Seketika itu Edith menyadari bahwa ternyata Yuna cukup keren saat dia melihat sosok Yuna yang perlahan menjauh. Yuna mampu move-on dengan cepat tanpa merasa terikat dengan masa lalunya dan sudah masuk ke dalam kehidupan asmara yang baru. Memang hidup seperti inilah yang harus dimiliki oleh orang-orang.Jika bukan karena bertemu di restoran, Yuna tidak akan tahu kalau ternyata Valerie dan yang lain juga menginap di hotel yang sama. Namun jika dipikir-pikir lagi, bisa dibilang hotel ini memang hotel terbaik yang ada di sekitar sini. Orang-orang yang mengikuti pameran kebanyakan menginap di hotel ini. Namun beda lantai, beda pula fasilitas kamarnya.Yuna menunggu sejenak dan naik ke lift seorang diri menuju ke lantai di mana kamar Brandon berada. Dia mendapati lantai ini terasa amat sunyi, seakan tidak ada orang lain yang tinggal di lantai ini selain Brandon. Ditambah lagi karpet tebal yang melapisi ubin sehingga tidak ada suara langkah kaki yang terdengar.Pintu kamar Brandon tidak terku
“Kamu tahu?” tanya Yuna tersenyum sambil duduk di depannya, “Apa, sih, yang kamu nggak tahu?”“Banyak. Misalnya kayak … kapan kamu mau umumin hubungan kita.”“Ooh … aku kira kamu orangnya low profile, ternyata kamu juga mau diumumin ke orang lain?”“Low profile juga tergantung konteksnya apa dulu. Kalau konteksnya soal ini, justru semakin banyak orang yang tahu, semakin bagus!”Orang yang dicintai memang sudah seharusnya diberi tahu kepada seluruh dunia agar semua orang tahu kalau Yuna adalah milik Brandon.“Oh ya, belakangan ini mereka juga lagi dekat sama orang yang namanya Lawson. Kamu jauh-jauh dari dia,” pesan Brando.Ketika Yuna baru saja menyentuh bibir gelas yang masih panas, tiba-tiba dia terhenti ketika mendengar ucapan Brandon dan lantas bertanya, “Memangnya dia kenapa?”Orang yang bernama Lawson ini memang agak aneh, rasanya dia selalu ada di mana pun mereka berada. Awalnya Yuna mengira Lawson itu diminta tolong oleh Logan untuk membantu urusan pekerjaannya, makanya tidak a
Ternyata … Brandon menunggu Yuna di sini untuk melakukan itu.“Jadi, mau coba lagi?” tagih Brandon dengan senyum nakal di wajahnya.Benar-benar, deh, orang ini! Dari tadi berputar ke mana-mana, tapi ujung-ujungnya malah kembali ke topik itu lagi.“Nggak usah, aku puas banget sama performa kamu, top!” ujar Yuna menolak dengan sopan.Akan tetapi, pujian yang diberikan dengan setengah hati itu tidak membuat Brandon senang. Brandon pun mengalihkan pandangannya kembali ke Yuna dan berkata, “Dulu kamu nggak bilang begini.”“Masa? Mungkin waktu itu aku lagi nggak berpikir jernih, jadinya aku nggak ingat ngomong apa.”“Maksud kamu, perlu aku bantu kamu supaya bisa ingat lagi, ya?” tanya Brandon seraya mengitari meja mendekati Yuna.Spontan Yuna kabur ketika melihat Brandon mendekatkan diri, tapi sayangnya Yuna berhasil ditangkap oleh Brandon dan ditahan ke kursi.“Brandon …,” rintih Yuna dengan suara lirih bagai seekor anak kucing sambil menahan tindihan dadanya.“Nggak usah takut,” kata Brand
Logan tidak mengizinkan Valerie melakukan apa pun semenjak mereka pulang dari Argana, bahkan ke lab pun juga tidak boleh dengan alasan khawatir apabila kandungan kimiawi yang ada di sana akan memengaruhi janin yang ada di dalam perut.Sementara itu, Lawson juga sedang berpisah dengan mereka berdua. Namun, dia sempat memberikan dua formula parfum baru kepada Valerie sebelum pergi sebagai hadiah untuknya. Awalnya Valerie masih tidak percaya sepenuhnya, tapi dia memberikan formula itu kepada Logan dan setelah diracik, hasilnya benar-benar membuat mereka kagum. Valerie pun bisa tenang karena upaya dia selama ini tidak sia-sia.Namun tentu saja apa yang Lawson berikan ini masih jauh dari kata cukup. Valerie menginginkan lebih banyak lagi. Meski begitu, Valerie masih gemetar ketika membayangkan sosok Lawson. Mungkin ada baiknya untuk sementara waktu mereka berpisah dulu, setidaknya Valerie bisa beristirahat dan menggunakan waktu ini untuk memikirkan hubungannya baik-baik.“Lagi mikir apa?” t
“…, iya,” jawab Valerie setelah terdiam sesaat dengan wajah yang tidak terlihat begitu bahagia. Dia tidak ada niat untuk putus dengan Logan, tapi bukan berarti dia mau menikah secepatnya.Setelah menikah, Valerie harus menjaga anaknya di rumah. Namun dengan kekuasaan yang dimiliki Logan saat ini, skala VL masih belum mencapai apa yang diimpikan oleh Valerie. Jika Valerie harus melahirkan anaknya di saat seperti ini, dia mana punya waktu dan tenaga lagi untuk membesarkan perusahaannya dan menghasilkan banyak uang?“Kamu nggak senang?” tanya Logan. Dia mengira Valerie akan memeluk dan menciumnya ketika mendengar kabar ini, tapi Valerie justru terlihat biasa saja seakan … dia tidak merasa bahagia sedikit pun.“Bukan begitu. Kamu sudah kasih tahu soal kehamilanku ke mama kamu?”“Belum, aku mau jadiin itu sebagai kejutan. Kenapa?”“Nggak apa-apa.” Valerie menghela napas lega dan kembali berkata, “Aku cuma mau bilang mending kita nggak usah buru-buru. Toh, masih belum tiga bulan. Aku sempat
Akhir-akhir ini Yuna juga memiliki jadwal yang cukup padat. Cendana merahnya sudah tiba, tapi ukurannya memang tidak terlalu besar karena dibudidayakan secara khusus.Semenjak kepulangannya dari Argana, Edith mengajukan permohonan kepada atasannya agar disiapkan lab khusus untuk Yuna. Walau tempatnya tidak besar, setidaknya semua peralatan yang dibutuhkan sudah lengkap. Perlakuan yang diberikan oleh Edith terhadap Yuna ini tidak hanya menjadi sebuah kejutan bagi atasannya, tapi juga bawahannya.Tentunya hal ini tidak terhindar dari gosip yang mengatakan bahwa perlakuan seperti ini tidak adil. Belum genap tiga bulan bekerja, Yuna sudah diberikan lab pribadi, belum lagi dia juga bergabung ke perusahaan melalui jalur khusus. Semua ini semakin diperparah dengan adanya rumor tidak sedap yang menerpa dirinya.Namun, Edith terlalu malas untuk membela diri di situasi seperti ini dan hanya berkata, “Siapa pun yang mengajukan permohonan yang sama dan bisa lolos, bakal aku kasih lab pribadi ju
“Bukan begitu. Kerja bareng kamu di industri ini adalah hal yang paling membahagiakan buat aku. Aku belajar banyak dari kamu, dan aku juga suka banget bikin parfum.”“Kalau begitu .… Kalau nggak salah ingat, sejak kamu nyerahin surat resign, kamu sudah otomatis bukan karyawan di sana lagi karena tenggat waktunya sudah habis, nggak peduli Logan setuju atau nggak.”Jika dilihat dari sisi hukum, Logan tidak bisa menahan Stella meski dia merasa keberatan.“Iya, waktunya memang sudah habis,” ujar Stella sambil menghela napas, “Tapi mamaku nggak izinin aku resign.”“.…”“Logan sempat datang ke rumah dan ketemu sama mamaku. Mamaku percaya banget sama dia dan ngerasa kalau Logan itu bos yang baik. Bahkan Logan naikkin gajiku dan bikin mamaku semakin nggak izinin. Aku sudah mutusin untuk tetap di sana. Toh, aku tetap digaji biarpun kerja malas-malasan. Lumayan, lah!”“Stel, kamu jangan mikir begitu. Kalau kayak begini, kamu cuma menyia-nyiakan diri sendiri.”Sekilas memang terlihat bahwa Stella
Namun, di luar dugaan ternyata Yuna malah marah ketika mendapatkan jawaban itu dari Stella.“Aku nggak butuh itu!” seru Yuna dengan nada bicara yang ketus dan raut wajah yang serius.“Yuna, aku …. Apa aku salah?”“Jelas kamu salah! Kamu anggap aku ini apa? Aku juga tahu mereka pasti bakal ngeluarin produk baru. Akhir-akhir ini VL lagi bakar duit. Mereka nggak akan bisa bertahan lama kalau nggak segera keluarin produk baru. Tapi aku sedikit pun nggak tertarik sama produk ataupun formula yang mereka pakai! Stella, kamu sudah lama kerja di industri parfum, jadi harusnya kamu tahu harus apa yang harus dan nggak seharusnya kamu perbuat.”“Apa pantas kamu ngintip-ngintip formula mereka? Kamu pikir aku nggak bisa ngalahin mereka, makanya kamu memutuskan untuk jadi mata-mata, begitu? Stel, aku nggak butuh perlindungan dari kamu. Sini, jadi asistenku. Itu baru jabatan yang layak buat kamu.”“..., maaf,” ucap Stella setelah terdiam sejenak.Ini semua murni kesalahan Stella. Stella mengira apa ya
Chermiko sudah menahannya sebisa mungkin, tetapi suara gemetar bercampur dengan napas terengah-engah tetap saja menakutkan untuk didengar. Saat mendengar itu, Shane langsung terbelalak dan menyahut, “Apa?!”“Rainie … Rainie nggak ada di kamarnya!” kata Chermiko sembari menunjuk ke belakang.“Ngomong yang jelas, kenapa dia bisa nggak ada?” Ucapan ini datang dari belakang, membuat Chermiko kaget dan menoleh, dan menemukan ternyata Brandon sudah ada di belakangnya entah dari kapan.Brandon baru tidur sebentar dan belum lama terbangun. Semua masalah yang mereka alami membuat kualitas tidurnya terganggu. Anak dan istri tidak ada, dan sekarang ditambah lagi dengan sekian banyak masalah serius yang datang tak habis-habis. Bagaimana dia bisa tidur lelap? Apalagi sekarang ada dua bayi yang entah anaknya atau bukan datang membutuhkan penjagaan.Tidur singkat sudah cukup untuk memulihkan energinya, setelah itu Brandon mandi dan mengganti pakaian, lalu turun untuk melihat anak-anaknya, dan ternyat
Chermiko mulai menyadari Shane lagi-lagi terbawa oleh perasaan sedihnya. Dia pun segera melurusan, “Eh … maksudku. Aku cuma nggak menyangka ternyata kamu bisa ngurus anak juga. Kalau aku jadi kamu, aku pasti sudah panik. Tapi kalau dilihat-lihat lagi, dua anak ini mukanya lumayan mirip sama Brandon, ya. Menurut kamu gimana?”Mendengar itu, Shane melirik kedua bayi yang sedang tertidur pulas dan melihat, benar seperti yang tadi Chermiko bilang, bagian kening mereka sedikit mirip dengan Brandon, sedangkan mulut mereka mirip dengan Yuna.“Kelihatannya memang mirip, ya. Tapi kita jangan tertipu dulu. Aku merasa makin lama kita lihat jadi makin mirip. Kalau sekarang aku bilang mereka nggak mirip, apa kamu masih merasa mereka mirip?”Benar juga, andaikan mereka bukan anaknya Brandon, dengan sugesti seperti itu Chermiko percaya saja kalau mereka tidak mirip.“Waduh, aku rasanya kayak lagi berhalusinasi!” ucapnya.“Makanya sekarang kita jangan berpikir mirip atau nggak mirip dulu. Lebih baik k
“Itu normal. Dulu waktu Nathan masih kecil juga aku kayak begini,” kata Shane. “Hampir semalaman penuh kamu nggak mungkin bisa tidur. Begitu kamu taruh mereka, mereka pasti langsung nangis, jadi kamu harus gending mereka terus. Waktu itu tanganku juga sudah mau patah rasanya.”“Kamu gendong anak sendiri? Bukannya pakai pengasuh?!”“Waktu itu aku masih belum sekaya sekarang, istriku nggak mau pakai pengasuh, jadi aku yang gendong.” Shane tidak mau mengingat masa lalunya lagi karena itu hanya akan membuatnya sedih. Shane lalu menghampiri Brandon dan hendak mengambil anak itu dari tangannya. “Sudah pagi, biar aku yang jagain. Kamu istirahat dulu.”“Nggak usah!”“Jangan begini lah! Kalau kamu merasa berutang sama Yuna dan anak-anak kamu, masih ada waktu lain untuk menebus, tapi sekarang kamu harus istirahat! Kalau kamu sampai tumbang, siapa lagi yang bisa jagain mereka, dan siapa yang bisa nolongin Yuna!”Ketika mendengar itu, akhirnya Brandon mengalah dan memberikan kedua anaknya kepada S
Kemampuan medis Yuna tak diragukan membuat Fred kagum kepadanya, tetapi Yuna punya perang yang lebih penting dari itu. Lagi pula sifat Yuna yang sangat keras membuatnya tidak mungkin dijadikan kawan oleh Fred. Dibiarkan hidup juga tidak ada gunanya.“Bagus … bagus sekali!”Setelah memahami apa yang sesungguhnya terjadi, Fred menarik napas panjang dan mengatur kembali emosinya. Dia mengucapkan kata “bagus” berulang kali, dan ini merupakan pelajaran yang sangat berharga baginya. Selama ini selalu dia yang mengerjai orang lain. Tak pernah sekali pun Fred berpikir dirinya tertipu oleh sebuah trik murahan. Bukan berarti Fred bodoh karena tidak menyadari hal itu, hanya saja terlalu banyak hal yang harus dia kerjakan sehingga dia tidak bisa berpikir dengan jernih.“Yuna, kali ini kamu menang! Tapi sayang sekali kamu nggak akan bisa melihat akhir dari semua ini! Sebentar lagi kita sudah mau masuk ke tahap terakhir dari R10. kamu sudah siap?”Fred menyunggingkan seulas senyum yang aneh di waja
“Tadi kamu ada diare lagi?” Yuna bertanya.“Nggak ada,” jawab Fred menggeleng, tetapi dia marah menyadari dirinya malah dengan lugu menjawab pertanyaan yang tidak berkaitan. “Itu nggak ada urusannya! Sekarang juga aku mau obat itu!”“Sudah nggak sakit perut dan nggak diare, rasa mual juga sudah mendingan, ya? Paling cuma pusing sedikit dan kadang kaki terasa lemas. Iya, ‘kan?”Fred tertegun diberikan sederet pertanyaan oleh Yuna, dia pun mengingat lagi apa benar dia mengalami gejala yang sama seperti Yuna sebutkan.“Kayaknya … iya!”Meski sudah berkat kepada dirinya sendiri untuk tidak terbuai oleh omongannya, tetap saja tanpa sadar Fred menjawab dengan jujur. Setelah Fred menjawab, Yuna tidaklagi bertanya dan hanya tersenyum.“Kenapa kamu senyum-senyum?! Aku tanya mana obatnya, kamu malah ….”“Pencernaan kamu sehat-sehat saja, nggak kayak orang yang lagi keracunan!”“Kamu ….”Fred lantas meraba-raba perut dan memukul-mukul dadanya beberapa kali. Dia merasa memang benar sudah jauh lebi
“Gimana caranya aku bisa memastikan kalau anak-anak yang suamiku terima itu benar-benar anakku?”“Hmm? Mau beralasan apa lagi kamu?”“Nggak, aku cuma mau memastikan kalau mereka itu benar anakku, bukan anak orang lain yang dijadikan pengganti.”Sebelumnya Yuna juga sudah berpikir adanya kemungkinan ini terjadi, tetapi ketika melihat Brandon membawa kotak itu dan memeriksa napas anak-anaknya, dia hampir meneteskan air mata. Brandon dikenal sebagai orang yang sangat dingin, tetapi Yuna bisa melihat sewaktu Brandon melakukan itu, jarinya sampai gemetar. Kelihatan sekali selama beberapa hari ini dia juga sangat menderita.Semenjak memutuskan untuk masuk ke tempat ini, Yuna tidak mengira akan terperangkap di sini untuk waktu yang sangat lama, bahkan sampai anak-anaknya lahir. Sudah sebulan penuh sejak kelahiran mereka, tetapi Yuna masih bisa bisa keluar. Bahkan ada kemungkinan dia akan terperangkap di sini untuk seumur hidup.Hidup atau mati sering kali terjadi hanya dalam sekejap mata dan
“Yang perlu kita curigai sekarang adalah kalau anak-anak ini bukan punyaku, berarti mereka siapa? Dan dari mana datangnya mereka? Tapi kalau benar mereka anakku … apa mau mereka?”“Apa mungkin mereka mau menggunakan anak-anakmu untuk mengancammu?” kata Shane. “Atau ….”“Atau apa?”“Nggak, nggak apa-apa! Aku cuma asal ngomong saja.”Mendengar Shane bilang begitu, Brandon juga tidak bertanya lagi lebih dalam. Brandom mengamati raut wajah Chermiko kelihatannya kurang begitu baik. Dia tampak sangat serius dengan kening yang mengerut.“Apa pun keadaannya, anak-anak ini sudah ada di tangan kita. Kita tetap harus merawat mereka dengan baik. Kalian berdua tidur saja dulu, biar aku yang jaga mereka.”“Jangan, kamu sudah kelelahan dari beberapa hari belakangan. Banyak hal yang perlu kamu ambil keputusan langsung, jadi kamu saja yang tidur, biar aku yang jaga!” kata Shane.“Kalian berdua tidur saja. Aku dokter, biar aku yang jaga!” ucap Chermiko.“Sudah, sudah, jangan diperdebatkan lagi! Kemungki
Kotaknya sangat berat, bisa dipastikan isi kotak itu adalah sesuatu yang cukup besar. Napas Brandon mau berhenti rasanya membawa kotak itu, dia lantas membuka tutupnya dengan sangat pelan dan hati-hati ….Benar saja, di dalam kotak itu ada dua orang bayi yang terbungkus rapi dengan selimut. Kedua anak itu tertidur dengan sangat lelap. Brandon merasa sedikit lega melihat kedua anak itu, tetapi masih ada satu hal yang perlu dia pastikan. Dia mendekatkan jarinya ke hidung ke dua anak it untuk memastikan apakah mereka masih hidup. Dan ternyata ya, kedua anak itu memang sedang tertidur lelap dan masih bernapas.“Isinya benar anak-anak!” seru Brandon.Shane nyaris saja meneteskan air mata mendengar itu. Dia bahkan terlihat lebih bahagia daripada Brandon karena apa yang terjadi pada Nathan membuat dia memiliki empati yang kuat, seolah kedua anak di dalam kotak itu adalah anaknya sendiri. Selama kedua anak itu dapat mereka selamatkan, Shane masih punya harapan kalau suatu saat Nathan juga past
Hari perlahan mulai gelap sementara Brandon menunggu di lokasi yang dijanjikan. Sesuai dengan isi pesan tersebut, Brandon menunggu di jalan Tangkira dan berdiri di bawah pohon urutan keenam. Orang yang diutus oleh Edgar juga sudah bersiaga di perimeter. Begitu mereka melihat ada seseorang yang melakukan transaksi dengan Brandon, mereka akan langsung mengamankannya. Semuanya sudah berjalan sesuai rencana, tetapi Brandon masih merasa sedikit cemas meski tidak begitu tampak dari luar.Tidak pernah dia merasa setegang ini sebelumnya, bahkan ketika waktu dia pertama kali mengambil alih Setiawan Group. Membayangkan sebentar lagi dia akan bertemu dengan anak kandung yang belum pernah dia temui sebelumnya membuat detak jantung Brandon berdegup kencang, apalagi saat memikirkan kalau ini hanyalah perangkap.Bagaimana kabar Yuna dan anak-anaknya di sana? Dokter itu juga tidak pernah muncul lagi setelah dia menawarkan diri untuk menjadi mata-mata. Brandon curiga dia mungkin sudah tertangkap oleh F