Begitu semua barang sudah diletakkan, dokter itu sekali lagi menatap Yuna tanpa mengatakan apa-apa. Tatapan matanya itu seperti meminta Yuna untuk mendekat, tetapi karena mereka tidak berbicara,dan Yuna juga ingin melihat apa yang akan mereka lakukan, dia pun tidak bergerak.“Bu Yuna, mohon duduk di sini,” kata salahsatu penjaga.“Kalian mau apa?”“Nggak perlu takut, cuma pemeriksaan kesehatan saja.”“Aku sehat-sehat saja, nggak perlu diperiksa!”Yuna merasakan ada sesuatu yang tidak beres dan langsung menolak dengan tegas. Dia baik-baik saja, mengapa tiba-tiba harus menjalani pemeriksaan.“Bu Yuna, ini demi kebaikanmu. Tolong jangan egois, kamu juga harus memikirkan kesehatan anakmu. Tenang saja, ini cuma pemeriksaan normal, bukan apa-apa. Tapi … kalau kamu tetap bersikeras, kamu terpaksa memakai cara kasar.”Penjaga itu sudah berkata dengan mengancam. Yuna mengamati jumlah mereka yang begitu banyak. Kalau dia memberikan perlawanan, dia tidak akan mendapat kerugian atau juga keuntunga
Susan juga awalnya takut ketika Edgar baru saja dikurung di ruang rahasia itu. Bagaimanapun juga Edgar adalah kakak iparnyay ang selama ini selalu dia takuti, tetapi lama kelamaan Susan jadi tidak takut lagi padanya. Sehebat apa pun Edgar, dia kini sudah terkurung di dalam ruangan yang tidak terkena cahaya matahari.Seharusnya Susan sekarang berbahagia karena putri satu-satunya masih hidup, tetapi entah mengapa dia tidak pernah bisa tenang. Saat pintu rahasia di garasi perlahan menutup, Susan menggoyangannya lagi untuk memastikan bahwa telah tertutup dengan rapat. Setelah itu barulah dia keluar.Setelah memastikan Susan sudah pergi, orang-orang yang ada di dalam mobil mulai bergerak.“Pak Brandon,” ujar salah seorang yang duduk di kursi depan meminta petunjuk.“Kita tunggu sebentar lagi,” jawab Brandon.Sudah dari tiga jam yang lalu Brandon tiba di tempat ini. Kesabarannya patut dipuji dia bisa menunggu selama itu, atau dia pasti sudah masuk ke dalam sejak awal. Dia menyaksikan semuany
Brandon masih berada di dalam mobil dengan wajah serius seperti sedang menunggu sesuatu. Kira-kira beberapa belas menit berlalu sudah, tetapi beberapa belas menit itu rasanya seperti beberapa jam.Tiba-tiba di tengah kesunyian, alat komunikasi di dalam mobil mengeluarkan lampu kedip merah. Brandon langsung menerimanya dan dia mendengar suara lirih berkata padanya, “Pak Brandon, sudah ketemu!”“Gimana kondisinya?”“Aman!”“Bawa dia masuk, secepatnya!”“Tapi ….”Kenapa lagi?”“Ini ….”Tak lama Brandon mendengar suara lirih dari alat itu. Suaranya sangat lemah, tetapi Brandon dapat mengenali kalau itu adalah suaranya Edgar.“Brandon ….”“Pak Edgar!”“Suruh mereka pergi dari sini, aku tetap di sini.”“Kenapa?!” tanya Brandon, tetapi segera dia mulai menyadarinya, “Apa kamu yang merelakan diri ditangkap sama mereka? Apa ini juga bagian dari rencanamu?”“Betul, tapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk penjelasan panjang lebar. Pokoknya suruh anak buahmu pergi dulu. Yang lain akan kujelaska
“Pak Brandon?”“Cepat pulang! Ingat jangan sampai kalian meninggalkan jejak.”“Siap!”Dengan segera, para pasukan yang menyelinap ke dalam itu satu per satu mengundurkan diri kembali ke dalam bayangan gelap tanpa suara. Ketika mereka kembali ke mobil, salah satu yang tadi duduk satu mobil dengan Brandon melaporkan situasi.“Pak Brandon, Pak Edgar bersikeras nggak mau pergi!”“Ya, dia memang begitu orangnya! Tapi berhubung dia sudah melakukan persiapan, aku bisa sedikit lebih tenang. Aku yakin dia pasti sudah punya rencananya sendiri!”Awal mulanya Brandon mengira Edgar sungguh diculik oleh Rainie. Bukan karena Edgar lemah, tetapi karena saat itu dia sedang lengah. Organisasi dan eksperimen yang mereka lakukan itu entah sudah berapa lama berjalan, dan ada virus apa saja yang mereka kembangkan. Satu-satunya yang sudah terlihat hanya yang terjadi di Asia Selatan, tetapi masih banyak lagi yang belum muncul.Belum lagi dulu Rainie juga sempat mengendalikan Edgar dengan menggunakan jarum dan
Pengemudi yang ada di depan sedikit memalingkan wajahnya ke samping. Meski hanya terlihat separuh, dalam bayang-bayang itu tampak cukup jelas kalau orang itu adalah Frans.“Ya,” jawabnya dengan santai. Satu kata sederhana yang terucap begitu ringan, tetapi Brandon tahu bagi Frans, masa-masa itu adalah momen paling menyakitkan dalam hidupnya. Jauh lebih menyakitkan daripada dihujam oleh ratusan peluru ataupun diserang oleh pembunuh. Tubuhnya berasa seperti bukan miliknya sendiri, dan ketika terbangun, dia menyadari dirinya telah melakukan begitu banyak kesalahan, bahkan sampai menyakiti orang-orang tersayang. Penderitaan seperti itu tidak bisa digambarkan oleh kata-kata.“Kalau saja waktu itu aku ….”“Pak Brandon nggak perlu berpikir begitu, semuanya sudah diatur. Mereka memang nggak punya hati nurani. Kalaupun bukan aku yang jadi korban, bisa saja orang lain yang kena. Lagi pula pengalaman itu bikin aku bisa masuk ke sana dan mendapat banyak informasi. Sebenarnya ada untungnya juga. Mu
Seusai menjelaskan situasinya, pelayan rumah itu langsung menutup pintu rapat-rapat. Mereka tidak mau banyak bicara. Kalau bukan Brandon yang bertanya, mereka mungkin tidak mau mengatakan sepatah kata pun tentang apa yang terjadi pada majikan mereka.Brandon sungguh tidak menyangka penyakit Bella akan bertambah parah secepat ini. Sebelumnya Bella masih bisa bilang dia tidak apa-apa, makanya Brandon pun tidak terlalu khawatir padanya.“Ayo kita ke rumah sakit!” kata Brandon.“Tapi ….”Frans sempat ragu karena sebelumnya Brandon sudah bilang agar mereka tidak berinteraksi dengan orang lain terlalu sering.“Tetap jaga jarak. Selain itu minta pihak rumah sakit siapkan baju pelindung lengkap.”Apa pun yang terjadi Brandon tetap harus menemui Bella, bukan hanya untuk memberikan perhatiannya, tetapi juga untuk mencari tahu apa yang sesungguhnya terjadi padanya.Apabila “penyakit” Bella itu ada hubungannya dengannya, maka itu berarti siapa pun yang bersentuhan dengan Bella juga harus dikaranti
“Aku lagi bikin catatan,” jawabnya sekali lagi. Chermiko sadar kakeknya sedang menatap dia keheranan, maka itu dia membawa buku catatannya itu dan memberikannya kepada Juan. Juan mengulurkan tangan dan memegang buku itu, tetapi dia tidak punya tenaga untuk membukanya. Melihat itu, Chermiko mengambil lagi buku itu dan berkata, “Biar aku saja yang pegang.”Tanpa merasa sungkan sedikit pun, Juan mulai membaca buku catatannya dengan cermat. Dalam buku catatan yang tebal itu tertulis banyak sekali kata-kata yang ditulis dengan sangat rapi. Mulai dari tanggal, analisis nadi, diagnosis penyakit, serta ada juga beberapa hipotesis yang ditulis terpisah sebagai referensi.Jujur, Juan cukup kagum melihatnya. Sembari melihatnya, Chermiko menjelaskan, “Selama dua hari ini, setiap satu jam aku mengecek nadi Kakek, habis itu aku catat ke buku ini. Aku tahu jeda waktunya terlalu pendek, nadinya juga mungkin nggak ada perubahan yang mencolok, tapi aku tetap catat, karena virus ini beda dari semua penya
“Coba kamu lihat ini. Jeda waktunya memang terlalu pendek, tapi tetap membantu. Perubahan nadinya nggak terlalu mencolok, tapi tetap saja ada bedanya. Sebagai contoh di pagi dan malam hari, sama di siang hari ada perubahan yang lumayan kelihatan. Sama di sini … eh, ini apa?”Sembari berbicara, Juan seperti menyadari ada sesuatu yang mengganjal perhatiannya.“Kakek, kenapa?” tanya Chermiko.“... ambilkan kacamataku.”Mata Juan sudah mulai bermasalah. Biasanya di rumah dia menyiapkan sebuah kacamata tua yang hanya dia pakai sesekali saja. Juan selalu menganggap memakai kacamata berarti menerima kalau dirinya sudah tua. Lagi pula tanpa memakai kacamata pun tidak terlalu mengganggu kesehariannya dalam menggodok obat, makanya dia tidak terlalu sering memakainya.Juan pun memakai kacamata yang Chermiko bawakan dan membaca catatanya baris per baris dengan sangat serius. Chermiko penasaran juga ikut melihat, berharap bisa mengetahui apa yang kakeknya cari. Berhubung itu adalah buku catatannya
“Karena kamu begitu setia padaku, aku kasih kamu satu kesempatan lagi,” kata sang Ratu mendesah ringan.“Mau aku jadi bahan percobaanmu? Nggak masalah!” kata Fred dengan alis terangkat. “Toh sekarang aku juga nggak bisa menolak, bukan?”“Apa kamu ada permintaan lain?”Bagaimanapun juga, mereka adalah tuan dan pelayan yang sudah bekerja bersama selama bertahun-tahun, yang sudah melewati suka dan duka bersama. Andaikan Fred memiliki niat untuk melakukan kudeta, dia sudah berkontribusi banyak dan layak untuk mendapatkan apa yang dia minta sebelum dieksekusi.“Yang Mulia tahu aku sudah nggak membutuhkan apa-apa lagi. Aku sudah lama bercerai dengan istriku dan anakku ikut dia ke luar negeri. Aku cuma sendiri mendedikasikan hidupku untukmu, Yang Mulia Ratu. Sekarang aku sudah nggak punya permintaan apa-apa lagi. Oh ya, kalau sampai ….”Fred berhenti sejenak, kemudian dia melanjutkan, “Kalau sampai eksperimen ini berhasil, aku bisa terus hidup lebih lama di dalam badan anak itu, aku berharap
Di sebuah ruang bawah tanah yang lembap dan tidak terkena cahaya matahari, begitu masuk langsung tercium bau busuk yang menyengat hidung. Saat pintu dibuka, dan mendengar ada suara kursi roda yang mendekat, orang yang berada di dalam langsung mendongak menatap ke depan.“Ah, Yang Mulia datang untuk menemui aku juga.”Orang itu menyunggingkan senyum yang kaku. Dia yang dulu adalah seorang duta besar terhormat kini menjadi tak lebih dari seperti tawanan perang. Kursi roda berhenti, lalu sang Ratu menatapnya, orang yang sudah meneaninya selama puluhan tahun lebih.“Fred, apa kamu menyesal?” tanyanya.“Menyesal? Apa yang perlu disesali? Aku menyesal kenapa eksperimennya nggak aku lakukan lebih awal? Atau menyesal karena terlalu banyak berpikir? Ataukah menyesal karena aku nggak menyadari lebih awal kalau kamu mencurigaiku? Yang menang memakan yang kalah, itu sudah hukumnya. Nggak ada yang perlu aku sesali.”Sang Ratu sempat terdiam sesaat mendengar kata-kata Fred.“Jadi kamu nggak pernah m
“Tapi sudah terlambat kalau terus menunggu sampai eksperimennya dimulai!” kata Shane seraya menggertakkan gigi.Dia tidak punya sisa waktu lagi untuk bertaruh. Kalau sampai ternyata eksperimennya keburu dimulai, betapa sakit hatinya Shane membayangkan tubuh Nathan yang masih kecil itu harus terbaring di atas meja operasi yang dingin dan dibedah seperti tikus percobaan. Dia tidak bisa menerima hal seperti itu terjadi. Dia tidak tega melihat anaknya yang masih kecil harus mengalami penderitaan yang sebegitu parahnya. Nathan tidak tahu apa-apa dan diculik begitu saja, terpisah dari ayahnya begitu lama. Dan sekarang, dia harus menghadapi semua ini. Bahkan … bahkan dia tidak tahu apa yang akan dia hadapi.“Tapi kalau kamu ke sana sekarang, memangnya kamu bisa menolong Nathan?” Brandon bertanya.“Aku nggak peduli. Kalaupun aku harus mati, aku bakal tetap berusaha!”“Ya sudah, terserah kamu. Pergi sana!” Brandon tak lagi membujuk Shane. Dia memukul meja yang ada di depannya dan berseru kepada
Mau dipikir seperti apa pun, itu rasanya agak mustahil.“Aku juga berharap informasiku salah, tapi ….”Brandon tidak menyelesaikan kalimatnya, tetapi itu sudah menyiratkan intensi yang sangat jelas. Berhubung ini sudah menyangkut nasib Nathan, jika informasi yang dia dapat tidak bisa dipercaya, dia pun tidak akan memberitahukannya kepada Shane.“Jadi selama ini dia nggak mau membebaskan Nathan karena itu? Itu alasan kenapa selama ini aku nggak pernah berhasil menemukan dia. Jadi … mereka dari awal memang nggak ada niat untuk melepaskan Nathan, dan mereka menyandera dia dengan alasan membutuhkan investasi dana dariku, itu semua bohong?!”Rona wajah Shane di saat itu sudah pucat pasi. Suaranya pasti terdengar cukup datar, tetapi bisa terdengar bibirnya sedikit gemetar. Siapa pun yang menghadapi hal semacam ini pasti akan memberikan reaksi yang sama.Chermiko tidak tahu seperti apa rasanya memiliki seorang anak, tetpai dia dapat memahami perasaan Shane. Dia sendiri juga tidak keberatan di
“Ratu mau Fred jadi bahan percobaannya?” Chermiko bertanya, tetapi dia langsung membantah pertanyaan itu. “Nggak, itu mustahil! Aku dulu pernah ada di sana dan banyak tahu tentang R10. eksperimen ini nggak pernah diuji coba karena syarat dari penerimanya terlalu ketat.”Syaratnya adalah mendapatkan dua tubuh yang cocok, dan itu jelas bukan hal yang mudah untuk dicari. Sama seperti melakukan donor organ, tubuh pendonor dan penerima donor harus cocok baru bisa dilaksanakan. Hanya dengan syarat itu terpenuhi barulah tidak terjadi reaksi penolakan. Makanya, kalaupun Ratu punya niat untuk itu, dia harus mencarikan tubuh yang cocok dengan Fred.“Kamu kira nggak ada?” Brandon bertanya balik dan seketika membuat Chermiko dan Shane kaget. Chermiko dan Shane sama-sama dibuat bertanya-tanya, siapa orang yang akan menjadi wadah baru bagi jiwa Fred.“Dan orang yang bakal menampung jiwa Fred itu bukan orang asing. Fred sendiri yang cari,” kata Brandon. “Kalau dia nggak ketemu orang yang cocok, mana
“Sudah nggak ada lagi, itu saja. Dia bilang yang kita butuhkan sekarang cuma waktu. Sebenarnya nggak ada yang penting, sih. Mungkin dia takut karena masih diawasi. Takutnya ada orang yang mendengar percakapan, makanya dia nggak berani bilang banyak.”“Bukan. Informasi pa yang mau diasampaikan sudah semuanya dia kasih tahu ke kamu,” ucap Brandon.Chermiko, “Eh?”Shane, “Hah? Jadi yang Pak Juan mau sampaikan itu apa?”“Pak Juan bilang kita nggak bisa tangani, tapi ada orang lain yang bisa. Orang yang bisa itu maksudnya siapa?” tanya Brandon kepada mereka berdua. Tetapi baik Shane dan Chermiko di saat itu hanya bertukar pandang dan menggelengkan kepala.“Dan juga kenapa kita nggak bisa? Sebelumnya kita sudah tahu mereka ada di dalam kedutaan, terus kenapa tiba-tiba Pak Juan bilang ini di luar batas kemampuan kita?” tanya Brandon lagi.Kali ini Shane dan Chermiko lebih kompak lagi. Mereka berdua sama-sama menggelengkan kepala serentak tanpa perlu menatap satu sama lain.“Karena Pak Juan me
Chermiko datang dengan penuh tanda tanya dan pergi dengan penuh tanda tanya pula. Dia merasa belum mengatakan atau melakukan apa-apa selama dia bertemu dengan kakeknya tadi, dan langsung disuruh pulang begitu saja. Selama perjalanan, Chermiko berulang kali memikirkan apa yang tadi Juan katakan kepadanya, tetapi dia tidak mendapatkan jawabannya. Jadi apa maksud Juan sebenarnya?Begitu Chermiko sampai ke rumah, benar saja Brandon dan Shane sudah menunggunya. Mereka langsung datang menyambut dan bertanya, “Gimana? Mereka ngundang kamu ke sana untuk apa?”Bahkan mobil yang mengikuti Chermiko dari belakang juga sudah melakukan persiapan jaga-jaga apabila terjadi sesuatu yang buruk padanya. Namun mereka bisa tenang setelah mendapat kabar kalau Chermiko sudah dalam perjalanan pulang. Namun di saaat yang sama mereka pun terheran-heran mengapa hanya Chermiko sendiri yang keluar.“Mereka mengancam kamu? Apa saja yang mereka bilang di sana?” tanya Shane. “Pasti Rainie, ‘kan? Kali ini apa lagi yan
“Kami semua panik setengah mati waktu dengar Kakek dibawa. Untung saja Kakek baik-baik saja!”“Omong kosong! Kalau kamu pani, kenapa baru sekarang kamu datang menolongku?” tanya Juan melotot.“Bukannya nggak mau nolong, tapi tempat ini nggak bisa main datang kapan pun aku mau. Lagi pula aku tahu sifat Kakek. Kalau Kakek sendiri yang mau ke sana, aku bujuk untuk pulang kayak apa juga Kakek nggak bakal mau pulang! Kakek sendiri yang mau datang ke sini untuk menolong Yuna, ‘kan?”Dengan tatapan mata setuju, Juan menatap Chermiko dan berkata padanya, “Iya, sih. Akhir-akhir ini kamu ada banyak kemajuan juga, ya. Kamu sudah bisa menganalisis keadaan dengan baik dan bisa mengerti sifatku seperti apa.”Chermiko terlihat tidak terlalu senang meski mendapat pujian dari kakeknya. Saat ini dia punya masalah yang lebih mendesak untuk dia sampaikan.“Kakek yang minta aku datang ke sini, ya?” tanyanya.“Ya, untung saja mereka kasih aku ketemu orang lain! Kalau Brandon, mereka pasti nggak akan setuju.
Chermio sudah berada di ruang tamu kedutaan dan melihat sekelilingnya. Dia curiga apakah tempat ini menyimpan suatu konspirasi, karena di antara yang lain, hanya dia sendiri yang mendapatan undangan secara tiba-tiba.Mereka bertiga kaget saat mendapat undangan tersebut. Tidak ada yang menyangka ternyata undangan itu ditujukan kepada Chermiko, dan tidak ada yang tahu apa maksud dari undangannya. Apalagi Chermiko juga yang paling asing dengan kedutaan dibanding Shane atau Brandon. Setelah melalui proses perundingan yang cukup laa, akhirnya mereka bertiga mencapai kesepakatan bersama, Chermiko harus pergi!Jika tidak pergi, bagaimana mereka bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan undangan ini juga dibuat secara resmi, jadi seharusnya tidak akan ada keanehan yang terjadi, atau surat ini tidak akan sampai ke tangan mereka. Maka itu Chermiko datang sesuai dengan waktu dan tempat undangan. Saat masuk dia juga diperiksa karena untuk masuk ke kedutaan tidak diizinkan membawa barang-barang ya