Share

Bab 1721

Penulis: Awan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-15 18:00:00
“Nggak. Aku cuma berpikir sewaktu kamu bilang Rainie sudah mati, akan repot mencari sumbernya. Tapi kalau misalkan ternyata Rainie belum mati, apakah tugas kamu akan jadi lebih mudah?”

“Rainie belum mati?”

“Aku cuma berandai saja …. Kematiannya yang mendadak itu menurutku terlalu aneh, seakan-akan dia memang sengaja memberi kesan kalau dia sudah nggak ada lagi.”

“Iya, aku juga berpikir begitu! Aku sempat beberapa kali berinteraksi sama dia. Dia itu tipe orang yang dingin dan nggak berperasaan. Dia punya prestasi akademik yang bagus di luar negeri dan memenangkan banyak penghargaan. Jumlah eksperimen yang pernah dia kerjakan juga nggak kalah banyak dariku, rasanya aneh saja kalau dia tiba-tiba mati dalam kecelakaan separah itu. Kalaupun benar itu kecelakaan, aku rasa setidaknya dia masih bisa melarikan diri.”

Yuna mendapat kabar dari pihak kepolisian bahwa jasad Rainie dibawa keluar oleh tandu dengan kondisi tubuh yang sudah terbakar sepenuhnya. Namun hal itu justru mengundang kecurigaa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dian Novianti Pasha
thorr.... update.. hiks...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1722

    Namun demikian, Yuna tidak melihat adanya tanda-tanda kebahagiaan yang terlihat dari raut wajah Brandon, bahkan dia malah terlihat serius.“Kira-kira setengah bulan yang lalu aku dapat kabarnya, tapi waktu itu kamu masih sibuk banget, jadi aku nggak kasih tahu kamu. Sekarang dia sudah aman.”“Baguslah kalau begitu, syukurlah!” seru Yuna. Dia pun teringat dengan sesuatu dan langsung mengeluarkan ponselnya.“Kamu mau ngapain?” tanya Brandon.“Aku mau kasih tahu kabar baik ini ke Stella! Oh ya, waktu kamu dapat kabar tentang Frans, apa orang itu juga kasih tahu Stella?”“Nggak perlu, Stella sudah tahu,” ujar Brandon seraya menahan tangan Yuna mencegah dia untuk menghubungi Stella. Di saat itu Yuna baru menyadari ada yang aneh dengan tingkah laku Brandon. Bukannya senang atau tidak sabar untuk bertemu, kenapa dia malah terlihat tidak senang? Mengapa?“Hmmm, apa terjadi sesuatu sama dia?” tanya Yuna. Seketika pertanyaan itu terucap dari mulutnya, Yuna sudah memikirkan berbagai macam skenari

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-19
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1723

    Perjalanan tidak begitu jauh, dan tak lama mereka pun tiba di bawah apartemen tempat Stella tinggal. Ini bukan pertama kali Yuna datang kemari, tapi begitu turun dari mobil, dia bertanya kepada Brandon, “Apa perlu kita telepon Stella dulu kasih tahu kalau kita sudah sampai?”“Kalau kamu telepon dia sekarang, mungkin kita nggak akan bisa ketemu mereka.”“Kenapa?!”“Aku juga nggak tahu alasannya, karena itu kita harus tanyakan langsung!”Mereka berdua pun turun dari mobil tanpa ditemani oleh pengawal. Mereka langsung naik dan langsung menuju pintu kamar unitnya Stella. Yuna masih tidak mengerti apa maksud dari perkataan Brandon tadi. Selain itu, belakangan ini Stella juga sudah jarang sekali menghubungi Yuna. Bahkan ada dua kali Stella menghubungi Yuna hanya dengan e-mail, yang mana itu tidak pernah dia lakukan sebelumnya.Saat mereka menekan bel, terdengar ada suara dari dalam yang menandakan ada orang di dalam, tapi pintu tak kunjung dibukakan. Setelah Yuna menekan bel lagi sebanyak d

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-19
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1724

    Yuna mengikuti Stella masuk ke dalam dan mengisyaratkan Brandon untuk ikut masuk juga. Setelah mereka berada di dalam dan memperhatikan apa yang ada di sekeliling, mereka mendapat sebuah kamar yang berantakan, yang sama sekali bertolak belakang dengan gayanya Stella. Stella adalah tipe orang yang menyukai kebersihan dan kerapian. Biasanya dia akan selalu membereskan rumah sampai bersih, tapi sekarang yang mereka lihat jauh berbeda. Karpet di lantai miring dan tidak beraturan, sampah menumpuk, gelas-gelas di meja tidak dicuci, dan terlihat ada bekas orang yang belum lama baru tiduran di sofa, dengan bantal yang dilempar ke sana kemari. Namun anehnya, di sana hanya ada Stella sendiri. Mereka tidak melihat Frans.Awalnya Yuna datang kemari sekalian untuk menanyakan bagaimana kabar Frans, tapi Yuna langsung berubah pikiran ketika melihat sikap Stella yang begitu aneh.“Stella, kamu sudah jarang menghubungi aku dan kerjaan di studio juga lagi nggak begitu sibuk. Sebenarnya apa yang terjadi?

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-19
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1725

    “Stella, tolong jangan terlalu dibawa perasaan dulu. Coba kamu ceritakan dulu apa yang kamu tahu sejelas mungkin. Apa yang sebenarnya terjadi,dan kenapa kamu menganggap kalau Brandon yang menjadikan Frans sebagai tameng? Siapa yang bilang begitu? Apa kamu lupa kejadian tentang cincin yang waktu itu? Bisa saja ada orang yang berniat jahat dengan sengaja membuat kita saling bermusuhan.”Ya, pasti begitu! Jika tidak, mana mungkin sifat Stella berubah begitu drastis? Tak heran waktu itu dia bertanya siapa yang akan Yuna pilih, antara dia atau Brandon. Ternyata dia menganggap Brandon sebagai pembunuhnya Frans selama ini.“Nggak, ini berbeda dengan yang terakhir kali!” bantah Stella.“Berbeda apanya? Mungkin saja apa yang kamu tahu itu cuma kebohongan. Semua omong kosong, kamu ….”“Apa Frans yang kasih tahu semua itu ke kamu?”Spontan Yuna menoleh ke arah asal suara yang menyela ucapannya. Yang mengatakan itu, tidak lain adalah Brandon sendiri?”Sama seperti Yuna, Stella juga cukup kaget men

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-19
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1726

    “Sejak kapan dan gimana caranya kamu bisa pulang ke sini? Kenapa kamu memblokir nomorku, padahal kamu tahu aku mencarimu. Apa yang terjadi selama kamu menghilang?”“Kita berdua sama-sama tahu apa yang terjadi padaku. Untuk apa aku harus menceritakannya lagi.”“Aku nggak tahu!” sahut Brandon dengan aura mengintimidasi yang tak kalah kuat dengan Frans. “Karena itu, tolong kasih tahu aku, apa yang terjadi sama kamu di hari itu? Hari itu kita terlibat baku tembak sebelum naik ke pesawat. Waktu itu kamu menyuruhku untuk pergi duluan dan menahan tembakan untukku. Aku nggak akan pernah melupakan perbuatanmu itu. Begitu aku kembali, aku langsung meminta anak buahku yang lain untuk cari kamu, tapi aku nggak menemukan apa pun. Jadi apa saja yang terjadi setelah itu, dan gimana caranya kamu bisa pulang ke sini?”Brandon berbicara dengan sangat jelas, tanpa ada rasa bersalah sedikit pun, melainkan lebih seperti sedang mengingat kembali apa yang terjadi pada saat itu. Stella terus memperhatikan mim

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-19
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1727

    Menyaksikan kondisi mental Frans yang mulai tak terkendali, Stella langsung berlari ke depan Frans dan mendorong Brandon ke samping.“Cukup! Kamu jangan maksa dia lagi! Badan dia penuh dengan luka waktu pulang ke sini dan sampai sekarang masih belum pulih! Dia jadi begini semuanya gara-gara kamu, jadi aku minta tolong,jangan ganggu Frans lagi, biar dia bisa istirahat!”Brandon awalnya masih ingin berbicara, tapi Yuna yang tidak tega melihat Stella menangis tersedu-sedu pun segera menahan Brandon dan berkata, “Sudahlah, kita kasih mereka waktu untuk menenangkan diri dulu.”“Frans, aku nggak tahu apa saja yang kamu alami selama ini, atau siapa yang ngomong sesuatu ke kamu. Tapi coba pikir lagi baik-baik, hubungan kita memang atasan dan bawahan, tapi aku sudah menganggap kamu sebagai saudaraku. Coba ingat lagi gimana aku memperlakukan kamu selama ini.”Namun demikian, Frans memalingkan wajahnya seakan dia tidak mendengar kata-kata Brandon. Melihat itu, Brandon pun juga tidak mengatakan ap

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-19
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1728

    Stella pun kembali menatap Yuna dan berusaha memahami apa yang ingin Yuna sampaikan, tapi tiba-tiba dia mendengar Frans berbicara, “Kenapa masih belum pergi juga?! Atau mau aku saja yang pergi?!”“Nggak, nggak. Mereka lagi nunggu lift, aku lagi mau tutup pintunya sekarang!” sahut Stella sembari mengangukk kecil ke Yuna, setelah itu barulah dia menutup pintu.Setelah pintu tertutup rapat, Yuna melepaskan beberapa desahan lirih. Melihat itu, Brandon segera merangkul bahu dan menuntun Yuna berjalan ke arah lift sambil bertanya, “Kenapa? Tadi kamu ngomong apa saja sama Stella?”“Aku minta dia cari kesempatan untuk telepon aku tanpa diketahui Frans. Ada sesuatu yang mau aku omongin sama dia berdua saja.”“Tanpa diketahui Frans?”“Iya! Masa kamu nggak merasa ada yang aneh sama dia?”“Nggak, tuh. Dia sudah ikut aku selama bertahun-tahun. Kalau aku nggak bisa percaya lagi apa yang keluar dari mulut dia, berarti nggak ada lagi orang yang bisa aku percaya di sekitarku.”Brandon begitu percaya ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-19
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1729

    Suasana di dalam rumah Stella kini menjadi sunyi senyap. Stella menghela napasnya melihat Frans yang sedang menundukkan kepala, lalu dia berjongkok dan mulai memunguti barang-barang yang tadi Frans lempar, seperti selimut, gelas, dan beberapa barang-barang kecil lainnya.Entah mengapa belakangan ini Frans jadi lebih mudah marah. Stella mengira itu arena dia sedang terluka dan kesulitan untuk berdiri. Bagaimanapun juga sakit secara fisik ditambah dengan luka batin akan memberikan pukulan yang sangat keras bagi siapa pun. Maka dari itu Stella mencoba untuk memahaminya, tapi hari ini ….Stella sibuk memungut pecahan beling dari gelas yang pecah dan membuangnya ke tong sampah, tapi Frans hanya diam saja melihat tanpa ada niat membantu atau setidaknya mengingatkan Stella untuk berhati-hati. Tiba-tiba saja Frans melempar sesuatu ke lantai dan berkata dengan penuh emosi, “Nggak usah dipungut!”Barangnya memang tidak besar, tapi itu kebetulan mengenai punggung tangan Stella sehingga tangannya

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-19

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2286

    “Eh? Yang benar? Kalau begitu aku ….”“Tapi ingat, kamu bebas keluar masuk di dalam gedung, bukan keluar dari tempat ini. Paham? Kalau kamu berani keluar satu langkah saja, aku nggak bisa melindungi kamu!” kata Fred sembari menepuk bahu Rainie dengan ringan.Seketika itu juga hanya dalam sekejap kegirangan Rainie langsung menghilang. Di detik itu dia mengira sudah bisa bebas keluar masuk kedutaan dan mendapatkan kembali kebebasannya. Namun ketika dipikirkan lagi dengan baik, apa yang Fred katakan tidaklah salah. Lagi pula apa untungnya juga Rainie keluar. Dengan kondisi sekarang ini, dia keluar sedikit saja pasti akan langsung ditangkap oleh anak buahnya Brandon atau Edgar.Bicara soal Edgar membuat Rainie teringat dengan lab yang sudah dihancurkan itu, serta kedua orang tua dan juga rumahnya. Rainie sempat berpikir untuk mengunjungi rumahnya semenjak dia bebas dari Brandon. Tetapi dari kejauhan Rainie melihat ada orang yang memindahkan barang-barang di rumahnya. Dan dari omongan orang

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2285

    Ross melihat ke sana kemari seolah-olah sedang khawatir ada orang yang sewaktu-waktu datang mengejarnya. Rainie yang menyadari perilaku itu segera berkata, “Pak Fred ada pertanyaan untuk Pangeran. Dia pasti berniat baik, jadi tolong Pangeran jawab pertanyaannya dengan baik, ya?”Kemudian, Rainie sekali lagi mengetuk jarinya ke botol. Ross tampak mengernyit dan sedikit kebingungan, tetapi dia lalu mengangguk dan berkata, “Ya!”Rainie berbalik menatap Fred dan mundur ke belakangnya. Sembari menatap Ross dari balik layar ponsel, dia berdeham, “Pangeran Ross, selama perjalanan apa sudah dapat kabar tentang Yang Mulia?”Sudah pasti belum ada, tetapi Fred sengaja bertanya seperti itu kepada Ross. Benar saja, Ross menggelengkan kepala menjawab, “Belum ada. Tapi kurasa karena aku baru pergi satu hari, jadi belum terlalu jauh. Kamu bilang mamaku pergi ke tempatnya suku Maset atau semacamnya, ‘kan? Mungkin perlu beberapa hari baru bisa sampai ke sana.”“Iya, betul. Yang Mulia bilang mau pergi ke

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2284

    Selagi Rainie sedang berpikir, Fred masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.“Hari ini kamu sudah hubungi dia?”“Sudah, baru saja. Lokasinya sesuai. Aku juga sudah video call, nggak masalah,” jawab Rainie.Dia tidak berani mengatakan kepada Fred kalau dia memiliki kecurigaan terhadap Ross. Dia tidak mau Fred tahu kalau karyanya belum sempurna.“Ok,e coba hubungi dia lagi!”“Eh?”“Kenapa, ada masalah?”“Nggak, tapi tadi baru saja aku telepon. Apa … ada pertanyaan yang mau disampaikan?”“Nggak ada, aku cuma mau ngobrol langsung sama dia sebentar. Nggak boleh?”“... oh, tentu saja boleh.”“Kalau begitu tunggu apa lagi ? Cepat telepon dia lagi!”Rainie pun kembali menghubungi nomor Ross sembari memegang erat botol birnya, berharap semua berjalan lancar sesuai rencana. Telepon sempat berdering beberapa saat sampai akhirnya diangkat oleh ross. Di video call tersebut Ross memakai topi dan kacamata sehingga separuh wajahnya tertutup oleh bayangan objek di sekitarnya.“Tadi kenap

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2283

    Di malam hari, Ross mengirimkan lokasi GPS-nya kepada Rainie. Tentu saja lokasi itu sudah dipalsukan sesuai dengan rencana perjalanannya semula, mengubah alamat IP, dan mengirimkannya kepada Rainie. Tak lama Rainie menghubunginya dengan video call.Untungnya Brandon sudah bersiaga dengan menyiapkan latar yang meyakinan, jadi ketika Rainie menelepon, Ross hanya perlu berdiri di depan latar dan menerima panggilan Rainie.Ketika panggilan tersambung, Rainie langsung memperhatikan apa yang ada di belakang Ross. “Pangeran, di belakang sana banyak pepohonan lebat. Sudah sampai di pinggir kota?”“Tempatnya agak jauh dan terpencil. Supaya menghindari pengawasan dari pihak berwenang, aku nggak bisa lewat jalan besar,” jawab Ross, kemudian dia gantian bertanya, “Urusan di kedutaan lancar? Fred bisa menanganinya?”“Pak Fred pasti bisa, maaf jadi merepotkan Pangeran,” jawab Rainie.“Nggak apa-apa! Memang ini sudah kewajibanku menjaga keamanan mamaku sendiri.”“Baiklah kalau begitu, Pangeran. Selam

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2282

    Yuna memiringkan kepalanya sedikit sembari menarik tangan Juan, lalu menatap wajahnya dan berkata dengan penuh amarah, “Kamu dipukuli?!”“Nggak apa-apa!”“Apanya nggak apa-apa! Kamu dipukuli mereka?!”Yuna spontan mengubah posisi duduk, tetapi dia baru saja sadar dari koma dan tubuhnya masih lemah, alhasil napasnya jadi sedikit terengah-engah.“Siapa? Fred?!”“Kamu kira aku nggak bisa menangkis? Kalau aku serius, dia nggak bakal bisa mengenaiku sedikit pun!”“Beraninya dia memukulmu?!”Jelas sekali ucapan Juan sama sekali tidak digubris oleh Yuna. Dia sudah terlanjur diselimuti oleh kemarahan melihat gurunya disakiti oleh orang lain. Mulut Yuna memang sering kali kasar ketika sedang berbicara dengan Juan, tetapi jauh di lubuk hati dia sangat menghormati gurunya. Waktu Yuna berguru dengan Juan memang tidak terlalu lama dan putus nyambung, tetapi dia sudah belajar banyak sekali darinya. Bagi Yuna, Juan adalah senior yang sangat berjasa dalam hidupnya. Yang lebih membuat Yuna marah, di us

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2281

    “Hus! Amit-amit! Siapa yang ajarin kamu ngomong begitu! Yuna yang aku kenal nggak begini, sejak kapan kamu jadi sentimental!”“Kamu sendiri juga biasanya nggak pernah percaya sama yang begituan. Jadi, kenapa kamu mau datang ke sini?”“Aku … cuma mau lihat saja apa yang terjadi di sini!”Yuna tidak membalas sanggahan Juan dan hanya tersenyum, sampai-sampai membuat Juan panik dan menyangkal, “Oke, oke. Aku datang untuk lihat keadaan kamu, puas?! Kamu nggak tahunya pasti punya tenaga untuk bikin aku marah. Kayaknya kamu sudah sehat, ya.”“Iya, aku sudah mendingan!” kata Yuna, dia lalu hendak mencabut jarum-jarum yang masih tertancap di badannya.”“Eh, jangan bergerak!” seru Juan, emudian dia mencabut jarumnya satu per satu sesuai dengan urutan dia menusuk sambil menggerutu, “Aku dengar kamu tiba-tiba koma. Bikin aku takut saja. Aku juga dengar dia bilang detak jantung kamu hampir berhenti. Biar kutebak, kamu …. Ah, biarlah. Kamu ini, nggak pernah peduli sama badan sendiri. Bisa-bisanya ka

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2280

    “Tahan dia, dia masih bisa berguna,” kata Fred.“Aku nggak akan pergi dari kamar ini!” Tiba-tiba Juan memberontak dan akhirnya melawan perintah Fred. “Kalau kamu mau aku angkat kaki dari kamar ini, lebih baik bunuh aku saja sekalian!”“Kamu pikir aku nggak berani?”“Terserah kamu saja!”Juan langsung duduk bersila di lantai dan tangannya memeluk ujung kasur dengan erat. Mau diapa-apakan oleh mereka pun Juan tidak akan mau berpindah tempat. Jangan remehkan tubuhnya yang sudah menciut akibat usia, walau begitu pun tenaganya masih lumayan besar sampai ditarik oleh banyak orang pun dia tetap tak berpindah. Namun keributan itu membuat Yuna merasa terganggu.“Pak Tua … hentikan!”Fred melompat kegirangan akhirnya mendengar Yuna sudah bisa bicara. Dia segera meminta mereka untuk berhenti dan berjalan menghampiri Yuna.“Akhirnya kamu bangun juga. Mau ngomong juga kamu sekarang? Yuna, kamu sudah keterlaluan! Kamu pikir dengan bunuh diri, kamu berhasil merusak rencana besarku?”“Aku nggak ngerti

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2279

    Namun Yuna masih sangat lemah meski jantungnya sudah kembali berdenyut. Dia kelihatan sangat lesu seperti orang yang sedang mengalami depresi berat. Fred pun menyadari itu, dan dia langsung memberi perintah kepada para dokternya, “Hey, cepat periksa dia!”Para dokter itu pun berbondong-bondong datang dan melakukan berbagai macam pemeriksaan, lalu mereka menyimpulkan, “Pak Fred, untuk saat ini dia baik-baik saja. Nggak ada kondisi yang membahayakan, tapi dia masih sangat lemah dan butuh waktu istirahat.”“Perlu berapa lama? Apa dia masih bisa pulih seperti semula?”“Itu … kurang lebih minimal setengah bulan.”“Setengah bulan? Lama banget!”Setengah bulan terlalu lama dan malah mengganggu pekerjaannya. Fred tidak punya cukup kesabaran untuk menunggu selama itu. Namun sekarang tidak ada jalan lain yang lebih baik, mau tidak mau dia harus bersabar. Dia lantas berbalik dan melihat ke arah Juan. Dia mendekatinya dan menarik kerah bajunya seraya berkata, “Hey, tua banga, aku menganggap kamu s

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2278

    Anak buahnya yang berjaga di luar ruangan juga langsung masuk dan menghentikan Juan begitu mereka mendapat arahan dari Fred. Fred sendiri juga langsung berlari ke kamar itu secepat mungkin, tetapi sayang dia terlambat.Monitor ICU mengeluarkan bunyi nyaring dan garis detak jantung Yuna juga sudah menjadi garis lurus.“Nggak, nggak!” Fred langsung berlari memegang bahu Yuna dan menggoyangkan tubuhnya.“Kamu belum boleh mati! Kamu nggak boleh mati tanpa perintah dariku!”Fred berteriak-teriak seperti orang gila, dan tim medisnya juga masuk melakukan resusitasi jantung, tetapi garis horizontal di monitor ICU tetap tidak berubah, yang berarti Yuna sudah mati.“Nggak mungkin ….”Fred berbalik menatap Juan yang sudah ditahan oleh pengawal dan membentaknya, “Kenapa? Kenapa?! Dia itu muridmu, murid kesayanganmu! Kamu datang ke sini untuk menolong dia, bukan membunuh dia!”Di tengah gempuran emosi yang dahsyat, Fred melayangkan pukulan telak di wajah Juan sampai Juan mengeluarkan darah segar da

DMCA.com Protection Status