Share

Bab 1703

Penulis: Awan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-04 15:26:51
Kondisi psikis Dessy mulai membaik selama mereka dalam perjalanan pulang ke rumah, tapi dia masih gemetar ketakutan membayangkan jasad yang tadi dia lihat.

“Sudah, nggak usah dipikirin terus,” kata Satya sembari memeluknya.

“Nggak bisa, muka jasad itu masih terus terbayang di kepalaku. Kalau menurut kamu gimana?”

“….”

“Apa jasad yang tadi itu benar-benar jasadnya Rainie?”

“.…”

“Tapi kok bisa sekebetulan itu, ya? Waktunya pas banget, begitu kita mau temui Rainie, dia malah terlibat kecelakaan! Sudah begitu, jelas-jelas anak buah kita ngelihat Rainie pulang ke rumah dan nggak keluar lagi. Kenapa dia bisa tiba-tiba ada di pabrik itu? Kecelakaannya terlalu pas waktunya, seolah-olah ….”

“Seolah-olah apa?”

“Masa kamu nggak berasa ini semua kayak disengaja?”

“Maksud kamu, Fahrel dan Susan tadi itu cuma pura-pura?”

Sesungguhnya Satya juga berpikir ada kemungkinan seperti itu, tapi apabila benar demikian, berarti mereka benar-benar licik. Satya sudah memastikan kalau dia melakukan semua persiap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1704

    Langit sudah gelap gulita saat mobil mereka tiba di halaman depan rumah Juan. Di tempat yang jauh dari pusat keramaian kota ini, bintang-bintang terlihat begitu jelas dan indah di angkasa. Tidak ada kelap-kelip lampu neon di pinggir jalan ataupun lampu kendaraan yang menyilaukan mata. Yang ada hanyalah ketenangan batin.Satya sudah menghubungi Juan selama perjalanan mereka kemari, dan sesuai dugaan, awalnya Juan dengan tegas menolak, tapi kemudian dia mengizinkan mereka untuk datang setelah mendengar tentang kematian Rainie. Namun, Juan berpesan kepada mereka untuk berhati-hati jangan sampai ada yang mengikuti mereka. Maka dari itulah begitu tiba di rumahnya Juan, mereka langsung masuk ke dalam tanpa menimbulkan kegaduhan yang berpotensi menarik perhatian yang tidak diinginkan.Saat baru turun, Satya melihat sudah ada mobil mewah lain dengan plat nomor asing yang terparkir di samping mobilnya. Satya sedikit heran karena Juan jarang sekali kedatangan tamu, apalagi di malam selarut ini.

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-04
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1705

    “Rainie sudah mati?”Seketika itu juga Satya terkejut begitu dia mendengar suara perempuan yang tak dia kenal, maka spontan dia pun menoleh ke arah suara itu berasal. Dia melihat seorang wanita masuk melalui pintu halaman belakang. Wanita itu mencuci tangan mengelap kering sebelum dia menghampiri Satya dan Juan.“Om Juan, dia ….”“..., dia muridku,” jawab Juan.“Halo, namaku Yuna,” sapa Yuna dengan santun sembari mengangguk.Satya merasa tak asing ketika mendengar nama Yuna, tetapi yang membuatnya lebih terkejut lagi adalah fakta bahwa Juan mengatakan bahwa wanita itu adalah muridnya. Apa itu berarti Yuna adalah murid terakhirnya Juan? Satya masih tak habis pikir murid terakhir yang dididik oleh pamannya ternyata adalah seorang perempuan!Sebagai saudara terdekat Juan, mereka tentu tahu kalau Juan sudah tidak menerima murid baru lagi, dan mereka juga sudah pasti tahu bahwa murid terakhirnya itu bukanlah anaknya sendiri. Dunia luar juga sudah mendengar tentang hal ini, tapi tidak ada ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-04
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1706

    Andaikan yang ada di tubuh Chermiko itu adalah virus, maka berarti pasti ada penawarnya. Menemukan pelaku yang memberikan virus itu adalah cara yang paling cepat dan mudah, tapi siapa yang menduga pelakunya sudah “mati” sebelum berhasil ditemui. Dengan adanya perubahan situasi yang mendadak ini, Satya hanya bisa menaruh harapan kepada Juan.“Yang ada di badan Chermiko itu bukan virus, tapi katalisator.”Satya hanya bisa tercengang mendengarnya. Dia sempat meragukan pendengarannya apakah yang baru saja dia dengar itu sesuatu yang dia kenali? Apabila bukan pendengarannya yang bermasalah, mungkin memang pemahamannya saja yang tidak sampai. Katalisator … apa pula itu?“Maaf, aku nggak begitu mengerti. Katalisator itu apa?” tanya Satya.“Intinya, sih, nggak berbeda jauh dengan virus. Katalisator itu juga bisa membahayakan fungsi organ tubuh, tapi ada sedikit perbedaan dibandingkan virus biasa. Katalisator itu bisa mempercepat pertumbuhan dan pemecahan sel tubuh, akibatnya kemampuan fisik or

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-04
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1707

    Satya menaruh harapan pada Yuna, tetapi sayang dia harus dikecewakan oleh fakta yang ada.“Nggak ada. Chermiko sudah terlalu lama terpapar dan efek obatnya sudah sepenuhnya menyatu dengan badan dia. Jadi sudah nggak ada solusi lagi.”“Bagaimana bisa?!” seru Satya. Jawaban Yuna bagaikan sebuah pukulan keras bagi Satya yang seketika membuatnya pucat. Dia pun kemudian berkata kepada Juan, “Om Juan, apa nggak ada solusi lain? Om kan dokter sakti yang sudah banyak menolong orang lain. Om Juan pasti punya cara untuk menolong Chermiko, ‘kan?”“Haish …,” ujar Juan mendesah. Tidak ada ucapan yang keluar dari mulutnya, tapi dari ekspresi wajahnya sudah bisa ditebak apa jawabannya.“Tapi setidaknya kita masih beruntung apa yang ada di dalam badan Chermiko itu nggak mematikan. Untuk sementara waktu dia nggak akan mati,” kata Yuna.“Beruntung apanya? Kamu sudah lihat sendiri kayak apa kondisi dia sekarang! Hidup atau mati nggak ada bedanya!”Satya mulai kehilangan kendali atas emosinya karena tak t

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-04
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1708

    “Berapa pun biayanya nanti kuganti dua kali lipat, tapi … kamu tahu bukan itu yang aku maksud.”“Huh …. Tadi kamu juga datangnya terlalu buru-buru, aku jadi nggak sempat tanya gimana urusan di sana?”“Sudah selesai, obat penawarnya sudah diproduksi! Kalau belum selesai, aku nggak mungkin bisa datang ke rumah ini.”“Oh, begitu rupanya? Dari yang aku dengar, seharusnya nggak sesederhana itu. Di sana pasti terjadi sesuatu, ‘kan?”“Pak Tua, kamu juga punya mata-mata di sana?”“Mana ada? Memangnya aku ini agen rahasia?! Muridku ada di mana-mana, tahu?!”“Iya, iya, memang guru yang baik memang wajar punya banyak murid yang tersebar di mana saja. Jadi, apa muridmu itu tahu apa latar belakang dari musuh yang sekarang kita hadapi? Tujuan mereka adalah untuk menyatukan dunia, atau membasmi manusia?”“Chermiko pernah bilang sepertinya mereka mengembangkan suatu virus untuk menguasai dunia, tapi aku nggak mengerti apa yang mereka kerjakan. Wabah yang baru meledak belakangan ini, dan katalisator ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-04
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1709

    “Mama …,” ucap Kenzi seraya berjalan keluar dari kamar tidurnya.“Kok kamu sudah bangun?” Yuna spontan mengulurkan tangan dan memeluk Kenzi di sampingnya. Makin hari perut Yuna makin membesar, tapi itu tidak jadi alasan baginya untuk tidak memberi pelukan hangat kepada Kenzi.“Aku kira Mama sudah pergi,” kata Kenzi sambil memeluk Yuna. Walau tidak terucap melalui kata-kata, bahasa tubuhnya dengan jelas menunjukkan kalau dia merasa gelisah dan kesepian ketika tidak ada sang ibu di sisinya.Yuna sungguh merasa bersalah karena selama ini telah membuat Kenzi bersedih. Di usianya yang masih kecil, dia harus terpisah dari orang tua untuk waktu yang cukup lama. Pasti Kenzi sangat merindukan Yuna, tapi dia cukup dewasa untuk tidak mengutarakannya agar Yuna tidak khawatir.“Nggak! Mama nggak akan ke mana-mana! Nanti ayo kita pulang ke rumah bersama-sama.”“Serius? Kita sudah bisa pulang ke rumah?” tanya Kenzi dengan bola matanya yang lebar menyala-nyala.“Iya. Papa juga sudah pulang. Akhirnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-04
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1710

    Namun demikian, di dalam kamar yang begitu luas terlihat seperti tidak ditempati, sampai akhirnya … turunlah seseorang bertubuh pendek dari kursi yang ada di baik meja kerja. Dia berjalan mengitari meja hingga berada di hadapan Shane dan bertanya, “Ada apa?”“Rainie sudah mati!”Shane juga kaget ketika pertama kali mendengar kabar itu. Dia bahkan sampai berpikir kalau itu adalah kabar palsu yang sebenarnya hanyalah siasat. Namun dilihat dari beberapa sumber dan pencariannya sendiri, kemungkinan besar bahwa kematian Rainie itu benar.“Aku tahu,” jawab pria bertubuh pendek itu, dengan mata yang terlihat tidak senang terpancar dari balik topengnya. Melihat ekspresi bosnya yang kesal, Shane langsung berlutut di hadapannya hingga posisinya berada lebih rendah.“Kenapa pabriknya bisa tiba-tiba meledak? Padahal sebelumnya masih baik-baik saja. Aku sudah berkali-kali melakukan eksperimen di sana dan nggak pernah ada masalah sebelumnya. Apa mungkin … kematian Rainie itu palsu?” tanya Shane. Dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-04
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1711

    Raut wajah Shane langsung berubah ketika topik pembicaraan mulai beralih ke anaknya. Dia menundukkan kepalanya dan berkata, “Nggak, tentu saja nggak! Jangan lupa apa yang sudah kamu janjikan padaku. Kalau sampai terjadi sesuatu pada anakku, apa pun risikonya, aku bakal menghancurkan eksperimenmu ini!”Namun pria bertubuh pendek itu tidak marah meski diancam, dia justru malah mengeluarkan suara tawa yang aneh, “Baguslah kalau kamu sadar! Shane, kamu diam-diam sudah menyelidiki di mana keberadaan anak kamu, ‘kan? Gimana, sudah ketemu?”Shane hanya menundukkan kepala tanpa berbicara sepatah kata pun. Dia mengepalkan tangannya dengan erat dan tidak memberikan reaksi apa pun terhadap pertanyaan bosnya. Namun tentu saja bosnya itu tidak peduli, dia cukup tersenyum puas dan berkata, “Kamu pastinya sudah menyadari betapa besarnya kekuatan organisasiku. Seorang pebisnis kecil seperti kamu nggak bakal bisa melakukan apa-apa. Jangankan kamu, bahkan Brandon saja nggak berkutik. Makanya itu aku sar

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-05

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2286

    “Eh? Yang benar? Kalau begitu aku ….”“Tapi ingat, kamu bebas keluar masuk di dalam gedung, bukan keluar dari tempat ini. Paham? Kalau kamu berani keluar satu langkah saja, aku nggak bisa melindungi kamu!” kata Fred sembari menepuk bahu Rainie dengan ringan.Seketika itu juga hanya dalam sekejap kegirangan Rainie langsung menghilang. Di detik itu dia mengira sudah bisa bebas keluar masuk kedutaan dan mendapatkan kembali kebebasannya. Namun ketika dipikirkan lagi dengan baik, apa yang Fred katakan tidaklah salah. Lagi pula apa untungnya juga Rainie keluar. Dengan kondisi sekarang ini, dia keluar sedikit saja pasti akan langsung ditangkap oleh anak buahnya Brandon atau Edgar.Bicara soal Edgar membuat Rainie teringat dengan lab yang sudah dihancurkan itu, serta kedua orang tua dan juga rumahnya. Rainie sempat berpikir untuk mengunjungi rumahnya semenjak dia bebas dari Brandon. Tetapi dari kejauhan Rainie melihat ada orang yang memindahkan barang-barang di rumahnya. Dan dari omongan orang

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2285

    Ross melihat ke sana kemari seolah-olah sedang khawatir ada orang yang sewaktu-waktu datang mengejarnya. Rainie yang menyadari perilaku itu segera berkata, “Pak Fred ada pertanyaan untuk Pangeran. Dia pasti berniat baik, jadi tolong Pangeran jawab pertanyaannya dengan baik, ya?”Kemudian, Rainie sekali lagi mengetuk jarinya ke botol. Ross tampak mengernyit dan sedikit kebingungan, tetapi dia lalu mengangguk dan berkata, “Ya!”Rainie berbalik menatap Fred dan mundur ke belakangnya. Sembari menatap Ross dari balik layar ponsel, dia berdeham, “Pangeran Ross, selama perjalanan apa sudah dapat kabar tentang Yang Mulia?”Sudah pasti belum ada, tetapi Fred sengaja bertanya seperti itu kepada Ross. Benar saja, Ross menggelengkan kepala menjawab, “Belum ada. Tapi kurasa karena aku baru pergi satu hari, jadi belum terlalu jauh. Kamu bilang mamaku pergi ke tempatnya suku Maset atau semacamnya, ‘kan? Mungkin perlu beberapa hari baru bisa sampai ke sana.”“Iya, betul. Yang Mulia bilang mau pergi ke

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2284

    Selagi Rainie sedang berpikir, Fred masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.“Hari ini kamu sudah hubungi dia?”“Sudah, baru saja. Lokasinya sesuai. Aku juga sudah video call, nggak masalah,” jawab Rainie.Dia tidak berani mengatakan kepada Fred kalau dia memiliki kecurigaan terhadap Ross. Dia tidak mau Fred tahu kalau karyanya belum sempurna.“Ok,e coba hubungi dia lagi!”“Eh?”“Kenapa, ada masalah?”“Nggak, tapi tadi baru saja aku telepon. Apa … ada pertanyaan yang mau disampaikan?”“Nggak ada, aku cuma mau ngobrol langsung sama dia sebentar. Nggak boleh?”“... oh, tentu saja boleh.”“Kalau begitu tunggu apa lagi ? Cepat telepon dia lagi!”Rainie pun kembali menghubungi nomor Ross sembari memegang erat botol birnya, berharap semua berjalan lancar sesuai rencana. Telepon sempat berdering beberapa saat sampai akhirnya diangkat oleh ross. Di video call tersebut Ross memakai topi dan kacamata sehingga separuh wajahnya tertutup oleh bayangan objek di sekitarnya.“Tadi kenap

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2283

    Di malam hari, Ross mengirimkan lokasi GPS-nya kepada Rainie. Tentu saja lokasi itu sudah dipalsukan sesuai dengan rencana perjalanannya semula, mengubah alamat IP, dan mengirimkannya kepada Rainie. Tak lama Rainie menghubunginya dengan video call.Untungnya Brandon sudah bersiaga dengan menyiapkan latar yang meyakinan, jadi ketika Rainie menelepon, Ross hanya perlu berdiri di depan latar dan menerima panggilan Rainie.Ketika panggilan tersambung, Rainie langsung memperhatikan apa yang ada di belakang Ross. “Pangeran, di belakang sana banyak pepohonan lebat. Sudah sampai di pinggir kota?”“Tempatnya agak jauh dan terpencil. Supaya menghindari pengawasan dari pihak berwenang, aku nggak bisa lewat jalan besar,” jawab Ross, kemudian dia gantian bertanya, “Urusan di kedutaan lancar? Fred bisa menanganinya?”“Pak Fred pasti bisa, maaf jadi merepotkan Pangeran,” jawab Rainie.“Nggak apa-apa! Memang ini sudah kewajibanku menjaga keamanan mamaku sendiri.”“Baiklah kalau begitu, Pangeran. Selam

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2282

    Yuna memiringkan kepalanya sedikit sembari menarik tangan Juan, lalu menatap wajahnya dan berkata dengan penuh amarah, “Kamu dipukuli?!”“Nggak apa-apa!”“Apanya nggak apa-apa! Kamu dipukuli mereka?!”Yuna spontan mengubah posisi duduk, tetapi dia baru saja sadar dari koma dan tubuhnya masih lemah, alhasil napasnya jadi sedikit terengah-engah.“Siapa? Fred?!”“Kamu kira aku nggak bisa menangkis? Kalau aku serius, dia nggak bakal bisa mengenaiku sedikit pun!”“Beraninya dia memukulmu?!”Jelas sekali ucapan Juan sama sekali tidak digubris oleh Yuna. Dia sudah terlanjur diselimuti oleh kemarahan melihat gurunya disakiti oleh orang lain. Mulut Yuna memang sering kali kasar ketika sedang berbicara dengan Juan, tetapi jauh di lubuk hati dia sangat menghormati gurunya. Waktu Yuna berguru dengan Juan memang tidak terlalu lama dan putus nyambung, tetapi dia sudah belajar banyak sekali darinya. Bagi Yuna, Juan adalah senior yang sangat berjasa dalam hidupnya. Yang lebih membuat Yuna marah, di us

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2281

    “Hus! Amit-amit! Siapa yang ajarin kamu ngomong begitu! Yuna yang aku kenal nggak begini, sejak kapan kamu jadi sentimental!”“Kamu sendiri juga biasanya nggak pernah percaya sama yang begituan. Jadi, kenapa kamu mau datang ke sini?”“Aku … cuma mau lihat saja apa yang terjadi di sini!”Yuna tidak membalas sanggahan Juan dan hanya tersenyum, sampai-sampai membuat Juan panik dan menyangkal, “Oke, oke. Aku datang untuk lihat keadaan kamu, puas?! Kamu nggak tahunya pasti punya tenaga untuk bikin aku marah. Kayaknya kamu sudah sehat, ya.”“Iya, aku sudah mendingan!” kata Yuna, dia lalu hendak mencabut jarum-jarum yang masih tertancap di badannya.”“Eh, jangan bergerak!” seru Juan, emudian dia mencabut jarumnya satu per satu sesuai dengan urutan dia menusuk sambil menggerutu, “Aku dengar kamu tiba-tiba koma. Bikin aku takut saja. Aku juga dengar dia bilang detak jantung kamu hampir berhenti. Biar kutebak, kamu …. Ah, biarlah. Kamu ini, nggak pernah peduli sama badan sendiri. Bisa-bisanya ka

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2280

    “Tahan dia, dia masih bisa berguna,” kata Fred.“Aku nggak akan pergi dari kamar ini!” Tiba-tiba Juan memberontak dan akhirnya melawan perintah Fred. “Kalau kamu mau aku angkat kaki dari kamar ini, lebih baik bunuh aku saja sekalian!”“Kamu pikir aku nggak berani?”“Terserah kamu saja!”Juan langsung duduk bersila di lantai dan tangannya memeluk ujung kasur dengan erat. Mau diapa-apakan oleh mereka pun Juan tidak akan mau berpindah tempat. Jangan remehkan tubuhnya yang sudah menciut akibat usia, walau begitu pun tenaganya masih lumayan besar sampai ditarik oleh banyak orang pun dia tetap tak berpindah. Namun keributan itu membuat Yuna merasa terganggu.“Pak Tua … hentikan!”Fred melompat kegirangan akhirnya mendengar Yuna sudah bisa bicara. Dia segera meminta mereka untuk berhenti dan berjalan menghampiri Yuna.“Akhirnya kamu bangun juga. Mau ngomong juga kamu sekarang? Yuna, kamu sudah keterlaluan! Kamu pikir dengan bunuh diri, kamu berhasil merusak rencana besarku?”“Aku nggak ngerti

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2279

    Namun Yuna masih sangat lemah meski jantungnya sudah kembali berdenyut. Dia kelihatan sangat lesu seperti orang yang sedang mengalami depresi berat. Fred pun menyadari itu, dan dia langsung memberi perintah kepada para dokternya, “Hey, cepat periksa dia!”Para dokter itu pun berbondong-bondong datang dan melakukan berbagai macam pemeriksaan, lalu mereka menyimpulkan, “Pak Fred, untuk saat ini dia baik-baik saja. Nggak ada kondisi yang membahayakan, tapi dia masih sangat lemah dan butuh waktu istirahat.”“Perlu berapa lama? Apa dia masih bisa pulih seperti semula?”“Itu … kurang lebih minimal setengah bulan.”“Setengah bulan? Lama banget!”Setengah bulan terlalu lama dan malah mengganggu pekerjaannya. Fred tidak punya cukup kesabaran untuk menunggu selama itu. Namun sekarang tidak ada jalan lain yang lebih baik, mau tidak mau dia harus bersabar. Dia lantas berbalik dan melihat ke arah Juan. Dia mendekatinya dan menarik kerah bajunya seraya berkata, “Hey, tua banga, aku menganggap kamu s

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2278

    Anak buahnya yang berjaga di luar ruangan juga langsung masuk dan menghentikan Juan begitu mereka mendapat arahan dari Fred. Fred sendiri juga langsung berlari ke kamar itu secepat mungkin, tetapi sayang dia terlambat.Monitor ICU mengeluarkan bunyi nyaring dan garis detak jantung Yuna juga sudah menjadi garis lurus.“Nggak, nggak!” Fred langsung berlari memegang bahu Yuna dan menggoyangkan tubuhnya.“Kamu belum boleh mati! Kamu nggak boleh mati tanpa perintah dariku!”Fred berteriak-teriak seperti orang gila, dan tim medisnya juga masuk melakukan resusitasi jantung, tetapi garis horizontal di monitor ICU tetap tidak berubah, yang berarti Yuna sudah mati.“Nggak mungkin ….”Fred berbalik menatap Juan yang sudah ditahan oleh pengawal dan membentaknya, “Kenapa? Kenapa?! Dia itu muridmu, murid kesayanganmu! Kamu datang ke sini untuk menolong dia, bukan membunuh dia!”Di tengah gempuran emosi yang dahsyat, Fred melayangkan pukulan telak di wajah Juan sampai Juan mengeluarkan darah segar da

DMCA.com Protection Status