Share

Bab 186

Penulis: Ipak Munthe
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-30 00:07:00

Sementara ditempat lainnya Raka tengah sibuk dengan pekerjaannya.

"Akhirnya rapat selesai," kata Raka penuh bahagia.

Dia tak sabar untuk pulang ke rumah bertemu dengan istri tercintanya.

Sesaat kembali ke ruangannya dia pun meraih ponselnya.

Saat itu dia ingin menghubungi Salsa, menanyakan apakah sudah makan siang atau pun belum.

Tapi, tiba-tiba saja Gio pun mengulurkan tangan padanya.

Raka yang telah memegang ponselnya pun perlahan mulai meletakkan kembali pada meja.

"Selamat," kata Gio sambil menggerakkan tangannya.

Sementara Raka belum juga menerima uluran tangan Gio, dia masih bertanya-tanya mengapa Gio mengucap selamat padanya.

"Selamat," Gio pun kembali mengulangi ucapannya.

Saat itu Gio langsung meraih tangan Raka dan kini keduanya tampak bersalaman.

"Untuk apa?" tanya Raka.

"Karena sebentar lagi, Bos akan memiliki seorang putri," ucap Gio.

Gio pun tersenyum karena ikut merasa bahagia karena Raka akan menjadi seorang Ayah.

"Putri?" tanya Raka yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 187

    Sedangkan di rumah kini Sinta tengah sibuk mempersiapkan sebuah kamar untuk calon cucunya. Dia merenovasi sebuah kamar yang nantinya akan menjadi seperti yang dia inginkan. "Sedang apa disini?" tanya Rama yang sejak tadi mencari keberadaan sang istri. Hingga art mengatakan bahwa Sinta tengah merenovasi kamar. Benar saja dia pun melihat ada beberapa orang kini tengah sibuk bekerja di sana. "Papa, udah pulang?" Sinta pun tersenyum pada sang suami, "ini kamar nantinya akan ditempati oleh calon cucu kita," terang Sinta dengan begitu bersemangat. Raka pun melihat lebih jelas dengan memasuki kamar tersebut. "Kamar ini kan nggak jauh dari kamar Raka," jelas Sinta lagi. Semangatnya begitu membara saat akan memiliki cucu lagi. "Kenapa dibuat seperti ini?" tanya Raka karena kamar tersebut lebih tepat untuk anak laki-laki. "Kan, calon cucu kita laki-laki," jawab Sinta. "Siapa yang bilang?" "Memangnya kenapa?" "Calon cucu kita perempuan, Ma," jelas Rama. "Papa, serius

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 188

    Raka masih saja merasa bersalah atas apa yang terjadi pada Salsa. Rasa mual akibat banyaknya bunga yang dia kirimkan sebelumnya kini membuat Salsa merasa lemas. Dia hanya berbaring di ranjang sambil menghirup aroma minyak kayu putih yang cukup membantunya mengurangi rasa mualnya. "Sayang, maaf ya," ucap Raka penuh rasa bersalah. "Aku nggak papa kok, agak pusing sedikit aja," jawab Salsa. "Kamu istirahat dulu, Abang mandi dulu," kata Raka. "Iya." Salsa menatap punggung Raka yang berjalan menuju kamar mandi. Pikirannya malah kembali pada sebelumnya, yaitu tentang dirinya yang mengandung anak perempuan, dia masih ketakutan dengan reaksi Raka nantinya. Entah seperti apa rumah tangganya setelah ini, apakah Raka akan sangat membencinya? Bagaimana jika Raka mengusirnya? "Selamat ya, Pak, anaknya perempuan," ucap sang dokter setelah selesai membantu persalinan Salsa. Senyum bibir Raka pun menghilang, wajah Raka yang sebelumnya penuh dengan kebahagiaan kini berubah menj

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 189

    Makan malam ini terasa begitu hangat, lihat saja yang lainnya sibuk membicarakan tentang calon anggota keluarga baru mereka. Semuanya benar-benar tidak sabar ingin segera melihat wajah anak Raka. "Gimana kamarnya?" tanya Oma Mala. Sebab dia belum melihat kamar yang akan ditempati oleh calon anggota keluarga baru mereka. "Udah jadi, Bu. Kamarnya sesuai dengan keinginan Sinta," ucap Sinta sambil diiringi tawa kecil penuh kebahagiaan. "Nanti Ibu harus lihat kalau begitu," kata Oma Mala yang benar-benar sangat antusias membahas calon cicitnya. "Harus dong, Bu," tambah Sinta. Tapi lain halnya dengan Salsa. Dia masih saja diam larut dalam pikirannya, bahkan makanan di hadapannya pun hanya di lihat saja tanpa memakannya sama sekali. Dia belum juga bisa melupakan mimpi buruknya hingga membuatnya semakin ketakutan bukan main jika mimpi tersebut berubah menjadi nyata. Masih lebih baik jika yang diusir sekaligus dirinya dan bayinya. Tapi jika hanya bayinya saja bagaimana ca

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 190

    Setelah memesan kamar kini Salsa pun segera beristirahat. Tapi, matanya tidak dapat terpejam karena isi pikirannya yang kacau. Dia memikirkan kemana akan pergi esok hari untuk menyelamatkan diri dari keluarga Raka Januartha. "Ke luar kota," katanya tiba-tiba. Dia mengangguk pasti, dia yakin sekali tidak ada yang menemukan dirinya dan Dara. "Atau aku bisa tinggal di desa terpencil," katanya lagi. Dara yang berbaring di samping Salsa tentunya bingung mendengar ucapan Salsa. "Kakak, ngomong sama siapa sih?" tanya nya dengan sinis. Begitu pun juga dengan tatapan mata Salsa yang tak kalah sinis menatapnya. Menurutnya adiknya hanya perlu diam dan mengikuti apapun yang terjadi. Bukannya banyak bertanya yang membuatnya semakin pusing. "Diam!" kesal Salsa. "Apaan sih, Kak? Perasaan marah-marah terus deh. Dara kan nanya," ketus Dara sambil bergerak membelakangi sang Kakak. "Anak kecil diam!" kata Salsa lagi. "Tau ah, mending tidur!" gerutu Dara. Benar saja dia pun

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 191

    Ting tong. Terdengar suara bell. Raka pun segera membuka pintu karena itu seorang pegawai hotel yang mengantarkan sarapan. Setelah itu pintu pun kembali di tutup. "Ayo sarapan dulu," kata Raka. Salsa pun menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Kenapa lagi?" tanya Raka. Sepertinya ada masalah yang harus diselesaikan, karena jika tidak maka masalah akan semakin panjang tanpa jelas apa yang sebenarnya terjadi. "Kamu aja yang makan, aku nggak lapar!" "Salsa!" "Aku nggak mau kalau kamu buang anak aku!" "Siapa yang akan membuangnya Salsadila?" geram Raka. Raka pun menatap wajah Salsa dengan serius, dia kehabisan kata-kata untuk berbicara pada istrinya tersebut. Entah mengapa bisa Salsa berucap demikian, apakah dirinya begitu kejam selama ini? "Terus apa?" tanya Salsa bingung. "Apa lagi? Apa lagi yang belum jelas? Cepat tanyak kan. Jangan bilang selama belakangan ini kamu aneh karena faktor pikiran konyol mu ini!" tebak Raka. "Ini bukan konyol!" kesal Salsa.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 192

    "Kenapa muka nya di tutup?" "Lagi pengen aja, lagian kamu juga kenapa bilang aku bodoh?!" Salsa pun mencoba untuk menyelamatkan diri dari rasa malunya terhadap Raka. Sehingga dia pun mencoba untuk membuat Raka seakan bersalah. "Memangnya kapan aku ngomong begitu?" tanya Raka penuh intimidasi. "Tadi!" kata Salsa lagi tidak mau kalah. "Mana ada, kamu sendiri yang bilang barusan! Jangan memutar balikkan fakta!" Raka pun kembali menjitak kepala Salsa dengan gemas. Membuat Salsa pun mengaduh sambil menggosok kepalanya dengan kesal. "Aku bilang apa?" "Katanya Dara sekolah biar pintar, biar nggak seperti aku," Salsa pun mengulangi ucapan Raka yang sebelumnya. Raka pun mengangguk, "Lalu dimana ada kata.......dimana?" tanya Raka dengan raut wajah serius. Raka benar-benar tidak mengucapkan kata tersebut, bahkan saat bertanya sekalipun. Salsa pun dibuat bingung dengan pertanyaan Raka "Tapi maksudnya, dia biar pintar nggak kaya aku yang bodoh! Sama aja kan kamu bilang aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 193

    Setelah banyaknya drama untuk pagi hari ini, akhirnya Salsa pun memutuskan untuk ikut pulang bersama dengan Raka. Dia duduk manis di samping Raka, ini bukan lagi rasa khawatir yang melanda. Melainkan rasa malu yang tak terkira, tak kuasa rasanya membayangkan kekonyolan bercampur gila yang telah dia lakukan semalam. Dia pengen melarikan diri hanya karena mimpi buruknya, kemudian ditambah dengan ucapan yang pernah dikatakan oleh Indri sebelumnya. "Kacau!" ucap Salsa tiba-tiba. "Kamu ngomong apa?" tanya Raka yang samar-samar mendengar ucapan Salsa. "Hehe," Salsa malah cengengesan karena menyadari dirinya baru saja bicara sendiri. Itu karena kegilaannya. "Abang, jangan bilang-bilang yang lainnya kalau tadi malam Salsa mau kabur ya," minta Salsa penuh permohonan. Raka saja yang mengetahui keinginannya untuk kampus sudah dirasa sangat memalukan. Apa lagi jika yang lainnya ikut mengetahui kekonyolan tersebut. "Memangnya kenapa?" tanya Raka. "Malu tahu bang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 194

    Perlahan Salsa pun mulai tersadar dari ingatannya, dia pun mengedarkan pandangannya untuk mencari ponsel yang telah dia jatuhkan. Hingga akhirnya menemukan ponsel tersebut. Kakinya pun kembali melangkah dan tangannya pun bergerak untuk meraih ponsel tersebut. Namun, karena perutnya yang sudah begitu membuncit membuatnya kesulitan untuk berjongkok. Raka yang dari tadi hanya berdiri di ambang pintu sambil memperhatikan seperti apa reaksi Salsa pun kini mulai melangkah lebih maju. Dengan cepat membantu Salsa untuk mengambil ponsel tersebut. Tapi Salsa yang dibuat sok bukan main, bukan karena takut pada Raka. Namun, ada ingatan yang membuatnya menjadi sulit untuk bernafas sekalipun. Bahkan untuk menerima ponsel yang diberikan Raka padanya pun sulit rasanya untuk menerimanya. "Ambil," kata Raka sambil menggerakkan ponsel di tangannya. Glek! Salsa dibuat meneguk saliva dengan begitu pahitnya, padahal Raka tidak marah, apa lagi suka memukulnya. Namun, tetap sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06

Bab terbaru

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 122

    Salsa merasa sedih karena Indri telah memutuskan untuk pergi. Tapi apa yang bisa dia lakukan untuk mencegahnya, meskipun telah berusaha untuk meyakinkan Indri tapi hasilnya tetap sia-sia. *** Kini Salsa telah menjadi istri satu-satunya, pernikahannya pun tak lagi menjadi rahasia, semua orang juga telah mengetahui bahwa Salsa lah istri Raka yang sah. Hingga beberapa bulan kemudian Salsa pun melahirkan seorang anak perempuan, keluarga besar Januartha sangat berbahagia menyambutnya. Salsa juga tidak lagi merasa takut, jelas terlihat semua anggota keluarga suaminya menerima anaknya penuh kehangatan. Salsa melahirkan anaknya secara normal, tapi Raka merasa kasihan terhadap istrinya tersebut karena menyaksikan sendiri bagaimana sebelumnya Salsa menahan sakit sendirian. Andai saja rasa sakit itu bisa dibagi dia mau mengurangi rasa sakitnya. "Terima kasih," ucap Raka sambil menggenggam tangan Salsa dengan sangat erat. Salsa pun tersenyum sebagai jawaban, dia merasa sempurna

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 121

    "Kak Indri," ucap Salsa sambil berjalan masuk ke kamar Indri. Krang! Piring di tangannya seketika terjatuh dari tangganya, tak menyangka melihat Indri telah berdiri tegak. Dirinya seperti sedang dikejutkan dengan apa yang kini dia lihat. "Salsa," panggil Indri. Saat itu Salsa pun mulai tersadar dari keterkejutannya. Dia tak menyangka jika kini Indri bisa berdiri sendiri. "Salsa, ada apa?" tanya Sinta yang menyusul masuk setelah mendengar suara pecahan. Sinta takut jika saja Salsa yang terpeleset, bagaimana dengan keadaan janinnya? Bahkan Sinta juga sangat mengkhawatirkan keadaan Salsa. Semua pikiran buruknya benar-benar membuatnya panik bukan main. Tapi dia pun dibuat terkejut melihat Indri sudah bisa berdiri. Rasanya tak percaya dengan apa yang telah dia lihat saat ini. Ini seperti tidak mungkin, tapi itulah yang terjadi. "Indri?" Sinta menatap tidak percaya tapi inilah kenyataannya. Matanya membulat sempurna tanpa bisa berkedip sama sekali, sekarang dia men

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 120

    Salsa pun tersenyum bahagia karena hari ini dirinya telah menjadi seorang sarjana, tidak ada yang menyangka bahwa dirinya mampu untuk menyelesaikan pendidikan. Bahkan dirinya sendiri sekalipun merasa ini adalah sebuah hal yang mengejutkan, siapa sangka ternyata disaat dirinya merasa terjatuh-sejatuh-jatuhnya ternyata ada setitik cahaya yang membawanya sampai di hari ini. Hari dirinya menjadi salah satu dari mereka yang menyelesaikan pendidikan seperti yang diinginkan oleh sang Nenek. Ya, air mata Salsa juga menetes haru seiring mengenang kembali wajah mending sang Nenek yang telah menghadap sang illahi. Semua ini juga tak lepas dari peran penting dalam proses pencapaian pendidikannya. Mendukungnya dalam segala hal, sayang kini Neneknya tak bisa mengucapkan selamat padanya. Padahal Salsa juga ingin mengucapkan selamat juga pada sang Nenek karena perjuangan Neneknya tidak sia-sia. Kini hasilnya dirinya telah seperti ini, bahagia rasanya tak dapat terucap oleh kata-kata.

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 199

    Salsa langsung mengambil ponselnya dia tidak lagi menggunakan ponsel lamanya, karena kata Raka sudah butut. Lagi pula ponsel seharga 1 m nya juga harus digunakan, sebab dia sudah membayarnya mahal tadi malam. Tentu saja mahal karena dirinya harus bergoyang seperti orang gila, ah sudahlah. Salsa pun tidak lagi bisa berkata-kata. Dan ketika panggilan telepon tersambung dia langsung saja berbicara. "Abang, Salsa mau kasih tahu hal yang penting," ucap Salsa dengan cepat. "Kamu sakit? Mau melahirkan?" tanya Raka panik. Dia takut terjadi sesuatu pada istrinya tersebut. "Kok melahirkan? Hamil juga masih 6 bulan," gerutunya. "Jadi berapa bulan baru bisa melahirkan?" tanya Raka dengan bodohnya. Inilah Raka jika sudah berbicara dengan Salsa otaknya tak akan bisa bekerja dengan baik lagi. "Sembilan bulan, Abang!" kesal Salsa. "Oh iya, lupa," ucap Raka sambil menggaruk kepalanya. Dia sendiri bingung kenapa bisa bodoh seperti ini, tapi sudahlah saat ini dia ingin berbicar

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 198

    Salsa pun tersenyum sambil melangkahkan kakinya, dia tak dapat menahan kebahagiaan yang tengah dia rasakan. Bahkan tidak menyangka jika hari ini keluarga suaminya begitu menyayangi dirinya. Hingga akhirnya langkah kakinya pun terhenti saat melihat Indri tengah berjemur di halaman. Segera Salsa pun melangkah mendekati Indri.Dia ingin melihat bagaimana keadaan Indri, semoga saja ada kemajuan. "Nyonya Indri, apa kabar?" tanya Salsa. Sebab, kemarin tidak bertemu dengan Indri sama sekali. Rasanya ada banyak hal yang harus dia tanyakan, terutama apakah sudah ada kemajuan.Meskipun sadar Indri tidak bisa menjawab pertanyaannya, tidak apa yang terpenting adalah kesehatan Indri baik. "Sa, aku ke toilet bentar ya," kata Mayang yang bertugas membantu Indri untuk melakukan segala sesuatunya. Termasuk berjemur juga. "Iya, nggak papa aku juga pengen berjemur dulu. Kamu istirahat dulu aja sekalian, nanti kalau ada sesuatu aku panggil kamu ya," jawab Salsa. "Siap, makasih Nyonya

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 197

    Pagi ini rasanya sangat melelahkan karena malam panjang yang terlalu panas. Namun, meskipun sedemikian Salsa juga harus bangun pagi-pagi karena perutnya terasa lapar. Tentunya setelah dia mandi pagi. "Lho, kamu sudah sarapan pagi?" tanya Sinta ketika melihat Salsa sudah selesai sarapan. Padahal dirinya baru saja bangun dan sarapan pun tengah disiapkan oleh para Art. Sepertinya Salsa membuat sarapannya sendiri dan untuk dirinya sendiri saja agar lebih cepat prosesnya. "Iya, Ma. Maaf ya, Salsa sarapan duluan. Soalnya laper banget," ucap Salsa dengan perasaan tidak enak karena biasanya sarapan pagi bersama. "Tidak masalah, bahkan itu sangat bagus karena cucu Mama butuh nutrisi juga," balas Sinta. Kemudian dia pun segera duduk di samping Salsa Tentu saja karena ingin memegang perut buncit Salsa. "Cucu, Oma," katanya dengan senyuman penuh kebahagiaan. "Ma," panggil Salsa dengan ragu, dia ingin tahu apakah benar Sinta sudah tahu jenis kelamin calon anaknya seperti yan

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 196

    Dengan terpaksa Salsa pun harus menuruti keinginan Raka. Bukan, mungkin lebih tepatnya dia harus memenuhi janji yang telah dia ucapkan sendiri dengan penuh kesadaran. Jika mungkin waktu bisa diputar kembali maka dia akan menarik ucapannya. Sayangnya itu tidak mungkin. Karena kenyataan kini Raka terus menagih janjinya. Malu rasanya tidak terkira dan tidak dapat terucapkan oleh kata-kata. Lihatlah kini dirinya harus memakai lingerie, warnanya begitu kontras dengan warna kulitnya. Dan membuat Raka semakin bersemangat untuk melihatnya. "Mana goyangannya?" pinta Raka sekaligus menggoda Salsa. Semakin Salsa merasa malu maka semakin membuatnya merasa gemas. "Aku tidak bisa gerak," ucap Salsa memberi alasan. "Benarkah?" tanya Raka lagi. "Hu'um," Salsa pun mengangguk cepat. Berharap Raka memintanya untuk segera menghentikan semua kekonyolan ini. "Coba dulu," ucap Raka. Ah! Batinnya pun mendesah pasrah karena ternyata Raka tidak memintanya untuk menghentikan semu

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 195

    "Salsa." "Ya, Oma," jawab Salsa. Salsa pun merasa bahagia karena kedatangan Oma Mala cukup membantunya. Artinya dia bisa lolos dari Raka. "Ini Oma bawakan rujak, barusan Oma dan yang lainnya ngerujak," Oma Mala pun tersenyum sambil berjalan ke arah Salsa. "Wah terima kasih, Oma. Melihatnya saja udah ngiler," kata Salsa. Bertempat dengan Raka yang keluar dari kamar mandi, tentunya setelah menyelesaikan mandinya. "Kalau gitu Oma keluar dulu," pamit Oma Mala. "Lho, kok buru-buru?" tanya Salsa dengan panik. Padahal sebelumnya sudah begitu bersemangat karena merasa mendapatkan bantuan. Sayangnya tidak. "Memangnya kenapa?" Oma Mala terlihat bingung dengan pertanyaan Salsa. Salsa pun tersenyum kecut sambil menatap wajah Raka dengan horor. Padahal pria tampan itu hanya diam saja menyaksikan dirinya dan Oma Mala tengah berbicara. Tapi kenapa dia merasa bulu kuduknya berdiri? "Oma, jadikan ngajakin Salsa masak?" tanya Salsa tiba-tiba. Membuat sang Oma pun bingung

  • Istri Kedua Tuan Pewaris yang Disembunyikan   Bab 194

    Perlahan Salsa pun mulai tersadar dari ingatannya, dia pun mengedarkan pandangannya untuk mencari ponsel yang telah dia jatuhkan. Hingga akhirnya menemukan ponsel tersebut. Kakinya pun kembali melangkah dan tangannya pun bergerak untuk meraih ponsel tersebut. Namun, karena perutnya yang sudah begitu membuncit membuatnya kesulitan untuk berjongkok. Raka yang dari tadi hanya berdiri di ambang pintu sambil memperhatikan seperti apa reaksi Salsa pun kini mulai melangkah lebih maju. Dengan cepat membantu Salsa untuk mengambil ponsel tersebut. Tapi Salsa yang dibuat sok bukan main, bukan karena takut pada Raka. Namun, ada ingatan yang membuatnya menjadi sulit untuk bernafas sekalipun. Bahkan untuk menerima ponsel yang diberikan Raka padanya pun sulit rasanya untuk menerimanya. "Ambil," kata Raka sambil menggerakkan ponsel di tangannya. Glek! Salsa dibuat meneguk saliva dengan begitu pahitnya, padahal Raka tidak marah, apa lagi suka memukulnya. Namun, tetap sa

DMCA.com Protection Status