Share

Bab 1813

Author: Awan
last update Last Updated: 2024-05-29 18:00:00
Bahkan tanpa bertatap muka sekalipun, aura kebencian yang keluar dari orang itu bisa Shane rasakan dengan sangat jelas. Shane melegakan tenggorokannya dan berkata dengan nada selayaknya seorang atasan, “Berkas ini sudah lengkap semua?”

“Kan semuanya sudah kutaruh di sini!” jawab orang itu dengan ketus.

“..., Yuna bilang ini masih belum lengkap. Coba carikan bagian yang kurang. Kita semua paham betapa pentingnya eksperimen ini. Sekarang Yuna sudah datang dan mengambil alih sepenuhnya, jadi carikan semua data yang masih tertinggal dan susun yang rapi.”

Orang itu hanya menatap Shane sekilas dan mengalihkan pandangannya ke arah Yuna, dan dia pun berkata, “Semuanya sudah lengkap. Kalau dia masih nggak ngerti, salahnya dia.”

“Kamu ….”

Seketika itu Yuna langsung memotong perdebatan mereka, “Kalau memang datanya sudah lengkap, apa aku boleh tahu apa alasannya eksperimen kalian masih belum berhasil? Catatan tahap yang paling penting saja kalian nggak punya. Sudah berkali-kali gagal dan nggak ad
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1814

    Namun demikian, selain bos mereka dan juga orang yang berada di hierarki paling atas organisasi ini, tidak ada seorang pun yang tahu identitas satu sama lain, termasuk Shane dan Rainie juga.Shane merasakan firasat buruk ketika mengamati orang itu hanya menatap Yuna dengan sikap yang agresif. Shane tidak bisa menerka seperti apa ekspresi wajah ataupun gerak-gerik tubuhnya. Namun situasi yang tegang seperti ini bukanlah hal yang baik, maka itu dia langsung berusaha untuk mencairkan suasana, “Yuna bukan menyuruh kamu, tapi ini permintaan dari Bos. Bos yang bilang Yuna bisa pakai apa pun yang ada di lab ini, jadi kalau dia suruh taruh, kamu harus taruh.”“Atas dasar apa aku harus menuruti kemauan dia? Ini hasil eksperimenku sendiri. Kalau memang dia sehebat itu, suruh dia kerjakan sendiri saja. Bukannya tadi dia sendiri yang bilang bisa berhasil tanpa perlu data dari kami semua?”“Kalau data itu milik lab ini, berarti aku bisa pakai,” balas Yuna. “Kenapa, kamu takut?“Nggak ada gunanya me

    Last Updated : 2024-05-29
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1815

    Suasana di dalam kantor terasa begitu sunyi senyap, bahkan terasa seperti tidak ada orang di dalam. Seorang wanita yang berdiri di sana mengepalkan satu tangan di depan dadanya dengan kening yang mengerut. Dia tidak berbicara sepatah kata pun dan hanya diam saja di depan orang yang berdiri di hadapannya. Tatapan tajam yang terpancar dari bali topeng menatap lurus ke arah wanita itu seakan tatapan matanya membuat wanita itu terpaku ke tembok.“Bos ….”Sesaat ketika wanita itu berbicara, ucapannya disela oleh suara pecahan gelas yang terjatuh tepat di depan matanya. Pecahan beling yang mental ke mana-mana beberapa menusuk punggung kakinya, tetapi untungnya dia mengenakan sepatu sehingga lukanya tidak parah. Wanita itu hanya bisa terdiam mematung, tidak bersembunyi ataupun berlari, menerima nasibnya menjadi target pelampiasan emosi.“Aku sudah kasih kamu banyak kebebasan, tapi kamu malah menyalahgunakannya! Kamu bahkan sudah nggak mau menuruti kata-kataku lagi, ‘kan, Rainie?”Dengan kepal

    Last Updated : 2024-05-30
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1816

    Rainie mengepalkan tangannya dengan erat, lalu kemudian melepaskan dan mengulurkannya. Pria pendek itu sempat ragu sesaat ketika dia melihat sebuah botol transparan kecil yang ada di telapak tangan Rainie. Rainie hanya diam saja dan membiarkan tangannya terus terulur sembari melihatnya dengan mulut setengah terkatup.Pria pendek itu tidak jadi mengambil botol tersebut dari Rainie. Dia menyilangkan kedua lengan di depan dadanya dan menatap Rainie seraya berseru, “Buka botolnya!”Tubuhnya yang dari awal memang sudah kerdil jadi terlihat makin kecil saat dia menyilangkan lengannya. Alih-alih terlihat berwibawa atau mengintimidasi, dia malah terlihat konyol. Rainie tidak merasa keberatan dengan perintah bosnya dan langsung membuka tutup botol itu. Seketika tutup botol terbuka, udara di sekitar langsung dipenuhi dengan aroma manis yang samar.Pria pendek itu langsung mengeluarkan sapu tangan dari saku celana untuk menutupi hidungnya, lalu dia berkata, “Siapa yang suruh kamu buka dekat-dekat

    Last Updated : 2024-05-30
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1817

    “Tok tok tok!”Di saat itu mereka mendengar suara pintu diketuk. Spontan mereka pun saling menatap satu sama lain, dan si bos berkata, “Keluar dari belakang, cepat!”Namun saat Rainie baru saja berjalan melewatinya, dia mendengar bosnya berkata sembari menunjuk ke mejanya, “Tunggu! Taruh barangnya di sini!”Untuk sesaat itu Rainie sempat diterpa keraguan, tetapi dia tetap menuruti perintah bosnya dan menaruh botol transparan yang dia bawa di mejanya, kemudian langsung pergi secepat mungkin. Bosnya memiliki sifat yang aneh dan sulit untuk ditebak, tetapi dengan fisiknya yang kecil itu, dia mudah untuk ditaklukkan. Namun demikian, baik Rainie atau Shane tidak melakukan itu. Alasannya jelas bukan karena takut padanya, melainkan takut pada organisasi yang ada di belakangnya. Bos mereka ini tidak hanya seorang saja, di belakangnya masih ada orang lain yang jauh lebih mengerikan lagi.Bagi Rainie, yang dia inginkan hanyalah membuat karya yang bisa mengguncang dunia. Paling tidak tujuannya it

    Last Updated : 2024-05-31
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1818

    Shane menyipitkan matanya mengamati botol kecil yang ada di tangan bosnya, “Itu ….”“Hmm?”“Ehem … Yuna bilang barang itu produk gagal.”“Aku tahu.”Cairan yang ada di dalam botol itu berguncang seiring dia memutar-mutarnya. Cairan transparan yang bergoyang-goyang di dalam botol terlihat begitu tidak stabil, sama seperti emosinya yang mudah berubah-ubah dan sulit ditebak.“Jadi ….”Pria pendek itu terkekeh, mengeluarkan suara yang terdengar seperti besi yang digesekkan ke dinding. “Kamu mau tanya kenapa aku masih menyimpan produk gagal ini, ‘kan?”“Iya.”“Karena aku nggak percaya sama Yuna,” tuturnya seraya melayangkan tatapan yang sangat tajam, seolah bisa melihat semua yang terjadi dengan jelas. Bahkan Shane yang sudah melalui banyak pengalaman pahit selama hidupnya saja masih tetap ketakutan dibuatnya.Pria pendek ini sungguh licik bagaikan seekor rubah tua yang sudah hidup terlalu lama di gunung. Setelah sekian lama bekerja di bawahnya, Shane menyadari bosnya ini sangat egois dan t

    Last Updated : 2024-05-31
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1819

    “Nggak,” jawabnya sembari menundukkan kepala, berusaha menghindari tatap mata secara langsung.Tanpa memedulikan kebohongan Shane, pria pendek itu tertawa bangga dan berkata, “Shane, aku nggak peduli dengan apa yang kamu lakukan di belakangku. Kamu pikir orang sepertiku ini apa masih takut mati? Kamu nggak bisa membunuhku karena anakmu masih ada di tanganku. Kamu nggak akan berani membunuhku karena masih berharap suatu hari nanti anakmu akan kembali ke sisimu.”Tangan yang Shane biarkan menggantung di sisinya mengepal erat berusaha untuk meredam emosinya, tetapi begitu anaknya menjadi pembicaraan, Shane tak bisa lagi menahan emosinya yang meluap. Terakhir kali dia melihat anaknya melalui video call adalah seminggu yang lalu. Pada saat itu Shane diam-diam mengerahkan lebih banyak anak buahnya untuk menyelidiki dan masih terus berjalan hingga saat ini, tetapi tidak ada satu petunjuk pun yang berhasil mereka temukan. Bahkan terkadang, Shane sampai berpikir negatif, seperti mungkin saja an

    Last Updated : 2024-06-01
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1820

    “Aku nggak menggunakan obat itu ke kamu karena au paham betul akan efek sampingnya. Aku tahu kalau orang yang dikendalikan nggak akan bisa dimanfaatkan sepenuhnya. Seharusnya kamu merasa beruntung aku nggak pakai obat itu ke kamu karena kamu masih berguna buatku, atau ….”“Jadi maksudmu, kalau aku dikendalikan dengan obat itu, kemungkinan aku akan kehilangan kesadaran dan malah nggak bisa membantu, begitu? Dengan kata lain, aku cuma menjadi boneka yang nggak bisa berpikir?” tanya Shane.Namun sepertinya tidak juga, jika Shane kehilangan kesadarannya, bukankah dia justru akan jadi lebih mudah untuk dikendalikan? Saat itu Shane masih tidak begitu mengerti apa maksud yang tersembunyi di balik ucapan bosnya, dan ketika dia ingin bertanya lebih jauh lagi untuk menemukan jawaban, bosnya memotong, “Cukup, nggak usah mencobai aku. Kesabaranku ada batasnya! Kalau kamu mau mendapatkan anak kamu kembali, aku sudah pernah kasih tahu dari dulu. Caranya cuma satu, yaitu turuti apa perintahku! Asalka

    Last Updated : 2024-06-01
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1821

    Di tengah teriknya siang hari, Bella malah merasa tidak bersemangat. Dia mondar mandir di dalam kamarnya sambil sesekali menggosokkan kedua tangan untuk mengurangi rasa cemasnya. Meski dia menaruh kepercayaan penuh kepada Yuna, sebentar lagi sudah tengah hari tetapi Yuna masih tak datang juga. Bahkan Yuna juga tidak bisa dihubungi. Bella jadi tidak tahu apa yang terjadi padanya, dan terlebih lagi dia juga tidak tahu apakah ayahnya masih bisa sadar kembali atau tidak.Di saat itu seseorang datang mengetuk pintu, dan refleks Bella pun menjawab, “Siapa?!”“Non Bella,” jawab si pelayan.Bella menatap sekilas ayahnya yang masih tertidur tak sadarkan diri di atas kasur, lalu dia membukakan pintu dan bertanya kepada si pelayan yang datang, “Ada apa?”“Non Bella, saya baru saja memasang kabel teleponnya kembali. Dari tadi ada telepon masuk terus nggak berhenti-berhenti. Apa sebaiknya … Non Bella coba angkat sebentar?”Setiap hari dari pukul sepuluh malam hingga delapan pagi kabel telepon rumah

    Last Updated : 2024-06-02

Latest chapter

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2286

    “Eh? Yang benar? Kalau begitu aku ….”“Tapi ingat, kamu bebas keluar masuk di dalam gedung, bukan keluar dari tempat ini. Paham? Kalau kamu berani keluar satu langkah saja, aku nggak bisa melindungi kamu!” kata Fred sembari menepuk bahu Rainie dengan ringan.Seketika itu juga hanya dalam sekejap kegirangan Rainie langsung menghilang. Di detik itu dia mengira sudah bisa bebas keluar masuk kedutaan dan mendapatkan kembali kebebasannya. Namun ketika dipikirkan lagi dengan baik, apa yang Fred katakan tidaklah salah. Lagi pula apa untungnya juga Rainie keluar. Dengan kondisi sekarang ini, dia keluar sedikit saja pasti akan langsung ditangkap oleh anak buahnya Brandon atau Edgar.Bicara soal Edgar membuat Rainie teringat dengan lab yang sudah dihancurkan itu, serta kedua orang tua dan juga rumahnya. Rainie sempat berpikir untuk mengunjungi rumahnya semenjak dia bebas dari Brandon. Tetapi dari kejauhan Rainie melihat ada orang yang memindahkan barang-barang di rumahnya. Dan dari omongan orang

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2285

    Ross melihat ke sana kemari seolah-olah sedang khawatir ada orang yang sewaktu-waktu datang mengejarnya. Rainie yang menyadari perilaku itu segera berkata, “Pak Fred ada pertanyaan untuk Pangeran. Dia pasti berniat baik, jadi tolong Pangeran jawab pertanyaannya dengan baik, ya?”Kemudian, Rainie sekali lagi mengetuk jarinya ke botol. Ross tampak mengernyit dan sedikit kebingungan, tetapi dia lalu mengangguk dan berkata, “Ya!”Rainie berbalik menatap Fred dan mundur ke belakangnya. Sembari menatap Ross dari balik layar ponsel, dia berdeham, “Pangeran Ross, selama perjalanan apa sudah dapat kabar tentang Yang Mulia?”Sudah pasti belum ada, tetapi Fred sengaja bertanya seperti itu kepada Ross. Benar saja, Ross menggelengkan kepala menjawab, “Belum ada. Tapi kurasa karena aku baru pergi satu hari, jadi belum terlalu jauh. Kamu bilang mamaku pergi ke tempatnya suku Maset atau semacamnya, ‘kan? Mungkin perlu beberapa hari baru bisa sampai ke sana.”“Iya, betul. Yang Mulia bilang mau pergi ke

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2284

    Selagi Rainie sedang berpikir, Fred masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.“Hari ini kamu sudah hubungi dia?”“Sudah, baru saja. Lokasinya sesuai. Aku juga sudah video call, nggak masalah,” jawab Rainie.Dia tidak berani mengatakan kepada Fred kalau dia memiliki kecurigaan terhadap Ross. Dia tidak mau Fred tahu kalau karyanya belum sempurna.“Ok,e coba hubungi dia lagi!”“Eh?”“Kenapa, ada masalah?”“Nggak, tapi tadi baru saja aku telepon. Apa … ada pertanyaan yang mau disampaikan?”“Nggak ada, aku cuma mau ngobrol langsung sama dia sebentar. Nggak boleh?”“... oh, tentu saja boleh.”“Kalau begitu tunggu apa lagi ? Cepat telepon dia lagi!”Rainie pun kembali menghubungi nomor Ross sembari memegang erat botol birnya, berharap semua berjalan lancar sesuai rencana. Telepon sempat berdering beberapa saat sampai akhirnya diangkat oleh ross. Di video call tersebut Ross memakai topi dan kacamata sehingga separuh wajahnya tertutup oleh bayangan objek di sekitarnya.“Tadi kenap

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2283

    Di malam hari, Ross mengirimkan lokasi GPS-nya kepada Rainie. Tentu saja lokasi itu sudah dipalsukan sesuai dengan rencana perjalanannya semula, mengubah alamat IP, dan mengirimkannya kepada Rainie. Tak lama Rainie menghubunginya dengan video call.Untungnya Brandon sudah bersiaga dengan menyiapkan latar yang meyakinan, jadi ketika Rainie menelepon, Ross hanya perlu berdiri di depan latar dan menerima panggilan Rainie.Ketika panggilan tersambung, Rainie langsung memperhatikan apa yang ada di belakang Ross. “Pangeran, di belakang sana banyak pepohonan lebat. Sudah sampai di pinggir kota?”“Tempatnya agak jauh dan terpencil. Supaya menghindari pengawasan dari pihak berwenang, aku nggak bisa lewat jalan besar,” jawab Ross, kemudian dia gantian bertanya, “Urusan di kedutaan lancar? Fred bisa menanganinya?”“Pak Fred pasti bisa, maaf jadi merepotkan Pangeran,” jawab Rainie.“Nggak apa-apa! Memang ini sudah kewajibanku menjaga keamanan mamaku sendiri.”“Baiklah kalau begitu, Pangeran. Selam

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2282

    Yuna memiringkan kepalanya sedikit sembari menarik tangan Juan, lalu menatap wajahnya dan berkata dengan penuh amarah, “Kamu dipukuli?!”“Nggak apa-apa!”“Apanya nggak apa-apa! Kamu dipukuli mereka?!”Yuna spontan mengubah posisi duduk, tetapi dia baru saja sadar dari koma dan tubuhnya masih lemah, alhasil napasnya jadi sedikit terengah-engah.“Siapa? Fred?!”“Kamu kira aku nggak bisa menangkis? Kalau aku serius, dia nggak bakal bisa mengenaiku sedikit pun!”“Beraninya dia memukulmu?!”Jelas sekali ucapan Juan sama sekali tidak digubris oleh Yuna. Dia sudah terlanjur diselimuti oleh kemarahan melihat gurunya disakiti oleh orang lain. Mulut Yuna memang sering kali kasar ketika sedang berbicara dengan Juan, tetapi jauh di lubuk hati dia sangat menghormati gurunya. Waktu Yuna berguru dengan Juan memang tidak terlalu lama dan putus nyambung, tetapi dia sudah belajar banyak sekali darinya. Bagi Yuna, Juan adalah senior yang sangat berjasa dalam hidupnya. Yang lebih membuat Yuna marah, di us

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2281

    “Hus! Amit-amit! Siapa yang ajarin kamu ngomong begitu! Yuna yang aku kenal nggak begini, sejak kapan kamu jadi sentimental!”“Kamu sendiri juga biasanya nggak pernah percaya sama yang begituan. Jadi, kenapa kamu mau datang ke sini?”“Aku … cuma mau lihat saja apa yang terjadi di sini!”Yuna tidak membalas sanggahan Juan dan hanya tersenyum, sampai-sampai membuat Juan panik dan menyangkal, “Oke, oke. Aku datang untuk lihat keadaan kamu, puas?! Kamu nggak tahunya pasti punya tenaga untuk bikin aku marah. Kayaknya kamu sudah sehat, ya.”“Iya, aku sudah mendingan!” kata Yuna, dia lalu hendak mencabut jarum-jarum yang masih tertancap di badannya.”“Eh, jangan bergerak!” seru Juan, emudian dia mencabut jarumnya satu per satu sesuai dengan urutan dia menusuk sambil menggerutu, “Aku dengar kamu tiba-tiba koma. Bikin aku takut saja. Aku juga dengar dia bilang detak jantung kamu hampir berhenti. Biar kutebak, kamu …. Ah, biarlah. Kamu ini, nggak pernah peduli sama badan sendiri. Bisa-bisanya ka

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2280

    “Tahan dia, dia masih bisa berguna,” kata Fred.“Aku nggak akan pergi dari kamar ini!” Tiba-tiba Juan memberontak dan akhirnya melawan perintah Fred. “Kalau kamu mau aku angkat kaki dari kamar ini, lebih baik bunuh aku saja sekalian!”“Kamu pikir aku nggak berani?”“Terserah kamu saja!”Juan langsung duduk bersila di lantai dan tangannya memeluk ujung kasur dengan erat. Mau diapa-apakan oleh mereka pun Juan tidak akan mau berpindah tempat. Jangan remehkan tubuhnya yang sudah menciut akibat usia, walau begitu pun tenaganya masih lumayan besar sampai ditarik oleh banyak orang pun dia tetap tak berpindah. Namun keributan itu membuat Yuna merasa terganggu.“Pak Tua … hentikan!”Fred melompat kegirangan akhirnya mendengar Yuna sudah bisa bicara. Dia segera meminta mereka untuk berhenti dan berjalan menghampiri Yuna.“Akhirnya kamu bangun juga. Mau ngomong juga kamu sekarang? Yuna, kamu sudah keterlaluan! Kamu pikir dengan bunuh diri, kamu berhasil merusak rencana besarku?”“Aku nggak ngerti

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2279

    Namun Yuna masih sangat lemah meski jantungnya sudah kembali berdenyut. Dia kelihatan sangat lesu seperti orang yang sedang mengalami depresi berat. Fred pun menyadari itu, dan dia langsung memberi perintah kepada para dokternya, “Hey, cepat periksa dia!”Para dokter itu pun berbondong-bondong datang dan melakukan berbagai macam pemeriksaan, lalu mereka menyimpulkan, “Pak Fred, untuk saat ini dia baik-baik saja. Nggak ada kondisi yang membahayakan, tapi dia masih sangat lemah dan butuh waktu istirahat.”“Perlu berapa lama? Apa dia masih bisa pulih seperti semula?”“Itu … kurang lebih minimal setengah bulan.”“Setengah bulan? Lama banget!”Setengah bulan terlalu lama dan malah mengganggu pekerjaannya. Fred tidak punya cukup kesabaran untuk menunggu selama itu. Namun sekarang tidak ada jalan lain yang lebih baik, mau tidak mau dia harus bersabar. Dia lantas berbalik dan melihat ke arah Juan. Dia mendekatinya dan menarik kerah bajunya seraya berkata, “Hey, tua banga, aku menganggap kamu s

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2278

    Anak buahnya yang berjaga di luar ruangan juga langsung masuk dan menghentikan Juan begitu mereka mendapat arahan dari Fred. Fred sendiri juga langsung berlari ke kamar itu secepat mungkin, tetapi sayang dia terlambat.Monitor ICU mengeluarkan bunyi nyaring dan garis detak jantung Yuna juga sudah menjadi garis lurus.“Nggak, nggak!” Fred langsung berlari memegang bahu Yuna dan menggoyangkan tubuhnya.“Kamu belum boleh mati! Kamu nggak boleh mati tanpa perintah dariku!”Fred berteriak-teriak seperti orang gila, dan tim medisnya juga masuk melakukan resusitasi jantung, tetapi garis horizontal di monitor ICU tetap tidak berubah, yang berarti Yuna sudah mati.“Nggak mungkin ….”Fred berbalik menatap Juan yang sudah ditahan oleh pengawal dan membentaknya, “Kenapa? Kenapa?! Dia itu muridmu, murid kesayanganmu! Kamu datang ke sini untuk menolong dia, bukan membunuh dia!”Di tengah gempuran emosi yang dahsyat, Fred melayangkan pukulan telak di wajah Juan sampai Juan mengeluarkan darah segar da

DMCA.com Protection Status