Share

Bab 1818

Penulis: Awan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-31 18:00:00
Shane menyipitkan matanya mengamati botol kecil yang ada di tangan bosnya, “Itu ….”

“Hmm?”

“Ehem … Yuna bilang barang itu produk gagal.”

“Aku tahu.”

Cairan yang ada di dalam botol itu berguncang seiring dia memutar-mutarnya. Cairan transparan yang bergoyang-goyang di dalam botol terlihat begitu tidak stabil, sama seperti emosinya yang mudah berubah-ubah dan sulit ditebak.

“Jadi ….”

Pria pendek itu terkekeh, mengeluarkan suara yang terdengar seperti besi yang digesekkan ke dinding. “Kamu mau tanya kenapa aku masih menyimpan produk gagal ini, ‘kan?”

“Iya.”

“Karena aku nggak percaya sama Yuna,” tuturnya seraya melayangkan tatapan yang sangat tajam, seolah bisa melihat semua yang terjadi dengan jelas. Bahkan Shane yang sudah melalui banyak pengalaman pahit selama hidupnya saja masih tetap ketakutan dibuatnya.

Pria pendek ini sungguh licik bagaikan seekor rubah tua yang sudah hidup terlalu lama di gunung. Setelah sekian lama bekerja di bawahnya, Shane menyadari bosnya ini sangat egois dan t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1819

    “Nggak,” jawabnya sembari menundukkan kepala, berusaha menghindari tatap mata secara langsung.Tanpa memedulikan kebohongan Shane, pria pendek itu tertawa bangga dan berkata, “Shane, aku nggak peduli dengan apa yang kamu lakukan di belakangku. Kamu pikir orang sepertiku ini apa masih takut mati? Kamu nggak bisa membunuhku karena anakmu masih ada di tanganku. Kamu nggak akan berani membunuhku karena masih berharap suatu hari nanti anakmu akan kembali ke sisimu.”Tangan yang Shane biarkan menggantung di sisinya mengepal erat berusaha untuk meredam emosinya, tetapi begitu anaknya menjadi pembicaraan, Shane tak bisa lagi menahan emosinya yang meluap. Terakhir kali dia melihat anaknya melalui video call adalah seminggu yang lalu. Pada saat itu Shane diam-diam mengerahkan lebih banyak anak buahnya untuk menyelidiki dan masih terus berjalan hingga saat ini, tetapi tidak ada satu petunjuk pun yang berhasil mereka temukan. Bahkan terkadang, Shane sampai berpikir negatif, seperti mungkin saja an

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1820

    “Aku nggak menggunakan obat itu ke kamu karena au paham betul akan efek sampingnya. Aku tahu kalau orang yang dikendalikan nggak akan bisa dimanfaatkan sepenuhnya. Seharusnya kamu merasa beruntung aku nggak pakai obat itu ke kamu karena kamu masih berguna buatku, atau ….”“Jadi maksudmu, kalau aku dikendalikan dengan obat itu, kemungkinan aku akan kehilangan kesadaran dan malah nggak bisa membantu, begitu? Dengan kata lain, aku cuma menjadi boneka yang nggak bisa berpikir?” tanya Shane.Namun sepertinya tidak juga, jika Shane kehilangan kesadarannya, bukankah dia justru akan jadi lebih mudah untuk dikendalikan? Saat itu Shane masih tidak begitu mengerti apa maksud yang tersembunyi di balik ucapan bosnya, dan ketika dia ingin bertanya lebih jauh lagi untuk menemukan jawaban, bosnya memotong, “Cukup, nggak usah mencobai aku. Kesabaranku ada batasnya! Kalau kamu mau mendapatkan anak kamu kembali, aku sudah pernah kasih tahu dari dulu. Caranya cuma satu, yaitu turuti apa perintahku! Asalka

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1821

    Di tengah teriknya siang hari, Bella malah merasa tidak bersemangat. Dia mondar mandir di dalam kamarnya sambil sesekali menggosokkan kedua tangan untuk mengurangi rasa cemasnya. Meski dia menaruh kepercayaan penuh kepada Yuna, sebentar lagi sudah tengah hari tetapi Yuna masih tak datang juga. Bahkan Yuna juga tidak bisa dihubungi. Bella jadi tidak tahu apa yang terjadi padanya, dan terlebih lagi dia juga tidak tahu apakah ayahnya masih bisa sadar kembali atau tidak.Di saat itu seseorang datang mengetuk pintu, dan refleks Bella pun menjawab, “Siapa?!”“Non Bella,” jawab si pelayan.Bella menatap sekilas ayahnya yang masih tertidur tak sadarkan diri di atas kasur, lalu dia membukakan pintu dan bertanya kepada si pelayan yang datang, “Ada apa?”“Non Bella, saya baru saja memasang kabel teleponnya kembali. Dari tadi ada telepon masuk terus nggak berhenti-berhenti. Apa sebaiknya … Non Bella coba angkat sebentar?”Setiap hari dari pukul sepuluh malam hingga delapan pagi kabel telepon rumah

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-02
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1822

    Brandon tidak kaget melihat kekecewaan yang terpampang jelas di raut wajah Bella, karena sebelumnya dia dan Yuna sudah berjanji akan datang, tapi sayangnya yang bisa datang hanya dia seorang saja. Brandon bisa membayangkan, Bella pasti sudah berjuang setengah mati untuk menutupi apa yang terjadi kepada ayahnya.“Kak Yuna nggak datang? Bukannya dia sudah janji bakal datang tadi pagi, tapi sampai jam segini dia …. Aku telepon juga nggak diangkat. Apa mungkin terjadi sesuatu sama Kak Yuna?”Yuna adalah orang yang sangat dipercaya oleh Bella. Dia bisa melihat ada racun yang menjangkit tubuh Bella dan mampu menyembuhkannya, maka itu Yuna tidak mungkin mengingkari janjinya. Bahkan dengan kondisi Edgar yang sudah seperti ini pun, meski Yuna sudah mengatakan kalau dia tidak bisa menyembuhkan, dia sudah berjanji akan berusaha semaksimal mungkin.“Dia lagi ada sedikit masalah,” kata Brandon. “Makanya dia nggak bisa datang, tapi kamu jangan khawatir. Dia sudah membuat obat untuk papamu dan minta

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-02
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1823

    “Itu efek dari racun yang ada di badannya,” kata Brandon. “Dari luar sekilas kelihatan seperti nggak ada bedanya sama orang normal, tapi dampak negatif terhadap tubuh sebenarnya berbahaya banget.”Dengan kata lain, racun, virus atau apa pun itu yang ada di dalam tubuh Edgar terus memakan energi, lemak, otot, darah dan lain-lain yang tersisa di tubuh inangnya selayaknya parasit. Ketika semua energi sudah terserap habis, maka sang inang bisa saja mati. Tentu saja semua itu Yuna yang memberi tahu. Di tengah kesibukannya, dia mengatakan apa pun yang melintas di kepalanya. Untungnya tingkat pemahaman Brandon cukup kuat, sehingga dengan informasi yang terkesan berantakan dan tidak beraturan itu, dia masih bisa menggabungkannya dan kurang lebih mengerti apa inti yang ingin Yuna sampaikan.“Jadi sekarang kita harus gimana?” tanya Bella dengan khawatir. “Aku nggak mau terjadi sesuatu sama papaku. Dia harus selamat!”Seketika itu Bella tak bisa lagi menahan laju air matanya. Ibunya sudah lama me

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1824

    “Ini ….”“Coba pakai air,” usul Brandon.Bella pun langsung mengambilkan segelas air hangat dan memasukkan pil itu ke dalam gelas, air yang semula bening perlahan mulai berubah menjadi kecoklatan karena obatnya larut di dalam air.“Kalau begini apa nggak berpengaruh ke khasiatnya?” tanya Bella khawatir dia telah melakukan kesalahan yang malah membuat efek obatnya berkurang.“.…”“Kak Brandon ...?”“Tunggu sebentar, biar aku telepon Yuna.”Pertanyaan Bella tadi yang membuat Brandon berpikir untuk memastikannya dengan Yuna, karena dia sendiri juga tidak terpikirkan apakah khasiatnya akan berubah apabila dilarutkan dalam air. Berdasarkan pemahaman yang Brandon miliki, baik itu dalam bentuk pil bulat atau yang sudah dilarutkan dalam air, selama bisa dicerna maka khasiatnya pasti akan sama saja. Namun tetap saja dia bukan dokter, dan pertanyaan dari Bella tadi membuatnya berpikir dua kali. Ketika sesuatu sudah bersangkutan dengan keselamatan nyawa orang lain, tidak ada salahnya berhati-hati

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1825

    Butir obat itu masuk ke dalam tenggorokan Edgar dan terus sampai ke lambungnya. Bella sempat khawatir ketika obat itu tertelan, tetapi kemudian dia merasa lega karena ayahnya tidak tersedak.“Ambilkan air!” seru Brandon dengan satu tangan masih memegang leher Edgar. Dia mengambil segelas air yang diberikan oleh Bella dan langsung menuangkannya ke dalam mulut Edgar. Walau sedikit berceceran, setidaknya sebagian besar air berhasil masuk.Apa pun yang terjadi, paling tidak obat itu sudah masuk ke dalam tubuh Edgar, dan sekarang mereka hanya bisa berharap dapat hasil yang positif.“Papa kapan akan sadar?” tanya Bella.“Aku nggak bisa bilang pasti.”Yuna tidak mengatakan butuh waktu berapa lama Edgar akan siuman setelah memakan obatnya. Dia hanya berpesan untuk terus memantau kondisi Edgar sambil mengamati reaksinya. Bagaimanapun juga virus ini jarang ditemukan dan Yuna tidak ada di tempat untuk melihat langsung perkembangan situasinya.Selama beberapa saat suasana di dalam kamar itu masuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-04
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1826

    Saat melihat dokter datang untuk memeriksa keadaan istrinya, Fahrel jadi teringat dengan Edgar dan langsung datang untuk menjenguk. Kalau Bella takut keadaan yang sedang menimpa Edgar saat ini tersebar luas ke masyarakat, bukankah dia tinggal mencarikan dokter yang bisa dipercaya untuk menjaga rahasia?Hingga detik ini, Bella hanya Bella bahwa Edgar terkena virus atau racun misterius. Terkait apa racunnya dan bagaimana dia bisa terjangkit, tidak ada yang tahu pasti. Namun ketika dipikirkan lagi dengan saksama, Fahrel merasa ada sesuatu yang janggal. Dia sampai berpikir berulang kali sebelum memutuskan untuk datang kesekian kalinya, untuk melihat apa lagi yang Bella sembunyikan darinya.“Om, sebentar lagi Papa pasti sembuh. Tolong bersabar sedikit lagi saja!” ujar Bella meyakinkan, sembari berusaha untuk mengantar Fahrel pergi dari rumahnya sesegera mungkin.“Serius? Kamu yakin? Amu tahu dari mana sebentar lagi papamu bakal sembuh, memangnya dokter yang bilang begitu?”“Iya, dokter yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-04

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2286

    “Eh? Yang benar? Kalau begitu aku ….”“Tapi ingat, kamu bebas keluar masuk di dalam gedung, bukan keluar dari tempat ini. Paham? Kalau kamu berani keluar satu langkah saja, aku nggak bisa melindungi kamu!” kata Fred sembari menepuk bahu Rainie dengan ringan.Seketika itu juga hanya dalam sekejap kegirangan Rainie langsung menghilang. Di detik itu dia mengira sudah bisa bebas keluar masuk kedutaan dan mendapatkan kembali kebebasannya. Namun ketika dipikirkan lagi dengan baik, apa yang Fred katakan tidaklah salah. Lagi pula apa untungnya juga Rainie keluar. Dengan kondisi sekarang ini, dia keluar sedikit saja pasti akan langsung ditangkap oleh anak buahnya Brandon atau Edgar.Bicara soal Edgar membuat Rainie teringat dengan lab yang sudah dihancurkan itu, serta kedua orang tua dan juga rumahnya. Rainie sempat berpikir untuk mengunjungi rumahnya semenjak dia bebas dari Brandon. Tetapi dari kejauhan Rainie melihat ada orang yang memindahkan barang-barang di rumahnya. Dan dari omongan orang

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2285

    Ross melihat ke sana kemari seolah-olah sedang khawatir ada orang yang sewaktu-waktu datang mengejarnya. Rainie yang menyadari perilaku itu segera berkata, “Pak Fred ada pertanyaan untuk Pangeran. Dia pasti berniat baik, jadi tolong Pangeran jawab pertanyaannya dengan baik, ya?”Kemudian, Rainie sekali lagi mengetuk jarinya ke botol. Ross tampak mengernyit dan sedikit kebingungan, tetapi dia lalu mengangguk dan berkata, “Ya!”Rainie berbalik menatap Fred dan mundur ke belakangnya. Sembari menatap Ross dari balik layar ponsel, dia berdeham, “Pangeran Ross, selama perjalanan apa sudah dapat kabar tentang Yang Mulia?”Sudah pasti belum ada, tetapi Fred sengaja bertanya seperti itu kepada Ross. Benar saja, Ross menggelengkan kepala menjawab, “Belum ada. Tapi kurasa karena aku baru pergi satu hari, jadi belum terlalu jauh. Kamu bilang mamaku pergi ke tempatnya suku Maset atau semacamnya, ‘kan? Mungkin perlu beberapa hari baru bisa sampai ke sana.”“Iya, betul. Yang Mulia bilang mau pergi ke

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2284

    Selagi Rainie sedang berpikir, Fred masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.“Hari ini kamu sudah hubungi dia?”“Sudah, baru saja. Lokasinya sesuai. Aku juga sudah video call, nggak masalah,” jawab Rainie.Dia tidak berani mengatakan kepada Fred kalau dia memiliki kecurigaan terhadap Ross. Dia tidak mau Fred tahu kalau karyanya belum sempurna.“Ok,e coba hubungi dia lagi!”“Eh?”“Kenapa, ada masalah?”“Nggak, tapi tadi baru saja aku telepon. Apa … ada pertanyaan yang mau disampaikan?”“Nggak ada, aku cuma mau ngobrol langsung sama dia sebentar. Nggak boleh?”“... oh, tentu saja boleh.”“Kalau begitu tunggu apa lagi ? Cepat telepon dia lagi!”Rainie pun kembali menghubungi nomor Ross sembari memegang erat botol birnya, berharap semua berjalan lancar sesuai rencana. Telepon sempat berdering beberapa saat sampai akhirnya diangkat oleh ross. Di video call tersebut Ross memakai topi dan kacamata sehingga separuh wajahnya tertutup oleh bayangan objek di sekitarnya.“Tadi kenap

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2283

    Di malam hari, Ross mengirimkan lokasi GPS-nya kepada Rainie. Tentu saja lokasi itu sudah dipalsukan sesuai dengan rencana perjalanannya semula, mengubah alamat IP, dan mengirimkannya kepada Rainie. Tak lama Rainie menghubunginya dengan video call.Untungnya Brandon sudah bersiaga dengan menyiapkan latar yang meyakinan, jadi ketika Rainie menelepon, Ross hanya perlu berdiri di depan latar dan menerima panggilan Rainie.Ketika panggilan tersambung, Rainie langsung memperhatikan apa yang ada di belakang Ross. “Pangeran, di belakang sana banyak pepohonan lebat. Sudah sampai di pinggir kota?”“Tempatnya agak jauh dan terpencil. Supaya menghindari pengawasan dari pihak berwenang, aku nggak bisa lewat jalan besar,” jawab Ross, kemudian dia gantian bertanya, “Urusan di kedutaan lancar? Fred bisa menanganinya?”“Pak Fred pasti bisa, maaf jadi merepotkan Pangeran,” jawab Rainie.“Nggak apa-apa! Memang ini sudah kewajibanku menjaga keamanan mamaku sendiri.”“Baiklah kalau begitu, Pangeran. Selam

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2282

    Yuna memiringkan kepalanya sedikit sembari menarik tangan Juan, lalu menatap wajahnya dan berkata dengan penuh amarah, “Kamu dipukuli?!”“Nggak apa-apa!”“Apanya nggak apa-apa! Kamu dipukuli mereka?!”Yuna spontan mengubah posisi duduk, tetapi dia baru saja sadar dari koma dan tubuhnya masih lemah, alhasil napasnya jadi sedikit terengah-engah.“Siapa? Fred?!”“Kamu kira aku nggak bisa menangkis? Kalau aku serius, dia nggak bakal bisa mengenaiku sedikit pun!”“Beraninya dia memukulmu?!”Jelas sekali ucapan Juan sama sekali tidak digubris oleh Yuna. Dia sudah terlanjur diselimuti oleh kemarahan melihat gurunya disakiti oleh orang lain. Mulut Yuna memang sering kali kasar ketika sedang berbicara dengan Juan, tetapi jauh di lubuk hati dia sangat menghormati gurunya. Waktu Yuna berguru dengan Juan memang tidak terlalu lama dan putus nyambung, tetapi dia sudah belajar banyak sekali darinya. Bagi Yuna, Juan adalah senior yang sangat berjasa dalam hidupnya. Yang lebih membuat Yuna marah, di us

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2281

    “Hus! Amit-amit! Siapa yang ajarin kamu ngomong begitu! Yuna yang aku kenal nggak begini, sejak kapan kamu jadi sentimental!”“Kamu sendiri juga biasanya nggak pernah percaya sama yang begituan. Jadi, kenapa kamu mau datang ke sini?”“Aku … cuma mau lihat saja apa yang terjadi di sini!”Yuna tidak membalas sanggahan Juan dan hanya tersenyum, sampai-sampai membuat Juan panik dan menyangkal, “Oke, oke. Aku datang untuk lihat keadaan kamu, puas?! Kamu nggak tahunya pasti punya tenaga untuk bikin aku marah. Kayaknya kamu sudah sehat, ya.”“Iya, aku sudah mendingan!” kata Yuna, dia lalu hendak mencabut jarum-jarum yang masih tertancap di badannya.”“Eh, jangan bergerak!” seru Juan, emudian dia mencabut jarumnya satu per satu sesuai dengan urutan dia menusuk sambil menggerutu, “Aku dengar kamu tiba-tiba koma. Bikin aku takut saja. Aku juga dengar dia bilang detak jantung kamu hampir berhenti. Biar kutebak, kamu …. Ah, biarlah. Kamu ini, nggak pernah peduli sama badan sendiri. Bisa-bisanya ka

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2280

    “Tahan dia, dia masih bisa berguna,” kata Fred.“Aku nggak akan pergi dari kamar ini!” Tiba-tiba Juan memberontak dan akhirnya melawan perintah Fred. “Kalau kamu mau aku angkat kaki dari kamar ini, lebih baik bunuh aku saja sekalian!”“Kamu pikir aku nggak berani?”“Terserah kamu saja!”Juan langsung duduk bersila di lantai dan tangannya memeluk ujung kasur dengan erat. Mau diapa-apakan oleh mereka pun Juan tidak akan mau berpindah tempat. Jangan remehkan tubuhnya yang sudah menciut akibat usia, walau begitu pun tenaganya masih lumayan besar sampai ditarik oleh banyak orang pun dia tetap tak berpindah. Namun keributan itu membuat Yuna merasa terganggu.“Pak Tua … hentikan!”Fred melompat kegirangan akhirnya mendengar Yuna sudah bisa bicara. Dia segera meminta mereka untuk berhenti dan berjalan menghampiri Yuna.“Akhirnya kamu bangun juga. Mau ngomong juga kamu sekarang? Yuna, kamu sudah keterlaluan! Kamu pikir dengan bunuh diri, kamu berhasil merusak rencana besarku?”“Aku nggak ngerti

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2279

    Namun Yuna masih sangat lemah meski jantungnya sudah kembali berdenyut. Dia kelihatan sangat lesu seperti orang yang sedang mengalami depresi berat. Fred pun menyadari itu, dan dia langsung memberi perintah kepada para dokternya, “Hey, cepat periksa dia!”Para dokter itu pun berbondong-bondong datang dan melakukan berbagai macam pemeriksaan, lalu mereka menyimpulkan, “Pak Fred, untuk saat ini dia baik-baik saja. Nggak ada kondisi yang membahayakan, tapi dia masih sangat lemah dan butuh waktu istirahat.”“Perlu berapa lama? Apa dia masih bisa pulih seperti semula?”“Itu … kurang lebih minimal setengah bulan.”“Setengah bulan? Lama banget!”Setengah bulan terlalu lama dan malah mengganggu pekerjaannya. Fred tidak punya cukup kesabaran untuk menunggu selama itu. Namun sekarang tidak ada jalan lain yang lebih baik, mau tidak mau dia harus bersabar. Dia lantas berbalik dan melihat ke arah Juan. Dia mendekatinya dan menarik kerah bajunya seraya berkata, “Hey, tua banga, aku menganggap kamu s

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2278

    Anak buahnya yang berjaga di luar ruangan juga langsung masuk dan menghentikan Juan begitu mereka mendapat arahan dari Fred. Fred sendiri juga langsung berlari ke kamar itu secepat mungkin, tetapi sayang dia terlambat.Monitor ICU mengeluarkan bunyi nyaring dan garis detak jantung Yuna juga sudah menjadi garis lurus.“Nggak, nggak!” Fred langsung berlari memegang bahu Yuna dan menggoyangkan tubuhnya.“Kamu belum boleh mati! Kamu nggak boleh mati tanpa perintah dariku!”Fred berteriak-teriak seperti orang gila, dan tim medisnya juga masuk melakukan resusitasi jantung, tetapi garis horizontal di monitor ICU tetap tidak berubah, yang berarti Yuna sudah mati.“Nggak mungkin ….”Fred berbalik menatap Juan yang sudah ditahan oleh pengawal dan membentaknya, “Kenapa? Kenapa?! Dia itu muridmu, murid kesayanganmu! Kamu datang ke sini untuk menolong dia, bukan membunuh dia!”Di tengah gempuran emosi yang dahsyat, Fred melayangkan pukulan telak di wajah Juan sampai Juan mengeluarkan darah segar da

DMCA.com Protection Status