Setelah mengunyah dengan pelan, Bella pun merasakan kelezatan yang tidak pernah dia rasakan saat makan biasanya. Hal ini membuatnya merasa sangat puas.Selesai makan, Yuna membuatkan segelas jus plum dan berkata, “Minumnya pelan-pelan, ya.”“Apa aku boleh minum ini?” tanya Bella dengan bingung setelah mencium aromanya.“Apa kamu nggak percaya sama aku?” tanya Yuna.Bella menggeleng. Justru karena percaya pada Yuna, dia bersedia membiarkan Yuna menyesuaikan tubuhnya dan menikmati makan siang yang menggembirakan tadi.“Sudah lama aku nggak merasakan perasaan seperti ini,” ujar Bella dengan penuh perasaan. Hari ini, dia merasa dirinya akhirnya berdamai dengan makanan. Dia bukan lagi seperti sedang berperang dengan makanan. Dia membutuhkan makanan, sedangkan makanan juga bisa memuaskan kebutuhannya. Semuanya sangat pas dan indah.Setelah menyesap jus plum itu, rasa manis menyebar ke seluruh mulutnya. Bella memejamkan mata untuk menikmati rasa jus plum itu dan tersenyum tulus.Pada saat ini
Yuna tidak menyangka ternyata Chermiko datang bersama Susan. Orang yang diizinkannya masuk hanyalah tantenya Bella, bukan Chermiko. Namun, berhubung Chermiko sudah masuk, dia tidak mungkin langsung mengusir Chermiko di depan tamu.Yuna pun tersenyum, lalu berkata, “Benar. Ternyata memang sial, minum air pun bisa tersedak dan lagi di rumah juga bisa kedatangan orang menyebalkan.”Begitu Yuna dan Chermiko bertemu, percikan api langsung timbul dan suasananya juga menjadi tegang. Meskipun tidak mengetahui apa hubungan mereka, Susan merasa ada yang tidak beres. Awalnya, dia mengira Chermiko mengenal Yuna dan tahu di mana rumah Yuna karena mereka berteman. Setelah tiba di rumah ini, kunjungan Chermiko malah langsung ditolak. Susan pun merasa keduanya mungkin bukanlah teman. Sekarang, begitu kedua orang ini bertemu, mereka malah langsung saling menyindir. Hal ini benar-benar sangat aneh.Susan menatap Chermiko yang terlihat tersenyum, tetapi menyembunyikan amarah di matanya, lalu melirik ny
Bagaimanapun juga, Chermiko tetap merasa yakin bisa mengalahkan Yuna dalam hal keterampilan medis dan pengobatan tradisional. Oleh karena itu, dia pun bertanya dengan sombong, “Memangnya kenapa?”“Hehe ....” Yuna hanya tersenyum sinis tanpa mengatakan apa-apa.“Kamu ....” Saat melihat sikap Yuna itu, Chermiko langsung murka dan ekspresinya menjadi dingin. Saat dalam perjalanan datang, dia bermaksud untuk berdiskusi secara baik-baik dengan Yuna. Namun, dia sudah melupakan niatnya itu.Awalnya, Chermiko berencana untuk menanyakan tentang data dari penelitian itu. Bagaimanapun juga, Yuna sudah bergabung dengan institut penelitian lebih lama darinya dan mengetahui lebih banyak hal dalam penelitian. Mungkin saja dia bisa mendapatkan inspirasi dari data yang dimiliki Yuna.Namun, Chermiko tidak menyangka bahwa hanya beberapa patah kata dari Yuna sudah bisa memancing emosinya. Dia pun langsung kehilangan akal sehatnya dan melupakan tujuan utamanya. Dia menyindir, “Sepertinya Nyonya Yuna tidak
Kali ini, Chermiko bukan hanya sedang bersandiwara, tetapi benar-benar langsung berjalan ke luar.Yuna tentu saja tidak akan menghentikan Chermiko. Lagi pula, bukan dia yang mengundang Chermiko datang kemari. Apalagi, dia juga pada dasarnya memang tidak ingin membiarkan Chermiko masuk.Saat melihat Yuna tidak berniat untuk menghentikan Chermiko, Bella juga tidak mengatakan apa-apa. Ini adalah rumah Yuna. Jika Yuna tidak bersuara, dia yang hanya merupakan tamu tentu saja juga tidak perlu melakukan apa-apa.Susan melirik ke kanan dan ke kiri, lalu buru-buru mengejar Chermiko sambil berteriak, “Tuan Chermiko! Tuan Chermiko! Dokter Genius ....”Berhubung Chermiko tidak berhenti, Susan pun merasa sangat panik dan langsung memanggilnya dengan sebutan dokter genius.Chermiko tiba-tiba menghentikan langkahnya, lalu berbalik untuk menatap Susan dan berseru, “Jangan panggil aku dokter genius! Wanita itu sangat terampil, suruh saja dia untuk mengobati keponakanmu itu!”Selesai berbicara, Chermiko
Yuna menatap Bella, lalu menjawab sambil tersenyum, “Aku juga nggak tahu jelas. Dia itu orang yang diundang tantemu. Tantemu mungkin lebih jelas soal itu.”Baru saja Bella hendak bertanya lagi, terdengar suara Susan yang nyaring dari arah pintu, “Aku tentu saja tahu jelas!”Setelah itu, Susan berjalan masuk dengan ekspresi yang agak muram. Dia menatap Yuna dan berkata, “Tuan Chermiko itu murid terakhir Pak Juan. Nyonya Yuna, kamu beruntung karena punya penampilan yang cantik dan suami yang baik. Tapi, kamu tidak mengerti penderitaan keponakanku. Aku sudah susah payah mengundang dokter genius itu, tapi kamu malah membuatnya pergi karena kesal. Haih!”Yuna tertawa dan menjawab, “Bu, kalau aku nggak salah ingat, ini rumahku. Aku punya hak untuk menentukan siapa yang boleh masuk atau nggak. Memangnya aku perlu izin dari orang lain?”Yuna masih belum mempermasalahkan tentang Susan yang membawa masuk orang tidak berkepentingan ke rumahnya. Namun, Susan malah terlebih dahulu berkomentar tenta
Selesai berbicara, Susan berjalan ke depan meja dan mengambil jus plum yang masih tersisa setengah itu sambil berkata, “Ini buktinya!”Melihat Yuna hanya mengangkat alisnya, Susan pun mencibir, “Kenapa? Tidak mau mengaku? Memangnya kamu berani bilang kalau ini bukan minuman manis? Biarpun tidak tahu mengenai situasi Bella, kamu juga tidak seharusnya menghidangkan minuman manis untuk orang yang begitu gemuk. Dia sudah datang dari pagi dan pasti makan siang di sini. Coba katakan, apa yang dimakannya siang tadi!”Bella tidak berani berkata-kata. Siang tadi, dia memang ada makan sedikit daging. Meskipun Yuna mengizinkannya untuk makan, dia tetap berusaha untuk mengendalikan diri. Namun, dia tetap merasa bersalah setelah memakannya.Sekarang, begitu Susan mengungkit tentang hal ini, Bella pun merasa lebih bersalah lagi, seolah-olah apa yang dimakannya adalah racun saja.“Memangnya aku harus melapor padamu tentang caraku menyambut tamu?” tanya Yuna dengan malas sambil bersandar dengan santai
Susan mencibir, lalu mendesak Bella untuk pergi, “Bella, ayo kita pulang!”Berhubung Yuna sudah mengusir Chermiko, Susan harus memikirkan cara untuk memohon padanya agar dia bersedia mengobati Bella lagi.“Kak Yuna, maafkan aku atas masalah hari ini ini, ya,” ujar Bella dengan penuh penyesalan sebelum keluar dari rumah Yuna. Bagaimanapun juga, dia datang untuk bertamu. Alhasil, anggota keluarganya malah datang untuk membuat keributan dan membawa tamu yang tidak disukai Yuna.“Nggak masalah. Kelak, sering-sering datang main ya!” kata Yuna.Bella mengangguk, lalu melirik ke arah Susan yang sedang mengomel di luar dan berjalan keluar. Setelah masuk ke mobil, Susan masih lanjut mengomel, “Bella, kenapa kamu bisa berhubungan dengan wanita seperti dia sih? Dia itu bukan orang yang baik! Dengar-dengar, dia pernah membuat pacarnya bangkrut sebelum menikah dengan Brandon. Dia juga membuat omnya Brandon diusir dari perusahaan sehingga harus hidup susah di gunung. Selain itu ....”“Tante, dari m
Memang bagus apabila Yuna berhasil membuat Bella menjadi kurus. Namun, jika Yuna gagal, Yuna pasti akan disalahkan.Sementara itu, Yuna merenungkannya sejenak dan bertanya sambil mengelus bibirnya, “Apa kamu tahu soal hubungan kerabat keluarga Bella?”“Maksudmu tantenya Nona Bella itu?” Brandon langsung mengerti maksud Yuna dan menjawab, “Mamanya sudah meninggal saat dia masih kecil. Pak Edgar terlalu sibuk dan tidak sempat mengurusnya. Selain pengasuh, hanya om dan tantenya yang merawat Bella dari kecil. Omnya juga punya seorang putri dan mereka berdua tumbuh besar bersama.”Sebenarnya, Brandon juga tidak tahu banyak mengenai situasi keluarganya Bella. Hanya saja, berhubung sering berhubungan dengan Edgar, dia pun mengetahui beberapa hal.“Kalau begitu, hubungan mereka seharusnya lumayan bagus, ‘kan?” tanya Yuna. Anehnya, dari sikap yang ditunjukkan Susan hari ini, Yuna merasa hubungan mereka tidak terlalu bagus. Jika hubungan mereka memang bagus, Susan tidak mungkin akan mengatai Be
Yang paling penting sekarang, jika Rainie tidak bisa bekerja sama dengan Fred, dia sudah tidak punya tempat lagi untuk pergi.“Sejujurnya, selama ini aku selalu meneliti tentang cara mengendalikan pikiran orang lain!” jawab Rainie dengan tegas, setelah melalui pemikiran yang matang.Dengan satu jari menyusuri tulang hidungnya, Fred mengulangi ucapan Rainie. “Pikiran?”Kurang lebih Fred mengerti ke mana arah penelitian yang Rainie maksud.“Kamu pasti pernah main boneka yang dikendalikan pakai tali, ‘kan? Kurang lebih seperti it.”“Jadi kamu bisa mengendalikan perilaku orang lain seperti boneka? Terus apa menariknya?!”Fred memiliki ambisi untuk mengendalikan Yuraria, bahkan seluruh dunia. Akan tetapi yang dia inginkan adalah mengendalikan orang lain yang masih hidup, agar mereka tunduk di bawahnya, bukannya boneka yang tidak memiliki pemikirannya sendiri. Apa serunya mengendalikan orang yang mudah untuk dikendalikan.“Oh, jelas ini menarik banget!” kata Rainie. “Aku tahu kamu mau orang
Fred tidak berkomentar ataupun membalasnya. Dia hanya menatap wajah dan mata Rainie dengan serius. Meski tidak berkata apa-apa, dalam hatinya dia tahu setiap tutur kata yang wanita yang ada di depan matanya ini ucapkan sangat akurat. Setelah situasi tenggelam dalam kesunyian singkat, Fred berdeham dan bertanya.“Nama kamu ….”“Rainie.”“Orang itu sudah mati dari beberapa hari yang lalu. Berarti kamu juga sudah lama memegang barang itu, tapi kenapa kamu baru datang sekarang?”“Awalnya aku juga nggak tahu apa ini. Aku terus mencari mencari kalian tapi nggak berhasil. Setelah itu aku ditangkap sama Brandon dan kawan-kawannya.”“Brandon?! Brandon dan temannya?”“Iya! Aku berhasil kabur dengan susah payah dan langsung teringat sama kamu. Aku tahu kamu cuma yang bisa kasih semua yang aku mau. Dan cuma aku yang bisa membantu kamu!” kata Rainie dengan rasa percaya diri yang membumbung tinggi.“Gimana kamu bisa kabur dari mereka?”Perhatian Fred tertuju kepada hal itu. Dia sudah merasakan langs
Sekarang di dalam ruang kantor itu hanya ada Fred dan wanita tersebut. Fred masih tak bergerak di kursinya seraya mengamati wanita itu. Pakaiannya lusuh dan terlihat sangat kasihan meski dia sudah berusaha untuk bersikap elegan.“Kamu ….”“Aku Rainie, bawahannya asisten yang paling kamu percaya itu. Aku pernah bekerja ….”“Aku nggak tertarik kamu siapa. Aku cuma mau tahu apa tujuan kamu datang ke sini? Dari mana kamu tahu aku kepalanya di sini?”“Soal itu, ya. Sebenarnya awalnya aku juga nggak tahu siapa yang bertanggung jawab atas organisasi ini, sampai … aku menemukan kartu nama yang ada bosku pegang.”“Kartu nama apa? Maksud kamu kepingan kecil itu? Itu paling cuma koin untuk main game atau sejenisnya,” kata Fred menyangkal. Dia tentu saja tidak mau secepat itu mengakuinya. Yang dia lakukan sekarang ini adalah menguji apakah Rainie benar-benar tahu sesuatu atau hanya sekadar asal bicara.Akan tetapi Rainie sudah menduga hal seperti ini pasti terjadi. Dia tidak tampak kebingungan dan
“Yang Mulia jangan berpikir begitu. Kita justru saling menguntungkan satu sama lain. Yang Mulia bisa kembali muda, sedangkan aku mendapat kekuasaan penuh. Bukankah begitu lebih bagus?”“Hmph!”Sang Ratu sudah malas membicarakan ini. Namun bagi Fred itu tidak masalah. Selama semua berjalan sesuai dengan rencananya, apa yang ingin dia capai sebentar lagi akan berhasil. Tidak ada lagi seorang pun yang bisa menghentikannya. Di saat itu pula dari luar Fred mendengar suara lirih yang memanggilnya.“Pak Fred!”“Ada apa?”Sebenarnya Fred sedikit kesal karena dia sudah berpesan untuk jangan mengganggu kecuali ada hal penting. Namun lagi-lagi yang datang adalah mereka. Fred masih lebih suka dengan si cacat yang menjadi bos Rainie dan Shane dulu. Meski cacat secara fisik, dia cukup pintar dan banyak membantu Fred. Sayang sekali dia sudah tidak ada …. Tanpa berpikir panjang, Fred melihat di tangan orang itu ada sebuah botol kecil seperti botol parfum yang dijual di luar sana. Perbedaannya, cairan
“Apa lagi ini?”Dalam berkas yang berisikan surat wasiat tersebut tertulis jelas bahwa sang Ratu mengetahui kesehatannya yang makin menurun dan sudah dekat ajalnya, karena itu selagi masih sadar, sang Ratu dengan sukarela menyerahkan posisinya kepada keturunannya, dan Fred diberikan kepercayaan penuh untuk menjadi penasihat mereka.“Kamu masih berani mengaku nggak mau merebut posisiku?! cucuku usianya baru empat tahun, tahu apa merea? Lagi pula bukannya menurunkan ke anakku, tapi malah langsung ke cucuku. Orang waras pasti sudah tahu apa maksudnya ini.”“Nggak juga, cucu Yang Mulia sangat pintar dan punya bakat untuk jadi penguasa yang baik. Saya cuma bertugas memberi nasihat, tapi pada akhirnya kekuasaan tertinggi tetap jatuh kepada mereka. Terkait masalah pewaris, apa Yang Mulia masih nggak sadar juga seperti apa mereka? Mereka sama sekali nggak cocok untuk jadi penguasa!”“Fred, kenapa baru sekarang aku sadar kalau ternyata ambisimu setinggi itu, ya?”“Bukan, Yang Mulia. Yang Mulia
Ketik sang Ratu tersadar, dia sudah berada di atas kasur. Dia berbaring dengan sangat nyaman ditutupi oleh selimut yang rapi. Di sampingnya ada semacam alat medis yang mengeluarkan suara nyaring. Walau demikian, sang Ratu tidak merasa nyaman.“Fred! Fred!” sahutnya.Mengira tidak akan ada yang datang, tak disangka Fred sendiri yang muncul di hadapannya.“Ada yang bisa dibantu, Yang Mulia?”“Lepasin aku!”“Wah, sayang sekali Yang Mulia, tapi nggak bisa! Eksperimennya sudah mau kita jalankan dua hari lagi. Yang Mulia nggak boleh ke mana-mana sampai dua hari ke depan.”“Eksperimen apaan. Kamu cuma mau membunuhku dan mengambil alih jabatanku, bukan?”“Yang Mulia, saya mana berani melakukan itu. Kalau saya membunuh Yang Mulia, apa saya perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk membangun lab dan semua eksperimen ini? Saya benar-benar berniat baik untuk Yang Mulia, tapi Yang Mulia malah terbuai sama omongan si cewek licik itu dan nggak percaya lagi sama saya. Sayang sekali!” kata Fre
“Aku?” kata Chermiko. “Nggak, aku cuma merasa itu terlalu aneh! Apa pun yang keluar dari mulut cewek gila itu, aku ….”Kata-kata yang hendak Chermiko katakan tersangkut di lehernya saat ditatap oleh Shane. Tadinya dia mau bilang tidak akan menganggap serius apa pun yang Rainie katakan, tetapi setelah dipikir-pikir, dia juga akan berpikir hal yang sama dengan Shane.“Oke, mau dia benar-benar bisa menghilang atau nggak, selama masih ada kemungkinan itu benar sekecil apa pun, kita harus cari tahu!” kata Brandon. Dia tidak menganggap ini sebagai sesuatu yang patut ditertawakan. Kalau sampai Rainie melarikan diri, maka bahaya terhadap masyarakat akan sangat besar.“Shane, jaga anak-anak!”Brandon pertama-tama langsung menghubungi Edgar agar dia bisa mengerahkan koneksinya untuk mencari Rainie di setiap sudut kota. ***Pintu kamar di mana Ratu sedang tidur siang diketuk sebanyak tiga kali, kemudian pintu itu dibuka begitu saja tanpa seizinnya. Sang Ratu membuka matanya sejenak dan langsung
“Seaneh apa pun ini pasti ada penjelasannya,” kata Brandon. Dia mengamati bantal di atas kasur itu dan menaruhnya kembali, lalu berkata, “Ayo kita keluar dulu sekarang!”Di kamar itu sudah tidak ada orang dan sudah tidak perlu dikunci lagi. Mereka berdua pun satu per satu keluar dan setela mereka kembali ke tempat Shane berada.“Rainie benar-benar menghilang?” tanya Shane.“Iya,” jawab Chermiko menganggu.“Kok bisa? Apa ada orang lain dari organisasi itu yang menolong dia?”“Aku nggak tahu.”Tidak ada satu orang pun di antara mereka yang tahu mengapa Rainie bisa menghilang. Mereka bertiga sama bingungnya karena tidak ada penjelasan yang masuk di akal. Brandon tak banyak bicara, dia mengerutkan keningnya membayangkan kembali ada apa saja yang dia lihat di kamar itu. Dia merasa ada sesuatu yang mengganjal pikirannya, tetapi dia tidak tahu apa itu.Shane, yang entah sedang memikirkan apa, juga tiba-tiba berkata, “Apa mungkin …? Nggak, itu mustahil ….”“Apaan? Apa yang nggak mungkin?” Cher
Chermiko sudah menahannya sebisa mungkin, tetapi suara gemetar bercampur dengan napas terengah-engah tetap saja menakutkan untuk didengar. Saat mendengar itu, Shane langsung terbelalak dan menyahut, “Apa?!”“Rainie … Rainie nggak ada di kamarnya!” kata Chermiko sembari menunjuk ke belakang.“Ngomong yang jelas, kenapa dia bisa nggak ada?” Ucapan ini datang dari belakang, membuat Chermiko kaget dan menoleh, dan menemukan ternyata Brandon sudah ada di belakangnya entah dari kapan.Brandon baru tidur sebentar dan belum lama terbangun. Semua masalah yang mereka alami membuat kualitas tidurnya terganggu. Anak dan istri tidak ada, dan sekarang ditambah lagi dengan sekian banyak masalah serius yang datang tak habis-habis. Bagaimana dia bisa tidur lelap? Apalagi sekarang ada dua bayi yang entah anaknya atau bukan datang membutuhkan penjagaan.Tidur singkat sudah cukup untuk memulihkan energinya, setelah itu Brandon mandi dan mengganti pakaian, lalu turun untuk melihat anak-anaknya, dan ternyat