Hanny merasa gemetar, tetapi dia tidak mengelak, melainkan memejamkan kedua matanya.Sudah lama mereka tidak pernah berciuman. Terkadang Hanny bahkan bermimpi sedang berciuman dengan Steve. Hanya saja, setelah terbangun dari mimpinya, Hanny menyadari dia sedang berada di dalam kamar gelap gulita itu.Steve telah mengajari Hanny apa yang dinamakan kecupan dan bagaimana rasanya jatuh cinta. Sejak bertemu dengan Steve, Hanny pun menyadari ternyata dunia di luar sana sangatlah indah. Hanny bisa menjadi dirinya sendiri, bukan menjadi bayangan siapa pun.Kedua bibir hangat saling menempel. Pada saat ini, mereka berdua saling menghibur hati yang telah tersakiti. Awalnya Steve hanya mengecup dengan pelan saja, dia sedang mengetes apakah Hanny bersedia untuk menerima kecupannya atau tidak. Setelah melihat tanda lampu hijau, Steve langsung mengemut bibir Hanny.Rasa sakit sedikit terasa. Hanya saja, semuanya terasa sangatlah indah bagi Hanny. Setidaknya dia bisa merasakan bahwa semua ini bukanla
“Cara apa?” Steve merasa sangat penasaran.“Sekarang aku masih nggak bisa bilang. Setelah masalah ini berhasil, aku baru beri tahu kamu!” Melihat Steve merasa agak tidak senang, Hanny pun melembutkan nada bicaranya, “Aku benar-benar nggak bisa beri tahu kamu. Aku bukan sengaja ingin rahasiain masalah ini dari kamu. Aku sendiri masih belum yakin apakah rencanaku bakal berhasil atau nggak. Tapi demi masa depanku dan masa depan kita, aku ingin bertaruh!”Mendengar ucapan “masa depan kita”, hati Steve terasa tergerak. Dia menggenggam erat tangan Hanny, lalu berbicara dengan nada ringan, “Sekarang aku sudah menjadi seperti ini. Kamu juga sudah melihat apa yang terjadi di Kediaman Setiawan semalam. Kelak mungkin aku nggak bakal punya apa-apa lagi, bahkan akan ditertawakan oleh orang-orang. Hanny, apa kamu masih bersedia untuk bersama aku yang seperti ini?”“Aku bersedia!” Hanny langsung masuk ke dalam pelukan Steve, menempelkan wajahnya di depan dada Steve. Kemudian, dia melanjutkan, “Mereka
Beberapa saat kemudian, Steve baru melepaskan Hanny, lalu memanggil namanya, “Nini, aku tunggu kamu.”Panggilan itu lebih enak didengar daripada kata-kata gombal. Hanny menatap Steve dengan tatapan hangat. “Emm.”Sebenarnya Hanny juga tidak merelakan Steve, tetapi dia juga tidak berdaya. Monica terlalu peka. Jika bukan karena belakangan ini Hanny sangat penurut, dia juga tidak mungkin akan memberi sedikit pun kebebasan kepada Hanny. Jika Hanny tidak meningkatkan kewaspadaannya dan masalah ini dipergoki Monica, semua rencananya mungkin akan berakhir sia-sia.Itulah sebabnya Hanny menyuruh Steve untuk bersabar. Hanya cukup bersabar sebentar saja, Hanny pun akan bebas.Hanny membungkus tubuhnya dengan sangat erat. Setelah turun ke lantai bawah, Hanny mengeluarkan cermin kecil untuk becermin. Ternyata kedua bibirnya sudah membengkak. Jika penampilannya kelihatan oleh Monica, dia pasti akan curiga. Setelah berpikir beberapa saat, Hanny pun pergi ke taman bunga di pinggir jalan. Dia mengamat
“Dua hari?” Amara terbengong. Sepertinya dia tidak menyangka dirinya akan tidur selama ini. Seingatnya, orang-orang yang menghadiri rapat sudah dibubarkan, tetapi bagaimana dengan selanjutnya?“Brandon ….”“Brandon, dia lagi di bawah. Jam segini dia masih belum berangkat ke kantor. Nenek mau ketemu dia, ya? Biar aku panggilkan!”“Nanti saja,” ucap Amara, “Kamu pasti sudah capek dalam 2 hari ini.”Yuna menggeleng. “Nggak, Nek! Dua hari ini, Tante Clara yang terus jagain Nenek. Dia yang sudah capek.”“Clara ….” Amara menghela napas. Dia memang sedang meraih tangan Yuna, tetapi kedua matanya terus menatap ke depan. Yuna juga tidak tahu apa yang sedang dipandangnya.“Nenek ….” Yuna merasa ragu untuk bertanya.Yuna merasa agak canggung. Sekarang seharusnya Yuna pergi memanggil yang lain, memberi tahu semuanya bahwa Amara sudah menyadarkan diri. Kemudian, Yuna akan mempersiapkan sarapan dan menyuapinya. Hanya saja, Amara malah menarik tangan Yuna tidak membiarkannya untuk pergi. Apa yang har
Brandon naik ke lantai atas, lalu masuk ke dalam kamar. Saat ini, Amara sedang duduk bersandar di atas ranjang. Dia sudah tidak terlihat sepucat sebelumnya.Hanya saja, berhubung sudah tidak menyadarkan diri selama dua hari, Amara hanya bisa diberi asupan gizi dari infus vitamin saja. Jadi, dia masih kelihatan agak lemas.“Nek,” panggil Brandon, lalu berjalan ke dalam kamar. “Apa Nenek sudah merasa baikan?”Brandon berdiri di ujung ranjang berjarak agak jauh dari Amara. Mungkin Brandon sudah terbiasa seperti ini. Dia selalu menjaga jarak dan tidak berani terlalu dekat dengan neneknya.Amara menatap ke sisi Brandon dengan tatapan tajam. Dia sedang menatap cucu satu-satunya.Amara sudah melahirkan banyak anak, tetapi beberapa anaknya sudah meninggal. Sekarang putra yang paling dimanjakannya malah bukan anak kandungnya. Dia tidak memiliki hubungan darah dengan Steve. Sepertinya takdir sedang mempermainkannya.Setelah mengamati Brandon dengan saksama, wajahnya memang mirip dengan ibunya, t
Bagaimanapun, dia sudah membesarkan Steve selama puluhan tahun. Meski mereka tidak memiliki hubungan darah, akan sangat sulit bagi Amara untuk memutuskan hubungan dengan Steve.“Nek, sekarang semuanya bukan tergantung aku, melainkan tergantung dia. Sekarang dia tidak bersedia untuk pulang ke rumah. Setelah dia bersedia untuk pulang, kita baru bahas masalah ini lagi, ya?” Kemudian, Brandon melanjutkan, “Sudah siang, sudah saatnya aku ke perusahaan. Nenek istirahat dengan baik.”Ketika Brandon hendak keluar kamar, kebetulan Yuna datang dengan mengantar sarapan. Brandon pun berpesan, “Kamu jaga Nenek dulu.” Selesai berpesan, Brandon pun langsung berjalan pergi.Yuna tidak tahu apa yang sudah mereka katakan. Hanya saja, dia bisa menebaknya. “Nek, kamu pasti sudah lapar. Nenek makan dulu, ya. Ini ada bubur labu, bagus buat lambung. Nenek makannya yang pelan, ya!” Yuna meletakkan nampan di samping ranjang. Kemudian, dia mengambil mangkuk kecil dan sendok.Amara mengulurkan tangan hendak men
“Monica?” Amara mengatakan nama itu, lalu langsung menggeleng. “Tidak!”“Nek ….”“Meski aku sudah pikun, aku masih bisa menilai seseorang. Waktu itu aku bisa memilih dia juga karena latar belakang keluarganya adalah nilai plus bagi Steve. Selain itu, kemampuan Monica ….” Kepikiran masalah perebutan kekuasaan dengan mengandalkan Keluarga Yukardi, Amara pun tidak melanjutkan lagi.Nyaris! Hampir saja Amara menghancurkan Keluarga Setiawan. Jika benar seperti itu, sepertinya Amara tidak sanggup menjelaskan kepada suaminya ketika di akhirat nanti.“Mereka semua bisa bersama juga hanya karena saling mencari keuntungan saja. Sekarang Steve sudah seperti ini, Monica juga sudah tergolong baik karena tidak menjatuhkannya.”Awalnya Yuna ingin mengatakan ada pembantu yang melihat orang terakhir yang berbicara dengan Steve adalah Monica. Sebelum pergi, Monica bahkan mencium Steve. Seharusnya dia tidak akan menjatuhkan Steve.Setelah dipikir-pikir, masalah ini tidak ada hubungannya dengan Yuna. Dia
Berhubung tidak bisa menolak, Yuna terpaksa membiarkan Amara memegang tangannya, lalu memakaikan cincin ke jari tangannya. Jari tangan Yuna sangatlah kurus, tetapi cincin itu malah sangat pas di tangannya. Melihat jari yang dipasangkan cincin, Amara pun tersenyum. “Bagus! Sepertinya cincin ini memang ditakdirkan untuk menjadi milikmu.”“Terima kasih, Nek,” ucap Yuna dengan suara ringan. Dia merasa tangannya sangat berat.…Steve sedang tidur nyenyak di apartemen itu. Ketika dia bangun dari tidurnya, Steve pun sudah kembali bersemangat. Dia tidak putus asa seperti sebelumnya lagi. Hanya saja, rumah ini terlalu kosong, tidak ada makanan dan juga peralatan dapur. Jadi, Steve terpaksa memesan makanan.Sebelumnya Hanny sudah memberinya sedikit uang. Jadi, tidak masalah bagi Steve untuk memesan makanan. Steve melihat sisa saldo yang ditransfer Hanny, dia merasa sangat terhina. Jujur saja, Steve tidak menyangka dia mesti hidup dengan mengandalkan uang seorang wanita.Dulu kehidupan Steve bol
Dengan kata lain, CCTV pun tidak menangkap adegan di mana Rainie melarikan diri. Dalam situasi seperti ini hanya ada dua kemungkinan. Pertama, ada pengkhianat yang bersekongkol dengan Rainie, yang tidak hanya membuat Rainie menghindari pengawasan CCTV tapi juga menghindari pantauan semua orang. Kedua … dia benar-benar bisa menghilang!Apa pun kemungkinannya, tidak ada yang berani menyimpulkan sebelum mereka mendapatkan hasil pemeriksaan yang jelas. Edgar tidak mungkin bisa mendapatkan hasilnya hanya dalam waktu satu hari. Karena itu mereka pun bubar setelah menemui jalan buntu. Hasil tes DNA kedua anak itu juga kebetulan sudah keluar. Ketika melihat hasil tesnya, dalam sekejap Brandon langsung ingin meneteskan air mata. Kedua anak itu benar adalah anak kandungnya. Kedua anak kembar yang belum pernah dia temui semenjak mereka dilahirkan di dunia ini akhirnya sudah berada di sisinya kini. Namun demikian, Brandon masih diterpa oleh perasaan yang rumit. Anaknya sudah kembali, tetapi Yuna m
“Siapa pun bisa, berarti aku juga bisa?” tanya Fred datar tetapi berisikan ancaman.Di saat itu Rainie sadar kalau dia sudah salah bicara. Lantas dia pun segera menundukkan kepalanya dan membungkuk seraya berkata, “Nggak, bukan itu maksudku! R20 sepenuhnya akan kuserahkan padamu. Terserah kamu mau pakai ke siapa. Aku … aku mana berani pakai R20 ke kamu ….”“Nggak apa-apa, aku cuma asal ngomong saja. Kalaupun kamu mau pakai R20 itu ke aku, apa kamu bisa? Sebenarnya kamu lumayan juga. Aku rasa kamu bisa berguna untukku. Untuk sekarang kamu tinggal di sini dulu saja. Nanti aku minta anak buahku untuk siapkan kamar. Tapi demi keamanan kamu sendiri, jangan pergi ke mana-mana. Mengerti?”“Iya. Mulai hari ini aku akan mengikuti perintahmu!”Merasa puas dengan sikap yang Rainie tunjukkan padanya, Fred memanggil anak buahnya untuk membawa Rainie pergi ke kamarnya. Sesudah Rainie pergi dari kantornya, senyum sinis di wajahnya itu sirna. Dia membuka botol kecil itu untuk melihat apa isinya karena
Yang paling penting sekarang, jika Rainie tidak bisa bekerja sama dengan Fred, dia sudah tidak punya tempat lagi untuk pergi.“Sejujurnya, selama ini aku selalu meneliti tentang cara mengendalikan pikiran orang lain!” jawab Rainie dengan tegas, setelah melalui pemikiran yang matang.Dengan satu jari menyusuri tulang hidungnya, Fred mengulangi ucapan Rainie. “Pikiran?”Kurang lebih Fred mengerti ke mana arah penelitian yang Rainie maksud.“Kamu pasti pernah main boneka yang dikendalikan pakai tali, ‘kan? Kurang lebih seperti it.”“Jadi kamu bisa mengendalikan perilaku orang lain seperti boneka? Terus apa menariknya?!”Fred memiliki ambisi untuk mengendalikan Yuraria, bahkan seluruh dunia. Akan tetapi yang dia inginkan adalah mengendalikan orang lain yang masih hidup, agar mereka tunduk di bawahnya, bukannya boneka yang tidak memiliki pemikirannya sendiri. Apa serunya mengendalikan orang yang mudah untuk dikendalikan.“Oh, jelas ini menarik banget!” kata Rainie. “Aku tahu kamu mau orang
Fred tidak berkomentar ataupun membalasnya. Dia hanya menatap wajah dan mata Rainie dengan serius. Meski tidak berkata apa-apa, dalam hatinya dia tahu setiap tutur kata yang wanita yang ada di depan matanya ini ucapkan sangat akurat. Setelah situasi tenggelam dalam kesunyian singkat, Fred berdeham dan bertanya.“Nama kamu ….”“Rainie.”“Orang itu sudah mati dari beberapa hari yang lalu. Berarti kamu juga sudah lama memegang barang itu, tapi kenapa kamu baru datang sekarang?”“Awalnya aku juga nggak tahu apa ini. Aku terus mencari mencari kalian tapi nggak berhasil. Setelah itu aku ditangkap sama Brandon dan kawan-kawannya.”“Brandon?! Brandon dan temannya?”“Iya! Aku berhasil kabur dengan susah payah dan langsung teringat sama kamu. Aku tahu kamu cuma yang bisa kasih semua yang aku mau. Dan cuma aku yang bisa membantu kamu!” kata Rainie dengan rasa percaya diri yang membumbung tinggi.“Gimana kamu bisa kabur dari mereka?”Perhatian Fred tertuju kepada hal itu. Dia sudah merasakan langs
Sekarang di dalam ruang kantor itu hanya ada Fred dan wanita tersebut. Fred masih tak bergerak di kursinya seraya mengamati wanita itu. Pakaiannya lusuh dan terlihat sangat kasihan meski dia sudah berusaha untuk bersikap elegan.“Kamu ….”“Aku Rainie, bawahannya asisten yang paling kamu percaya itu. Aku pernah bekerja ….”“Aku nggak tertarik kamu siapa. Aku cuma mau tahu apa tujuan kamu datang ke sini? Dari mana kamu tahu aku kepalanya di sini?”“Soal itu, ya. Sebenarnya awalnya aku juga nggak tahu siapa yang bertanggung jawab atas organisasi ini, sampai … aku menemukan kartu nama yang ada bosku pegang.”“Kartu nama apa? Maksud kamu kepingan kecil itu? Itu paling cuma koin untuk main game atau sejenisnya,” kata Fred menyangkal. Dia tentu saja tidak mau secepat itu mengakuinya. Yang dia lakukan sekarang ini adalah menguji apakah Rainie benar-benar tahu sesuatu atau hanya sekadar asal bicara.Akan tetapi Rainie sudah menduga hal seperti ini pasti terjadi. Dia tidak tampak kebingungan dan
“Yang Mulia jangan berpikir begitu. Kita justru saling menguntungkan satu sama lain. Yang Mulia bisa kembali muda, sedangkan aku mendapat kekuasaan penuh. Bukankah begitu lebih bagus?”“Hmph!”Sang Ratu sudah malas membicarakan ini. Namun bagi Fred itu tidak masalah. Selama semua berjalan sesuai dengan rencananya, apa yang ingin dia capai sebentar lagi akan berhasil. Tidak ada lagi seorang pun yang bisa menghentikannya. Di saat itu pula dari luar Fred mendengar suara lirih yang memanggilnya.“Pak Fred!”“Ada apa?”Sebenarnya Fred sedikit kesal karena dia sudah berpesan untuk jangan mengganggu kecuali ada hal penting. Namun lagi-lagi yang datang adalah mereka. Fred masih lebih suka dengan si cacat yang menjadi bos Rainie dan Shane dulu. Meski cacat secara fisik, dia cukup pintar dan banyak membantu Fred. Sayang sekali dia sudah tidak ada …. Tanpa berpikir panjang, Fred melihat di tangan orang itu ada sebuah botol kecil seperti botol parfum yang dijual di luar sana. Perbedaannya, cairan
“Apa lagi ini?”Dalam berkas yang berisikan surat wasiat tersebut tertulis jelas bahwa sang Ratu mengetahui kesehatannya yang makin menurun dan sudah dekat ajalnya, karena itu selagi masih sadar, sang Ratu dengan sukarela menyerahkan posisinya kepada keturunannya, dan Fred diberikan kepercayaan penuh untuk menjadi penasihat mereka.“Kamu masih berani mengaku nggak mau merebut posisiku?! cucuku usianya baru empat tahun, tahu apa merea? Lagi pula bukannya menurunkan ke anakku, tapi malah langsung ke cucuku. Orang waras pasti sudah tahu apa maksudnya ini.”“Nggak juga, cucu Yang Mulia sangat pintar dan punya bakat untuk jadi penguasa yang baik. Saya cuma bertugas memberi nasihat, tapi pada akhirnya kekuasaan tertinggi tetap jatuh kepada mereka. Terkait masalah pewaris, apa Yang Mulia masih nggak sadar juga seperti apa mereka? Mereka sama sekali nggak cocok untuk jadi penguasa!”“Fred, kenapa baru sekarang aku sadar kalau ternyata ambisimu setinggi itu, ya?”“Bukan, Yang Mulia. Yang Mulia
Ketik sang Ratu tersadar, dia sudah berada di atas kasur. Dia berbaring dengan sangat nyaman ditutupi oleh selimut yang rapi. Di sampingnya ada semacam alat medis yang mengeluarkan suara nyaring. Walau demikian, sang Ratu tidak merasa nyaman.“Fred! Fred!” sahutnya.Mengira tidak akan ada yang datang, tak disangka Fred sendiri yang muncul di hadapannya.“Ada yang bisa dibantu, Yang Mulia?”“Lepasin aku!”“Wah, sayang sekali Yang Mulia, tapi nggak bisa! Eksperimennya sudah mau kita jalankan dua hari lagi. Yang Mulia nggak boleh ke mana-mana sampai dua hari ke depan.”“Eksperimen apaan. Kamu cuma mau membunuhku dan mengambil alih jabatanku, bukan?”“Yang Mulia, saya mana berani melakukan itu. Kalau saya membunuh Yang Mulia, apa saya perlu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk membangun lab dan semua eksperimen ini? Saya benar-benar berniat baik untuk Yang Mulia, tapi Yang Mulia malah terbuai sama omongan si cewek licik itu dan nggak percaya lagi sama saya. Sayang sekali!” kata Fre
“Aku?” kata Chermiko. “Nggak, aku cuma merasa itu terlalu aneh! Apa pun yang keluar dari mulut cewek gila itu, aku ….”Kata-kata yang hendak Chermiko katakan tersangkut di lehernya saat ditatap oleh Shane. Tadinya dia mau bilang tidak akan menganggap serius apa pun yang Rainie katakan, tetapi setelah dipikir-pikir, dia juga akan berpikir hal yang sama dengan Shane.“Oke, mau dia benar-benar bisa menghilang atau nggak, selama masih ada kemungkinan itu benar sekecil apa pun, kita harus cari tahu!” kata Brandon. Dia tidak menganggap ini sebagai sesuatu yang patut ditertawakan. Kalau sampai Rainie melarikan diri, maka bahaya terhadap masyarakat akan sangat besar.“Shane, jaga anak-anak!”Brandon pertama-tama langsung menghubungi Edgar agar dia bisa mengerahkan koneksinya untuk mencari Rainie di setiap sudut kota. ***Pintu kamar di mana Ratu sedang tidur siang diketuk sebanyak tiga kali, kemudian pintu itu dibuka begitu saja tanpa seizinnya. Sang Ratu membuka matanya sejenak dan langsung