Sementara itu Yuna masih tertidur di kamarnya. Entah sudah berapa lama waktu berlalu hingga dia akhirnya membuka matanya perlahan. Dia memeriksa denyut nadinya sendiri. Tidak ada perubahan apa pun yang terjadi padanya, denyut nadinya masih normal seperti biasa.Meski kodenya sudah benar, ucapannya tidak menimbulkan kecurigaan, dan diberikan secara langsung, tetapi Yuna tetap memeriksa sendiri untuk berjaga-jaga. Bagaimanapun juga Yuna tidak boleh sampai lengah di tempat ini. Shane yang sudah begitu dekat saja masih bisa berbohong demi menolong anaknya sendiri, apalagi orang yang tidak dikenal.Yuna pergi ke kamar mandi dan diam-diam mengeluarkan secarik kertas yang terselip di cincinnya. Ketika kertas itu dibuka, dia melihat kata-kata “Tunggu aku, aku sudah ketemu tempatnya!” dengan tulisan tangan yang tentu tidak asing lagi.Sepertinya Brandon sudah menemukan lokasi di mana organisasi ini bersembunyi dan sedang melakukan persiapan untuk menyelamatkan Yuna. Hanya saja itu bukan hal yan
Malam hari itu, dokter pulang ke rumahnya. Rumahnya yang cukup besar itu terasa hampa, bahkan lampu juga tidak menyala. Dia melempar tasnya ke samping dan duduk di sofa seraya menutupi wajah dengan kedua tangannya dalam keputusasaan. Seketika dia menyadari seuatu dan langsung melirik.“Siapa?!”“Dokter, jangan panik,” ujar suara seorang pria di tengah kegelapan, lalu dia menyalakan lampu dan melanjutkan, “Kenapa nggak nyalain lampu?”“Aku … aku sudah melakukannya sesuai permintaanmu. Jadi kapan keluargaku dibebaskan?”“Kamu harus tahu kalau bukan kami yang menyandera keluargamu, kami justru bisa bantu menolong mereka!”“Iya, iya! Jadi kapan mereka bisa pulang, kapan aku bisa ketemu mereka?”“Kamu pikir sekarang waktu yang tepat untuk membebaskan mereka?” Frans keluar dari bayang-bayang kegelapan tanpa sedikit pun khawatir dokter mengenali wajahnya. “Kalau mereka pulang sekarang, apa mereka akan aman? Organisasi itu pasti akan menculik mereka lagi.”Pertanyaan itu membuat si dokter terd
Si dokter menyeka air mata dan mengeluarkan secarik kertas. “Ini ….”Pada saat itu situasinya cukup mendesak dan ada dua perawat yang menemaninya. Mau menyampaikan informasi pun tidak mudah, tetapi untung saja yuna cukup cerdas, dia bisa langsung mengerti tanpa perlu mengucapkan apa pun.Frans mengambil kertas itu dan bertanya, “Apa kabarnya dia?”“Baik-baik saja! Dia orang yang kuat, di situasi seperti itu saja dia masih sanggup bertahan. Aku nggak pernah ketemu cewek sekuat itu,” tutur si dokter.“Nggak usah banyak omong kosong!” bentak Frans.“Kandungan di perutnya masih aman, nggak perlu khawatir. Jadi … keluargaku ….”“Mereka juga aman. Kamu disuruh apa saja sama mereka?”“Mereka suruh aku menyuntikkan obat ke dia.”“Obat apa?!”“Aku juga nggak tahu, mereka nggak bilang. Tapi … dari pengalamanku selama ini, kemungkinan itu obat anestesi.”“Anestesi?”“Iya, semacam obat yang pelan-pelan kehilangan daya tahan tubuh. Sekuat apa pun fisik seseorang, kalau terlalu lama terpapar obat it
“Itu bukan urusanmu. Kamu cukup jaga saja Bu Yuna dengan baik, jangan sampai dia disakiti. Itu saja sudah cukup.”Frans sudah tahu organisasi itu memiliki banyak senjata api, bahkan sampai senjata kelas berat juga pasti ada, hanya saja itu tidak akan bisa mereka gunakan dengan mudah disini, kecuali jika mereka ingin mengajak perang. Namun dilihat dari situasi saat ini, itu rasanya tidak mungkin.“Oke, kalau itu aku bisa,” ucap si dokter. Dia tadi sudah sempat khawatir Frans meminta dia untuk menyelamatkan Yuna juga. Kalau itu … rasanya agak sulit.“Kamu tahu mereka di mana?” tanya Frans.“Setiap kali selalu ada orang yang antar jemput, dan mataku juga selalu ditutup dan dibius. Setiap kali aku sadar, tahu-tahu aku sudah sampai di sana. Mereka sangat waspada, bahkan mau ketemu bos mereka juga mataku selalu ditutup. Aku nggak tahu struktur bangunan di dalam sana.”“Kamu pernah ketemu sama bos mereka?”“Iya, seharusnya benar itu bos mereka!” Si dokter sebenarnya tidak begitu yakin, tapi i
Frans segera kembali ke mobil di mana Brandon sudah menunggu. Mobilnya cukup besar untuk Frans bersandar dan membentangkan kakinya. Walau begitu lingkaran hitam tebal yang ada di bawah matanya itu tak bisa menutupi kelelahan yang dia rasakan. Beberapa hari terakhir ini dia sungguh lelah karena terus bekerja tanpa henti. Upayanya membuahkan hasil, dia berhasil menemukan celah, yaitu dokter tadi, untuk berkomunikasi dengan Yuna yang ada sana melalui perantaranya.“Pak Brandon, orang itu ….”Tadi baru kali pertama Frans melihat orang yang ada di foto, tetapi dia merasa tidak terlalu asing dengannya. Setelah dipikir-pikir lagi, Frans baru ingat kalau mereka pernah bertemu, saat itu Frans juga sedang bersama dengan Brandon. Seandainya benar orang itu adalah dia, ini akan menjadi lebih sulit.“Iya, benar itu dia,” jawab Brandon seraya memijat batang hidungnya. Sebenarnya Brandon sudah punya dugaan, tetapi dia tetap ingin mendengar jawaban dari si dokter langsung untuk memperkuat dugaannya.“
Saat mesin mobil baru saja menyala, Brandon sepertinya mendadak teringat akan sesuatu. Dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang, tetapi tidak ada yang mengangkat. Maka dia menaruh kembali ponselnya dan berbaring. ***Shane muntah-muntah tak berhenti, bahkan sampai perutnya kosong pun dia masih ingin muntah. Bukan hanya rasa mual saja yang mengganggu, tetapi bau busuk yang menyengat hidung juga membuat siapa pun yang ada di sana tidak akan tahan berlama-lama.“Dia ….”Ketika baru satu patah kata saja keluar, lagi-lagi Shane muntah. Dia langsung berlari keluar dan mengeluarkan cairan yang masih tersisa di lambungnya.“Kamu ini payah banget!” umpat Rainie kecewa seraya melihat mayat yang tergeletak di lantai. Apa yang terjadi ini jujur berada sedikit di luar perkiraannya. Dia berjongkok dan memakai sarung tangan, lalu memindahkan mayat itu.“Kamu masih bisa …. Hoek!”Tadinya sudah tidak mual lagi, ketika shane menoleh dan melihat Rainie dengan datarnya memindahkan mayat itu m
Rainie ini, memang bukan manusia normal. Sewaktu mereka menemukan mayat tersebut, Rainie tidak takut dan masih bisa menendang mayat itu. Mayat itu masih sempat bergerak sesaat saat ditendang.“Itu cuma refleks,” kata Rianie. “Tepatnya reaksi saraf. Itu wajar, berarti dia bukan pura-pura mati.”“... kalau kamu seberani itu, kenapa nggak kamu saja yang bereskan! Aku mau cari cara untuk menghubungi organisasi.”“Sudah dari tadi masih juga nggak ada kemajuan, kamu yakin bisa dapat kontak mereka? Menurut kamu ….”Rainie berhenti dan tiba-tiba berjalan mendekati Shane. Shane pun spontan melangkah mundur dan menatap Rainie dengan tegang.“Menurut amu, mungkin nggak Brandon sudah tahu, tapi dia nggak kasih tahu kamu? Apa dia … sebenarnya nggak percaya sama kamu?”“... wajar kalau aku memang nggak bisa dipercaya, tapi kamu juga nggak kasih aku waktu untuk menghubungi dia. Selama dua hari ini aku diminta untuk jaga lab ini, dan juga … orang-orang di sini mulai mencurigai aku.”“Itu nggak penting
“Sekarang kamu ada di mana?” tanya Brandon.Tanpa basa-basi Shane langsung memberikan lokasi di mana dia berada saat itu dan berkata, “Cepat! Waktuku nggak banyak, bisa repot nanti kalau ketahuan.”Setelah percakapannya dengan Brandon berakhir dalam waktu yang sangat singkat, Shane menghubungi nomor lain, “Aku mau minta tolong sesuatu, cuma kamu yang bisa.”***Seiring dengan langit yang mulai terang, Juan juga perlahan membuka mata dari tidur lelapnya. Di dalam kamar sudah tidak ada orang. Kamarnya juga sudah dibersihkan tanpa meninggalkan noda dari kekacauan yang terjadi kemarin.“Uhuk-uhuk ….”Juan membatuk ringan, tetapi masih tidak ada yang datang. Dia lalu membuka selimutnya dan terbatuk dengan suara yang lebih keras, tetapi masih juga tidak ada yang datang. Bahkan suara sekecil apa pun tidak terdengar. Sepertinya memang Juan seorang saja yang ada di kamar ini.Dalam hati Juan mengumpat ke mana perginya Chermiko, tetapi di saat itu juga dia menyadari dirinya sudah jauh lebih sega
“Tapi sudah terlambat kalau terus menunggu sampai eksperimennya dimulai!” kata Shane seraya menggertakkan gigi.Dia tidak punya sisa waktu lagi untuk bertaruh. Kalau sampai ternyata eksperimennya keburu dimulai, betapa sakit hatinya Shane membayangkan tubuh Nathan yang masih kecil itu harus terbaring di atas meja operasi yang dingin dan dibedah seperti tikus percobaan. Dia tidak bisa menerima hal seperti itu terjadi. Dia tidak tega melihat anaknya yang masih kecil harus mengalami penderitaan yang sebegitu parahnya. Nathan tidak tahu apa-apa dan diculik begitu saja, terpisah dari ayahnya begitu lama. Dan sekarang, dia harus menghadapi semua ini. Bahkan … bahkan dia tidak tahu apa yang akan dia hadapi.“Tapi kalau kamu ke sana sekarang, memangnya kamu bisa menolong Nathan?” Brandon bertanya.“Aku nggak peduli. Kalaupun aku harus mati, aku bakal tetap berusaha!”“Ya sudah, terserah kamu. Pergi sana!” Brandon tak lagi membujuk Shane. Dia memukul meja yang ada di depannya dan berseru kepada
Mau dipikir seperti apa pun, itu rasanya agak mustahil.“Aku juga berharap informasiku salah, tapi ….”Brandon tidak menyelesaikan kalimatnya, tetapi itu sudah menyiratkan intensi yang sangat jelas. Berhubung ini sudah menyangkut nasib Nathan, jika informasi yang dia dapat tidak bisa dipercaya, dia pun tidak akan memberitahukannya kepada Shane.“Jadi selama ini dia nggak mau membebaskan Nathan karena itu? Itu alasan kenapa selama ini aku nggak pernah berhasil menemukan dia. Jadi … mereka dari awal memang nggak ada niat untuk melepaskan Nathan, dan mereka menyandera dia dengan alasan membutuhkan investasi dana dariku, itu semua bohong?!”Rona wajah Shane di saat itu sudah pucat pasi. Suaranya pasti terdengar cukup datar, tetapi bisa terdengar bibirnya sedikit gemetar. Siapa pun yang menghadapi hal semacam ini pasti akan memberikan reaksi yang sama.Chermiko tidak tahu seperti apa rasanya memiliki seorang anak, tetpai dia dapat memahami perasaan Shane. Dia sendiri juga tidak keberatan di
“Ratu mau Fred jadi bahan percobaannya?” Chermiko bertanya, tetapi dia langsung membantah pertanyaan itu. “Nggak, itu mustahil! Aku dulu pernah ada di sana dan banyak tahu tentang R10. eksperimen ini nggak pernah diuji coba karena syarat dari penerimanya terlalu ketat.”Syaratnya adalah mendapatkan dua tubuh yang cocok, dan itu jelas bukan hal yang mudah untuk dicari. Sama seperti melakukan donor organ, tubuh pendonor dan penerima donor harus cocok baru bisa dilaksanakan. Hanya dengan syarat itu terpenuhi barulah tidak terjadi reaksi penolakan. Makanya, kalaupun Ratu punya niat untuk itu, dia harus mencarikan tubuh yang cocok dengan Fred.“Kamu kira nggak ada?” Brandon bertanya balik dan seketika membuat Chermiko dan Shane kaget. Chermiko dan Shane sama-sama dibuat bertanya-tanya, siapa orang yang akan menjadi wadah baru bagi jiwa Fred.“Dan orang yang bakal menampung jiwa Fred itu bukan orang asing. Fred sendiri yang cari,” kata Brandon. “Kalau dia nggak ketemu orang yang cocok, mana
“Sudah nggak ada lagi, itu saja. Dia bilang yang kita butuhkan sekarang cuma waktu. Sebenarnya nggak ada yang penting, sih. Mungkin dia takut karena masih diawasi. Takutnya ada orang yang mendengar percakapan, makanya dia nggak berani bilang banyak.”“Bukan. Informasi pa yang mau diasampaikan sudah semuanya dia kasih tahu ke kamu,” ucap Brandon.Chermiko, “Eh?”Shane, “Hah? Jadi yang Pak Juan mau sampaikan itu apa?”“Pak Juan bilang kita nggak bisa tangani, tapi ada orang lain yang bisa. Orang yang bisa itu maksudnya siapa?” tanya Brandon kepada mereka berdua. Tetapi baik Shane dan Chermiko di saat itu hanya bertukar pandang dan menggelengkan kepala.“Dan juga kenapa kita nggak bisa? Sebelumnya kita sudah tahu mereka ada di dalam kedutaan, terus kenapa tiba-tiba Pak Juan bilang ini di luar batas kemampuan kita?” tanya Brandon lagi.Kali ini Shane dan Chermiko lebih kompak lagi. Mereka berdua sama-sama menggelengkan kepala serentak tanpa perlu menatap satu sama lain.“Karena Pak Juan me
Chermiko datang dengan penuh tanda tanya dan pergi dengan penuh tanda tanya pula. Dia merasa belum mengatakan atau melakukan apa-apa selama dia bertemu dengan kakeknya tadi, dan langsung disuruh pulang begitu saja. Selama perjalanan, Chermiko berulang kali memikirkan apa yang tadi Juan katakan kepadanya, tetapi dia tidak mendapatkan jawabannya. Jadi apa maksud Juan sebenarnya?Begitu Chermiko sampai ke rumah, benar saja Brandon dan Shane sudah menunggunya. Mereka langsung datang menyambut dan bertanya, “Gimana? Mereka ngundang kamu ke sana untuk apa?”Bahkan mobil yang mengikuti Chermiko dari belakang juga sudah melakukan persiapan jaga-jaga apabila terjadi sesuatu yang buruk padanya. Namun mereka bisa tenang setelah mendapat kabar kalau Chermiko sudah dalam perjalanan pulang. Namun di saaat yang sama mereka pun terheran-heran mengapa hanya Chermiko sendiri yang keluar.“Mereka mengancam kamu? Apa saja yang mereka bilang di sana?” tanya Shane. “Pasti Rainie, ‘kan? Kali ini apa lagi yan
“Kami semua panik setengah mati waktu dengar Kakek dibawa. Untung saja Kakek baik-baik saja!”“Omong kosong! Kalau kamu pani, kenapa baru sekarang kamu datang menolongku?” tanya Juan melotot.“Bukannya nggak mau nolong, tapi tempat ini nggak bisa main datang kapan pun aku mau. Lagi pula aku tahu sifat Kakek. Kalau Kakek sendiri yang mau ke sana, aku bujuk untuk pulang kayak apa juga Kakek nggak bakal mau pulang! Kakek sendiri yang mau datang ke sini untuk menolong Yuna, ‘kan?”Dengan tatapan mata setuju, Juan menatap Chermiko dan berkata padanya, “Iya, sih. Akhir-akhir ini kamu ada banyak kemajuan juga, ya. Kamu sudah bisa menganalisis keadaan dengan baik dan bisa mengerti sifatku seperti apa.”Chermiko terlihat tidak terlalu senang meski mendapat pujian dari kakeknya. Saat ini dia punya masalah yang lebih mendesak untuk dia sampaikan.“Kakek yang minta aku datang ke sini, ya?” tanyanya.“Ya, untung saja mereka kasih aku ketemu orang lain! Kalau Brandon, mereka pasti nggak akan setuju.
Chermio sudah berada di ruang tamu kedutaan dan melihat sekelilingnya. Dia curiga apakah tempat ini menyimpan suatu konspirasi, karena di antara yang lain, hanya dia sendiri yang mendapatan undangan secara tiba-tiba.Mereka bertiga kaget saat mendapat undangan tersebut. Tidak ada yang menyangka ternyata undangan itu ditujukan kepada Chermiko, dan tidak ada yang tahu apa maksud dari undangannya. Apalagi Chermiko juga yang paling asing dengan kedutaan dibanding Shane atau Brandon. Setelah melalui proses perundingan yang cukup laa, akhirnya mereka bertiga mencapai kesepakatan bersama, Chermiko harus pergi!Jika tidak pergi, bagaimana mereka bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan undangan ini juga dibuat secara resmi, jadi seharusnya tidak akan ada keanehan yang terjadi, atau surat ini tidak akan sampai ke tangan mereka. Maka itu Chermiko datang sesuai dengan waktu dan tempat undangan. Saat masuk dia juga diperiksa karena untuk masuk ke kedutaan tidak diizinkan membawa barang-barang ya
Saat Ross berniat untuk berlari keluar lagi, seketika Ricky datang membuka pintu dari luar.“Pangeran Ross.”“Ah! Kamu yang kasih perintah ke mereka untuk nggak kasih aku keluar dari kamar ini?”“Pangeran Ross jangan salah paham. Aku nggak punya wewenang untuk itu. Ini semua perintah langsung dari Yang Mulia.”“Aku nggak percaya! Mamaku saja sekarang lagi pingsan. Mana mungkin dia kasih perintah ke kamu untuk menahanku di sini. Kamu pikir aku nggak tahu kamu cuma menggunakan perintah untuk berbuat semena-mena di sini?! Kamu nggak ada bedanya sama Fred!”Seketika mendengar itu, terlihat ada sebersit ekspresi kesal di mata Ricky. Dia pun lalu berkata, “Pangeran Ross tolong jangan samakan aku dengan si pengkhianat itu.”Nada bicara Ricky dipenuhi dengan perasaan tidak puas. Bagi Ricky, Fred adalah pengkhianat yang bahkan namanya tidak layak untuk disebut. Ratu memberikan kepercayaan yang begitu besar kepadanya, menyerahkan tugas yang sangat penting, tetapi dengan keserakahanya, dia dengan
“Andaikan kamu nggak selamat. Menurut kamu apa yang bakal terjadi?” tanya Juan.“.…”Sebelum Ratu membuka mulut, Juan melanjutkan, “Apa dunia bakal kiamat? Nggak, nggak bakal! Nggak bakal terjadi apa-apa! Begitu kita mati, kita sudah nggak bisa apa-apa lagi, baik itu rakyatmu, anakmu, atau apa pun itu, semuanya sudah bukan urusan kita lagi! Kamu sudah nggak lagi mengatur dunia ini. Kamu bahkan sudah nggak perlu pusing lagi sama pemakamanmu.”“.…”“Hidup manusia paling cuma bertahan beberapa puluh tahun saja, apa menurut kamu itu kurang? Sebenarnya itu sudah lebih dari cukup selama setiap harinya kita jalani dengan penuh sukacita! Banyak banget orang yang hidupnya sampai di umur kita, jadi kenapa kamu malah mempersulit diri sendiri? Jadi saranku, kamu nggak perlu terlalu pusing terlalu banyak mikir, cukup jalani hari-hari dengan senang hati, itu lebih penting dari apa pun. Untuk apa kamu harus pusing sama urusan negara ataupun perdamaian dunia. Kamu serahkan saja ke generasi berikutnya!