Ketika melihat kedua mata Steve yang berkilauan, Amara pun bertanya, “Apa kamu pernah berpikir, bagaimana dengan nasib Brandon?”“Dia akan jatuh dari pangkatnya. Kelak, dia juga nggak bisa perintah-perintah kita dan nggak bisa kontrol keuangan kita lagi!”Steve sedang membayangkan masa depannya yang cemerlang. Dulu dia tidak kepikiran ada cara yang begitu bagus. Jika Steve kepikiran cara ini dari dulu, sepertinya dia sudah mendapatkan segalanya! Hanya saja, sekarang juga masih belum terlambat!“Jadi, apa kamu pernah kepikiran, pada saat itu dia akan kehilangan segalanya, lalu dihina semua orang sebagai ‘anak haram’? Bukankah kehidupannya akan menjadi sengsara?”“Ma, kenapa kamu baik sekali? Dia juga memperlakukan kita ….”“Dia tidak pernah memperlakukan kita dengan keterlaluan. Setidaknya hidup kita tidak kekurangan. Kamu tidak usah bekerja dan bisa mendapatkan uang banyak, rumah mewah, dan juga mobil balap. Kelak Kediaman Setiawan ini juga akan menjadi milikmu. Setelah dipikir-pikir,
Steve menyuruh Amara untuk mengabaikan hasil tes DNA. Itu berarti meski Brandon adalah darah daging Keluarga Setiawan, dia juga mesti dicap sebagai “anak haram”!“Mengenai hasil tes DNA, Mama tenang saja. Aku sudah mempersiapkannya. Mama hanya perlu membacanya saja!” Sambil berbicara, Steve menyerahkan hasil tes DNA kepada Amara.Setelah mengambil dokumen itu, Amara membalikkan lembaran, lalu menyadari isinya sama seperti hasil tes DNA sebelumnya, hanya hasilnya malah berbeda 180 derajat. “Kamu sudah bekerja keras!”“Ma, aku juga sudah kehabisan akal!” Setelah tersenyum beberapa saat, Steve pun berkata, “Mama juga tahu Brandon sangatlah susah untuk dihadapi. Kalau aku nggak berbuat seperti ini, sepertinya seumur hidupku aku nggak akan bisa merebut kembali barangku.”“Barangmu?” Entah kenapa, tiba-tiba Amara ingin emosi. “Ingat! Semua itu adalah milik papamu! Semua ini adalah hasil dari jerih payah papamu!”Setiawan Group bisa berskala sebesar saat ini, semua itu juga berkat jerih payah
“Semuanya sudah hampir siap. Apa semua yang ada di sini perlu dibongkar?” tanya Adam.“Bongkar semuanya. Bubarkan semua pembantu kecuali pembantu yang berasal dari pulau!” ucap Monica dengan dingin.Ke mana pun Monica, biasanya dia akan selalu merekrut anggota baru. Selain itu, dia akan membawa beberapa orang kepercayaannya dari pulau untuk pergi bersamanya. Orang-orang baru itu juga hanya diperbolehkan bertugas di luar rumah. Dengan begitu, tidak ada yang akan mengetahui rahasia Monica.Adam mengiakan, lalu hendak menjalankan tugasnya. Tetiba, Monica malah menghentikannya, “Sebentar! Di mana gadis itu?”“Di dalam kamar.”“Panggil dia kemari. Ada yang ingin aku katakan sama dia.”“Baik!”Setelah Adam keluar, Monica baru memegang dadanya yang terasa sakit. Tak lama kemudian, dia merasakan ada bau darah di bagian tenggorokannya, lalu darah dimuncratkan dari mulutnya.Sepertinya teknik bela diri tingkat tinggi memang berbeda dengan biasanya. Monica harus segera pulang untuk latihan kultiv
Pertanyaan mendadak itu membuat Hanny terbengong. Dia mengedip-ngedipkan matanya, seolah-olah tidak mengerti siapa orang yang dimaksud Monica.“Kenapa pura-pura? Aku nggak percaya kamu bisa melupakan lelaki itu hanya dalam waktu beberapa hari! Sudahlah, aku cuma asal tanya saja, kamu nggak usah gugup!” dengus Monica. Dia kelihatan tidak begitu senang.“Bu … bukan!” Hanny segera menggeleng, lalu menjelaskan, “Kak, aku akui aku masih nggak bisa lupain dia. Tapi dia nggak begitu penting di dalam kehidupanku. Sebelumnya aku sangat menyukainya, tapi setelah dipikir-pikir, mungkin aku jarang ketemu sama lelaki, makanya aku bisa tertipu sama … gombalannya!”“Untung saja ada Kakak yang memarahiku! Kakak telah menyadarkanku. Aku merasa Kakak adalah orang terpenting dalam hidupku. Mengenai dia, dia bukanlah siapa-siapa! Aku sudah … nggak begitu menyukainya lagi!” Hanny segera menjelaskan lantaran takut Monica tidak memercayainya.Monica mengangkat-angkat alisnya. “Benarkah?”“Serius!” Hanny meng
Di Kediaman Setiawan.Steve sudah menghubungi semua orang. Sekarang dia sedang menunggu rapat keluarga di hari Sabtu nanti.Pada saat itu, dia akan mengumumkan masalah hasil tes DNA Brandon bahwa dia bukanlah anggota Keluarga Setiawan. Kemudian, Brandon akan didepak dari daftar nama keluarga. Hanya saja, Steve sudah berjanji kepada ibunya untuk memperlakukan Brandon dengan baik. Namun, semuanya juga tergantung dengan perilaku Brandon dan juga suasana hati Steve.Hanya saja, entah kenapa Steve merasa tidak tenang dengan ibunya. Jadi, belakangan ini Steve tidak keluar rumah dan terus berjaga di rumah. Dia takut setelah Brandon mendapatkan kabar ini, dia akan mendekati ibunya. Bagaimana jika hati ibunya luluh lagi, bukankah semua jerih payahnya akan sia-sia?Steve mengutak-atik ponselnya. Dia tak sengaja membuka nomor ponsel Monica. Senyuman di wajahnya pun spontan terkaku.Wanita ini benar-benar adalah mimpi buruk bagi Steve. Dia tidak pernah bertemu wanita yang begitu galak seperti Moni
Jangankan Monica, bahkan Clara juga terkejut hingga terbengong. “Rahasia apa?”Suara Clara memang tidak besar, tetapi Monica sebagai seorang praktisi seni bela diri bisa menyadari ada orang di sebelah Steve. “Siapa orang di sampingmu?”Steve memalingkan kepalanya menatap Clara sekilas, lalu mengisyaratkannya untuk jangan berisik. Kemudian, Steve melambaikan tangannya dengan mengerutkan keningnya. Dia kembali ke kamarnya sendiri dan mengunci pintu kamarnya.Awalnya Clara juga ingin mengikuti langkah Steve, hanya saja langkahnya terlalu cepat. Dia hanya bisa menunggu di depan kamar saja. Jujur saja, Clara sungguh penasaran dengan rahasia apa yang dimiliki Monica.Dilihat dari ekspresi Steve tadi, sepertinya dia ingin menggunakan rahasia itu untuk mengancam Monica. Bukankah mereka akan segera menikah? Apa yang sedang mereka lakukan? Sayangnya, Clara tidak bisa mendengar dari luar pintu. Dia terpaksa menempelkan telinganya di pintu kamar.Setelah Steve memasuki kamar, dia berjalan beberapa
Apa lagi yang diinginkan Monica? Seumur hidupnya dia hanya menginginkan berbagai jenis kitab rahasia seni bela diri saja. Sekarang Monica sudah mendapatkan kitab Brandon. Jadi, apa lagi yang bisa diberikan Steve.“Kenapa? Apa kamu masih nggak percaya kalau kitab di tanganmu itu kitab palsu?” Steve merasa aneh. Jelas-jelas Monica sudah memercayainya waktu itu. Kenapa setelah pulang, dia malah jadi tidak percaya lagi?”Kenapa Monica begitu yakin bahwa kitab di tangannya itu asli? Jangan-jangan dia sedang beruntung, benar-benar mendapatkan kitab asli?Monica adalah praktisi seni bela diri. Seharusnya dia bisa membedakan mana yang asli dan mana yang palsu. Hanya saja, jika kitab asli benar-benar telah dicuri oleh Monica. Kenapa Brandon kelihatannya sangat tenang? Bukankah dia seharusnya menyuruh anggotanya untuk mencarinya? Bisa jadi Steve juga akan terkena imbasnya?“Kamu salah makan obat? Mana mungkin kitab di tanganku itu kitab palsu?” Monica membolak-balikkan kitab. Dengan pengalamanny
“Rahasia apa? Rahasia kepalamu! Aku hanya menakutinya saja, kamu malah percaya!” jerit Steve dengan emosi tinggi. Kemudian, dia berjalan masuk ke kamarnya.Lantaran tidak mendapat jawaban, Clara merasa sangat tidak senang. Dia menunjukkan ekspresi cemberut, lalu mengoceh, “Dasar sok misterius!”Clara melihat ponselnya yang dipakai Steve hingga begitu panas. Dia mengecek nomor yang baru dihubungi Steve, lalu menyimpannya. Dia merasa pasti ada yang disembunyikan Steve darinya.Baru saja Clara membalikkan tubuhnya, tampak sang ibu sedang berdiri di ujung koridor. Amara tidak berbicara, melainkan hanya berdiri menatap ke arah mereka. Clara syok segera berjalan menghampirinya.“Ma,” panggil Clara.“Apa yang sedang kalian ributkan?” Amara hanya mendengar suara berisik saja. Dia tidak kedengaran isi percakapan mereka.“Nggak, kok. Dia pakai ponselku untuk telepon. Ma, apa Monica dan Steve … masih baik-baik saja?” Clara mencoba untuk mencari tahu.Dari sikap Steve tadi, sepertinya hubungan ked