Satunya obat untuk tidur, satunya lagi obat perangsang. Seharusnya efek obat ketiga itu berada di tengah-tengah?Tentu saja, semua ini hanyalah tebakan Brandon saja. Yuna juga langsung menggeleng. “Bukan! Kamu pasti nggak kepikiran. Obat ketiga itu racun!”“Ra … cun ….” Kedua mata Brandon terbelalak. Dia juga kehilangan ketertarikannya untuk bercanda lagi. Dia memiringkan kepalanya untuk melihat Yuna. “Bukannya kamu bilang penelitian ini dilakukan demi mengobati penyakit, demi meringankan penderitaan orang-orang? Kemudian, kalian ingin mengembangkan ilmu pengobatan tradisional?”“Memang iya, tapi kata mereka, racun juga termasuk dalam jenis obat herbal.”“Sembarangan!” Brandon merasa agak marah. Bukankah mereka lagi asal bicara?Yuna tersenyum ringan. “Mereka juga bukan lagi asal bicara. Di dalam obat herbal memang ada beberapa jenis obat yang mengandung racun. Katanya racun bisa melawan racun, jadi ucapan mereka nggak salah. Racun di pengobatan tradisional memang bisa mengobati penyak
Brandon tidak ingin Yuna terlalu banyak pikiran. Bagaimanapun, dia sedang berbadan dua, kondisi tubuhnya lebih lemah. Apalagi Yuna sangatlah pintar, terkadang Brandon tidak perlu mengatakan terlalu banyak, Yuna pun bisa memahaminya.Setelah menghela napas panjang, Brandon pun berkata, “Mengenai masalah Shane, aku akan mencari tahu apa yang terjadi, kamu tidak usah berpikir kebanyakan. Jika proyek ini terasa aneh, lebih baik dihentikan saja. Aku akan menarik danaku dan keluar dari proyek ini. Aku ingin lihat bagaimana mereka bisa melanjutkannya!”“Tapi ….”“Tidak ada tapi-tapian!” Kedua tangan diletakkan di atas pundak Yuna. Ini pertama kalinya Brandon menghalangi Yuna melakukan sesuatu dengan tegas.Dulu tak peduli apa pun yang ingin dilakukan Yuna, Brandon pasti akan mendukungnya. Namun kali ini, Brandon tidak bisa mendukungnya lagi.“Sekarang masih tidak jelas apa yang ingin mereka lakukan. Tapi jelas sekali proyek ini sangat berbahaya. Mungkin kamu tidak akan bisa menebak motif mere
Begitu masuk ke dalam rumah, tercium aroma segar rerumputan. Terdapat banyak jenis tanaman di sepanjang pintu masuk hingga depan vila. Saking banyaknya, mobil pun sulit untuk masuk ke dalam. Jadi, pelayan mesti berjalan panjang ketika hendak pergi belanja. Mobil biasanya diparkirkan di dekat pintu gerbang.Tentu saja, biasanya jarang ada yang berkunjung ke vila ini.Awalnya, ada banyak orang yang datang untuk meminta bantuan Juan. Namun Juan tidak bersedia menemui satu pun dari mereka. Setelah banyak orang ditolak, perlahan-lahan semua orang juga sadar. Dengar-dengar kepribadian lelaki tua ini agak aneh. Selain murid dan beberapa sanak saudara, tidak ada yang bisa menemuinya dengan gampang.Lama kelamaan, tidak lagi ada yang mengunjunginya. Si lelaki tua sangatlah gembira dengan keheningan di dalam vila. Namun hari ini, ada dua mobil berhenti di luar gerbang. Jujur saja, gambaran ini sungguh langka.Chermiko menghentikan mobilnya dengan perlahan. Dia menatap mobil sedan merah di depan
Cuaca hari ini sangatlah cerah. Di belakang vila, tercium aroma wangi bunga, terdengar juga kicauan burung. Si lelaki tua bersandar di sebuah kursi goyangnya dengan santai. Tangannya memegang sebuah teko keramik kecil. Terkadang dia langsung meminum teh dari mulut teko tersebut. Dia kelihatan sangat santai.Si lelaki mengenakan singlet putih dengan sandal karet. Hanya saja, cuma satu kakinya saja yang mengenakan sandal, kaki satunya lagi sedang menggantung di atas paha. Siapa sangka lelaki yang kelihatan sangat biasa ini adalah Juan yang susah untuk ditemui?Juan terlihat sangat menikmati harinya. Sesekali dia mengangkat kepalanya mengintip sebelah kanannya. Dia memang tidak memedulikan orang tersebut, tetapi dia tetap bersikap waspada.Sebelah kanannya adalah kebun obatnya. Di dalamnya ditanam “barang kesayangannya”. Biasanya selain dirinya sendiri, ada tukang kebun yang akan memupuk tanamannya. Selain mereka, tidak ada yang boleh menginjakkan kakinya ke dalam.Saat ini, seorang wani
“Kalau kamu tahu, kenapa kamu malah menyentuhnya. Kamu ….” Juan mengejapkan matanya, lalu memasang wajah serius. “Kamu sengaja!”“Pak Guru, aku bukan sengaja, aku hanya ingin tahu apa mungkin sifat racun di daun thunder god vine nggak begitu kuat jika dibudidaya?” Yuna menopang dagu dengan salah satu tangannya, lalu memalingkan kepalanya menatap bunga kuning dari thunder god vine.Tumbuhan ini kelihatannya sangat biasa, tidak ada bedanya dengan tumbuhan lain. Bahkan, daun muda itu terlihat bagai daun teh saja. Namun siapa sangka, ternyata tumbuhan itu adalah tumbuhan beracun yang sangat terkenal itu, thunder god vine.Ketika mengungkit thunder god vine, mungkin ada beberapa orang yang tidak paham. Ia tergolong kelas dari gelsemium elegan!Konon katanya, dulu ada petani yang mencicipi thunder god vine. Dia pun keracunan, tidak bisa diobati dengan obat apa pun dan akhirnya meninggal begitu saja.Meski semua itu hanyalah legenda, thunder god vine memang beracun. Jika tidak sengaja mengons
“Kenapa bisa begini! Sebenarnya apa yang ingin mereka lakukan?”Juan merasa sangat syok dan juga marah.Dengan usia Juan sekarang ini, dia telah mengalami banyak hal. Biasanya dia akan bersikap sangat tenang. Namun ketika mendengar kabar ini, dia dapat menebak motif sebenarnya dari penelitian mereka. Dia sungguh syok dan juga kesal.“Aku juga nggak tahu apa yang ingin mereka lakukan. Tapi aku bisa pastikan tujuan penelitian mereka nggak seperti apa yang kita kira sebelumnya. Mereka bukan lagi mengembangkan pengobatan tradisional.”Selesai berbicara, Yuna mengangkat gelas teh, lalu menyesapnya.Si lelaki tua sungguh pandai dalam menikmati hidup. Semua daun teh simpanannya adalah daun teh berkualitas tinggi. Leluhur mereka memang sangat pintar. Pada ribuan tahun lalu, mereka sudah mulai menggunakan berbagai jenis obat herbal untuk mengobati penyakit. Namun, bisa mengobati juga bisa mencelakai.Jika mereka menggunakan obat herbal dengan tepat, penyakit pun bisa disembuhkan. Namun jika me
“Emm, aku sudah memutuskan untuk mundur. Brandon juga berencana untuk menarik dana investasinya. Hanya saja, mereka sudah menjalankan penelitian dalam waktu lama. Sepertinya mereka nggak akan menyerah dengan gampangnya. Bisa jadi mereka akan mencari orang lain,” ucap Yuna.“Biarkan saja mereka mencari orang lain. Pokoknya kamu jangan ikut campur lagi dalam masalah ini!”Juan melambaikan tangannya. Bagi Juan yang sudah berumur, seorang dokter tidak akan sanggup untuk mengobati semua orang. Mereka hanya perlu melakukan apa yang sanggup.Tiba-tiba Juan berdiri, lalu berjalan ke kebun obat-obatannya. “Di dunia ini, ada yang mendalami obat-obatan, ada juga yang mendalami racun. Hati manusia susah untuk ditebak. Lebih susah ditebak daripada obat-obatan herbal ini!”Yuna membungkukkan tubuhnya, lalu berbaring ke kursi goyang yang diduduki Juan tadi. Ternyata memang nyaman untuk duduk di kursi ini.Yuna menggoyangkan kursinya, lalu berkata dengan santai, “Iya! Hati manusia sulit untuk dimenger
“Hehe ….” Juan tersenyum.Dengan karakter murid terakhirnya ini, Juan pun paham. “Kamu bukanlah orang yang mementingkan reputasi. Kenapa hari ini kamu mengungkit masalah bocah tengik itu? Apa dia sudah mengganggumu?”Terlihat senyuman lebar di wajah Juan. Sepertinya ada gosip baru? Dia sudah tidak sabar untuk mendengarnya!“Bukan!” ucap Yuna dengan santai, “Dia direkrut institut penelitian.”“Hah?” Juan terbengong melongo, tidak tahu harus berkata apa. “Apa yang dia lakukan? Dengan kemampuannya itu, kenapa dia bisa bergabung dalam penelitian Lead Time? Memalukan sekali!”Yuna terdiam. “Kalian sudah bertemu? Apa dia tidak tahu kamu itu ….”“Nggak tahu,” balas Yuna dengan segera. Dia berdiri, lalu memperingati Juan, “Jangan beri tahu dia!”“Iya, iya!” Juan terus mengangguk. Dia juga tidak mempermasalahkan masalah ini.Mengenai masalah menjadi muridnya, semuanya murni tergantung suasana hati Juan. Jika dia suka dan merasa cocok, dia pun akan menjadikan orang tersebut sebagai muridnya. Me
Hampir semua orang yang hadir di sana syok ketika sepasang orang dewasa dan anak kecil itu masuk.“Nathan!” seru Yuna histeris. Betapa kagetnya dia akhirnya menemukan Nathan yang selama ini dia cari-cari di tempat iin. Sudah lama sekali Yuna mencari dan ingin menolongnya, tetapi usahanya selama ini tidak ada hasil. Yuna bahkan sampai kehabisan akal harus bagaimana lagi dia bisa menyelamatkan Nathan, tetapi tak disangka-sangka ternyata malah bertemu di situasi yang aneh ini.Ketika mendengar suara Yuna dan bertemu secara langsung, Nathan sangat bahagia dan tersenyum, dan dengan gayanya yang santun dia menyapa, “Tante Yuna!”“Kamu masih kenalin Tante!” Dengan penuh semangat Yuna ingin berlari memeluknya, tetapi dia lupa kalau tubuhnya masih terikat ke kursi.“Iya!” jawab Nathan mengangguk, tetapi dia dia berjalan menghampiri Yuna. Yuna juga menyadari, meski bisa bebas berjalan, tangan Nathan sedang digenggam oleh seseorang sehingga dia tidak bisa berkeliaran.Dengan ekspresi terheran-her
Hanya saja sedetik kemudian, bagai air yang menyiram habis percikan harapan yang tersisa, sang Ratu berkata, “Kalau kamu memang masih setia padaku, kamu pasti nggak keberatan untuk melakukan satu hal lagi, bukan?”“.…”Fred merasakan firasat buruk menghantuinya, tetapi dia tetap memberanikan diri untuk bertanya, “Apa … apa itu?”“Gimana kalau kamu yang gantikan aku jadi percobaan R10 ini? Kita lihat apa benar-benar berhasil seperti yang kamu bilang atau nggak.”“Yang Mulia … aku ….”Bahkan Yuna juga kaget mendengarnya dan secara spontan melirik ke arah sang Ratu. Dia melihat wajah sang Ratu menyunggingkan seulas senyum tipis.“Haha, nggak berani? Bukannya kamu bilang kamu setia padaku dan rela melakukan apa saja? Kenapa sekarang malah takut?”“Bukan itu!” bantah Fred seraya menggertakkan giginya. “Bukannya nggak berani, tapi Yang Mulia tahu sendiri eksperimen ini membutuhkan kontrol yang ketat. Waktu itu aku sampai lari ke sana kemari demi mencari tubuh pengganti untuk Yang Mulia. Aku
Rainie segera menghentikan langkahnya dan berpikir apa mungkin Yuna menyadari niatnya untuk melarikan diri? Namun di situ Yuna haya menatapnya dingin dan kembali berfokus kepada Fred.“Kamu sudah dari awal menemukan tubuh penggantimu dan mempersiapkan jalan keluar untuk kamu sendiri. Fred, kamu sudah merencanakan semuanya dengan sangat matang, luar biasa! Kamu bahkan sudah membuat rencana jangka panjang mencari pengganti yang kecil supaya kamu punya banyak waktu untuk bersiap-siap. Benar, ‘kan?” kata Yuna.Rona wajah Fred memucat, tetapi dia masih tetap mati-matian menyangkal, “Omong kosong! Terserah kamu mau bilang apa. Ratu sudah nggak percaya padaku lagi. Dia cuma percaya apa yang keluar dari mulut kamu!”“Aku omong kosong atau memang tepat sasaran, kamu sendiri yang paling tahu!” balas Yuna.Mendengar itu, Rainie mulai menyadari sesuatu. Kata-kata Yuna terdengar agak aneh, tetapi anehnya Rainie dapat memahami apa yang dia sampaikan. Lantas dengan keterkejutan di wajah dia menatap Y
Jelas-jelas dia sudah menguasai segala. Jelas-jelas sebentar lagi dia akan berhasil. Tinggal satu langkah terakhir saja untuk mewujudkan impiannya, tetapi tiba-tiba semua itu hancur berkeping-keping dan tak bersisa!“Oke, sandiwaranya cukup sampai di sini. Sekarang waktunya penutupan! Padahal aku sudah kasih kamu kesempatan, tapi sayang kamu nggak menghargainya dengan baik. Kamu pasti mau mengkhianatiku! Fred, aku benar-benar kecewa sama kamu,” ucap sang Ratu dengan penuh rasa penyesalan. Sang Ratu masih merasa kasihan pada Fred dan ingin memaafkannya. Mau bagaimanapun, Fred sudah melayaninya selama bertahun-tahun dan melakukan tugasnya dengan baik sebagaimana sebilah pedang tajam yang dapat menebas apa pun dengan efisien. Sayangnya, pedang ini memiliki pemikirannya sendiri, bahkan sampai tega untuk menyerang pemiliknya dan berniat untuk menggantikannya. Mau setajam apa pun pedang itu, pada akhirnya tetap harus dihancurkan.“Yang Mulia salah paham. Aku selalu bilang eksperimen ini untu
“Salahmu itu kamu terlalu sombong!” kata sang Ratu. Dia lalu perlahan bangkit dengan kedua tangan bertopang ke pegangan yang ada di kedua sisinya. Auranya kini terlihat berbeda dari yang biasa. Fred kaget melihat perubahan aura sang Ratu. Dan di momen itu dia juga menyadari satu hal.“Badanmu sehat-sehat saja?! Jadi selama ini kamu cuma pura-pura sakit?! Jadi semua ini cuma tipuan. Kamu sebenarnya nggak sakit sama sekali!”“Benar. Kalau nggak begitu, kamu nggak mungkin mempercepat eksperimen ini?”Sang Ratu tersenyum begitu ramah dan hangat, tetapi di mata Fred senyuman itu lebih terasa seperti sindiran kepadanya yang menusuk dalam sampai ke tulang.“Mana mungkin! Ini mustahil bisa terjadi!” kata Fred. Dia masih tidak bisa menerima fakta kalau selama ini dialah yang dipermainkan. Dia sudah bertahun-tahun mencurahkan hatinya menyiapkan semua rencananya, tetapi di detik ini dia malah menyadari kalau itu semua hampa. Rencananya sudah sejak lama diketahui oleh sang Ratu. Fred tidak rela da
“Nggak cuma disini, bahkan di luar sana pun sudah banyak orang pemerintahan yang mendukung saya. Yang Mulia tenang saja, pokoknya semua urusan kenegaraan serahkan saja ke saya. Yang Mulia bisa menikmati hidup,” kata Fred seraya tersenyum membeberkan ambisinya, yang juga secara terang-terangan mengakui semua perbuatannya selama ini.“Oh ya? Coba kasih tahu aku ada siapa saja yang mendukung kamu?”“Ada apa, Yang Mulia? Apa Yang Mulia mau menghabisi semua pendukung saya? Sayang sekali, saya nggak akan kasih kesempatan ke Yang Mulia untuk itu. Lagi pula untuk apa? Padahal tadi semuanya lancar-lancar saja. Yang Mulia cukup terima operasi dan eksperimen ini dengan baik-baik, dan Yang Mulia bisa menikmati keberhasilan dari semua ini, bukan? Kenapa Yang Mulia harus melawan dan membuat keributan. Lihat … Yang Mulia coba lihat apa yang sudah Anda perbuat sampai mereka semua menertawakan Anda! Baiklah, kalian semua bawa mereka pergi, dan jangan kasih siapa pun masuk lagi ke tempat ini. Tanpa peri
Dengan penuh rasa percaya diri Fred menjawab, “Tentu saja! Yang Mulia jangan khawatir. Eksperimen kali ini ….”Sayangnya belum selesai Fred berbicara, tba-tiba sang Ratu tertawa dengan begitu aneh. “Baguslah! Kalau memang kamu seyakin itu, aku nggak perlu khawatir lagi!”“Tentu saja, Yang Mulia. Jangan takut!”Betapa kagetnya Fred ternyata semuanya berjalan dengan lancar. Mulanya dia berpikir Ratu pasti akan mati-matian menolak, tetapi ternyata dia malah setuju. Benar saja, sang Ratu masih sangat percaya kepadanya. Namun … sesaat kemudian Fred melihat ada sekumpulan orang yang masuk ke dalam.“Siapa yang kasih kalian masuk? Keluar sana!” serunya.Namun mereka hanya diam saja di tempat dan berdiri mengelilingi Fred.“Kalian nggak dengar perintahku? Anak buah siapa kalian! Kalian sudah nggak mau hidup lagi? Cepat keluar dari sini!”“Justru mereka masih ingin hidup, makanya mereka ada di sini,” kata sang Ratu.“Hah? Oh jadi mereka ini anak buah Yang Mulia?!”Sang Ratu tidak menjawab, teta
“Eh?”Rainie yang dari tadi hanya diam saja di pinggir mendengar dan melihat mereka berbicara tak menyangka mendadak akan ditunjuk.“Aku ….”“Kamu nggak dengar tadi ratuku tanya berapa persen keberhasilan eksperimen ini?”“... secara teori ….”Rainie pun sejujurnya tidak tahu pasti. Dia hanya bisa memberikan jawaban yang samar karena bagaimanapun dia juga tidak begitu paham dengan keseluruhan eksperimen ini, apalagi ketika berbicara tentang berapa persen keberhasilannya. Namun karena dia ditanya, ya dia tinggal mengarang saja apa adanya. Hanya saja ketika Rainie baru mau menjawab, dia disela oleh Yuna.“Secara teori, keberhasilan eksperimen ini cuma 23%.”“Eh?”Rainie sontak kebingungan dengan yang Yuna maksud dengan itu, dan dari mana angkat 23% itu datang. Atau jangan-jangan Yuna juga hanya mengarang sama sepertinya. Akan tetapi Yuna tidak menghiraukan Rainie dan melanjutkan ucapannya. “Tapi 23% ini bukan angka pasti karena masih ada faktor siapa yang melakukan operasinya, seberapa k
Sang Ratu tidak mengatakan apa-apa lagi dan melayangkan tatapan matanya ke arah Yuna. Fred dengan segara menangkap maksudnya, dan meminta anak buahnya untuk melepaskan kain yang menutup matanya.Sebenarnya Yuna dapat mendengar apa yang mereka perbincangkan, tetapi dia hanya tidak menghiraukannya. Ketika kainnya baru saja dibuka, Yuna masih tak terbiasa dengan cahaya di luar dan refleks menyipitkan matanya, lalu baru dia membuka matanya perlahan agar terbiasa.“Oke, semuanya sudah siap. Kita bisa mulai sekarang!” kata Fred dengan gembira, tetapi seketika itu dia teringat sesuatu dan menatap Yuna, “Oh ya, karena kita ada di posisi yang sama, sama-sama berkontribusi untuk Ratu, kalau kamu punya permintaan terakhir, bilang saja. Aku akan mewujudkannya.”“Kalau begitu boleh biarin aku pergi?”“Ooh, kamu sudah tahu itu nggak mungkin! Tolong jangan minta sesuatu yang nggak mungkin aku kabulkan. Lebih baik baik realistis sedikit, misalnya … minta aku jagain anak kamu atau semacamnya?”Walaupun