“Pak Logan nggak pergi sama pacar kamu, ngapain kamu ganggu Yuna? Karyawan New Life nggak bakal segampang itu ditindas orang lain. Pak Logan, jadi cowok itu harus punya aturan. Bukannya jagain rumput di rumah sendiri, malah cari rumput tetangga. Yang ada nanti rumput sendiri habis dimakan orang lain.”Jarang-jarang Yuna melihat Edith berbicara seperti ini. Jika Logan diumpamakan sebagai kelinci, apa itu berarti Yuna adalah rumputnya? Analogi macam apa ini?!Logan seketika tersentak tidak tahu apa yang harus dia katakan.“Ah … aku ingat tadi mau ngomong apa sama kamu,” ujar Edith yang di saat itu juga mendadak teringat setelah memaki Logan.“Apa?” tanya Yuna dengan penuh ketertarikan.“.…”Namun ketika Edith hendak berbicara, tiba-tiba dia berhenti karena merasa ada sesuatu yang tidak beres. Dia lalu menolehkan kepalanya dan terus menatap Logan yang dari tadi mendengar percakapan mereka.“Maaf, Pak Logan masih ada urusan apa lagi? Kalau nggak ada apa-apa, tolong menjauh sebentar. Ada ya
“Per-se-ling-kuh-an!” kata Edith.“…, aku nggak nyangka ternyata kamu suka gosip juga!” ujar Yuna sambil menggelengkan kepala.“Tatapan macam apa itu? Kamu kira aku suka gosip sembarangan? Kalau bukan karena ada hubungannya sama kamu, aku malas lihat yang begituan. Bikin mataku sakit saja!” protes Edith.“Ada hubungannya sama aku?” tanya Yuna sambil menunjuk batang hidungnya sendiri.“Ini soal pacarnya mantan kamu yang sekarang. Memangnya itu nggak ada hubungannya sama kamu?”“Maksud kamu si Valerie?”“Memangnya mantan kamu punya berapa pacar lagi selain dia?”“Apa yang kamu lihat tadi di toilet?”Sejujurnya, Yuna tidak terlalu tertarik dengan hal semacam ini, tapi jarang-jarang dia melihat Edith begitu bersemangat ketika bergosip. Jika Yuna mengabaikan hasrat bergosipnya Edith begitu saja, takutnya itu hanya akan membuat Edith kecewa.“Tadi aku ke toilet, ‘kan. Tiba-tiba perutku mulas, tapi bukan itu intinya. Intinya itu, aku dengar ada yang muntah waktu aku lagi duduk di kloset ….”“
Seketika itu Edith menyadari bahwa ternyata Yuna cukup keren saat dia melihat sosok Yuna yang perlahan menjauh. Yuna mampu move-on dengan cepat tanpa merasa terikat dengan masa lalunya dan sudah masuk ke dalam kehidupan asmara yang baru. Memang hidup seperti inilah yang harus dimiliki oleh orang-orang.Jika bukan karena bertemu di restoran, Yuna tidak akan tahu kalau ternyata Valerie dan yang lain juga menginap di hotel yang sama. Namun jika dipikir-pikir lagi, bisa dibilang hotel ini memang hotel terbaik yang ada di sekitar sini. Orang-orang yang mengikuti pameran kebanyakan menginap di hotel ini. Namun beda lantai, beda pula fasilitas kamarnya.Yuna menunggu sejenak dan naik ke lift seorang diri menuju ke lantai di mana kamar Brandon berada. Dia mendapati lantai ini terasa amat sunyi, seakan tidak ada orang lain yang tinggal di lantai ini selain Brandon. Ditambah lagi karpet tebal yang melapisi ubin sehingga tidak ada suara langkah kaki yang terdengar.Pintu kamar Brandon tidak terku
“Kamu tahu?” tanya Yuna tersenyum sambil duduk di depannya, “Apa, sih, yang kamu nggak tahu?”“Banyak. Misalnya kayak … kapan kamu mau umumin hubungan kita.”“Ooh … aku kira kamu orangnya low profile, ternyata kamu juga mau diumumin ke orang lain?”“Low profile juga tergantung konteksnya apa dulu. Kalau konteksnya soal ini, justru semakin banyak orang yang tahu, semakin bagus!”Orang yang dicintai memang sudah seharusnya diberi tahu kepada seluruh dunia agar semua orang tahu kalau Yuna adalah milik Brandon.“Oh ya, belakangan ini mereka juga lagi dekat sama orang yang namanya Lawson. Kamu jauh-jauh dari dia,” pesan Brando.Ketika Yuna baru saja menyentuh bibir gelas yang masih panas, tiba-tiba dia terhenti ketika mendengar ucapan Brandon dan lantas bertanya, “Memangnya dia kenapa?”Orang yang bernama Lawson ini memang agak aneh, rasanya dia selalu ada di mana pun mereka berada. Awalnya Yuna mengira Lawson itu diminta tolong oleh Logan untuk membantu urusan pekerjaannya, makanya tidak a
Ternyata … Brandon menunggu Yuna di sini untuk melakukan itu.“Jadi, mau coba lagi?” tagih Brandon dengan senyum nakal di wajahnya.Benar-benar, deh, orang ini! Dari tadi berputar ke mana-mana, tapi ujung-ujungnya malah kembali ke topik itu lagi.“Nggak usah, aku puas banget sama performa kamu, top!” ujar Yuna menolak dengan sopan.Akan tetapi, pujian yang diberikan dengan setengah hati itu tidak membuat Brandon senang. Brandon pun mengalihkan pandangannya kembali ke Yuna dan berkata, “Dulu kamu nggak bilang begini.”“Masa? Mungkin waktu itu aku lagi nggak berpikir jernih, jadinya aku nggak ingat ngomong apa.”“Maksud kamu, perlu aku bantu kamu supaya bisa ingat lagi, ya?” tanya Brandon seraya mengitari meja mendekati Yuna.Spontan Yuna kabur ketika melihat Brandon mendekatkan diri, tapi sayangnya Yuna berhasil ditangkap oleh Brandon dan ditahan ke kursi.“Brandon …,” rintih Yuna dengan suara lirih bagai seekor anak kucing sambil menahan tindihan dadanya.“Nggak usah takut,” kata Brand
Logan tidak mengizinkan Valerie melakukan apa pun semenjak mereka pulang dari Argana, bahkan ke lab pun juga tidak boleh dengan alasan khawatir apabila kandungan kimiawi yang ada di sana akan memengaruhi janin yang ada di dalam perut.Sementara itu, Lawson juga sedang berpisah dengan mereka berdua. Namun, dia sempat memberikan dua formula parfum baru kepada Valerie sebelum pergi sebagai hadiah untuknya. Awalnya Valerie masih tidak percaya sepenuhnya, tapi dia memberikan formula itu kepada Logan dan setelah diracik, hasilnya benar-benar membuat mereka kagum. Valerie pun bisa tenang karena upaya dia selama ini tidak sia-sia.Namun tentu saja apa yang Lawson berikan ini masih jauh dari kata cukup. Valerie menginginkan lebih banyak lagi. Meski begitu, Valerie masih gemetar ketika membayangkan sosok Lawson. Mungkin ada baiknya untuk sementara waktu mereka berpisah dulu, setidaknya Valerie bisa beristirahat dan menggunakan waktu ini untuk memikirkan hubungannya baik-baik.“Lagi mikir apa?” t
“…, iya,” jawab Valerie setelah terdiam sesaat dengan wajah yang tidak terlihat begitu bahagia. Dia tidak ada niat untuk putus dengan Logan, tapi bukan berarti dia mau menikah secepatnya.Setelah menikah, Valerie harus menjaga anaknya di rumah. Namun dengan kekuasaan yang dimiliki Logan saat ini, skala VL masih belum mencapai apa yang diimpikan oleh Valerie. Jika Valerie harus melahirkan anaknya di saat seperti ini, dia mana punya waktu dan tenaga lagi untuk membesarkan perusahaannya dan menghasilkan banyak uang?“Kamu nggak senang?” tanya Logan. Dia mengira Valerie akan memeluk dan menciumnya ketika mendengar kabar ini, tapi Valerie justru terlihat biasa saja seakan … dia tidak merasa bahagia sedikit pun.“Bukan begitu. Kamu sudah kasih tahu soal kehamilanku ke mama kamu?”“Belum, aku mau jadiin itu sebagai kejutan. Kenapa?”“Nggak apa-apa.” Valerie menghela napas lega dan kembali berkata, “Aku cuma mau bilang mending kita nggak usah buru-buru. Toh, masih belum tiga bulan. Aku sempat
Akhir-akhir ini Yuna juga memiliki jadwal yang cukup padat. Cendana merahnya sudah tiba, tapi ukurannya memang tidak terlalu besar karena dibudidayakan secara khusus.Semenjak kepulangannya dari Argana, Edith mengajukan permohonan kepada atasannya agar disiapkan lab khusus untuk Yuna. Walau tempatnya tidak besar, setidaknya semua peralatan yang dibutuhkan sudah lengkap. Perlakuan yang diberikan oleh Edith terhadap Yuna ini tidak hanya menjadi sebuah kejutan bagi atasannya, tapi juga bawahannya.Tentunya hal ini tidak terhindar dari gosip yang mengatakan bahwa perlakuan seperti ini tidak adil. Belum genap tiga bulan bekerja, Yuna sudah diberikan lab pribadi, belum lagi dia juga bergabung ke perusahaan melalui jalur khusus. Semua ini semakin diperparah dengan adanya rumor tidak sedap yang menerpa dirinya.Namun, Edith terlalu malas untuk membela diri di situasi seperti ini dan hanya berkata, “Siapa pun yang mengajukan permohonan yang sama dan bisa lolos, bakal aku kasih lab pribadi ju