Susan masih belum mengerti maksud Chermiko dan hanya berdiri mematung di sana.Chermiko tidak peduli pada semua yang ditawarkan Susan. Sejak dianggap sebagai murid terakhir Kakek Juan, ada begitu banyak tokoh terkemuka yang datang mencarinya. Namun, dia juga tidak meladeni orang-orang itu.Chermiko tahu jelas bahwa dirinya bukanlah murid terakhir Kakek Juan. Meskipun merasa percaya diri pada keterampilan medisnya, dia akan sangat dirugikan apabila melakukan kesalahan dan menyinggung tokoh-tokoh terkemuka itu.Dengan adanya reputasi ini, Chermiko juga mengerti bahwa dia lebih tidak boleh menyetujui siapa pun yang datang meminta bantuannya. Jika kehilangan kemisteriusannya, dia akan terlihat tidak bernilai.“Tuan Chermiko, aku tidak punya niat jahat untuk menipumu. Bukankah kamu belajar keterampilan medis untuk mengobati orang? Keponakanku berumur 20-an tahun dan sudah mencari begitu banyak dokter. Tapi, dokter manapun tidak mampu menyembuhkannya. Kalau bisa menyembuhkannya, kamu pasti a
Dengan adanya kerja sama Brandon, keesokan harinya, Yuna pun menelepon Bella untuk mengundangnya datang ke rumah.Alasan Yuna mengundang Bella datang ke rumah mereka adalah karena Bella tidak begitu suka menerima tatapan orang saat berada di tempat umum. Selain itu, berada di rumah juga bisa membuat orang merasa lebih bebas dan santai.Sementara itu, rumahnya Bella tentu saja tidak cocok. Akan gawat apabila Edgar tiba-tiba pulang lagi atau mengatakan sesuatu untuk mengganggu pengobatan yang akan diberikan Yuna.Benar, pengobatan! Yuna merasa obesitas yang dialami Bella ditimbulkan oleh masalah psikologis yang akhirnya berpengaruh pada fisiknya. Mengenai masalah spesifiknya, dia masih harus memeriksa denyut nadi Bella untuk mengetahui secara pasti.Namun, Yuna tidak ingin mengatakan semua itu sebelum mendapatkan kesimpulannya. Bahkan Brandon juga tidak mengetahui bahwa Yuna adalah murid terakhir Pak Juan. Menurut Yuna, itu hanyalah hubungan guru dan murid yang sangat biasa. Dia hanya me
“Kamu harus sering-sering datang berkunjung!” Yuna tersenyum, lalu mendesaknya, “Ayo dicoba tehnya.”Bella lumayan menyukai teh. Namun, sangat jelas bahwa dia juga mengendalikan diri untuk tidak meminumnya karena dia hanya menyesap sedikit teh itu. Saat hendak meletakkan cangkirnya, dia merasakan sesuatu yang manis. Kemudian, dia berpikir sejenak dan menyesap sedikit teh itu lagi. Setelah itu, dia pun berseru, “Kok manis?”Seruannya itu bukan seruan terkejut, melainkan seruan panik. Dia merasa seperti sudah berbuat kesalahan saja dan segera meletakkan cangkir itu hingga tehnya juga tumpah. Kemudian, dia bertanya, “Kamu taruh gula? Kenapa kamu mau mencelakaiku?”Yuna mengamati reaksi Bella dalam diam, lalu menjawab, “Aku nggak taruh gula, tehnya pada dasarnya sudah manis.”“Mana mungkin! Nggak ada teh yang manis alami. Lagian, aku nggak boleh makan yang manis-manis!” Bella terlihat sangat panik dan sepertinya ingin memuntahkannya. Sebelah tangannya mencekik lehernya sendiri, tetapi dia
Sebenarnya, Bella sendiri juga tidak mengerti kenapa tidak ada seorang pun yang bisa menyelesaikan permasalahannya. Padahal, dia sudah mencari begitu banyak dokter, menerima pengobatan modern dan juga tradisional, pergi ke gym dan sebagainya.Selain gemuk, tubuh Bella juga sangat lemah sehingga dia sering pingsan. Menurut dokter pengobatan tradisional, dia kekurangan darah. Sementara itu, dokter pengobatan modern mengatakan itu disebabkan oleh gangguan hormon dari obesitasnya. Ada banyak orang yang mengatakan hal yang berbeda dan memberikannya berbagai macam pengobatan, tetapi tidak ada satu pun yang efektif.Awalnya, Edgar tidak terlalu membatasi makanannya. Hanya saja, tubuh Bella menjadi semakin buruk dalam dua tahun terakhir. Oleh karena itu, Edgar mulai mengontrolnya dengan ketat seperti sedang melatih prajurit militer.Berhubung Bella tidak bisa berolahraga karena masalah tubuhnya, Edgar pun menggunakan cara membatasi makanannya. Jika tidak makan, bukankah Bella pasti bisa menjad
Saraf yang terlalu tegang juga bisa memengaruhi produksi hormon. Selain itu, apabila Bella tidak menganggap dirinya sebagai pasien dan tidak merasa dirinya seperti sedang berobat, pikirannya pasti bisa menjadi lebih rileks.“Oh, oke.” Bella mengangguk, lalu berkata, “Tapi, ayahku ....”“Untuk sementara, kita jangan kasih tahu ayahmu dulu, ya.” Setelah berpikir sejenak, Yuna pun memutuskan untuk mengingatkan Bella dan melanjutkan, “Anggap saja ... kamu mau memberinya sebuah kejutan.”“Kejutan?”“Benar!” Yuna mengangguk dengan yakin dan berkata, “Kalau kamu bisa meningkatkan kondisimu dan menjadi lebih bugar serta kurus, bukankah itu adalah sebuah kejutan baginya? Kalau nggak ... dia juga nggak akan terlalu kecewa. Benar, ‘kan?”Jika tidak menaruh harapan, seseorang tidak akan kecewa. Yuna berharap Bella bisa terlebih dahulu memperbaiki mentalnya sebelum menyesuaikan fisiknya.Setelah merenung sejenak, Bella mengangguk dengan bersemangat dan menjawab, “Oke!”Ucapan Yuna membuat Bella mer
Setelah tertegun sejenak, Susan masih merasa kebingungan dan bertanya, “Istrinya Pak Brandon? Siapa itu?”“Saya juga tidak jelas. Nona Bella itu temannya istri Pak Brandon. Dia diundang untuk pergi bertamu ke sana,” jawab pelayan itu. Dia tidak tahu jelas dan tidak berani berbicara terlalu banyak.“Istrinya ....”Sebelum Susan bisa menebak siapa orangnya, Chermiko sudah terlebih dahulu bertanya, “Apa maksudmu Yuna?”Dari semua orang bernama Brandon yang paling terkenal di Kanita dan mungkin memiliki hubungan dengan Edgar hanyalah Brandon Setiawan. Istrinya Brandon .... Heh, Chermiko tidak mungkin melupakan wanita itu! Ternyata yang namanya musuh memang sering bertemu.“Se ... sepertinya begitu.” Sebagai pelayan, mereka tidak berani bertanya terlalu banyak tentang urusan Bella. Hanya saja, dia sepertinya pernah mendengar nama Yuna.“Tuan Chermiko kenal dengannya?” tanya Susan dengan penasaran karena Chermiko bisa menebak dengan tepat.Chermiko tersenyum dingin dan menjawab, “Bukan hanya
Setelah mengunyah dengan pelan, Bella pun merasakan kelezatan yang tidak pernah dia rasakan saat makan biasanya. Hal ini membuatnya merasa sangat puas.Selesai makan, Yuna membuatkan segelas jus plum dan berkata, “Minumnya pelan-pelan, ya.”“Apa aku boleh minum ini?” tanya Bella dengan bingung setelah mencium aromanya.“Apa kamu nggak percaya sama aku?” tanya Yuna.Bella menggeleng. Justru karena percaya pada Yuna, dia bersedia membiarkan Yuna menyesuaikan tubuhnya dan menikmati makan siang yang menggembirakan tadi.“Sudah lama aku nggak merasakan perasaan seperti ini,” ujar Bella dengan penuh perasaan. Hari ini, dia merasa dirinya akhirnya berdamai dengan makanan. Dia bukan lagi seperti sedang berperang dengan makanan. Dia membutuhkan makanan, sedangkan makanan juga bisa memuaskan kebutuhannya. Semuanya sangat pas dan indah.Setelah menyesap jus plum itu, rasa manis menyebar ke seluruh mulutnya. Bella memejamkan mata untuk menikmati rasa jus plum itu dan tersenyum tulus.Pada saat ini
Yuna tidak menyangka ternyata Chermiko datang bersama Susan. Orang yang diizinkannya masuk hanyalah tantenya Bella, bukan Chermiko. Namun, berhubung Chermiko sudah masuk, dia tidak mungkin langsung mengusir Chermiko di depan tamu.Yuna pun tersenyum, lalu berkata, “Benar. Ternyata memang sial, minum air pun bisa tersedak dan lagi di rumah juga bisa kedatangan orang menyebalkan.”Begitu Yuna dan Chermiko bertemu, percikan api langsung timbul dan suasananya juga menjadi tegang. Meskipun tidak mengetahui apa hubungan mereka, Susan merasa ada yang tidak beres. Awalnya, dia mengira Chermiko mengenal Yuna dan tahu di mana rumah Yuna karena mereka berteman. Setelah tiba di rumah ini, kunjungan Chermiko malah langsung ditolak. Susan pun merasa keduanya mungkin bukanlah teman. Sekarang, begitu kedua orang ini bertemu, mereka malah langsung saling menyindir. Hal ini benar-benar sangat aneh.Susan menatap Chermiko yang terlihat tersenyum, tetapi menyembunyikan amarah di matanya, lalu melirik ny
Saat Rainie bilang begitu, ekspresi yang terlihat di wajah Fred langsung berubah menjadi serius.“Ikut aku!” katanya.Rainie terus berjalan mengikuti Fred, mereka masih berada di lantai yang sama, tetapi mereka masuk ke sebuah ruangan lain. Selagi Rainie menutup kembali pintu ruangan itu, Fred duduk dan bertanya padanya, “Obat yang tadi kamu bilang itu maksudnya obat yang bisa bikin badan jadi nggak kelihatan?”“Iya! Tadi aku baru dapat kabar, kemungkinan dalam dua hari ini aku bisa dapat resepnya. Bukanya aku nggak mau kerja di lab, tapi aku takut kelewatan informasi penting.”“HP-mu ada di sini,” kata Fred. “Kalau ada apa-apa, aku bakal kasih tahu kamu segera.”“Tapi …,” Rainie berhenti sejenak dan melanjutkan dengan nada bicara yang pelan, “Cuma aku yang bisa mengendalikan pikirannya. Dia cuma mendengar perintahku. Aku takut kalau bukan aku, nanti bakal berpengaruh ke hipnotisnya. Bisa saja dia jadi sadar dan aku gagal dapat resepnya.”“Rainie, kamu sudah berani mengancamku, ya?”Se
“….”Berbagai macam protes dapat mereka dengar di sana. Rianie juga mengernyit tidak menyangka dia akan dipanggil secara tiba-tiba begini. Namun, Fred mengangkat kedua tangannya meminta mereka semua untuk tetap tenang, lalu dia berbicara, “Karena eksperimen ini sangat rumit dan mudah terjadi kesalahan, jadi mulai sekarang kalian semua harus bersiap-siap yang baik. Alasan lainnya … aku pernah bilang aku paling nggak suka dikhianati, dan orang yang bermulut ember. Jadi untuk menjamin keberhasilan eksperimen ini, tolong kerja sama dari kalian semua. Tapi jangan khawatir, soal kebutuhan dasar seperti makan dan minum pasti sudah kusiapkan. Tapi dengan syarat, semua perangkat komunikasi akan kusita sebentar!”Begitu Fred selesai berbicara, langsung ada orang yang maju dan menyerahkan semua barang bawaannya. Ponsel Rainie juga tentunya disita. Sebenarnya, sebelum ini pun, semua yang masuk ke lab tidak diperkenankan untuk membawa perangkat komunikasi apa pun, jadi kebanyakan yang disita kali i
Taka lama setelah Rainie menutup telepon, orang yang diutus oleh Fred datang memanggilnya, meminta dia untuk pergi ke lab. Panggilan yang terkesan terburu-buru membuat Rainie sedikit cemas apa mungkin terjadi sesuatu di sana.Apakah Rainie tidak memiliki ambisinya sendiri? Tentu ada. Jika dia berhasil membuat obat menghilang itu dan bisa menggunakan hipnotisnya dengan lebih baik, dia tidak perlu bergantung kepada Fred lagi. Selama Rainie memiliki dua hal itu, dia bisa melindungi dirinya sendiri dan tidak perlu takut untuk mengelilingi dunia lagi.Rainie tidak pernah tertarik dengan iming-iming kehidupan abadi. Di matanya, kehidupan abadi hanyalah impian kosong. Kalaupun menemukan satu orang lagi yang cocok, intinya mereka tetaplah dua orang yang berbeda, bagaimana mungkin bisa berpindah menjadi satu tubuh yang sama? Dengan teknologi yang maju seperti sekarang pun, donor organ saja masih bisa menunjukkan adanya gejala ketidakcocokkan, apalagi mentransfer jiwa yang abstrak.Namun tentu R
“Lho, bukannya dia ada di sana? Tunggu, kamu tahu dari mana anakmu ada di istana negara Yuraria? Siapa yang bilang begitu?”“.…”Sane jadi terbawa emosi karena tiba-tiba anaknya tidak diketahui keberadaannya, sampai-sampai dia kehilangan akal sehat dan baru sadar ketika ditanya balik oleh Rainie. Benar juga, Shane tahu dari mana kalau Nathan ada di sana? Dia tentu tidak bisa bilang kalau Ross yang memberi tahu.”“Aku … dari informasi yang Brandon dapat, dia bilang Nathan nggak ada di sana. Rainie, kan kamu sudah dipercaya sama Fred. Tolong bantu aku cari tahu keberadaan Nathan.”“Brandon?!”Benar Brandon memang selama ini terus mencari di mana Nathan berada, tetapi tidak pernah ada temuan yang berarti, jadi Shane menggunakan alasan itu untuk meyakinkan Rainie.“Kamu percaya sama omongan dia? Memangnya dia pernah pergi cari langsung ke istana negara sana? Apa dia ada ngajak kamu untuk nyari ke sana? Atau dia punya saudara di istana? Sekarang dia saja nggak bisa menolong istrinya sendiri
“Bukan begitu. Maksudku, istana negara kan besar, apa mungkin ….”“Nggak mungkin!” sela Ross, lalu tanpa ragu dia berkata, “Aku lahir dan tumbuh besar di sana. Seberapa besar tempat itu, bahkan sampai ada berapa ekor semut pun aku tahu. Kalau memang ada anak yang kamu maksud itu, aku pasti sudah lihat!”“.…”Mendengar itu, tatapan di kedua mata Shane langsung hampa dan dia tampak sedang berpikir dalam. Jelas sekali bantahan Ross memberikan pukulan yang sangat dalam baginya. Selama ini dia berasumsi Nathan ada di istana kerajaan Yuraria dan yakin kalau dia baik-baik saja meski tidak bisa melihatnya secara langsung. Selama Shane memiliki cara untuk menyelamatkannya, ayah dan anak bisa bersatu kembali, tetapi sayang Shane harus menelan fakta pahit bahwa Nathan tidak ada di sana.Lantas jika Nathan tidak ada di sana, ada di manakah dia?Ross jadi tidak enak hati melihat Shane begitu kecewa. “Jangan sedih dulu. Kalau nggak ada di istana, mungkin dia disembunyikan di tempat lain. Kalau Fred
Ross terlihat santai santai meyeruput kopinya di ruang tamu, tetapi Shane tidak demikian. Dia terus mengubah tayangan di TV karena tidak bisa diam untuk menikmati suatu tayangan dengan tenang dari awal sampai habis.“Hey, nggak usah panik begitulah, santai saja!” kata Ross.“Aku juga maunya begitu, bisa duduk santai sambil ngopi kayak kamu. Tapi masalahnya aku nggak bisa.”“Ah, kondisi kita sekarang memang agak rumit, tapi jangan sampai gara-gara ini suasana hati kamu adi rusak,” kata Ross sembari menawarkan kudapan ke Shane. “Paling nggak untuk sekarang kita nggak sepenuhnya pasif. Iya, ‘kan?”Dengan kondisi di saat itu, Shane tidak ada nafsu untuk menyantap kudapan yang Ross tawarkan padanya. Dia hanya menatap wajah Ross dan hendak mengatakan sesuatu, tetapi kemudian dia menariknya kembali.“Tadi kamu mau ngomong sesuatu?” tanya Ross.Terbukti, dari tadi Ross memang memperhatikan Shane. Meski TV menyala, Ross tidak fokus ke sana dan malah terus menatap Shane yang beberapa kali sudah
Pernyataan itu membuat Yuna terkesiap. Dia sangat tidak menyangka Fred malah melindungi Rainie. Dari yang Yuna pikirkan selama ini , semestinya Fred tidak peduli dengan Rainie karena pada awalnya pun Fred sudah membuang Rainie di lab yang lama. Jika tidak begitu, untuk apa Rainie harus bersusah payah datang ke sini dan membuktikan dirinya kepada Fred.“Kamu pasti berpikir aku bakal membuang dia tanpa berat hati, ‘kan? Sayangnya kamu salah. Dia itu cukup pintar dan setia. Bagiku dia masih sangat berguna, jadi untuk apa kubuang? Masalah kamu mau menurut atau nggak, itu bukan kamu yang menentukan. Jangan terlalu lugu jadi orang! Bawa si tua bangka ini pergi, taruh dia di tempat terpisah!”Dari ucapannya itu, sudah jelas Fred tidak ada niat untuk membebaskan Juan.“Kamu sama saja dengan mencari masalah kalau nggak membebaskan guruku,” kata Yuna bermaksud mengingatkan bahwa akibatnya akan serius jika Fred masih tidak mau membebaskan Juan.“Masa iya? Tapi aku paling nggak takut sama yang nam
“Apa maksudmu?” tanya Fred.“Ingat, sebesar apa pun otoritas yang kedutaan punya, pada akhirnya mereka tetap harus tunduk sama hukum negara setempat. Hilangnya aku mungkin nggak begitu dipedulikan sama negara, tapi beda cerita dengan guruku. Guruku ini sangat dihormati banyak orang dan sudah banyak pejabat tinggi negara yang pernah dia tolong. Cuma menghilang satu atau dua hari saja mungkin belum ada yang sadar, tapi lama-lama pasti ada orang yang melapor ke polisi. Tinggal kita lihat saja bakal sebesar apa kehebohannya. Apa nanti kamu masih bisa menjalankan eksperimen kamu dengan tenang?”Kalimat terakhir memberikan dampak yang sangat serius terhadap Fred. Eksperimen itulah yang sangat dia pedulikan di antara banyak hal lainnya.“Kamu pikir aku takut sama pemerintah kalian yang nggak bisa kerja itu?”“Ha, kalau nggak takut, kenapa kamu harus sembunyi-sembunyi begini? Lagi pula mereka bukan pejabat yang nggak bisa kerja. Kalau kamu masih nggak mau membebaskan guruku, tunggu saja. Nanti
“Oh, jadi dari tadi kamu ngomong panjang lebar intinya cuma itu,” ujar Yuna sembari bersandar ke belakang dan kedua tangan bersila di depan adanya. “Bukannya kamu selalu bilang kamu yang paling hebat? Kenapa cuma catatan eksperimen saja kamu nggak bisa?”“Nggak usah congkak, itu juga bukan hasil jerih payahmu sendiri saja, tapi seluruh ilmuwan yang ada di lab kita dulu,” ucap Rainie menepis. “Waktu itu kamu yang bawa pergi catatannya dan database lab juga sudah rusak. Daripada kamu mati tanpa mewariskan apa-apa, mending kasih aku saja, biar aku yang memanfaatkannya!”Rainie sangat menginginkan catatan itu, tetapi di tahu catatan itu masih dipegang oleh Yuna, dan Yuna jelas tidak akan semudah itu memberikannya kepada orang lain, apalagi Rainie. Catatan eksperimen itu akan sangat berguna sebagai fondasi bagi eksperimen lain di masa depan. Rainie mana rela membiarkan Yuna menyimpan itu untuk dirinya sendiri saja. Sekarang mau tidak mau Rainie mengancamnya dengan membawa-bawa nama Brandon