Home / Pernikahan / Istri Kembar CEO Posesif / Perang Dingin Di Antara Kami

Share

Perang Dingin Di Antara Kami

Author: Kaiwen77
last update Last Updated: 2024-02-14 12:18:31

Sore harinya, lampu-lampu mulai dinyalakan. Karena cuaca nampak mendung, bahkan hampir hujan. Selagi menyusui, Aruna menatap ke arah suaminya yang tengah memakai baju setelah mandi.

"Mama tadi ke sini," ujar Aruna mulai memberi tahu.

Begitu mendengar ucapan Aruna, kepala Erland langsung menoleh ke arahnya dengan ekspresi tidak senang.

"Untuk apa wanita itu datang ke mari?"

Bahu Aruna mengedik. "Tidak tahu tuh. Kenapa tidak tanya pada ibu tirimu itu sendiri."

Mata Erland menyipit, melihat reaksi dari sang istri yang menunjukkan kemarahan. Setelah menyudahi memakai baju, Erland langsung berbaring di atas ranjang. Memperhatikan Aruna yang menundukkan pandangan dan sibuk menatap putrinya.

"Pasti ada hal tidak enak yang wanita itu katakan padamu kan?" tebak Erland.

"Tidak ada."

Erland semakin menatap curiga, kemudian meraih tangannya. Aruna melirik suaminya yang semakin merambat dan berakhir dengan menyentuh dadanya.

"Erland, apa yang kamu lakukan?" tegur Aruna dengan mata sudah melotot.

E
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Kembar CEO Posesif   Mungkin Orang Tua Dilarang Bertengkar

    Aruna yang semula duduk dengan raut cemas. Seketika langsung berdiri dari duduk, saat mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Mata Aruna langsung kembali memerah karena melihat Erland yang sudah ada di hadapannya."Fira," sebut Aruna dengan air mata sudah turun."Iya Sayang."Erland meraih tubuhnya, kemudian memeluk Aruna dengan tangan mengusap kepalanya. Aruna menangis, mendapati putrinya panas hebat. "Dokter bilang, untung kami membawa Fira tepat waktu, kalau telat sedikit saja--"Aruna yang tak bisa lagi bicara, membuat Erland menenangkannya."Fira tidak akan kenapa-kenapa, Sayang. Tenanglah ya, Fira sudah ditangani oleh dokter.""Aku sangat takut," adunya.Erland mengusap kepalanya dengan lembut lagi. "Sekarang aku sudah di sini, serahkan masalah mengurus Fira padaku ya."Kepala Aruna mengangguk. Erland melepaskan pelukan dan mengusap wajahnya. Erland menatap dengan lekat."Kamu sudah makan Sayang?"Kepala Aruna langsung menggeleng. "Aku tidak napsu makan, melihat Fira diinfu

    Last Updated : 2024-02-17
  • Istri Kembar CEO Posesif   Tinggalkan Erland, Maka Kaki Dan Hati Kuberi

    Aruna mendengar yang sedikit ribut di luar ruang rawat. Sementara Fira menangis, membuat Aruna menggendong anaknya dengan Erland yang memastikan infus tidak lepas."Ayahku," ujar Aruna membuat Erland melirik dan mengangguk.Faisal terlihat datang bersama istri. Aruna butuh waktu yang lama untuk menerima keberadaan pria itu, tapi hari ini malah membawa ibu tiri serta ikut."Aruna, bagaimana keadaan cucu ayah?" tanya Faisal mendekat dengan raut cemas.Fira masih saja menangis di tangannya. Membuat, Faisal semakin mendekat dan meminta untuk menggendong."Coba ayah gendong, barangkali Fira bisa lebih tenang," ujar Faisal.Aruna pun memberikan Fira pada sang ayah. Karena memang biasanya, Fira begitu tenang di tangan Faisal. Namun, kali ini Fira tidak berhenti menangis sama sekali.Mata Aruna saling pandang dengan Faisal. Tidak biasanya putrinya menangis terus seperti ini. "Coba aku yang gendong," ujar Erland.Faisal memberikan Fira pada Erland. Sementara pria itu bertugas membawa tongkat

    Last Updated : 2024-02-18
  • Istri Kembar CEO Posesif   Erland Dan Aruna Berpisah

    Aruna memejamkan mata. "Persetan dengan Erland marah atau tidak. Untuk marah dia harus hidup terlebih dahulu."Daffa menatap ke arah Aruna dengan pandangan sedih. Pilihan yang cukup sulit itu membuat Aruna sendiri pasti terluka.Meski begitu, Daffa mengerti kalau Aruna memutuskan untuk meninggalkan Erland hanya demi kelangsungan hidup pria itu."Tepati janji Papa," ujarnya dengan mata memandang serius.Ayah Erland mengangguk. "Bagaimana pun, dia anak satu-satunya untukku. Jadi, tenang saja, tanpa kamu ingatkan pun. Aku akan menyelamatkannya."Kemudian ayah Erland melirik ke arah istri yang sibuk tersenyum senang, atas berpisahnya Aruna dengan Erland dalam waktu dekat."Siap-siap ke rumah sakit dan periksakan dirimu," ujar ayah Erland sampai membuat sang istri heran."Ya? Untuk apa Mas?""Untuk memotong hatimu dan berikan pada Erland.""Mas!"***Pandangan Aruna tertunduk saat Faisal merusak salah satu karangan bunga. Beberapa kolega bisnis memberikan bunga atas kematian ibu tirinya. D

    Last Updated : 2024-02-19
  • Istri Kembar CEO Posesif   Apakah Kita Pernah Bertemu?

    Awalnya Mitha bertanya-tanya. Apa maksud dari Aruna yang berkata, kalau sebentar lagi mereka akan berkemas.Rupanya, begitu malam harinya. Mitha mendapat mandat dari sang ayah, untuk segera kembali ke Indonesia. Menyuruh Aruna untuk mengurus perusahaan yang jatuh ke tangan Erland."Ayah sialan itu, aku yakin otaknya sudah cuci oleh Erland," gerutu Mitha selagi mengemas pakaian.Aruna menoleh. "Aku rasa ayah sengaja melakukannya."Mitha menghela napas. Tujuannya pasti untuk menyatukan Aruna dengan Erland lagi. Hal itu membuat Aruna ikut menghela napas.Aruna sering mendengar berita dari Daffa, kalau mantan suaminya itu tersandung skandal dengan beberapa wanita. Namun, tidak sampai ke arah yang lebih serius."Mama."Mendengar suara dari Fira. Aruna dan Mitha pun saling menoleh, kemudian tersenyum. Melihat gadis kecil dengan piyama pita di bagian dada, menyeret boneka lina belle mendekat.Aruna menatap lekat putrinya. Setelah besar, justru wajah lebih mirip dengannya. Segala kenangan Yud

    Last Updated : 2024-02-20
  • Istri Kembar CEO Posesif   Jadilah Sekretarisku, Aruna

    "Apa?"Erland berdehem. "Tidak, soalnya aku seperti pernah bertemu denganmu."Aruna langsung tersenyum kecut. Jangankan pernah ketemu, bikin anak di atas ranjang saja sering. Namun, Aruna tidak mungkin mengatakannya. Bisa-bisa dirinya dikira mengada."Mungkin di suatu tempat iya," sahut Aruna dengan kepala mengangguk.Erland menatap Aruna dengan lekat. Mulai dari suara yang mirip dengan wanita yang selalu muncul dalam bayangan dan mimpi. Bahkan, postur tubuh juga mirip."Mengenai perusahaan, kebetulan ayah saya tidak pandai berjudi. Jadi, bisakah kita batalkan penyerahan kuasa perusahaan itu?" tanya Aruna.Erland yang semula mencoba mengingat sosok Aruna. Langsung menyeringai saat mendengar permintaan darinya."Kamu tahu Aruna. Meja judi juga punya aturannya sendiri. Persetan dengan ahli atau pemula, selama permainan dimulai. Maka harus rela kehilangan jika kalah."Aruna langsung diam. Jadi, mantan suaminya ini ingin bersikap keras kepala. Jika saja,

    Last Updated : 2024-02-21
  • Istri Kembar CEO Posesif   Mari Menikah Lagi, Aruna

    Aruna pagi ini sedang mematut diri di hadapan cermin. Kemudian tangan menengadah, meminta sesuatu. Mitha segera mengambilkan parfum yang semula dipegang."Serius dengan keputusanmu?" tanya Mitha dengan menatap lekat."Mau bagaimana lagi, dia yang menginginkannya."Mitha menatap Aruna heran. Tidak biasanya, Aruna begitu pasrah dengan sebuah masalah. Hingga Mitha yang mulai menyadari pun langsung tersenyum."Jangan bilang, kalau ini trik darimu?""Trik?" Aruna balik bertanya."Ya. Kamu setuju bekerja sebagai sekretaris dari Erland. Kamu pasti ingin menggoda dia kan? Begitu ada kesempatan," tuduh Mitha.Aruna langsung tersenyum sinis begitu mendengar tuduhan itu. Memang mulanya seperti itu saat melihat Erland lagi setelah sekian lama. Tapi, Aruna menyadari satu hal. Masa lalu bukanlah masa depan."Aku tidak ada niat menyimpang macam itu. Aku hanya ingin perusahaan ayah kembali ke tangan kita."Mitha menarik napas. "Ayolah Aruna. Bahkan ayah saja tidak peduli dengan nasib perusahaan itu,

    Last Updated : 2024-02-22
  • Istri Kembar CEO Posesif   Takut Fira Diculik

    "Kalau seperti itu, aku tidak akan bisa menikahi kamu," ujar Erland."Bisa. Karena itu silakan ingat-ingat kenangan Anda."Aruna yang hendak melangkah pergi, langsung ditarik oleh Erland. Hingga tubuhnya berbalik."Aku akan menikahi kamu, bagaimana pun caranya Aruna."Aruna tersenyum dan menarik paksa tangannya dari genggaman Erland. "Berhenti bicara omong kosong, dan mari bekerja. Karena saya sudah dapat jadwal Anda."Aruna terburu keluar dari ruang kerja mantan suaminya. Sebelum Erland semakin banyak bicara. Begitu keluar, Aruna memegang jantungnya yang berdetak lebih kencang."Dia mengajakku nikah," gumam Aruna dengan tidak percaya.Namun, mengingat ayah dari Erland. Aruna jadi murung, pria itu alasan mereka berdua sampai berpisah. Aruna tidak ingin kehidupan putrinya diusik hanya karena ia memutuskan untuk kembali pada Erland.Aruna menghela napas. "Harus sekaya apalagi aku, hingga menjadi pantas bersanding dengan Erland."Saat siang harinya. Aruna yang sedang membereskan dokumen

    Last Updated : 2024-02-23
  • Istri Kembar CEO Posesif   Ciuman Saja, Tidak Melebihi Batas

    Aruna dibawa oleh Erland ke sebuah kamar di lantai atas. Aruna membeku sejenak, otaknya sedang mengajak bernostalgia. Kamar inilah yang dulu dihuni oleh Erland dan dirinya."Fira sedang tidur, jika kamu merasa lelah--"Ucapan Erland sempat terhenti karena menemukan Aruna yang berkaca-kaca. Aruna segera melengos saat menyadari tatapan mantan suaminya."Kamu bisa ikut istirahat," lanjut Erland.Aruna mengangguk. "Saya mengerti, jadi Anda bisa kembali."Dahi Erland mengerut. "Kembali ke mana, Aruna? Kamu lupa ini kamarku, ah lebih tepatnya kamar kita dulu."Mata Aruna menatap Erland lekat. "Apa Anda mengingatnya?"Erland tersenyum dan meraih pinggangnya. "Bakal ingat kalau sering kita gunakan nantinya."Aruna panik dan langsung mendorong tubuh Erland untuk menjauh. "Ini alasan saya tidak mau menikah sebelum ingatan Anda kembali.""Kenapa?"Mata Aruna menatap Erland dengan menantang. "Rasanya tidak adil.""Tidak adil?""Iya. Karena hanya saya yang mengingat semuanya."Erland mendekat memb

    Last Updated : 2024-02-24

Latest chapter

  • Istri Kembar CEO Posesif   Justru Larangan Itu Adalah Perhatian

    Tubuh Erland langsung membeku di tengah anak tangga saat mendengar ucapan dari Fira. Jantung Erland juga berdetak sangat kencang, mata saling pandangan dengan sang putri."Siapa yang beri tahu Fira hal konyol itu?"Fira diam sejenak, membaca ekspresi wajah Erland yang kali ini nampak marah. Perlahan pandangan Fira turun dan hanya berani menatap pundak Erland. "Semua orang membicarakannya pelan-pelan di sekitar Fira. Tapi, Fira mengerti maksud mereka."Erland menghela napas. "Itu hanya omong kosong Sayang. Kenapa Fira percaya? Fira kan anak papa."Tangan Fira meremas pundak Erland. "Papa jangan berusaha berbohong, aku sudah tahu semuanya kok.""Tapi, Papa janji ya. Jangan bilang kalau Fira tahu pada mama. Nanti mama bakal sedih."Erland memilih mengangguk. Ternyata dia tidak bisa menyembunyikan fakta dari anak sekecil Fira. Anak ini mengerti apa yang orang lain katakan, namun malah diam dan memendam semuanya sendiri."Tapi Fira tahu kan, kalau papa sayangnya beneran sama Fira. Mengang

  • Istri Kembar CEO Posesif   Fira Tahu, Papa Fira Adalah Orang Lain

    Aruna mengawasi Erland yang membersihkan sisa kotoran yang menempel pada putranya. Kemudian mengganti popok. "Kabar Mitha gimana, Mas? Kamu sudah dengar belum," singgungnya.Kabarnya Mitha juga melahirkan di hari yang sama. Namun, Aruna ingin tahu lahirnya anak kembar seperti apa."Kata Daffa sudah lahir, anak laki-laki semua.""Lahir normal?" tanyanya.Kepala Erland menggeleng. "Caesar katanya."Mendengar hal itu, Aruna langsung meringis sembari menyentuh perutnya. Erland yang melihatnya, menggenggam tangan Aruna."Mikirin apa sih? Kamu kan lahirannya normal.""Ya tapi ngeri gitu, Mas," sahutnya.Erland memandangnya lama. "Jarang yang bisa lahir normal saat mengandung kembar. Zaman sekarang lebih merekomendasikan caesar."Memikirkannya, Aruna langsung menjawab, "kalau begitu aku tidak mau punya anak kembar."Erland ingin mengusap kepalanya. Namun, langsung Aruna genggam lengan suaminya. Erland sempat menunjukkan raut terheran, setelah mengingat tangan ini yang digunakan membersihkan

  • Istri Kembar CEO Posesif   Kenapa Fira Tidak Mirip Papa?

    Aruna tersenyum mendengar ucapan suaminya. "Benar, Fira pasti senang."Erland ikut tersenyum. "Iya Sayang."Aruna memandang Erland yang begitu betah memandang sang putra. Bibirnya tanpa sadar terus saja tersenyum karena pada akhirnya bisa melahirkan anak dari suami yang dirinya cintai.Bahkan ketika malamnya tiba. Aruna yang sibuk tidur, Erland tetap terjaga dan menjaga sang putra yang sangat lelap tidur di ranjang kecil. Bibir Erland tak pernah berhenti tersenyum, karena melihat fotokopi diri sendiri pada wajah sang putra."Tuan."Erland menoleh dan mendapati Sonya yang membawa tas, bersiap untuk pulang."Oh kamu sudah mau pulang," singgung Erland."Iya Tuan. Saya akan kembali pagi nanti."Erland berpikir sejenak, kemudian menyahut, "besok kamu di rumah saja, istirahat. Terima kasih karena sudah membantu menjaga Aruna."Meski Sonya sempat terkejut karena Erland baru saja mengucap terima kasih. Namun, Sonya langsung tersenyum dan mengangguk."Kembali kasih, Tuan."Erland kembali meman

  • Istri Kembar CEO Posesif   Farras Raffasya, Nama Putra Kita

    Beberapa bulan telah berlalu. Kandungan Aruna sudah mencapai sembilan bulan dan sejak kemarin mulas, menunjukkan tanda melahirkan.Erland langsung membawa Aruna ke rumah sakit. Namun, sampai paginya lagi, Aruna tak kunjung pembukaan. Erland yang melihat Aruna kerap mengadu kesakitan karena kontraksi, membuat Erland bicara pada Sonya."Menurutmu, bukankah ini karmaku? Makanya Aruna kesulitan melahirkan begini," singgung Erland."Tuan, tidak boleh bicara seperti itu. Semua wanita yang melahirkan berbeda-beda, ada yang cepat ada juga yang lumayan lama," sahut Sonya."Sewaktu melahirkan nona Fira, Nyonya seperti ini juga."Erland yang semula memandang ke arah Aruna sedang tidur, langsung menoleh pada Sonya saat mendengar perkataan itu. Erland yang tidak memiliki ingatan soal itu langsung bertanya."Benarkah?"Sonya mengangguk. "Benar sekali Tuan. Makanya Nyonya sekarang nampak biasa saja, meski terkadang mengeluh sakit. Karena sebelumnya juga seperti ini."Erland langsung meraih tangan Ar

  • Istri Kembar CEO Posesif   Kalau Punya Adik, Tidak Disayang

    Erland mengerutkan dahi. "Anak kembar?""Iya."Mendadak Erland tersenyum. "Gimana mau anak kembar, kamu sudah hamil begini. Harus lahir dulu Sayang, baru bikin anak kembar lagi."Mendengarnya, Aruna jadi membuka matanya lebih lebar dan memandang ke arah Erland. Suaminya masih tersenyum, kemudian mengusap wajahnya."Memangnya siap melahirkan lagi? Yang lagi di kandung saja belum lahir," ujar Erland.Aruna langsung menggeleng. "Iya, harus lahirin dulu yang lagi dikandung."Erland mengangguk dan mengusap kepalanya. "Nah iya, habis lahiran. Kita baru pikirkan lagi ya soal anak kembar."Aruna memainkan kancing baju suaminya. "Tapi kata ayahku, katanya anak kembar merepotkan."Erland menumpu kepala dengan tangan. Mata memandangnya sangat lekat, sampai Aruna membalas."Kenapa merepotkan? Kan anak sendiri. Aku malah senang banyak anak, rumah akan ramai dan aku juga bakal bantu merawat anak-anak.""Kalau disuruh jaga anak, paling nanti kamu tidur," ujarnya."Tidak akan, aku jamin."Aruna kemba

  • Istri Kembar CEO Posesif   Mau Hamil Kembar

    Erland benar-benar membawa Aruna ke rumah sakit pada siang harinya. Tentunya untuk memeriksakan kandungan sang istri. Tepat seperti yang dokter katakan, usia kandungannya memasuki 6 minggu. Aruna dan Erland diminta oleh dokter untuk jangan berhubungan dulu, sebelum melewati trimester pertama.Aruna yang memang sudah pernah hamil, tahu masalah larangan itu. Bahkan Erland pun terlihat mengerti, jadi tidak berkomentar apa pun."Jadi, apakah istri dan anakku ini ingin makan sesuatu?"Begitu keluar dari ruangan dokter kandungan, Erland menawarkan. Tangan saling bergandengan dengan Aruna. Erland sampai melirik karena menantikan jawaban dari istri."Aku mau waffle," ujarnya."Hm, biasanya beli di mana?""Aku tidak tahu. Tapi, harusnya ada cafe atau resto yang jual kan."Erland mengangguk. "Nanti aku cari infonya di ponsel ya."Mereka berdua tetap berjalan bersama dan memutuskan untuk menjemput Fira di sekolah. Kebetulan putrinya pasti sudah pulang. Sepanjang mengemudi, Aruna bergelayut man

  • Istri Kembar CEO Posesif   Positif Hamil

    Aruna menemui putrinya yang ada di rumah Faisal. Mungkin selama seminggu ini, akan tetap di sana sampai Aruna dan Erland pulang ke rumah. "Fira sedang tidur siang," ujar Faisal memberi tahunya.Aruna mengangguk. "Begitu ya sudah.""Kamu tidak akan pergi lagi kan?""Mungkin sore akan ke sana lagi dan malamnya ke sini untuk menemani Fira tidur, Yah."Faisal menghela napas. "Sewaktu masih hidup, saling bermusuhan. Giliran sudah mati, malah begitu betah di sana."Aruna memandang ayahnya. "Jangan bicara begitu, Yah. Bagaimana pun Erland kan anaknya, kalau bukan Erland siapa yang mengurusi."Mendengar ucapannya, Faisal langsung mengangguk. "Iya, iya. Ayah hanya kesal dengan Erland dan ayahnya yang sering bertengkar itu."Aruna duduk di sofa dan menarik napas. "Bagaimana pun, anak tetaplah anak. Ditinggal ayahnya tentu saja sedih.""Kamu juga begitu memangnya?"Dahi Aruna langsung mengerut. "Ayah mau menyusul? Semua keluarga ingin Ayah panjang umur kok."Faisal langsung tersenyum, kemudian

  • Istri Kembar CEO Posesif   Tidak Ingin Kamu Jatuh Sendirian

    Aruna berkeliling di rumah ayah mertuanya. Tempat Erland dahulu dibesarkan. Kemudian dirinya bertemu dengan ibu tiri dari suaminya. Aruna ingin menghindar, namun tangannya dicekal."Kamu merasa bangga ya, bisa keluar masuk rumah ini."Aruna memandang lekat. "Bangga?""Kenapa harus berbangga diri, aku menantu di rumah ini," lanjutnya.Ibu tiri Erland menyeringai. "Kamu hanya menantu yang tidak diakui.""Aku juga tidak ingin diakui oleh Anda."Kemudian Aruna menarik paksa tangannya dari ibu mertuanya. Hendak wanita ini main tangan, namun mendadak terhenti setelah ada langkah terdengar di belakang tubuhnya. Aruna langsung berbalik dan menemukan Erland berjalan mendekat dengan mata melotot tajam. Fira berlari di belakang suaminya sembari tertawa senang. Namun saat melihat ibu tiri Erland, Fira mendadak bersembunyi di belakangnya."Ayo aku antar ke kamar untuk istirahat," ujar Erland langsung menggiring Aruna dan Fira.Wanita itu mengepalkan tangan dengan wajah menunjukkan raut emosi. Nam

  • Istri Kembar CEO Posesif   Titip Erland, Ya Aruna

    Aruna yang sedang memakaikan seragam sekolah pada putrinya, sesekali melirik jam. Karena suaminya tak kunjung pulang juga. Fira pun sampai bertanya karena melihat dirinya yang tak fokus."Mama menunggu papa ya?"Bibirnya langsung tersenyum. "Iya, Sayang. Mama nungguin papa, katanya pulang untuk ganti baju."Tepat saat itu, terdengar suara mobil berhenti di depan rumah membuat mata Fira berbinar. Kemudian berlari darinya yang hendak memakaikan dasi. Aruna sendiri tersenyum dan mengikuti putrinya keluar.Namun, baru juga Aruna selesai menuruni anak tangga. Fira kembali berlari ke arahnya dengan raut ceria."Kata Papa hari ini tidak sekolah.""Eh? Kan bukan hari libur, mama juga tidak mendapat info apa pun dari sekolah." Aruna jelas bingung.Kemudian, Erland berjalan mendekat dan menyahut, "papa minta bertemu."Aruna memandang suaminya semakin tidak mengerti. "Dan kamu menyetujuinya?"Erland berjalan semakin dekat dan berhadapan dengannya. Kemudian meraih tangannya, karena Erland sangat

DMCA.com Protection Status