yuna pun menaruh speaker itu di bangku dan berkata, “Kalau kamu mau tahu, kita langsung mengobrol tatap muka saja. Sudah sampai sejauh ini untuk apa kamu terus pura-pura nggak tahu.”“Aku … masih belum bisa ketemu lang
Rainie yakin dokter di sini juga pasti tidak bisa mengatasi kondisi Yuna, atau Fred tidak perlu sampai menanyakan itu kepadanya. Maka itu, Rainie jad benar-benar penasaran apa benar orang yang Fred maksud itu adalah Yuna. ***Sementara itu di kamar Yuna, sekelompok dokter masih berada di sana dengan kepala yang bercucuran keringat. Mereka sudah dari tadi menjaga supaya detak jantung Yuna tetap normal. Namun tanda-tanda vital lainnya sudah menunjukkan kondisi yang perlahan memburuk.Walau begitu setelahsekian lama merea masih belum menemukan sebab yang jelas. Membayangkan apa yang akan mereka hadapi nanti kalau sampai penyebabnya masih belum ditemukan atau Yuna sampai tewas, keringat dingin tak hentinya mengucur.“Gimana?” tanya Fred yang datang ke kamar tersebut. Dia sedikit pun tidak bisa tenang selama keadaan Yuna masih belum jelas. Yuna tidak boleh sampai mati, khususnya di saat seperti ini!Dengan raut wajah yang kalut dia melihat angka-angka di monitor. “Sampai sekarang kalian ma
Jika begitu, bukankah pemegang kekuasaan akan bergeser kepada Rainie. Bagi Fred itu justru akan menjadi ancaman yang tersembunyi di masa depan.“Untuk sementara nggak bisa,” jawab Rainie. “Aku tahu apa yang Pak Fred khawatirkan, tapi sekarang ini R20 nggak cuma mengandalkan obat saja, tapi juga hipnotis. Proses menghipnotis orang lain itu rumit banget, nggak bisa dipelajari cuma dalam waktu singkat. Hipnotis butuh sugesti ke target ….”Misalnya seperti menjentikkan jari atau mengetukkan jari ke botol sebagai sugesti, supaya dia terjerumus ke dalam hipnotisnya.“Oke, oke! Aku dengarnya saja langsung sakit kepala! Kalau memang nggak bisa ya sudah! Tapi aku mau mengingatkan satu hal, jangan lupa seberapa banyak orang yang bisa kamu kendalikan, kamu tetap harus patuh padaku. Mengerti?”“Mengerti!”Fred masih tidak sepenuhnya percaya kepada Rainie. Lebih tepatnya, dia bisa sampai di titik ini pun tidak akan pernah percaya kepada siapa pun. Sang Ratu adalah contoh yang sempurna. Sang Ratu su
“Betul. Kamu anaknya Ratu, jadi kamu orang yang paling tepat untuk pergi mencari dia! Memang seharusnya begitu, bukan?”“Benar juga. Aku anaknya, seharusnya aku yang pergi cari!”“Jadi sekarang kamu tidur saja dulu. Besok pagi baru berangkat, mengerti?”“Ya!”Setelah percakapan mereka berdua berakhir, Rainie mengetuk lagi botol dengan ringan yang menciptakan suara bising. Ross mengedipkan mata dan memejamkan matanya. Kali ini dia benar-benar tertidur lelap. Memastikan Ross memang sudah benar-benar tertidur, Rianie pun perlahan keluar dari ruangannya. Sesudah keluar, dia langsung dibawa ke kantornya Fred.Ruangan tempat Ross bekerja tadi tidak dilengkapi dengan kamera pengawas. Sebenarnya awalnya ada, tetapi setelah Ross datang, Ross meminta untuk mencopot semua, makanya Fred tidak bisa memantau apa saja yang terjadi di sana.“Gimana? Berhasil?” tanya Fred.“Selamat, Pak Fred. Semuanya berjalan sesuai harapan!”Fred jelas sangat senang mendengar itu. Kini dia tidak hanya berhasil mengen
” Kamu ….”Ross yang baru saja terbangun dari tidur lelapnya masih sedikit kebingungan dengan apa yang terjadi. Rainie menatap matanya, sembari berbicara dengan sangat perlahan, dia juga menjentikkan jarinya lagi ke botol minuman dengan irama yang konstan. “Aku Rainie, aku adalah temanmu. Aku tuanmu!”“Temanku … tuanku …?”“Ya, aku ini temanmu, dan juga tuanmu! Apa kamu masih ingat siapa dirimu?”“Aku Ross, pangeran Yuraria.”“Benar, kamu adalah pangeran. Ada apa kamu datang ke negara ini?”“Aku datang ke sini … untuk mencari mamaku, ratu Yuraria!”Rainie terkejut ketika mendengar itu karena dia tidak tahu kalau Ratu juga datang. Selama ini Rainie hanya berkomunikasi dengan Fred saja. Bisa berkomunikasi secara langsung dengan pangeran saja sudah merupakan hal yang luar biasa, tapi Rainie tak menduga kalau ternyata ratu Yuraria juga ada di negara ini?“Untuk apa kamu cari sang Ratu? Apa terjadi sesuatu sama dia?”“Aku nggak tahu. Aku nggak menemukan mamaku dari beberapa hari yang lalu!
“Aku tentu saja mau menerima, tapi syaratnya kamu harus punya jejak yang bagus, nggak punya riwayat kriminal atau riwayat perilaku buruk.”“Oh, aman! Pangean Ross, malam sudah larut. Bagaimana kalau saya tuangkan minumannya sedikit lagi sebelum Pangeran beristirahat?”“Nggak apa-apa. Sudah kubilang aku nggak mau minum terlalu banyak. Sekarang sudah larut, Fred seharusnya sudah berangkat, ‘kan?”“Iya, sekarang sudah malam, seharusnya Pak Fred sudah selesai bersiap-siap! Pangeran Ross juga sebaiknya istirahat dulu.”“Aku masih belum ngantuk, masih banyak pekerjaan. Kamu sudah boleh keluar!”Ross meraih tumpukan kertas lain di sampingnya untuk meneruskan pekerjaannya. Namun ketika baru saja mengambil tumpukan itu, kepalanya terasa pening dan rasa kantuk berat pun datang, membuatnya merasa tidak sanggup untuk melanjutkan pekerjaan. Dia menggelengkan kepala untuk membuang jauh-jauh rasa kantuk tersebut, tetapi sayangnya itu tidak banyak membantu.“Iya, Pangeran. Maaf mengganggu. Tapi sebena
Hanya dengan sekali sesap, mata Ross langsung terlihat seperti bercahaya. Meski tidak memuji secara terang-terangan, bisa dilihat dia sangat menyukainya. Satu sesap demi satu sesap terus dia minum hingga gelasnya kosong.Melihat itu, Rainie jadi yakin risiko yang dia ambil kali ini adalah pilihan yang tepat. Minuman itu jelas bukan minuman ayahnya yang sudah disimpan selama bertahun-tahun. Kalaupun iya, mana mungkin Fahrel rela melepasnya. Minuman itu hanyalah minuman beralkohol biasa yang dibuat oleh peracik lokal. Tentu Fred juga banyak membantu dengan mengeluarkan biaya agar bisa mendapatkan minuman tersebut. Untungnya minuman itu berhasil menarik hati Ross, dan yang lebih penting lagi … juga bisa membuat R20 milik Rainie digunakan kepadanya.“Bagaimana, Pangeran? Apa Pangeran suka?”“Enak juga,” kata Ross seraya mengangguk. “Aku sudah coba banyak minuman yang mengandung alkohol di sini, tapi yang kali ini benar-benar beda. Apa minuman ini ada namanya?”“Tentu ada?”“Apa?”Seraya me
“Oh ya? Kenapa kamu yakin begitu aku belum pernah coba?”Rainie pun berjalan mendekat dan menaruh minuman yang ada di nampannya ke atas meja. Minuman itu dikemas di dalam pot berbahan tanah liat yang memiliki desain kuno, tidak seperti minuman modern yang dikemas di dalam botol beling.“Karena ini alkohol khas negara saya. Pangeran pasti belum pernah lihat.”“Aku sudah sering bolak balik ke sini dan sudah coba banyak makanan khas kalian. Kamu yakin aku belum pernah coba?”“Saya yakin pasti belum, karena ini khas daerah kampung halaman saya.”“Oh, begitu ya?”“Minuman ini sudah ada bahkan waktu saya baru lahir. Papa saya menyimpannya di bawah tanah dari baru dikeluarkan sekarang. Aromanya saya jamin pasti harum. Apabila Pangeran nggak keberatan, boleh dicoba sedikit,” kata Rainie seraya menuangkannya.Benar seperti yang Rainie katakan. Begitu tutup dibuka, aroma sedapnya langsung memenuhi satu ruangan. Ross juga menghirupnya dan mengakui kalau itu adalah minuman yang bagus.“Pangeran b
Rainie menari napas panjang dan mengetuk pintu. Tak lama, dia mendengar suara seseorang yang berkata dengan logan kental Yuraria, “Masuk.”Rainie sekali lagi memastikan kalau semuanya baik-baik saja, lantas dia pun masuk ke dalam sambil membawakan minuman yang tersaji di atas nampan.“Pangeran Ross,” sapa Rainie dengan santun seraya membungkuk. Pengalaman kuliah di luar negeri membuatnya cukup fasih dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Yuraria.Ross mengenakan pakaian rumah dan sedang sibuk membaca berkas di mejanya. Dan di sisi sebelahnya terdapat berbagai macam kudapan, serta gelas yang terisi setenga oleh wine. Sepertinya, apa yang Rainie bawakan untuknya sudah tidak diperlukan lagi.“Ada apa?” tanya Ross seraya memperhatikan sosok Rainie, tetapi dia hanya melihat sekilas saja seakan penampilan Rainie tidak mempan untuk menarik perhatiannya.“Pangeran Ross, saya pelayan yang bekerja di kedutaan ini. Pak Fred menugaskan saya untuk membawakan minuman.”“Oh, Fred?”“Iya, Pak F
“Oke, kalau begitu aku kasih kamu waktu satu jam. Beresan semua pekerjaan kamu, habis itu mandi dan ganti baju, terus datang ke kantorku. Kamu kukasih tugas baru.”Rainie terkejut dan tidak begitu mengerti apa masudnya, tetapi dia tetap menjawab, “Oke.” ***Tak lama waktu berselang, Rainie sudah datang ke kantornya Fred dengan gaun panjang yang dibawakan oleh anak buahnya Fred. Bagian belakang yang memang didesain terbuka memperlihatkan tubuh Rainie yang menggoda. Namun di sisi lain pakaian seperti itu membuat Rainie merasa tidak nyaman. Dia biasanya tidak suka memakai pakaian yang terbuka, tetapi kali ini terpaksa karena ini adalah perintah langsung dari Fred.Rainie merasa seperti menjadi pekerja sosial yang diminta untuk menjamu klien. Pengalaman ini benar-benar membuat Rainie merasa tidak nyaman. Yang bisa dia tawarkan kepada orang lain adalah kecerdasan dan bakatnya. Tak pernah sekali pun dia berpikir untuk menawarkan tubuhnya kepada orang lain.“Bagus juga! Oke, coba kamu jelask