"Jihan?" tanya Angga pelan.
Abraham menyadari kalau dirinya salah menyebut nama. Sebab, sekarang yang ada di dalam pikirannya adalah Jihan."Maaf, maksudnya Jibran, saya salah menyebut nama," ujar Abraham pelan.Jihan bernapas lega, karena tadi dia pikir sang suami mengetahui kalau Widya adalah Jihan. Namun, tenyata Abraham hanya salah menyebut nama."Pak Abraham, terima kasih sudah membuat anakku sembuh, karena kamu semalam menyakinkan Jibran kalau papanya selalu ada bersama kami," ujar Jihan datar."Sama-sama Widya, kirim salam untuk suamimu," sahut Abraham lembut.Jihan menganggukkan kepala, kemudian dia bergegas pergi dari sana bersama Angga. Entah kenapa, rasanya Abraham sangat sedih saat melihat kepergian wanita itu dan Jibran. Namun, ingin melarang, dia bukan siapa-siapa. Bahkan, mereka tidak saling mengenal pikir Abraham.Sesampainya Jihan di dalam mobil, dia langsung melepaskan masker dan menggendong Jibran yangPlak!Azizah menampar pipi Abraham dengan sangat kuat. Membuat Pria itu tersadar dan melihat kalau yang ada dihadapannya saat ini bukanlah Jihan, melainkan Azahra."Sorry Azizah, saya tidak sadar kalau yang ada di hadapan saya adalah kamu," ujar Abraham pelan.Azizah memaklumi hal itu dan kembali menjelaskan kesalahan berkas kerja sama dari perusahaan Jingga Group, yang sekarang dipimpin oleh Jihan tanpa sepengetahuan Abraham."Baiklah, nanti akan saya bicarakan pada Angga, CEO di perusahaan Jingga Grup," ujar Abraham pelan."Iya Pak, saya hanya mengingatkan saja! Sepertinya mereka sangat lalai dalam masalah ini, saya sarankan untuk menegur CEO itu," sahut Azizah pelan.Abraham menganggukkan kepala dan kembali mengerjakan tugas. Setelah itu, dia pergi dari kantor, karena ada rapat penting siang ini di perusahaan rekan bisnisnya.***Jihan menerima email dari Abraham dan semua keluhan pria itu. Membuat Jihan ters
Sontak saja hal itu membuat Jihan sangat terkejut, dan ia menatap ke arah Angga agar pria itu membantunya. Sebab takut identitasnya terbongkar sekarang."Ada apa Pak Abraham?" tanya Pak Edwin lembut."Dia bukan Jihan. Tapi namanya Salsabila Atmajaya," sahut Angga."Maaf semuanya, tadi saya mengira dia adalah wanita yang saya sebutkan, ternyata salah. Hanya nama mereka yang hampir mirip," ujar Abraham pelan.Jihan merasa lega karena Abraham tidak mencari tahu tentang kebenarannya, kemudian mereka melanjutkan kembali meeting yang tertunda. Selama itu juga Abraham terus-menerus menantap Jihan.Sebab, dia yakin kalau wanita itu adalah sang istri sebab suara mereka sangat mirip. Namun, penampilan mereka sangat jauh berbeda.Jihan biasanya berpenampilan biasa saja. Namun, Salsabila ini berpenampilan bak seorang CEO yang sebenarnya, sangat cantik dan anggun.Walaupun Jihan sudah melahirkan tetap lekuk tubuhnya sama seperti sewa
Kemudian, dia melihat Angga ada di hadapannya. Padahal, seingatnya pria itu sudah pergi kantor, namun sekarang masih ada di apartemen."Katanya kamu ingin ke kantor Ngga? Tapi, kenapa sekarang masih ada di sini?" tanya Jihan sambil menatap wajah pria itu dan bergegas bangun."Iya, aku lupa mengatakan padamu kalau berkas yang harus kita selesaikan ada di ruangan kerja. Jadi, aku minta agar kamu membantu mencarikan, aku tidak bisa menemukannya," jawab Angga pelan.Jihan mengingat kembali berkas yang harus ini harus mereka selesaikan, dan sudah ia tanda tangan ini juga. Namun, ia lupa di mana meletakkannya."Entahlah, saya juga lupa di mana meletakkan berkas itu. Tapi, sepertinya ada di meja kerja karena sudah saya bawa kemarin," ujar Jihan sambil mengingat-ingat kembali."Baiklah, terima kasih ya! Maaf sudah mengganggu kalian istirahat," sahut Angga pelan.Jihan menganggukkan kepalanya, kemudian Angga bergegas pergi dari sana menuj
Abraham sangat terkejut karena nama wanita itu Salsabila sama seperti nama CEO baru Jingga Group, apakah wanita itu adalah wanita yang sama seperti yang ia temui kemarin?Kemudian, Abraham semakin bertanya-tanya agar wanita itu mau menjawab siapa suaminya dan bekerja di mana. Namun Salsa mengatakan ia bekerja sebagai baby sister, membuat Abraham tidak respon lagi sebab sudah mengetahui wanita itu bukanlah wanita yang ia lihat bersama Angga kemarin.Abraham tidak berpikir sama sekali kalau wanita itu adalah baby sitter dan bayi yang dijaga, karena yang ia ingin tahu hanyalah pekerjaan wanita itu tanpa ia sadari ternyata ia lupa tujuan utama menghubungi Salsa."Sudahlah ternyata pekerjaan ini hanya baby sister, karena aku pikir dia itu adalah Salsabila CEO baru perusahaan Jingga Group," gumam Abraham.Hal itu membuat Salsa kesal sebab saat mengetahui pekerjaannya Abraham sama sekali tidak membalas pesannya lagi, dan ia pun langsung memblokir akun Ab
Salsa mengatakan kembali bantalan selimut yang ia ambil tadi, kemudian menidurkan dirinya dan tertidur. Sedangkan Angga dan Jihan masih menenangkan Jibran yang baru saja tidur."Ngga, letakkan saja Jibran di tempat tidur! Sepertinya dia sudah mulai tenang," ujar Jihan pelan."Baiklah," sahut Angga, kemudian meletakkan Jibran di tempat tidurnya dengan perlahan.Bayi itu sama sekali tidak menangis dan tertidur pulas, membuat Jihan tenang. Kemudian dia menidurkan tubuhnya di samping Salsa dan tertidur sedangkan Angga tidur di sofa.Hal seperti ini yang membuat Salsa bingung, sebab mereka tidur berempat yang seharusnya dia dan saja yang ada di berada di kamar ini. Namun, Angga dan Jihan juga berada di kamar yang sama.***Satu minggu kemudian, Angga kembali ke kota asalnya karena perusahaannya harus dikunjungi dan perkembangannya karena dia adalah jiwa di sana.Kini pria itu sudah ada di perusahaannya dan melihat semua perke
"Sama dari mananya? Kami sangat jauh berbeda, Angga itu laki-laki dan saya wanita," sahut Jihan sambil menatap wajah Adita.Adita menepuk keningnya, karena istri sang-Bos benar-benar sangat mengesalkan. Kemudian dia bergegas pergi mengerjakan tugas agar segera selesai, sebab berkas yang harus disalin begitu banyak.Sedangkan Jihan kembali mengerjakan tugas sambil mengirimkan pesan singkat kepada Salsa, agar menjaga Jibran dengan sangat teliti saat ia tidak berada di rumah, sebab benar-benar sangat khawatir akan sang putra.Setelah itu, Jihan mengirimkan pesan kepada Angga agar pria itu beristirahat dengan cukup dan segera menyelesaikan pekerjaan agar cepat kembali.Namun, bukannya membalas pesannya Angga mala mem video call dirinya, ia tidak ingin menolak dan menjawab panggilan video tersebut.Jihan: Apakah itu kantor tuan Abraham?Angga: Benar, sekarang aku ada di kantor Abraham dan tadi bertemu dengan Azizah yang dijodohkan o
Satu minggu kemudian …Hari ini Angga akan kembali ke kota A dan pagi ini Iya berpamitan kepada Abraham di kantor pria itu, dia juga membawa oleh-oleh untuk Azizah sebab beberapa hari ini mereka lumayan dekat.Karena dirinya sering datang ke kantor Abraham untuk membantu pria itu menyelesaikan berkas kerja sama mereka."Kenapa kamu tidak memberikan kado ini langsung kepada Azizah?" tanya Abraham."Bukan tidak mau Mas, pagi ini aku harus kembali sedangkan dia masih ada di sekolah. Jadi aku titipkan saja sama kamu ya," jawab Angga pelan.Abraham sedikit bingung akan jawaban dari Angga, karena pria itu bisa saja kembali siang hari atau sore hari. Namun, Angga tetap ngotot ingin pulang sekarang juga karena pekerjaannya sudah selesai."Lagian juga aku bakalan dua minggu sekali pulang Mas, jadi sudah pasti akan bertemu lagi dengannya, 'kan?" jelas Angga."Ya sudah kalau begitu, kamu hati-hati di jalan ya!" pesan Abraham lembut
Jihan langsung melempar buket bunga yang diberikan oleh Angga, sebab sudah sangat menggodanya. Membuat pria itu tertawa dan kembali mengambil buket yang sudah terjatuh kemudian memberikan kepada wanita Tersebut."Itu hanya bercanda Jihan, kenapa kamu serius menanggapinya?" tanya Angga agar mencairkan suasana. Padahal, semua yang dikatakan benar adanya tidak ada bercanda."Bukan begitu, tadi saya hanya terkejut saja," sahut Jihan.Kemudian Jihan bertanya apakah keadaan Abraham benar-benar sangat baik saat dirinya pergi selama ini, dan Angga menjawab kalau pria itu baik-baik saja.Bahkan, terlihat jauh lebih bahagia sekarang ketimbang dulu, karena perusahaannya mengalami peningkatan yang luar biasa. Bahkan, pria itu bingung banyaknya proyek yang harus dikerjakan."Baguslah kalau begitu, setidaknya dia bahagia bersama dengan istrinya tanpa memikirkan kami berdua," gumam Jihan lirih."Hey! Tapi, kamu sendiri yang meminta ag