Selama dua hari ini, Chermiko sedang bingung lantaran tidak menemukan orang untuk memamerkan hasil kerjanya. Sekarang ketika bertemu dengan Yuna, dia langsung merasa bersemangat.“Datangnya pagi sekali! Aku kira setelah kamu tidak sengaja berhasil sekali, kamu tidak berani datang lagi.” Chermiko berdecak. “Ck, mungkin kamu belum tahu penelitianku akan segera berhasil. Sebentar lagi, aku akan melampauimu!”Yuna malas menghabiskan tenaga dan juga tidak tertarik untuk berbicara panjang lebar dengannya. “Di mana Pak Delon?”“Baru jam berapa? Seharusnya Pak Delon masih belum bangun!” Chermiko tidak menemukan batang hidung Pak Delon. Dia pun merasa seharusnya tidak ada yang bersikap profesional sepertinya yang sering bergadang demi melakukan eksperimen.Chermiko melirik sekeliling, lalu berkata, “Kamu jangan mengalihkan pembicaraan! Aku tahu, kamu pasti tidak percaya aku bakal berhasil. Tapi aku akan membuktikannya dengan kemampuanku!”“Apa kamu masih ingin diam lagi? Mau coba?” Lantaran mer
Namun, Yuna tidak menemukan Delon di lantai atas maupun lantai bawah. Bahkan, panggilan juga tidak diangkat. Dia berdiri di depan lift sembari merenung. Seketika dia melihat ke sisi lantai teratas yang tidak boleh dimasuki siapa pun.Lift bergerak turun dari lantai atas ke bawah. Saat pintu lift terbuka, orang yang keluar bukanlah Delon, melainkan adalah Shane.Mereka berdua juga terkejut bisa bertemu pada tempat ini. Shane duluan merespons. Dia tersenyum, lalu menyapa Yuna dengan santai, “Pagi.”“Pagi.” Yuna menatapnya. “Tuan Shane baru datang bekerja atau bergadang semalaman?”“Aku ….”Tanpa menunggu balasan dari Shane, Yuna langsung berkata, “Tapi sebagai pemegang saham, kamu tergolong cukup profesional!”Saat berbicara, pintu lift sedang ditutup. Shane mengangkat tangan menahan pintu. Kemudian, dia berjalan keluar dan berkata, “Yuna, kita juga sudah teman lama. Kamu tidak perlu berbicara seperti ini sama aku.”“Oke, berhubung kita semua adalah teman lama, aku ingin bertanya, kenapa
“Eh iya, kenapa?” Shane mengangkat-angkat tangannya, lalu bertanya dengan lugu.Yuna terdiam membisu.Kedua tangan di samping tubuh Yuna dikepalkan. Kemudian, dia pun berkata dengan tersenyum, “Dengan bahasamu, kamu itu pebisnis, jadi aku nggak bisa jawab pertanyaan ini. Aku rasa seharusnya kamu berpikir kenapa Grup Setiawan bisa mencabut dana mereka. Apa kamu seharusnya terlibat dalam masalah ini?”Shane hanya menatapnya tanpa berbicara sama sekali. Hanya saja, tatapannya terlihat sangat muram. Entah apa yang ada di benaknya saat ini.Yuna tidak tahu alasan Shane berbuat seperti ini. Hanya saja, semuanya sangat jelas. Shane tidak ingin mengatakannya atau … dia tidak boleh mengatakannya.“Kamu baru turun dari lantai atas. Itu berarti Pak Delon juga lagi di atas?” Yuna mengubah topik pembicaraannya. Dia mengangkat dagunya melihat ke sisi lantai atas. Yuna dilarang masuk ke tempat itu.Setelah mengikuti arah pandang Yuna, Shane pun mengangguk. “Dia akan segera turun.”“Selain kamu dan Pa
Shane terdiam.“Seperti yang kamu katakan tadi. Aku juga nggak bisa bantu apa-apa kalau aku terbang ke sana. Dia perlu menangani banyak urusan penting, sedangkan aku juga punya urusanku sendiri. Sebentar lagi Pak Delon akan turun, aku ingin menunggunya.”Seusai berbicara, Yuna pun turun ke lantai bawah.Melihat bayangan punggung Yuna semakin menjauh, senyuman di wajah Shane pun mulai menghilang dan tatapannya menjadi muram. Dia menggeleng, lalu menghela napas panjang.Yuna memang sangat mengkhawatirkan Brandon. Hanya saja, dia juga tahu tidak ada gunanya dia merasa khawatir pada kondisi saat ini. Sementara, Yuna masih memiliki banyak urusan yang harus diselesaikannya.Putranya, Kenzi, juga membutuhkan dampingan. Jika kedua orang tuanya tidak berada di sisinya, takutnya Kenzi akan merasa tidak terbiasa dan takut.Setelah masuk ke dalam ruang penelitian, Yuna juga tidak melakukan eksperimen. Dia duduk di depan meja komputer mulai menyusun data sejak dia pertama kali bergabung dalam tim.
“Yuna, kamu yang tenang. Aku menyuruhmu untuk istirahat, bukan berarti aku tidak membutuhkanmu lagi. Hanya saja, kamu sudah melakukan terlalu banyak. Dengan adanya keberhasilan dari penelitian sebelumnya, kami pun bisa mempunyai untuk penelitian berikutnya. Kontribusimu sudah terlalu banyak. Mana mungkin aku mengabaikan jerih payahmu!”Delon merasa Yuna marah karena dikeluarkan dari penelitian. Itulah sebabnya dia tak berhenti menjelaskan.Hanya saja, Yuna malah menggeleng. “Pak Delon, aku nggak peduli kamu izinin aku melanjutkan penelitian atau nggak, aku merasa sudah seharusnya penelitian ini dihentikan. Kalau penelitian ini dilanjutkan lagi, hasilnya juga nggak akan membawa manfaat bagi orang-orang.”“Tidak! Pasti akan ada manfaatnya!” Delon memang pernah meragukannya, hanya saja dia masih memeluk harapan tinggi terhadap pemikirannya. “Aku percaya penelitian ini pasti akan berhasil. Kamu tahu sendiri, kegagalan adalah kunci dari kesuksesan. Lagi pula, sekarang kamu sudah berhasil, ‘
“Semua ini adalah jerih payah kita semua, bukan jerih payahmu saja. Kamu tidak berhak untuk menghapusnya!” Delon ingin merebut laptop, tapi dia yang sudah berumur pasti bukan saingan Yuna. Mereka berdua sedang merebut laptop. Lantaran suara gaduh terdengar agak keras, orang-orang pun melihat ke sisi mereka.“Pak Delon? Apa yang lagi kalian lakukan?”“Cepat! Cepat bantu aku untuk rebut laptop ini! Dia ingin menghapus data penelitian!” jerit Delon meminta bantuan dari orang lain.Setelah mendengar ucapan Delon, awalnya mereka masih merasa ragu. Seketika mereka langsung maju hendak merebut laptop. Melihat orang-orang mulai mengerumuninya, Yuna langsung mengangkat laptopnya ….“Bamm!” Laptop dibanting kuat di atas lantai.Seiring dengan suara bantingan keras, laptop pun hancur berkeping-keping di atas lantai. Semua orang spontan terbengong terdiam di tempat. Mereka tidak tahu apa yang telah terjadi.Bagaimanapun, Yuna adalah orang yang paling diagungkan dalam penelitian kali ini. Sebelumny
“Chermiko, aku sarankan kamu jangan lanjutkan penelitian ini lagi.” Yuna menatap Chermiko sembari berkata, “Aku tahu kamu merasa nggak puas. Kamu ingin mengalahkanku. Tapi jangan gunakan penelitian ini untuk bertanding denganku. Penelitian ini nggak seharusnya di ….”“Cukup!” potong Chermiko. Dia pun tersenyum sinis. “Kamu kira kamu itu siapa? Atas dasar apa aku bertanding sama kamu? Aku merasa penelitian ini bermakna dan boleh dilanjutkan. Kalau kamu tidak ingin melanjutkan penelitian, kamu bisa pergi. Tidak akan ada orang yang melarangmu! Tapi atas dasar apa kamu menghancurkan semua data penelitian! Kamu kira kamu itu siapa!”Sepertinya Yuna tidak akan bisa membujuk mereka semua. Yuna langsung berjalan ke hadapan mereka semua. Dia menatap wajah dingin Chermiko dan juga wajah lara Delon, lalu berkata dengan datar, “Yang aku hancurkan itu adalah data hasil penelitianku. Berhubung aku yang menelitinya, memangnya aku nggak boleh menghancurkannya?”Seusai berbicara, Yuna langsung berjalan
“Nggak, Tante Bella ….” Kenzi menunjuk ke dalam.“Kak Yuna, kamu sudah pulang,” ucap Bella dengan tersenyum. Dia duduk di depan meja makan, tetapi dia tidak menyentuh makanan yang disajikan di atas meja. Yuna merasa agak syok. Padahal biasanya Bella tidak sabaran melahap seluruh makanannya.“Kenapa? Apa menu hari ini nggak sesuai sama seleramu?” Yuna yang memilih menu makanan untuk Bella. Dia sengaja memilih semua jenis makanan yang disukai Bella. “Nggak, cocok, kok!” balas Bella dengan tersenyum. “Aku hanya ingin makan bersamamu.”“Heh?”Yuna berjalan ke depan meja makan, lalu menatap makanan di atas meja, ada ayam paha tumis jamur, tahu telur kukus, ikan kukus kecap, dan juga tumis sayur. Hanya saja, semua makanan itu sudah dingin.Sebelumnya Yuna pernah mengatur jam makan Bella. Jadi, pelayan akan mengatur waktu penyajian makanan sesuai dengan jadwal. Makan malam Bella hari ini tergolong agak telat.Hanya saja, Yuna juga tidak berbicara banyak. Dia menggendong Kenzi ke atas kursi,
“Bukan begitu. Maksudku, istana negara kan besar, apa mungkin ….”“Nggak mungkin!” sela Ross, lalu tanpa ragu dia berkata, “Aku lahir dan tumbuh besar di sana. Seberapa besar tempat itu, bahkan sampai ada berapa ekor semut pun aku tahu. Kalau memang ada anak yang kamu maksud itu, aku pasti sudah lihat!”“.…”Mendengar itu, tatapan di kedua mata Shane langsung hampa dan dia tampak sedang berpikir dalam. Jelas sekali bantahan Ross memberikan pukulan yang sangat dalam baginya. Selama ini dia berasumsi Nathan ada di istana kerajaan Yuraria dan yakin kalau dia baik-baik saja meski tidak bisa melihatnya secara langsung. Selama Shane memiliki cara untuk menyelamatkannya, ayah dan anak bisa bersatu kembali, tetapi sayang Shane harus menelan fakta pahit bahwa Nathan tidak ada di sana.Lantas jika Nathan tidak ada di sana, ada di manakah dia?Ross jadi tidak enak hati melihat Shane begitu kecewa. “Jangan sedih dulu. Kalau nggak ada di istana, mungkin dia disembunyikan di tempat lain. Kalau Fred
Ross terlihat santai santai meyeruput kopinya di ruang tamu, tetapi Shane tidak demikian. Dia terus mengubah tayangan di TV karena tidak bisa diam untuk menikmati suatu tayangan dengan tenang dari awal sampai habis.“Hey, nggak usah panik begitulah, santai saja!” kata Ross.“Aku juga maunya begitu, bisa duduk santai sambil ngopi kayak kamu. Tapi masalahnya aku nggak bisa.”“Ah, kondisi kita sekarang memang agak rumit, tapi jangan sampai gara-gara ini suasana hati kamu adi rusak,” kata Ross sembari menawarkan kudapan ke Shane. “Paling nggak untuk sekarang kita nggak sepenuhnya pasif. Iya, ‘kan?”Dengan kondisi di saat itu, Shane tidak ada nafsu untuk menyantap kudapan yang Ross tawarkan padanya. Dia hanya menatap wajah Ross dan hendak mengatakan sesuatu, tetapi kemudian dia menariknya kembali.“Tadi kamu mau ngomong sesuatu?” tanya Ross.Terbukti, dari tadi Ross memang memperhatikan Shane. Meski TV menyala, Ross tidak fokus ke sana dan malah terus menatap Shane yang beberapa kali sudah
Pernyataan itu membuat Yuna terkesiap. Dia sangat tidak menyangka Fred malah melindungi Rainie. Dari yang Yuna pikirkan selama ini , semestinya Fred tidak peduli dengan Rainie karena pada awalnya pun Fred sudah membuang Rainie di lab yang lama. Jika tidak begitu, untuk apa Rainie harus bersusah payah datang ke sini dan membuktikan dirinya kepada Fred.“Kamu pasti berpikir aku bakal membuang dia tanpa berat hati, ‘kan? Sayangnya kamu salah. Dia itu cukup pintar dan setia. Bagiku dia masih sangat berguna, jadi untuk apa kubuang? Masalah kamu mau menurut atau nggak, itu bukan kamu yang menentukan. Jangan terlalu lugu jadi orang! Bawa si tua bangka ini pergi, taruh dia di tempat terpisah!”Dari ucapannya itu, sudah jelas Fred tidak ada niat untuk membebaskan Juan.“Kamu sama saja dengan mencari masalah kalau nggak membebaskan guruku,” kata Yuna bermaksud mengingatkan bahwa akibatnya akan serius jika Fred masih tidak mau membebaskan Juan.“Masa iya? Tapi aku paling nggak takut sama yang nam
“Apa maksudmu?” tanya Fred.“Ingat, sebesar apa pun otoritas yang kedutaan punya, pada akhirnya mereka tetap harus tunduk sama hukum negara setempat. Hilangnya aku mungkin nggak begitu dipedulikan sama negara, tapi beda cerita dengan guruku. Guruku ini sangat dihormati banyak orang dan sudah banyak pejabat tinggi negara yang pernah dia tolong. Cuma menghilang satu atau dua hari saja mungkin belum ada yang sadar, tapi lama-lama pasti ada orang yang melapor ke polisi. Tinggal kita lihat saja bakal sebesar apa kehebohannya. Apa nanti kamu masih bisa menjalankan eksperimen kamu dengan tenang?”Kalimat terakhir memberikan dampak yang sangat serius terhadap Fred. Eksperimen itulah yang sangat dia pedulikan di antara banyak hal lainnya.“Kamu pikir aku takut sama pemerintah kalian yang nggak bisa kerja itu?”“Ha, kalau nggak takut, kenapa kamu harus sembunyi-sembunyi begini? Lagi pula mereka bukan pejabat yang nggak bisa kerja. Kalau kamu masih nggak mau membebaskan guruku, tunggu saja. Nanti
“Oh, jadi dari tadi kamu ngomong panjang lebar intinya cuma itu,” ujar Yuna sembari bersandar ke belakang dan kedua tangan bersila di depan adanya. “Bukannya kamu selalu bilang kamu yang paling hebat? Kenapa cuma catatan eksperimen saja kamu nggak bisa?”“Nggak usah congkak, itu juga bukan hasil jerih payahmu sendiri saja, tapi seluruh ilmuwan yang ada di lab kita dulu,” ucap Rainie menepis. “Waktu itu kamu yang bawa pergi catatannya dan database lab juga sudah rusak. Daripada kamu mati tanpa mewariskan apa-apa, mending kasih aku saja, biar aku yang memanfaatkannya!”Rainie sangat menginginkan catatan itu, tetapi di tahu catatan itu masih dipegang oleh Yuna, dan Yuna jelas tidak akan semudah itu memberikannya kepada orang lain, apalagi Rainie. Catatan eksperimen itu akan sangat berguna sebagai fondasi bagi eksperimen lain di masa depan. Rainie mana rela membiarkan Yuna menyimpan itu untuk dirinya sendiri saja. Sekarang mau tidak mau Rainie mengancamnya dengan membawa-bawa nama Brandon
Yuna tidak peduli ataupun memberikan tanggapan balik karena dia tidak percaya dengan satu pun dari kata-kata yang Rainie ucapkan. Kedatangan Rainie ke sini semata-mata hanya untuk membuat Yuna terpancing. Yuna tidak akan terjatuh semudah itu.Raine tentu saja merasa tersinggung dengan sikap Yuna yang cuek, dia pun berkata, “Kamu pasti berpikir aku cuma ngelantur, ‘kan? Sekarang mereka juga pasti lagi kesulitan, makanya selama ini mereka nggak bergerak. Selain itu aku juga sudah meneliti obat yang bisa mengendalikan pikiran orang lain. Sekarang Shane sudah ada di bawah genggamanku, tapi mereka masih belum menyadarinya. Coba kamu tebak, kalau aku suruh Shane untuk membunuh mereka semua sewaktu mereka lagi tidur, siapa yang akan jadi pemenang di antara kita?”“Sudah selesai bacotnya? Kalau sudah, boleh keluar sekarang?” balas Yuna. “Apa Fred segitu meremehkan amu sampai dia nggak kasih kamu kerjaan yang lebih penting?”“Hahaha, kamu salah. Sekarang semua lab sudah dipercayakan padaku. Aku
Yuna menarik tangan Juan dan berkata padanya dengan raut wajah serius. “Aku nggak demam, apalagi gila. Pokoknya kamu harus dengar apa kataku!”“Kamu bisa mati!”“Aku mungkin akal mati, tapi bisa juga nggak. Tapi yang jelas kalau eksperimen ini nggak dilakukan, semuanya nggak akan berakhir. Supaya kekacauan ini bisa segera selesai, eksperimen ini harus dilakukan.”“Benar apa yang dia bilang!”Seketika mereka mendengar ada suara orang lain yang datang dari luar. Pintu kamar terbuka dan Rainie pun masuk dengan wajah tersenyum.“Kamu siapa?” tanya Juan dengan wajahnya yang mengerut kesal. Siapa pun yang bisa bebas keluar masuk kamar ini berarti adalah kawannya Fred, dan mereka jelas bukan orang baik-baik.“Dia sama saja kayak Fred,” jawab Yuna.“Oh, kelihatan, sih.”Rainie tidak marah atau tersinggung mendengar itu, dia justru malah bangga.“Terus kenapa? Di sini yang kuat memakan yang lemah. Aku pemenangnya, dan kalian pecundang. Oh, salah, kamu bahkan bukan pecundang, tapi onggokan dagin
“Terus gimana kalau dia sudah nggak berguna lagi?” tanya Chermiko.“.…”Seketika mereka langsung terdiam. Tidak ada yang thau pasti apa yang mereka lakukan, dan perasaan itu amat sangat membuat mereka tidak nyaman. ***Terlihat sekali betapa terburu-burunya Fred menanti Yuna bisa pilih kembali. Setiap hari dia meminta dokternya untuk memeriksa Yuna dan memberikannya berbagai macam obat yang sesungguhnya tidak diperlukan. Yuna tidak masalah dengan itu. Dia membiarkan mereka memasukkan berbagai macam vitamin dan obat ke tubuhnya. Namun satu-satunya permintaan dia adalah Juan harus tetap berada di sekitarnya. Dengan kata lain, Juan harus tetap berada di satu kamar yang sama. Karena hanya dengan begitulah dia bisa memastikan keamanan Juan.Karena takut Yuna akan melakukan percobaan bunuh diri untuk yang kedua kalinya, meski protes, Fred tetap memenuhi kemauannya karena dia tidak mau terjadi masalah lagi. Sudah cukup lama Yuna tidak berkesempatan untuk berdua saja dengan Juan di dalam satu
Setelah pembicaraan berakhir, Shane langsung mengetuk kamar Brandon dan Chermiko.“Dia mau resep obat itu,” katanya kepada mereka.Mereka berdua saling bertukar pandang sesaat, dan Chermiko berkata, “Mimpi.”“Dia benar-benar tamak juga ya ternyata,” timpal Brandon.“Jadi kita sebaiknya gimana?” tanya Shane.“Obat itu sejak awal memang nggak ada. Kalau kamu tanya kita harus gimana, apa kita perlu kasih obat palsu?” sahut Chermiko.Obat itu hanyalah karangan dan tidak pernah ada secara nyata, mau bagaimana caranya mereka memberikannya kepada Rainie? Namun di saat itu Brandon bilang kepada mereka, “Kurasa … bisa saja.”“Eh?”“Sekarang aku kasih kamu satu resep, aku bilang ini resep obat untuk bisa menghilang. Apa kamu bisa tahu kalau resep itu palsu?” tanya Brandon.“Nggak akan bisa, kecuali aku tes langsung melalui eksperimen,” jawab Chermiko. Dia tahu apa yang Brandon maksud, tetapi dia menepisnya, “Nggak bisa begitu! Dia pasti langsung tahu begitu aku selesai bereksperimen.”“Tapi pali