“Siapa yang asal menyebar undangan!”“Menurutku, bisa jadi dia nggak punya undangan. Dia masuk secara diam-diam!”Semua orang mulai berspekulasi. Hanya saja, Chermiko juga tidak menyangkal maupun menjelaskan. Dia hanya menatap ke pintu dengan terbengong.Dengan respons Yuna tadi, sepertinya dia telah berubah pikiran untuk tidak menyerah. Namun, kenapa seseorang yang tidak mendalami ilmu pengobatan bisa bekerja sama dengan mereka? Sepertinya semua ini terlalu konyol!…Saat Yuna tiba di rumah, tampak Brandon sedang bermain dengan putra mereka.Di dalam ruang tamu yang luas itu, meja tamu dan rak-rak kecil sudah dipindahkan semuanya. Di tengah ruangan diletakkan sebuah karpet yang tebal dan empuk. Jadi, Kenzi bisa bermain dengan leluasa di sana. Sekarang saja Brandon begitu memanjakan putranya. Bagaimana jika anak kedua mereka adalah perempuan?“Kenapa pulangnya cepat sekali?”Brandon sedang memasang kayu-kayuan. Dia mengangkat kepalanya, lalu menatap Yuna dengan tersenyum.“Emm,” balas
“Masih muda?” Brandon merasa sangat kaget.Akhirnya Yuna bersedia untuk berbicara. “Hari ini institut penelitian mengutus lelaki yang agak muda untuk datang berdiskusi sama aku. Dia kelihatannya sangat terpelajar. Tak disangka, setiap ucapan yang keluar dari mulutnya sangat nggak enak untuk didengar.”“Dia bilang dia setuju untuk menghentikan proyek. Katanya, perempuan seharusnya di rumah untuk jaga anak. Dia juga bilang aku mengandalkan uang dan relasi untuk bisa mendapatkan kesempatan untuk kerja sama.”Lelaki ini sungguh unik!“Bukankah kamu memang berencana untuk menghentikan proyek?”“Beda cerita, dong!” Yuna menggeleng. “Aku ingin menghentikan proyek karena aku merasa ada yang aneh dengan arah penelitian itu. Lagi pula, mereka merahasiakan terlalu banyak terhadapku. Aku curiga dengan tujuan penelitian mereka. Itulah sebabnya aku memilih untuk mengakhiri penelitian. Tapi dia setuju untuk menghentikan penelitian karena … karena aku itu wanita! Menurutmu, konyol nggak!”Sudah zaman
Yuna merasa semua itu sangat tidak memungkinkan. Dia juga merasa tidak perlu menghabiskan tenaga dan uang dalam hal seperti ini.Belakangan ini saat Yuna sedang meneliti di studio, dia pun merasa kenapa mesti menghilangkan bau obat dari komposisi obat-obatan? Meskipun pengguna tercium bau obat, sepertinya hal itu bukanlah masalah besar.Contohnya, bunga lavender untuk menenangkan, daun peppermint untuk menyegarkan. Setiap aroma memiliki ciri khasnya masing-masing. Namun, sepertinya riset institut ini tidak bertujuan untuk membuat konsumen lebih nyaman dalam mengonsumsi obat, melainkan ingin membuat para konsumen menghirup obat tanpa sadar.Hal ini sangatlah … aneh!Berhubung adanya masalah aneh ini dan eksperimen yang sudah dihentikan selama beberapa saat, Yuna juga telah absen dari institut selama lebih dari setengah bulan. Dia pun baru menerima undangan untuk menghadiri seminar pada dua hari lalu.Awalnya Yuna berharap akan menghasilkan sesuatu dalam seminar kali ini. Ternyata semina
Bibir hangat menempel di bagian tulang selangka, seolah-olah sedang mengingatkan Yuna akan kegilaan malam hari itu.Wajah Yuna seketika memanas. Dia mengangkat tangannya untuk mendorong wajah Brandon. “Kamu masih berani ngomong lagi!”Si lelaki yang mengenakan pakaian ini terlihat sangat dingin. Namun ketika di atas ranjang, dia langsung berubah menjadi seekor serigala yang tidak kenal kenyang. Yuna mengusap pinggangnya sendiri, spontan mengerutkan keningnya.Brandon yang didorong tersenyum dengan sangat lebar. Saat menyadari gerakan Yuna, dia langsung membantu mengusap pinggang Yuna. “Kenapa? Apa aku sudah menyakitimu?”Bukannya sakit, lebih tepatnya adalah pegal!Yuna tahu Brandon tidak mengerahkan seluruh tenaganya. Bahkan, Yuna sendiri juga mengendalikannya. Hanya saja, dia tetap tidak sanggup menerima “siksaan” Brandon.“Hmph!” Yuna berlagak marah supaya Brandon tidak bersikap semena-mena lagi.“Apa aku sudah menyakitimu?” Tiba-tiba Brandon menggendongnya, lalu mengusap perut keci
“Jangan mengalihkan pembicaraan!”Brandon menunjukkan senyum gembira. Dia tahu Yuna sedang pura-pura marah. Dia sungguh suka melihat sosok Yuna yang cemburuan. Jika tidak, Brandon bahkan mengira wewangian itu lebih berharga daripada dirinya.“Bulan lalu aku ketemu Pak Edgar dua kali. Waktu itu, kebetulan putrinya kirim pesan kepadanya. Aku tidak sengaja melihat foto profil putrinya.” Pada akhirnya, Brandon tetap menjelaskan dengan serius, “Jarang-jarang ada anak gadis menggunakan foto sesuram ini.”Yuna melirik Brandon sekilas, lalu menunduk untuk melihat ponselnya. Benar apa kata Brandon. Foto profil Bella memang agak suram. Yuna memperbesar gambar profil itu, ada gambar langit yang kelam dan tampaknya akan turun hujan lebat. Kemudian, tampak sebuah anjing kecil berada di dekat bunga kecil yang hancur, memberikan kesan kesepian dan keputusasaan.Setahu Yuna, Bella masih muda, mungkin hanya sekitar 17 tahun saja. Pada usia yang seperti ini, seorang gadis seharusnya ceria dan hidup tanp
Ck, lelaki ini semakin jago gombal saja! Hanya saja, Yuna menyukainya!Demi membalas si lelaki, Yuna meletakkan kedua tangan di atas pundak Brandon, lalu menatapnya dengan lembut. “Berhubung suamiku baik sekali, mana mungkin aku sebagai istrimu nggak pengertian?”“Emm?” Brandon mengangkat-angkat alisnya. Yuna yang seperti ini sungguh … menggoda.“Aku tahu dengan identitasnya. Tentu saja aku nggak akan bikin kamu merasa serbasalah!”Yuna juga tidak bodoh. Tentu saja dia tahu pramuniaga itu bisa menyetujuinya untuk membeli terusan itu karena ingin mempersulit Yuna. Hanya saja, dia tidak akan membuat pramuniaga itu kesampaian.“Patuh sekali!” Brandon mengusap hidup mancung Yuna, lalu menggendongnya naik ke lantai atas.Yuna pun terkejut. “Kamu mau ngapain?” Sembari berbicara, Yuna sembari merangkul leher Brandon lantaran takut akan jatuh.“Sudah malam. Sudah seharusnya kamu istirahat! Kita bicarakan lagi yang lain esok hari!”“Tapi aku masih belum balas pesan ….”“Kamu bisa balas di kamar
Yuna meletakkan jari telunjuk ke depan mulutnya, lalu tersenyum. “Nona Bella, kata siapa terusanmu ada di tempatku?”“Emm … kamu nggak usah tahu masalah ini!” Bella mengerutkan keningnya. “Kalau kamu berani melakukannya, masa kamu nggak berani mengakuinya!”Terdengar lagi suara dengus dingin. “Aku kira kamu akan mengandalkan kekuasaan lelakimu untuk bersikap arogan, eh ternyata kamu itu pengecut!”Menghadapi sindiran Bella, Yuna masih tidak marah sama sekali. Dia pun masih menunjukkan senyuman di wajahnya. Yuna meletakkan sendok, lalu mengangkat kepalanya menatap anak perempuan di hadapannya.Meski Bella hanya lebih muda beberapa tahun daripada Yuna, dia masih anak kecil si mata Yuna. Lebih tepatnya, anak kecil yang agak gemuk.“Aku juga mengira Nona Bella itu wanita pintar, nggak mungkin akan diperalat orang lain.”Bella mengerutkan keningnya menatap Yuna. “Apa maksudmu?”“Aku tebak kamu pasti diberi tahu sama pramuniaga itu. Katanya, jelas-jelas aku tahu terusan itu dibeli sama Nona
Setelah mengamati bahan, rajutan, dan bros dengan saksama, Bella tidak menemukan ada yang berbeda.“Kamu masih menyangkal!” Bella meletakkan terusannya dengan agak marah.Bella tidak menemukan ada yang berbeda. Terusan ini didesain atas kemauannya sendiri. Mana mungkin dia tidak menyadarinya?Yuna memegang salah satu ujung terusan, lalu berkata dengan tersenyum, “Nona Bella jangan marah dulu. Terusan ini aku beli dari toko, mungkin cara rajut dan modelnya sama persis dengan terusan kamu itu, tapi … ini bukan terusan yang kamu pesan itu.”“Kenapa kamu ….”“Terusanmu itu pasti masih di dalam toko!” Yuna memotong ucapannya, lalu melanjutkan.Ucapan Yuna langsung membuat Bella terdiam. Bella mengejapkan matanya, seolah-olah mengerti, tapi seolah-olah tidak mengerti.“Nona Bella, apa kamu sudah bayar uang muka untuk terusanmu itu?”“Tentu saja!”Bella sudah membayar uang muka sebesar 50%. Apalagi dengan postur tubuhnya yang agak gemuk, dia pun sengaja membuat terusan dengan ukuran yang agak
Yang paling penting sekarang, jika Rainie tidak bisa bekerja sama dengan Fred, dia sudah tidak punya tempat lagi untuk pergi.“Sejujurnya, selama ini aku selalu meneliti tentang cara mengendalikan pikiran orang lain!” jawab Rainie dengan tegas, setelah melalui pemikiran yang matang.Dengan satu jari menyusuri tulang hidungnya, Fred mengulangi ucapan Rainie. “Pikiran?”Kurang lebih Fred mengerti ke mana arah penelitian yang Rainie maksud.“Kamu pasti pernah main boneka yang dikendalikan pakai tali, ‘kan? Kurang lebih seperti it.”“Jadi kamu bisa mengendalikan perilaku orang lain seperti boneka? Terus apa menariknya?!”Fred memiliki ambisi untuk mengendalikan Yuraria, bahkan seluruh dunia. Akan tetapi yang dia inginkan adalah mengendalikan orang lain yang masih hidup, agar mereka tunduk di bawahnya, bukannya boneka yang tidak memiliki pemikirannya sendiri. Apa serunya mengendalikan orang yang mudah untuk dikendalikan.“Oh, jelas ini menarik banget!” kata Rainie. “Aku tahu kamu mau orang
Fred tidak berkomentar ataupun membalasnya. Dia hanya menatap wajah dan mata Rainie dengan serius. Meski tidak berkata apa-apa, dalam hatinya dia tahu setiap tutur kata yang wanita yang ada di depan matanya ini ucapkan sangat akurat. Setelah situasi tenggelam dalam kesunyian singkat, Fred berdeham dan bertanya.“Nama kamu ….”“Rainie.”“Orang itu sudah mati dari beberapa hari yang lalu. Berarti kamu juga sudah lama memegang barang itu, tapi kenapa kamu baru datang sekarang?”“Awalnya aku juga nggak tahu apa ini. Aku terus mencari mencari kalian tapi nggak berhasil. Setelah itu aku ditangkap sama Brandon dan kawan-kawannya.”“Brandon?! Brandon dan temannya?”“Iya! Aku berhasil kabur dengan susah payah dan langsung teringat sama kamu. Aku tahu kamu cuma yang bisa kasih semua yang aku mau. Dan cuma aku yang bisa membantu kamu!” kata Rainie dengan rasa percaya diri yang membumbung tinggi.“Gimana kamu bisa kabur dari mereka?”Perhatian Fred tertuju kepada hal itu. Dia sudah merasakan langs
Sekarang di dalam ruang kantor itu hanya ada Fred dan wanita tersebut. Fred masih tak bergerak di kursinya seraya mengamati wanita itu. Pakaiannya lusuh dan terlihat sangat kasihan meski dia sudah berusaha untuk bersikap elegan.“Kamu ….”“Aku Rainie, bawahannya asisten yang paling kamu percaya itu. Aku pernah bekerja ….”“Aku nggak tertarik kamu siapa. Aku cuma mau tahu apa tujuan kamu datang ke sini? Dari mana kamu tahu aku kepalanya di sini?”“Soal itu, ya. Sebenarnya awalnya aku juga nggak tahu siapa yang bertanggung jawab atas organisasi ini, sampai … aku menemukan kartu nama yang ada bosku pegang.”“Kartu nama apa? Maksud kamu kepingan kecil itu? Itu paling cuma koin untuk main game atau sejenisnya,” kata Fred menyangkal. Dia tentu saja tidak mau secepat itu mengakuinya. Yang dia lakukan sekarang ini adalah menguji apakah Rainie benar-benar tahu sesuatu atau hanya sekadar asal bicara.Akan tetapi Rainie sudah menduga hal seperti ini pasti terjadi. Dia tidak tampak kebingungan dan
“Yang Mulia jangan berpikir begitu. Kita justru saling menguntungkan satu sama lain. Yang Mulia bisa kembali muda, sedangkan aku mendapat kekuasaan penuh. Bukankah begitu lebih bagus?”“Hmph!”Sang Ratu sudah malas membicarakan ini. Namun bagi Fred itu tidak masalah. Selama semua berjalan sesuai dengan rencananya, apa yang ingin dia capai sebentar lagi akan berhasil. Tidak ada lagi seorang pun yang bisa menghentikannya. Di saat itu pula dari luar Fred mendengar suara lirih yang memanggilnya.“Pak Fred!”“Ada apa?”Sebenarnya Fred sedikit kesal karena dia sudah berpesan untuk jangan mengganggu kecuali ada hal penting. Namun lagi-lagi yang datang adalah mereka. Fred masih lebih suka dengan si cacat yang menjadi bos Rainie dan Shane dulu. Meski cacat secara fisik, dia cukup pintar dan banyak membantu Fred. Sayang sekali dia sudah tidak ada …. Tanpa berpikir panjang, Fred melihat di tangan orang itu ada sebuah botol kecil seperti botol parfum yang dijual di luar sana. Perbedaannya, cairan
“Apa lagi ini?”Dalam berkas yang berisikan surat wasiat tersebut tertulis jelas bahwa sang Ratu mengetahui kesehatannya yang makin menurun dan sudah dekat ajalnya, karena itu selagi masih sadar, sang Ratu dengan sukarela menyerahkan posisinya kepada keturunannya, dan Fred diberikan kepercayaan penuh untuk menjadi penasihat mereka.“Kamu masih berani mengaku nggak mau merebut posisiku?! cucuku usianya baru empat tahun, tahu apa merea? Lagi pula bukannya menurunkan ke anakku, tapi malah langsung ke cucuku. Orang waras pasti sudah tahu apa maksudnya ini.”“Nggak juga, cucu Yang Mulia sangat pintar dan punya bakat untuk jadi penguasa yang baik. Saya cuma bertugas memberi nasihat, tapi pada akhirnya kekuasaan tertinggi tetap jatuh kepada mereka. Terkait masalah pewaris, apa Yang Mulia masih nggak sadar juga seperti apa mereka? Mereka sama sekali nggak cocok untuk jadi penguasa!”“Fred, kenapa baru sekarang aku sadar kalau ternyata ambisimu setinggi itu, ya?”“Bukan, Yang Mulia. Yang Mulia
Ketik sang Ratu tersadar, dia sudah berada di atas kasur. Dia berbaring dengan sangat nyaman ditutupi oleh selimut yang rapi. Di sampingnya ada semacam alat medis yang mengeluarkan suara nyaring. Walau demikian, sang Ratu tidak merasa nyaman.“Fred! Fred!” sahutnya.Mengira tidak akan ada yang datang, tak disangka Fred sendiri yang muncul di hadapannya.“Ada yang bisa dibantu, Yang Mulia?”“Lepasin aku!”“Wah, sayang sekali Yang Mulia, tapi nggak bisa! Eksperimennya sudah mau kita jalankan dua hari lagi. Yang Mulia nggak boleh ke mana-mana sampai dua hari ke depan.”“Eksperimen apaan. Kamu cuma mau membunuhku dan mengambil alih jabatanku, bukan?”“Yang Mulia, saya mana berani melakukan itu. Kalau saya membunuh Yang Mulia, apa saya perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk membangun lab dan semua eksperimen ini? Saya benar-benar berniat baik untuk Yang Mulia, tapi Yang Mulia malah terbuai sama omongan si cewek licik itu dan nggak percaya lagi sama saya. Sayang sekali!” kata Fre
“Aku?” kata Chermiko. “Nggak, aku cuma merasa itu terlalu aneh! Apa pun yang keluar dari mulut cewek gila itu, aku ….”Kata-kata yang hendak Chermiko katakan tersangkut di lehernya saat ditatap oleh Shane. Tadinya dia mau bilang tidak akan menganggap serius apa pun yang Rainie katakan, tetapi setelah dipikir-pikir, dia juga akan berpikir hal yang sama dengan Shane.“Oke, mau dia benar-benar bisa menghilang atau nggak, selama masih ada kemungkinan itu benar sekecil apa pun, kita harus cari tahu!” kata Brandon. Dia tidak menganggap ini sebagai sesuatu yang patut ditertawakan. Kalau sampai Rainie melarikan diri, maka bahaya terhadap masyarakat akan sangat besar.“Shane, jaga anak-anak!”Brandon pertama-tama langsung menghubungi Edgar agar dia bisa mengerahkan koneksinya untuk mencari Rainie di setiap sudut kota. ***Pintu kamar di mana Ratu sedang tidur siang diketuk sebanyak tiga kali, kemudian pintu itu dibuka begitu saja tanpa seizinnya. Sang Ratu membuka matanya sejenak dan langsung
“Seaneh apa pun ini pasti ada penjelasannya,” kata Brandon. Dia mengamati bantal di atas kasur itu dan menaruhnya kembali, lalu berkata, “Ayo kita keluar dulu sekarang!”Di kamar itu sudah tidak ada orang dan sudah tidak perlu dikunci lagi. Mereka berdua pun satu per satu keluar dan setela mereka kembali ke tempat Shane berada.“Rainie benar-benar menghilang?” tanya Shane.“Iya,” jawab Chermiko menganggu.“Kok bisa? Apa ada orang lain dari organisasi itu yang menolong dia?”“Aku nggak tahu.”Tidak ada satu orang pun di antara mereka yang tahu mengapa Rainie bisa menghilang. Mereka bertiga sama bingungnya karena tidak ada penjelasan yang masuk di akal. Brandon tak banyak bicara, dia mengerutkan keningnya membayangkan kembali ada apa saja yang dia lihat di kamar itu. Dia merasa ada sesuatu yang mengganjal pikirannya, tetapi dia tidak tahu apa itu.Shane, yang entah sedang memikirkan apa, juga tiba-tiba berkata, “Apa mungkin …? Nggak, itu mustahil ….”“Apaan? Apa yang nggak mungkin?” Cher
Chermiko sudah menahannya sebisa mungkin, tetapi suara gemetar bercampur dengan napas terengah-engah tetap saja menakutkan untuk didengar. Saat mendengar itu, Shane langsung terbelalak dan menyahut, “Apa?!”“Rainie … Rainie nggak ada di kamarnya!” kata Chermiko sembari menunjuk ke belakang.“Ngomong yang jelas, kenapa dia bisa nggak ada?” Ucapan ini datang dari belakang, membuat Chermiko kaget dan menoleh, dan menemukan ternyata Brandon sudah ada di belakangnya entah dari kapan.Brandon baru tidur sebentar dan belum lama terbangun. Semua masalah yang mereka alami membuat kualitas tidurnya terganggu. Anak dan istri tidak ada, dan sekarang ditambah lagi dengan sekian banyak masalah serius yang datang tak habis-habis. Bagaimana dia bisa tidur lelap? Apalagi sekarang ada dua bayi yang entah anaknya atau bukan datang membutuhkan penjagaan.Tidur singkat sudah cukup untuk memulihkan energinya, setelah itu Brandon mandi dan mengganti pakaian, lalu turun untuk melihat anak-anaknya, dan ternyat