Share

Bab 1708

Author: Awan
last update Last Updated: 2024-04-04 15:26:51
“Berapa pun biayanya nanti kuganti dua kali lipat, tapi … kamu tahu bukan itu yang aku maksud.”

“Huh …. Tadi kamu juga datangnya terlalu buru-buru, aku jadi nggak sempat tanya gimana urusan di sana?”

“Sudah selesai, obat penawarnya sudah diproduksi! Kalau belum selesai, aku nggak mungkin bisa datang ke rumah ini.”

“Oh, begitu rupanya? Dari yang aku dengar, seharusnya nggak sesederhana itu. Di sana pasti terjadi sesuatu, ‘kan?”

“Pak Tua, kamu juga punya mata-mata di sana?”

“Mana ada? Memangnya aku ini agen rahasia?! Muridku ada di mana-mana, tahu?!”

“Iya, iya, memang guru yang baik memang wajar punya banyak murid yang tersebar di mana saja. Jadi, apa muridmu itu tahu apa latar belakang dari musuh yang sekarang kita hadapi? Tujuan mereka adalah untuk menyatukan dunia, atau membasmi manusia?”

“Chermiko pernah bilang sepertinya mereka mengembangkan suatu virus untuk menguasai dunia, tapi aku nggak mengerti apa yang mereka kerjakan. Wabah yang baru meledak belakangan ini, dan katalisator ya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1709

    “Mama …,” ucap Kenzi seraya berjalan keluar dari kamar tidurnya.“Kok kamu sudah bangun?” Yuna spontan mengulurkan tangan dan memeluk Kenzi di sampingnya. Makin hari perut Yuna makin membesar, tapi itu tidak jadi alasan baginya untuk tidak memberi pelukan hangat kepada Kenzi.“Aku kira Mama sudah pergi,” kata Kenzi sambil memeluk Yuna. Walau tidak terucap melalui kata-kata, bahasa tubuhnya dengan jelas menunjukkan kalau dia merasa gelisah dan kesepian ketika tidak ada sang ibu di sisinya.Yuna sungguh merasa bersalah karena selama ini telah membuat Kenzi bersedih. Di usianya yang masih kecil, dia harus terpisah dari orang tua untuk waktu yang cukup lama. Pasti Kenzi sangat merindukan Yuna, tapi dia cukup dewasa untuk tidak mengutarakannya agar Yuna tidak khawatir.“Nggak! Mama nggak akan ke mana-mana! Nanti ayo kita pulang ke rumah bersama-sama.”“Serius? Kita sudah bisa pulang ke rumah?” tanya Kenzi dengan bola matanya yang lebar menyala-nyala.“Iya. Papa juga sudah pulang. Akhirnya

    Last Updated : 2024-04-04
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1710

    Namun demikian, di dalam kamar yang begitu luas terlihat seperti tidak ditempati, sampai akhirnya … turunlah seseorang bertubuh pendek dari kursi yang ada di baik meja kerja. Dia berjalan mengitari meja hingga berada di hadapan Shane dan bertanya, “Ada apa?”“Rainie sudah mati!”Shane juga kaget ketika pertama kali mendengar kabar itu. Dia bahkan sampai berpikir kalau itu adalah kabar palsu yang sebenarnya hanyalah siasat. Namun dilihat dari beberapa sumber dan pencariannya sendiri, kemungkinan besar bahwa kematian Rainie itu benar.“Aku tahu,” jawab pria bertubuh pendek itu, dengan mata yang terlihat tidak senang terpancar dari balik topengnya. Melihat ekspresi bosnya yang kesal, Shane langsung berlutut di hadapannya hingga posisinya berada lebih rendah.“Kenapa pabriknya bisa tiba-tiba meledak? Padahal sebelumnya masih baik-baik saja. Aku sudah berkali-kali melakukan eksperimen di sana dan nggak pernah ada masalah sebelumnya. Apa mungkin … kematian Rainie itu palsu?” tanya Shane. Dia

    Last Updated : 2024-04-04
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1711

    Raut wajah Shane langsung berubah ketika topik pembicaraan mulai beralih ke anaknya. Dia menundukkan kepalanya dan berkata, “Nggak, tentu saja nggak! Jangan lupa apa yang sudah kamu janjikan padaku. Kalau sampai terjadi sesuatu pada anakku, apa pun risikonya, aku bakal menghancurkan eksperimenmu ini!”Namun pria bertubuh pendek itu tidak marah meski diancam, dia justru malah mengeluarkan suara tawa yang aneh, “Baguslah kalau kamu sadar! Shane, kamu diam-diam sudah menyelidiki di mana keberadaan anak kamu, ‘kan? Gimana, sudah ketemu?”Shane hanya menundukkan kepala tanpa berbicara sepatah kata pun. Dia mengepalkan tangannya dengan erat dan tidak memberikan reaksi apa pun terhadap pertanyaan bosnya. Namun tentu saja bosnya itu tidak peduli, dia cukup tersenyum puas dan berkata, “Kamu pastinya sudah menyadari betapa besarnya kekuatan organisasiku. Seorang pebisnis kecil seperti kamu nggak bakal bisa melakukan apa-apa. Jangankan kamu, bahkan Brandon saja nggak berkutik. Makanya itu aku sar

    Last Updated : 2024-04-05
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1712

    “Iya, iya,” jawab pria bertubuh pendek itu dengan malas dan langsung mengakhiri pembicaraan, dengan menyeringai. Dalam hati dia berpikir rupanya orang-orang yang katanya berpendidikan itu juga tidak seberapa mulia, yang mereka incar juga semata-mata adalah ketenaran. Namun dia berbeda, tujuan dia adalah menguasai satu dunia.Dia lalu berjalan ke dekat jendela dan melihat ke bawah, di mana pemandangan pusat penelitian masih sibuk dengan beragam aktivitas dan pekerjaan. Jika semua berjalan lancar sesuai dengan rencananya, tidak hanya tempat ini atau ibu kota saja, tapi seluruh dunia akan menjadi miliknya. ***Jarang-jarang Yuna bisa berkumpul dengan keluarga kecilnya dan menikmati kebahagiaan bersama. Yuna merasa dirinya seperti berada di dunia lain melihat Brandon menggendong anak mereka dari kamar sampai ke lantai bawah. Terlalu banyak hal yang Yuna alami selama beberapa waktu terakhir. Berbagai macam virus dan eksperimen yang harus dia lakukan benar-benar menyita hampir seluruh waktu

    Last Updated : 2024-04-06
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1713

    Namun ketika diangkat, Yuna tidak mendengar ada suara, maka dia yang duluan menyapa, tapi tidak juga mendapat jawaban. Dia pikir mungkin ada yang salah dengan panggilan itu dan hendak menutupnya, tapi tiba-tiba dia dapat mendengar ada suara samar yang keluar. Suara itu bukan suara orang yang sedang berbicara, tapi suara latar seperti angin yang berembus, dan juga ada suara klakson mobil yang bercampur aduk.“Halo? Siapa, ya?” tanya Yuna, tapi dia masih juga tidak mendapat jawaban.Menyadari ada yang aneh, Brandon pun bertanya, “Kenapa?”Yuna menggelengkan kepalanya dan masih terus menunggu sampai setengah menit. Jika masih tidak ada yang menjawab, dia akan langsung menutupnya. Di saat Yuna sudah hampir habis kesabarannya, akhirnya terdengar suara seorang wanita yang memanggil dengan tergesa-gesa, “Kak Yuna!”“Bella? Ada apa? Kamu di mana? Apa kamu lagi nggak leluasa untuk ngomong? Ini nomor baru kamu? Atau nanti aku telepon balik saja?”“Nggak, nggak usah ...,” kata Bella, dengan yang

    Last Updated : 2024-04-07
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1714

    Yuna tidak menolak tawaran dari Brandon, karena bagaimanapun juga dengan adanya Brandon akan jadi jauh lebih mudah.Keesokan paginya mereka berdua sudah tiba di rumahnya Edgar, tapi sayang mereka tidak disambut dengan baik di sana.“Maaf, Pak Edgar lagi nggak enak badan. Silakan datang lagi di lain hari,” kata si pelayan rumah yang bertugas menjaga pintu rumah.“Justru karena lagi nggak enak badan, kami harus ketemu dia. Istriku ini dokter pengobatan tradisional, siapa tahu bisa membantu. Tolong sampaikan ke Pak Edgar lagi kalau ada sesuatu yang perlu aku omongin terkait proyek vaksin.”Pelayan itu terlihat sedikit kerepotan, tapi dia tetap menyanggupi permintaan Brandon karena sudah cukup familier dengannya.“Baik, coba saya tanyakan lagi.”“Terima kasih.”“Tunggu, tolong sampaikan juga kalau aku mantan rekan kerjanya Rainie. Apa pun yang Rainie kerjakan, aku juga bisa,” timpal Yuna.Pelayan itu terlihat kebingungan, tapi dia tetap menyampaikan pesan Yuna apa adanya. Ketika tinggal Br

    Last Updated : 2024-04-08
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1715

    Brandon dan Yuna saling menatap satu sama lain kebingungan saat mendengar jawaban yang tidak mereka sangka-sangka itu. Apa yang paling Edgar butuhkan saat ini adalah obat yang Rainie gunakan untuk mengendalikannya, tapi kini Rainie sudah mati. Seharusnya Edgar senang mendengar ada orang lain yang juga memiliki apa yang dia butuhkan.“Maaf, tolong tanyakan sekali lagi yang lebih jelas. Sampaikan kami ini dari Setiawan Group ….”“Lebih baik kalian berdua pulang saja, Pak Edgar lagi nggak menerima tamu,” kata si pelayan yang kemudian langsung menutup pintu rapat-rapat tanpa mendengar permintaan Yuna sampai habis.Semua pelayan yang bekerja di rumah ini mengenali siapa Brandon, tetapi apabila mereka masih tetap tidak mau menerima kedatangannya, maka hanya ada satu alasan, yaitu Edgar memang sengaja tidak ingin bertemu.Ketika Yuna masih ingin mengetuk pintu berharap akan dibukakan kembali, Brandon segera menahannya dan mengisyaratkan dia untuk menoleh ke samping. Yuna mengikuti arahan Bran

    Last Updated : 2024-04-09
  • Istri Kesayangan CEO   Bab 1716

    “Jadi sekarang gimana keadaannya?” tanya Yuna. “Kamu tahu Rainie sudah mati?”“Iya … aku sudah dengar,” angguk Bella.“Terus apa tanggapan papa kamu?”“Hari itu dia baru saja pulang. Dia langsung mengamuk dan mengurung diri di kamar. Nggak ada seorang pun yang boleh masuk dan aku bisa dengar suara barang-barang yang dirusak dari dalam kamarnya. Habis itu … para pelayan rumah masuk untuk bersih-bersih, tapi papaku kelihatan tenang banget seolah nggak terjadi apa-apa setelah dia melampiaskan amarahnya.”“Selain merusak barang-barang, ada apa lagi yang aneh darinya? Rainie mengendalikan papamu dengan obat. Sekarang Rainie sudah mati dan obat itu juga sudah nggak ada lagi. Apa papamu … menunjukkan tanda-tanda kembali normal?”“Nggak! Dia masih sama seperti biasa, nggak ada yang berbeda.”“Gimana perlakuan dia ke kamu? Waktu itu kamu dikurung di kamar dan nggak diizinkan menghubungi siapa pun ….”“HP-ku masih disita dan aku masih nggak diizinkan keluar, tapi pengawasannya sudah nggak seketa

    Last Updated : 2024-04-10

Latest chapter

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2286

    “Eh? Yang benar? Kalau begitu aku ….”“Tapi ingat, kamu bebas keluar masuk di dalam gedung, bukan keluar dari tempat ini. Paham? Kalau kamu berani keluar satu langkah saja, aku nggak bisa melindungi kamu!” kata Fred sembari menepuk bahu Rainie dengan ringan.Seketika itu juga hanya dalam sekejap kegirangan Rainie langsung menghilang. Di detik itu dia mengira sudah bisa bebas keluar masuk kedutaan dan mendapatkan kembali kebebasannya. Namun ketika dipikirkan lagi dengan baik, apa yang Fred katakan tidaklah salah. Lagi pula apa untungnya juga Rainie keluar. Dengan kondisi sekarang ini, dia keluar sedikit saja pasti akan langsung ditangkap oleh anak buahnya Brandon atau Edgar.Bicara soal Edgar membuat Rainie teringat dengan lab yang sudah dihancurkan itu, serta kedua orang tua dan juga rumahnya. Rainie sempat berpikir untuk mengunjungi rumahnya semenjak dia bebas dari Brandon. Tetapi dari kejauhan Rainie melihat ada orang yang memindahkan barang-barang di rumahnya. Dan dari omongan orang

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2285

    Ross melihat ke sana kemari seolah-olah sedang khawatir ada orang yang sewaktu-waktu datang mengejarnya. Rainie yang menyadari perilaku itu segera berkata, “Pak Fred ada pertanyaan untuk Pangeran. Dia pasti berniat baik, jadi tolong Pangeran jawab pertanyaannya dengan baik, ya?”Kemudian, Rainie sekali lagi mengetuk jarinya ke botol. Ross tampak mengernyit dan sedikit kebingungan, tetapi dia lalu mengangguk dan berkata, “Ya!”Rainie berbalik menatap Fred dan mundur ke belakangnya. Sembari menatap Ross dari balik layar ponsel, dia berdeham, “Pangeran Ross, selama perjalanan apa sudah dapat kabar tentang Yang Mulia?”Sudah pasti belum ada, tetapi Fred sengaja bertanya seperti itu kepada Ross. Benar saja, Ross menggelengkan kepala menjawab, “Belum ada. Tapi kurasa karena aku baru pergi satu hari, jadi belum terlalu jauh. Kamu bilang mamaku pergi ke tempatnya suku Maset atau semacamnya, ‘kan? Mungkin perlu beberapa hari baru bisa sampai ke sana.”“Iya, betul. Yang Mulia bilang mau pergi ke

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2284

    Selagi Rainie sedang berpikir, Fred masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.“Hari ini kamu sudah hubungi dia?”“Sudah, baru saja. Lokasinya sesuai. Aku juga sudah video call, nggak masalah,” jawab Rainie.Dia tidak berani mengatakan kepada Fred kalau dia memiliki kecurigaan terhadap Ross. Dia tidak mau Fred tahu kalau karyanya belum sempurna.“Ok,e coba hubungi dia lagi!”“Eh?”“Kenapa, ada masalah?”“Nggak, tapi tadi baru saja aku telepon. Apa … ada pertanyaan yang mau disampaikan?”“Nggak ada, aku cuma mau ngobrol langsung sama dia sebentar. Nggak boleh?”“... oh, tentu saja boleh.”“Kalau begitu tunggu apa lagi ? Cepat telepon dia lagi!”Rainie pun kembali menghubungi nomor Ross sembari memegang erat botol birnya, berharap semua berjalan lancar sesuai rencana. Telepon sempat berdering beberapa saat sampai akhirnya diangkat oleh ross. Di video call tersebut Ross memakai topi dan kacamata sehingga separuh wajahnya tertutup oleh bayangan objek di sekitarnya.“Tadi kenap

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2283

    Di malam hari, Ross mengirimkan lokasi GPS-nya kepada Rainie. Tentu saja lokasi itu sudah dipalsukan sesuai dengan rencana perjalanannya semula, mengubah alamat IP, dan mengirimkannya kepada Rainie. Tak lama Rainie menghubunginya dengan video call.Untungnya Brandon sudah bersiaga dengan menyiapkan latar yang meyakinan, jadi ketika Rainie menelepon, Ross hanya perlu berdiri di depan latar dan menerima panggilan Rainie.Ketika panggilan tersambung, Rainie langsung memperhatikan apa yang ada di belakang Ross. “Pangeran, di belakang sana banyak pepohonan lebat. Sudah sampai di pinggir kota?”“Tempatnya agak jauh dan terpencil. Supaya menghindari pengawasan dari pihak berwenang, aku nggak bisa lewat jalan besar,” jawab Ross, kemudian dia gantian bertanya, “Urusan di kedutaan lancar? Fred bisa menanganinya?”“Pak Fred pasti bisa, maaf jadi merepotkan Pangeran,” jawab Rainie.“Nggak apa-apa! Memang ini sudah kewajibanku menjaga keamanan mamaku sendiri.”“Baiklah kalau begitu, Pangeran. Selam

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2282

    Yuna memiringkan kepalanya sedikit sembari menarik tangan Juan, lalu menatap wajahnya dan berkata dengan penuh amarah, “Kamu dipukuli?!”“Nggak apa-apa!”“Apanya nggak apa-apa! Kamu dipukuli mereka?!”Yuna spontan mengubah posisi duduk, tetapi dia baru saja sadar dari koma dan tubuhnya masih lemah, alhasil napasnya jadi sedikit terengah-engah.“Siapa? Fred?!”“Kamu kira aku nggak bisa menangkis? Kalau aku serius, dia nggak bakal bisa mengenaiku sedikit pun!”“Beraninya dia memukulmu?!”Jelas sekali ucapan Juan sama sekali tidak digubris oleh Yuna. Dia sudah terlanjur diselimuti oleh kemarahan melihat gurunya disakiti oleh orang lain. Mulut Yuna memang sering kali kasar ketika sedang berbicara dengan Juan, tetapi jauh di lubuk hati dia sangat menghormati gurunya. Waktu Yuna berguru dengan Juan memang tidak terlalu lama dan putus nyambung, tetapi dia sudah belajar banyak sekali darinya. Bagi Yuna, Juan adalah senior yang sangat berjasa dalam hidupnya. Yang lebih membuat Yuna marah, di us

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2281

    “Hus! Amit-amit! Siapa yang ajarin kamu ngomong begitu! Yuna yang aku kenal nggak begini, sejak kapan kamu jadi sentimental!”“Kamu sendiri juga biasanya nggak pernah percaya sama yang begituan. Jadi, kenapa kamu mau datang ke sini?”“Aku … cuma mau lihat saja apa yang terjadi di sini!”Yuna tidak membalas sanggahan Juan dan hanya tersenyum, sampai-sampai membuat Juan panik dan menyangkal, “Oke, oke. Aku datang untuk lihat keadaan kamu, puas?! Kamu nggak tahunya pasti punya tenaga untuk bikin aku marah. Kayaknya kamu sudah sehat, ya.”“Iya, aku sudah mendingan!” kata Yuna, dia lalu hendak mencabut jarum-jarum yang masih tertancap di badannya.”“Eh, jangan bergerak!” seru Juan, emudian dia mencabut jarumnya satu per satu sesuai dengan urutan dia menusuk sambil menggerutu, “Aku dengar kamu tiba-tiba koma. Bikin aku takut saja. Aku juga dengar dia bilang detak jantung kamu hampir berhenti. Biar kutebak, kamu …. Ah, biarlah. Kamu ini, nggak pernah peduli sama badan sendiri. Bisa-bisanya ka

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2280

    “Tahan dia, dia masih bisa berguna,” kata Fred.“Aku nggak akan pergi dari kamar ini!” Tiba-tiba Juan memberontak dan akhirnya melawan perintah Fred. “Kalau kamu mau aku angkat kaki dari kamar ini, lebih baik bunuh aku saja sekalian!”“Kamu pikir aku nggak berani?”“Terserah kamu saja!”Juan langsung duduk bersila di lantai dan tangannya memeluk ujung kasur dengan erat. Mau diapa-apakan oleh mereka pun Juan tidak akan mau berpindah tempat. Jangan remehkan tubuhnya yang sudah menciut akibat usia, walau begitu pun tenaganya masih lumayan besar sampai ditarik oleh banyak orang pun dia tetap tak berpindah. Namun keributan itu membuat Yuna merasa terganggu.“Pak Tua … hentikan!”Fred melompat kegirangan akhirnya mendengar Yuna sudah bisa bicara. Dia segera meminta mereka untuk berhenti dan berjalan menghampiri Yuna.“Akhirnya kamu bangun juga. Mau ngomong juga kamu sekarang? Yuna, kamu sudah keterlaluan! Kamu pikir dengan bunuh diri, kamu berhasil merusak rencana besarku?”“Aku nggak ngerti

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2279

    Namun Yuna masih sangat lemah meski jantungnya sudah kembali berdenyut. Dia kelihatan sangat lesu seperti orang yang sedang mengalami depresi berat. Fred pun menyadari itu, dan dia langsung memberi perintah kepada para dokternya, “Hey, cepat periksa dia!”Para dokter itu pun berbondong-bondong datang dan melakukan berbagai macam pemeriksaan, lalu mereka menyimpulkan, “Pak Fred, untuk saat ini dia baik-baik saja. Nggak ada kondisi yang membahayakan, tapi dia masih sangat lemah dan butuh waktu istirahat.”“Perlu berapa lama? Apa dia masih bisa pulih seperti semula?”“Itu … kurang lebih minimal setengah bulan.”“Setengah bulan? Lama banget!”Setengah bulan terlalu lama dan malah mengganggu pekerjaannya. Fred tidak punya cukup kesabaran untuk menunggu selama itu. Namun sekarang tidak ada jalan lain yang lebih baik, mau tidak mau dia harus bersabar. Dia lantas berbalik dan melihat ke arah Juan. Dia mendekatinya dan menarik kerah bajunya seraya berkata, “Hey, tua banga, aku menganggap kamu s

  • Istri Kesayangan CEO   Bab 2278

    Anak buahnya yang berjaga di luar ruangan juga langsung masuk dan menghentikan Juan begitu mereka mendapat arahan dari Fred. Fred sendiri juga langsung berlari ke kamar itu secepat mungkin, tetapi sayang dia terlambat.Monitor ICU mengeluarkan bunyi nyaring dan garis detak jantung Yuna juga sudah menjadi garis lurus.“Nggak, nggak!” Fred langsung berlari memegang bahu Yuna dan menggoyangkan tubuhnya.“Kamu belum boleh mati! Kamu nggak boleh mati tanpa perintah dariku!”Fred berteriak-teriak seperti orang gila, dan tim medisnya juga masuk melakukan resusitasi jantung, tetapi garis horizontal di monitor ICU tetap tidak berubah, yang berarti Yuna sudah mati.“Nggak mungkin ….”Fred berbalik menatap Juan yang sudah ditahan oleh pengawal dan membentaknya, “Kenapa? Kenapa?! Dia itu muridmu, murid kesayanganmu! Kamu datang ke sini untuk menolong dia, bukan membunuh dia!”Di tengah gempuran emosi yang dahsyat, Fred melayangkan pukulan telak di wajah Juan sampai Juan mengeluarkan darah segar da

DMCA.com Protection Status