Berhubung Yuna sudah berbicara seperti ini, Delon tidak lagi melanjutkan makannya dan mengatakan, “Sebenarnya aku yang mengusulkan untuk melakukan penelitian ini. Aku rasa kamu juga tahu masalah ini.” Delon menurunkan sendok garpu di tangan dan berbicara dengan sangat serius.Yuna mengangguk dan tidak berbicara. Delon pun melanjutkan, “Waktu itu semua hanyalah pemikiranku saja. Aku sudah terbiasa melihat banyak jenis pasien dan menghadapi hidup dan mati. Mati itu tidak menakutkan, hal yang lebih menakutkan adalah disiksa oleh penyakit. Yang paling kasihan adalah anak-anak yang dipaksa untuk makan obat dan juga lansia yang mengalami penyakit komplikasi ….”Delon menghela napas merasa sangat bersedih. Yuna pun terdiam. Dia juga bisa merasakan apa yang dirasakan Delon. Disiksa penyakit memang sangatlah menderita.“Kemudian aku berpikir seandainya aku bisa menghubungkan obat-obatan ke dalam kehidupan sehari-hari. Bisa jadi, tanpa disadari, mereka pun bisa disembuhkan.” Kepikiran hal ini, k
Tentu saja, Brandon juga percaya dengan Yuna. Dia merasa Yuna pasti akan berhasil dalam penelitian ini. Selain itu, dana Grup Setiawan sangatlah banyak, mereka juga tidak takut rugi jika penelitian nantinya akan berakhir gagal.Buktinya, saat Yuna mengajukan untuk mundur dari penelitian, Grup Setiawan juga hendak mencabut dananya. Brandon tidak peduli dengan uang kecil itu.“Yuna, sebentar lagi penelitian akan berhasil. Apa kamu rela untuk menyerah pada saat seperti ini?” Delon kembali bertanya dengan tulus, “Penelitian ini bukan hanya jerih payahku saja, juga ada jerih payahmu di dalamnya! Aku tahu kamu juga sangat yakin dengan penelitian ini. Apalagi Grup Setiawan sudah memasukkan dana yang begitu banyak. Apa kamu tidak merasa sayang untuk menyerah?”Sesungguhnya, selain tekanan dari atasan, Delon lebih merasa tidak rela.Penelitian berjalan setahap demi setahap hingga tahap ini. Delon merasa keberhasilan sudah di depan mata. Semuanya hanya tersisa satu langkah lagi, hanya sisa sedik
“Yuna, Yuna ….” Delon tak berhenti memanggilnya, tetapi Yuna tak bermaksud untuk berhenti. Saat dia sedang ragu untuk mengejar Yuna atau tidak, Shane malah menahan pergelangan tangannya. “Pak Delon, beri dia sedikit waktu untuk berpikir.”“Tapi ….” Saat Delon merasa ragu, tidak terlihat lagi bayangan Yuna di dalam restoran.Jadi, Delon terpaksa duduk kembali. Dia berbicara dengan membelalaki Shane, “Tuan Shane, apa kamu tidak tahu betapa mendesaknya proyek ini? Apa kamu berencana untuk mengacaukan proyek ini?”“Kenapa kamu berbicara seperti ini?” Shane mendorong kacamatanya ke atas, lalu menunjukkan senyuman di wajahnya. “Jangan lupa, sekarang aku adalah investor dalam proyek ini. Aku sudah memasukkan uangku dalam proyek ini. Apa mungkin aku berharap proyek ini akan gagal? Hanya saja, aku merasa kamu menggunakan cara yang salah untuk mempertahankan Yuna.”“Apa maksudmu?” Delon merasa tidak mengerti.“Aku cukup kenal dengan Yuna. Kalau dia mulai mencurigai tujuan penelitian kalian, dia
Delon tertegun sejenak, lalu mengeluarkan suara tawa. “Lugu sekali! Apa Tuan Shane sedang bercanda? Apa kamu tidak tahu apa kegunaan dari penelitian ini? Apa Bos tidak beri tahu kamu? Seandainya masalah ini sampai ketahuan sama Yuna, apa kamu rasa dia akan melanjutkan penelitian?”“Kenapa tidak?” tanya Shane kembali. “Kamu hanya perlu beri tahu dia, demi keselamatan dan keberhasilan penelitian, semua obat yang mengandung racun akan dieliminasi. Kalian hanya akan menjalankan penelitian yang berguna untuk membugarkan dan mengobati pasien.”Seusai berbicara, kedua mata Delon pun terbelalak. “Mana mungkin!”“Tuan Shane, kamu suruh aku membohonginya? Dia tidak mungkin akan tertipu dengan gampangnya! Lagi pula, penelitian ini harus diselesaikan olehnya. Tidak ada artinya aku membohonginya!”Delon merasa Shane sangatlah lugu. Apa dia merasa Yuna bisa dibohongi dengan gampangnya? Jika Yuna bisa dikelabui, apa mungkin Delon akan merasa sakit kepala seperti ini?“Sejak kapan aku suruh kamu membo
Pagi-pagi, ketika Stella pergi ke studio, dia menyadari pintu studio dalam keadaan terbuka dan lampu dalam keadaan menyala. Bahkan, terdengar suara mesin eksperimen di dalam ruangan. Stella merasa bingung. Dia sedang berpikir kembali apakah dirinya lupa mematikan semuanya semalam.Alhasil, baru saja Stella berjalan beberapa langkah, terdengar ada suara dari dalam sana. Salah satu ruang eksperimen dalam keadaan tertutup. Ada orang di dalam sana.Selain bahan wewangian, studio mereka hanya memiliki tanaman saja. Harga mesin-mesin di dalam studio memang tidaklah murah, tetapi tidaklah gampang untuk dipindahkan, apalagi dijual. Sepertinya tidak mungkin studio mereka kemalingan?Lantaran berpikir seperti ini, Stella mencondongkan kepalanya hendak pergi membuka pintu. Dia memutar gagang pintu dan pintu pun didorong.Suara di dalam ruangan berhenti dalam sesaat. Stella melihat sekilas, lalu berkata, “Lho! Kenapa kamu bisa ke sini?”Stella sungguh tidak menyangka ternyata orang di dalam ruanga
Beberapa saat ini Yuna sibuk dengan masalah di institut penelitian. Dia juga tidak sempat untuk mengurus masalah studio. Apalagi Yuna juga tidak tertarik dengan proyek seperti ini. Jadi, dia pun memilih untuk menolaknya.Yuna berjalan ke depan, lalu menuangkan segelas air dan meneguknya. Dia memalingkan kepalanya baru menyadari Stella masih sedang mengikutinya. Sepertinya ada yang ingin dikatakan Stella kepadanya.“Ada apa?”“Tapi orderan itu dari keluarga kerajaan. Kalau ditolak … sepertinya agak nggak memungkinkan.”Seandainya klien mereka adalah orang kaya biasa, semuanya juga tidak masalah. Namun mereka berasal dari keluarga kerajaan Negara Yuraria. Jadi, jika menolak orderan mereka, nantinya malah dianggap tidak menghormati mereka.“Memangnya ada apa dengan keluarga kerajaan? Bilang saja kita nggak sanggup untuk melakukannya.”Yuna juga tidak peduli dengan keluarga kerajaan itu. Lagi pula, dia tidak pernah kepikiran untuk mengembangkan kariernya di Negara Yuraria. Justru karena kl
“Hei!” Suara dingin itu mengejutkan Chermiko. Dia spontan melangkah mundur, lalu terdengar lagi ucapan selanjutnya. “Mohon jauhi mobilku!”Chermiko terdiam membisu. Dia melihat sekeliling, tetapi dia tidak bisa menemukan batang hidung orang itu. Kemudian, tatapan Chermiko tertuju pada kamera CCTV kecil dan speaker di depan pintu gerbang. Sepertinya suara berasal dari tempat itu.Berhubung merasa penasaran, Chermiko berjalan maju beberapa langkah, lalu mengangkat kepalanya untuk melihat kamera CCTV. Kemudian, dia mengangkat jarinya menunjuk mobil sport tersebut. “Mobil ini … punyamu?”Di dalam studio.Yuna melihat wajah di depan monitor tiba-tiba membesar. Dia pun merasa sangat lucu. Stella yang berada di samping langsung tertawa keras.“Dia … lucu juga!”“Kalau bukan punyaku, memangnya punyamu? Jauhi mobilku! Kalau nggak, aku akan lapor polisi!” ucap Yuna dengan tidak sungkan.Seumur hidup Chermiko, dia tidak pernah diperlakukan seperti ini. Apa mereka mengira dirinya hendak mencuri mo
Waktu itu di depan institut penelitian, Chermiko menceramahi Yuna apa-apa saja yang tidak seharusnya dia lakukan. Chermiko juga memaksanya untuk mundur dari tim penelitian. Kali ini, si lelaki menjengkelkan ini malah datang ke studionya. Jika Chermiko mengatakan dirinya hanya kebetulan melewati tempat ini, sepertinya Yuna tidak akan memercayainya.“Kalau aku bilang aku lewat, apa kamu akan percaya?”Yuna hanya tertawa. “Hehe ….”Setelah tertawa, Yuna juga tidak berbicara lagi. Dia menatap Chermiko, lalu menunjukkan senyuman sinis di wajahnya.Aneh sekali! jelas-jelas Chermiko hanya melewati tempat ini, kenapa dia malah merasa gugup ketika dipandang si wanita? Seolah-olah dirinya sedang mencari alasan saja.Kepikiran hal ini, Chermiko langsung membusungkan dadanya, lalu menunjuk mobil di depan sana. “itu mobilmu?”Yuna mengalihkan pandangannya melihat ke arah yang ditunjuk Chermiko. “Memangnya kenapa kalau iya?” Beberapa saat kemudian, Yuna melanjutkan, “Memangnya kenapa juga kalau buka
Yang paling penting sekarang, jika Rainie tidak bisa bekerja sama dengan Fred, dia sudah tidak punya tempat lagi untuk pergi.“Sejujurnya, selama ini aku selalu meneliti tentang cara mengendalikan pikiran orang lain!” jawab Rainie dengan tegas, setelah melalui pemikiran yang matang.Dengan satu jari menyusuri tulang hidungnya, Fred mengulangi ucapan Rainie. “Pikiran?”Kurang lebih Fred mengerti ke mana arah penelitian yang Rainie maksud.“Kamu pasti pernah main boneka yang dikendalikan pakai tali, ‘kan? Kurang lebih seperti it.”“Jadi kamu bisa mengendalikan perilaku orang lain seperti boneka? Terus apa menariknya?!”Fred memiliki ambisi untuk mengendalikan Yuraria, bahkan seluruh dunia. Akan tetapi yang dia inginkan adalah mengendalikan orang lain yang masih hidup, agar mereka tunduk di bawahnya, bukannya boneka yang tidak memiliki pemikirannya sendiri. Apa serunya mengendalikan orang yang mudah untuk dikendalikan.“Oh, jelas ini menarik banget!” kata Rainie. “Aku tahu kamu mau orang
Fred tidak berkomentar ataupun membalasnya. Dia hanya menatap wajah dan mata Rainie dengan serius. Meski tidak berkata apa-apa, dalam hatinya dia tahu setiap tutur kata yang wanita yang ada di depan matanya ini ucapkan sangat akurat. Setelah situasi tenggelam dalam kesunyian singkat, Fred berdeham dan bertanya.“Nama kamu ….”“Rainie.”“Orang itu sudah mati dari beberapa hari yang lalu. Berarti kamu juga sudah lama memegang barang itu, tapi kenapa kamu baru datang sekarang?”“Awalnya aku juga nggak tahu apa ini. Aku terus mencari mencari kalian tapi nggak berhasil. Setelah itu aku ditangkap sama Brandon dan kawan-kawannya.”“Brandon?! Brandon dan temannya?”“Iya! Aku berhasil kabur dengan susah payah dan langsung teringat sama kamu. Aku tahu kamu cuma yang bisa kasih semua yang aku mau. Dan cuma aku yang bisa membantu kamu!” kata Rainie dengan rasa percaya diri yang membumbung tinggi.“Gimana kamu bisa kabur dari mereka?”Perhatian Fred tertuju kepada hal itu. Dia sudah merasakan langs
Sekarang di dalam ruang kantor itu hanya ada Fred dan wanita tersebut. Fred masih tak bergerak di kursinya seraya mengamati wanita itu. Pakaiannya lusuh dan terlihat sangat kasihan meski dia sudah berusaha untuk bersikap elegan.“Kamu ….”“Aku Rainie, bawahannya asisten yang paling kamu percaya itu. Aku pernah bekerja ….”“Aku nggak tertarik kamu siapa. Aku cuma mau tahu apa tujuan kamu datang ke sini? Dari mana kamu tahu aku kepalanya di sini?”“Soal itu, ya. Sebenarnya awalnya aku juga nggak tahu siapa yang bertanggung jawab atas organisasi ini, sampai … aku menemukan kartu nama yang ada bosku pegang.”“Kartu nama apa? Maksud kamu kepingan kecil itu? Itu paling cuma koin untuk main game atau sejenisnya,” kata Fred menyangkal. Dia tentu saja tidak mau secepat itu mengakuinya. Yang dia lakukan sekarang ini adalah menguji apakah Rainie benar-benar tahu sesuatu atau hanya sekadar asal bicara.Akan tetapi Rainie sudah menduga hal seperti ini pasti terjadi. Dia tidak tampak kebingungan dan
“Yang Mulia jangan berpikir begitu. Kita justru saling menguntungkan satu sama lain. Yang Mulia bisa kembali muda, sedangkan aku mendapat kekuasaan penuh. Bukankah begitu lebih bagus?”“Hmph!”Sang Ratu sudah malas membicarakan ini. Namun bagi Fred itu tidak masalah. Selama semua berjalan sesuai dengan rencananya, apa yang ingin dia capai sebentar lagi akan berhasil. Tidak ada lagi seorang pun yang bisa menghentikannya. Di saat itu pula dari luar Fred mendengar suara lirih yang memanggilnya.“Pak Fred!”“Ada apa?”Sebenarnya Fred sedikit kesal karena dia sudah berpesan untuk jangan mengganggu kecuali ada hal penting. Namun lagi-lagi yang datang adalah mereka. Fred masih lebih suka dengan si cacat yang menjadi bos Rainie dan Shane dulu. Meski cacat secara fisik, dia cukup pintar dan banyak membantu Fred. Sayang sekali dia sudah tidak ada …. Tanpa berpikir panjang, Fred melihat di tangan orang itu ada sebuah botol kecil seperti botol parfum yang dijual di luar sana. Perbedaannya, cairan
“Apa lagi ini?”Dalam berkas yang berisikan surat wasiat tersebut tertulis jelas bahwa sang Ratu mengetahui kesehatannya yang makin menurun dan sudah dekat ajalnya, karena itu selagi masih sadar, sang Ratu dengan sukarela menyerahkan posisinya kepada keturunannya, dan Fred diberikan kepercayaan penuh untuk menjadi penasihat mereka.“Kamu masih berani mengaku nggak mau merebut posisiku?! cucuku usianya baru empat tahun, tahu apa merea? Lagi pula bukannya menurunkan ke anakku, tapi malah langsung ke cucuku. Orang waras pasti sudah tahu apa maksudnya ini.”“Nggak juga, cucu Yang Mulia sangat pintar dan punya bakat untuk jadi penguasa yang baik. Saya cuma bertugas memberi nasihat, tapi pada akhirnya kekuasaan tertinggi tetap jatuh kepada mereka. Terkait masalah pewaris, apa Yang Mulia masih nggak sadar juga seperti apa mereka? Mereka sama sekali nggak cocok untuk jadi penguasa!”“Fred, kenapa baru sekarang aku sadar kalau ternyata ambisimu setinggi itu, ya?”“Bukan, Yang Mulia. Yang Mulia
Ketik sang Ratu tersadar, dia sudah berada di atas kasur. Dia berbaring dengan sangat nyaman ditutupi oleh selimut yang rapi. Di sampingnya ada semacam alat medis yang mengeluarkan suara nyaring. Walau demikian, sang Ratu tidak merasa nyaman.“Fred! Fred!” sahutnya.Mengira tidak akan ada yang datang, tak disangka Fred sendiri yang muncul di hadapannya.“Ada yang bisa dibantu, Yang Mulia?”“Lepasin aku!”“Wah, sayang sekali Yang Mulia, tapi nggak bisa! Eksperimennya sudah mau kita jalankan dua hari lagi. Yang Mulia nggak boleh ke mana-mana sampai dua hari ke depan.”“Eksperimen apaan. Kamu cuma mau membunuhku dan mengambil alih jabatanku, bukan?”“Yang Mulia, saya mana berani melakukan itu. Kalau saya membunuh Yang Mulia, apa saya perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk membangun lab dan semua eksperimen ini? Saya benar-benar berniat baik untuk Yang Mulia, tapi Yang Mulia malah terbuai sama omongan si cewek licik itu dan nggak percaya lagi sama saya. Sayang sekali!” kata Fre
“Aku?” kata Chermiko. “Nggak, aku cuma merasa itu terlalu aneh! Apa pun yang keluar dari mulut cewek gila itu, aku ….”Kata-kata yang hendak Chermiko katakan tersangkut di lehernya saat ditatap oleh Shane. Tadinya dia mau bilang tidak akan menganggap serius apa pun yang Rainie katakan, tetapi setelah dipikir-pikir, dia juga akan berpikir hal yang sama dengan Shane.“Oke, mau dia benar-benar bisa menghilang atau nggak, selama masih ada kemungkinan itu benar sekecil apa pun, kita harus cari tahu!” kata Brandon. Dia tidak menganggap ini sebagai sesuatu yang patut ditertawakan. Kalau sampai Rainie melarikan diri, maka bahaya terhadap masyarakat akan sangat besar.“Shane, jaga anak-anak!”Brandon pertama-tama langsung menghubungi Edgar agar dia bisa mengerahkan koneksinya untuk mencari Rainie di setiap sudut kota. ***Pintu kamar di mana Ratu sedang tidur siang diketuk sebanyak tiga kali, kemudian pintu itu dibuka begitu saja tanpa seizinnya. Sang Ratu membuka matanya sejenak dan langsung
“Seaneh apa pun ini pasti ada penjelasannya,” kata Brandon. Dia mengamati bantal di atas kasur itu dan menaruhnya kembali, lalu berkata, “Ayo kita keluar dulu sekarang!”Di kamar itu sudah tidak ada orang dan sudah tidak perlu dikunci lagi. Mereka berdua pun satu per satu keluar dan setela mereka kembali ke tempat Shane berada.“Rainie benar-benar menghilang?” tanya Shane.“Iya,” jawab Chermiko menganggu.“Kok bisa? Apa ada orang lain dari organisasi itu yang menolong dia?”“Aku nggak tahu.”Tidak ada satu orang pun di antara mereka yang tahu mengapa Rainie bisa menghilang. Mereka bertiga sama bingungnya karena tidak ada penjelasan yang masuk di akal. Brandon tak banyak bicara, dia mengerutkan keningnya membayangkan kembali ada apa saja yang dia lihat di kamar itu. Dia merasa ada sesuatu yang mengganjal pikirannya, tetapi dia tidak tahu apa itu.Shane, yang entah sedang memikirkan apa, juga tiba-tiba berkata, “Apa mungkin …? Nggak, itu mustahil ….”“Apaan? Apa yang nggak mungkin?” Cher
Chermiko sudah menahannya sebisa mungkin, tetapi suara gemetar bercampur dengan napas terengah-engah tetap saja menakutkan untuk didengar. Saat mendengar itu, Shane langsung terbelalak dan menyahut, “Apa?!”“Rainie … Rainie nggak ada di kamarnya!” kata Chermiko sembari menunjuk ke belakang.“Ngomong yang jelas, kenapa dia bisa nggak ada?” Ucapan ini datang dari belakang, membuat Chermiko kaget dan menoleh, dan menemukan ternyata Brandon sudah ada di belakangnya entah dari kapan.Brandon baru tidur sebentar dan belum lama terbangun. Semua masalah yang mereka alami membuat kualitas tidurnya terganggu. Anak dan istri tidak ada, dan sekarang ditambah lagi dengan sekian banyak masalah serius yang datang tak habis-habis. Bagaimana dia bisa tidur lelap? Apalagi sekarang ada dua bayi yang entah anaknya atau bukan datang membutuhkan penjagaan.Tidur singkat sudah cukup untuk memulihkan energinya, setelah itu Brandon mandi dan mengganti pakaian, lalu turun untuk melihat anak-anaknya, dan ternyat