Spontan Brandon menoleh ke arah brankas ketika dia mendengar Frans mengatakan itu. Dia melihat kotak brankas itu sudah tergeletak di samping dengan keadaan terbuka lebar. Di dalamnya kosong tidak ada barang apa-apa lagi.“Kamu tahu sebelumnya di dalam brankas ini ada apa?”Frans menggelengkan kepala, “Kayaknya semacam obat. Mungkin Rainie atau peneliti lain yang membuatnya. Kemungkinan itu virus, tapi aku nggak yakin.”Frans meski sudah cukup lama bersembunyi di sini, dia tidak bisa menampakkan diri begitu saja dan harus tetap tidak terlihat orang para pekerja, sehingga wajar saja jika informasi yang dia dapatkan juga sangat terbatas. Brandon berjongkok di depan kotak brankas itu dan memeriksanya dengan cermat.“Ada apa?” tanya Frans. Namun Brandon tidak menjawab, dia hanya terus melihat isi kotak itu dan meraba ke dalam. Dia mengetuk-ngetuk dinding kotak dengan jarinya, yang ternyata mengeluarkan suara yang sedikit berbeda.“Kotak itu masih ada lapisan lagi di dalamnya?!” seru Frans k
“Kamu …. Ya sudah, gimanapun juga nggak ada salahnya memenuhi keinginan orang yang sebentar lagi akan mati. Anggap ini sebuah kehormatan untukmu bisa ketemu dia.”Akhirnya Yuna mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan siapa pun itu yang ada di balik semua bencana ini, tetapi kemudian Fred mengubah kata-katanya, “Tapi nggak sekarang. Pulihkan dulu badanmu itu, kalau sudah sehat, nanti aku bawa kamu ketemu dia.”“Sudah mau mati pun masih dikasih waktu untuk memperbaiki badan, kalian ini ternyata baik hati juga, ya!”Fred sepertinya tidak menyadari kalau itu adalah bentuk sindiran kepadanya, dia membalas, “Kami berharap badanmu itu bisa tetap sehat dan panjang umur. Oh ya, suami kamu … kelihatannya sibuk juga ya beberapa hari ini. Dia pasti … lagi mau menolong kamu! Tapi kurasa paling usahanya itu sia-sia! Aku tahu suami kamu punya bisnis besar di sini, bahkan di luar negeri juga punya banyak cabang. Dia dianggap sebagai orang yang hebat banget di sini, tapi sayang, karena pada akhirny
Sebenarnya, kematian dia sepenuhnya adalah kebetulan yang tidak disangka-sangka oleh siapa pun. Pertama-tama, kemunculan Frans adalah kejadian yang tak terduga. Yuna dan Shane tidak pernah berani macam-macam, tetapi Frans yang tidak tahu apa-apa tentang si bos itu tidak peduli.Frans berpikir toh sebentar lagi dia juga akan mati, jadi dia ingin berkontribusi sebelum ajal menjemput, yaitu balas dendam. Tidak hanya balas dendam, tetapi juga menghancurkan tempat jahanam itu, makanya dia langsung mengincar si bos.Penjagaan di sekitar si “Bos” tidak terlalu ketat sebenarnya. Alasan mengapa tidak ada yang pernah melabraknya adalah bukan karena tidak bisa, tetapi karena tidak berani. Oleh karena itu ketika bertemu dengan Frans yang kebal terhadap intimidasinya, tembok pelindung lapisan paling luar sudah pecah secara otomatis. Yuna dan Shane jadi tak sengaja ikut terlibat, kemudian si bos itu pasti tidak menyangka kalau dia juga dibuang oleh organisasi.Tentu saja, sangat mungkin organisasi m
Selagi Brandon mempertimbangkan apakah dia harus menemui Rainie lagi untuk menanyakan keberadaan Edgar, ada seseorang yang datang menemuinya. Orang itu adalah pengawal yang biasa selalu menemani Edgar ke mana pun dia pergi. Lebih tepatnya, dia ini adalah pengawal bayangan, yang biasanya akan bersembunyi dalam kegelapan dan tidak mudah untuk ditemukan oleh orang lain. Brandon baru bertemu dengannya satu atau dua kali sejak hubungannya dengan Edgar menjadi dekat. Orang ini bernama Satria, pengawal kepercayaan Edgar.Ketika melihat Satria, Brandon tahu pencarian Edgar sudah menunjukkan titik terang.“Boleh minta waktunya sebentar?” tanya Satria.Satria ini terlihat sangat biasa secara fisik. Dia tidak terlihat mencolok sama sekali di tengah kerumunan, tetapi Brandon tahu kekuatan yang dia miliki tidak bisa dianggap remeh. Tidak hanya dalam hal bertarung, tetapi dalam menggunakan senjata api juga dia sangat terampil. Brandon membiarkan dirinya tertangkap oleh Rainie itu adalah idenya sendi
“Ini sudah tugasku!” sahut Satria.Setelah kali ini Satria benar-benar pergi, Brandon mengambil barang-barang yang tadi diberikan kepadanya. Barang itu adalah sebuah kartu akses, lebih tepatnya akses masuk ke kedutaan Yuraria. Selain itu juga ada selembar catatan yang ditulis tangan oleh Edgar. Kartu akses itu mungkin hanya terlihat seperti kartu akses biasa, tetapi bagi Brandon ini adalah sesuatu yang sangat membantu. Brandon sudah menemukan petunjuk yang tersimpan di sana, tetapi sayangnya kedutaan bukanlah tempat yang bisa dimasuki dengan mudah, karena itu hingga detik ini Brandon masih mencari cara untuk bisa masuk ke sana. Dengan adanya kartu akses dari Edgar, tugasnya sekarang jadi jauh lebih mudah. ***Di hari kelima sejak melahirkan, Yuna sudah merasa badannya jauh lebih baik. Rasa sakit di lukanya juga sudah tidak begitu terasa lagi. Tentu saja untuk gerakan yang ekstrim masih akan terasa seperti tertarik, tetapi setidaknya sudah jauh mendingan dibandingkan sebelumnya. Yuna j
Yuna terdiam sesaat ketika mendengar suara itu, lalu dia mulai mencari dan segera dia menemukan dari mana sumber suara itu, yakni di belakang sebuah layar besar! Di sekitar hanya ada beberapa kursi dan tepat di depan adalah layar besar.“Kamu pasti bangga, ‘kan? Merasa mampu mengendalikan orang lain dalam genggamanmu dan mempermainkan mereka,” ucap Yuna seraya menatap ke depan. Sejujurnya Yuna juga tidak yakin apakah di balik layar besar itu sungguh orang yang selama ini dia cari-cari, tetapi berhubung dia sudah sampai di sini, tidak ada salahnya mengobrol sebentar.“Nggak, sebenarnya aku nggak bermaksud begitu. Sebelumnya aku mau minta maaf karena kita ketemu dengan cara ini, tapi sebenarnya aku sangat menyukaimu.”“Oh, kamu suka dengan bakatku, kemampaunku, atau tubuhku?”Orang itu terdiam sebentar seakan sedang berpikir, lalu tak lama kemudian dia menjawab, “Semuanya!”“Aku jadi merasa terhormat! Jadi kamu mau nunggu sampai aku pulih sepenuhnya baru dipakai, begitu?” tanya Yuna sera
Pada suatu hari di tengah malam, Yuna merasa mulutnya kering dan sakit kepala ketika dia terbangun dari tidurnya. Parfum bernama “First Love” yang sudah sekian lama dia racik akhirnya rampung juga. Setelah memenangkan penghargaan dalam kompetisi yang akan diadakan besok malam, pernikahan dia dengan Logan akan berjalan sesuai rencana. Mereka berdua sudah saling kenal selama lima tahun, terhitung sejak mereka masih kuliah sampai sekarang, dan mereka juga telah berpacaran selama tiga tahun silam. Yuna telah mengorbankan segalanya demi fokus mengembangkan parfum tersebut, hitung-hitung dia juga turut berjasa dalam kemajuan perusahaan Logan. Tampaknya masa depan yang cerah sudah siap menyambut Yuna, jadi malam itu dia memutuskan untuk merayakannya dengan minum-minum. Yuna memijat keningnya dan hendak mengambil segelas air, tapi di saat itu juga dia mendengar sebuah suara aneh yang berasal dari kamar sebelah. Hanya Yuna sendiri yang tinggal di unit apartemen tersebut. Logan memang terkad
Yuna harus mengumpulkan semua semangat yang dia miliki hanya untuk menyapa orang seperti Brandon. “Aku tahu Uniasia juga bakal ikut serta di kompetisi malam ini. Aku punya parfum yang baru saja aku ciptain. Aku harap dengan parfum ini, aku diizinin untuk bergabung sama tim Uniasia,” kata Yuna. “Uniasia sudah punya produk lain untuk ditampilin di kompetisi nanti,” balas Brandon. “Tapi kan barang yang boleh ditampilin di kompetisi nanti nggak cuma satu barang doang. Aku cuma berharap parfum buatanku bisa ikut serta, bukan menggantikan ….” “Atas dasar apa aku harus percaya sama parfum buatan kamu?” tanya Brandon yang langsung mematahkan ucapan Yuna. Yuna segera mengeluarkan setumpuk kertas dari tasnya dan berkata, “Ini resep dan data yang aku pakai untuk bikin parfum ‘First Love’ ini. Semoga ini cukup untuk mewakili ketulusan hatiku. Soal kualitas … tiga tahun yang lalu, Pak Brandon pernah kasih aku tawaran kerja, jadi aku yakin Bapak percaya sama kemampuanku. Jadi, hari ini aku juga