Share

ZK 22– Ingin Melihat Sendiri

Zana menatap ragu pada Ebrahim. Pria itu tengah duduk di depannya, menyender ke sofa dengan santai lalu bersedekap di dada. Keselurusan aura pria ini dingin, menyeramkan dan mendominasi. Ditambah tatapan mata Ebrahim yang terus menghunus pada Zana, itu semakin membuat Zana merasa terancam.

Zana menggaruk pelipis, gugup sekaligus canggung. Andai pria ini bukan suaminya dan andai kejadian tadi malam tak ada, mungkin Zana masih bisa menghadapi situasi ini.

Yang membuat Zana semakin merasa terbunuh di ruangan ini adalah mereka hanya berdua di sini. Ebrahim menyuruh Alana menjemput makan siang, ditemani oleh Martin.

"Tadi pagi-" Ebrahim membuka suara. Otomatis membuat Zana menegakkan punggung. "Kau pergi tanpa pamit dan tidak sarapan."

"Itu karena aku terburu-buru, aku harus menemui dosen pembimbingku, Kak," jawab Zana cepat dengan penuh kebohongan.

"Bukan tidur di perpustakaan?"

Mata Zana melotot, terkejut mendengar perkataan Ebrahim. Zana meneguk saliva kasar lalu mengigit bi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Uchy Sulastri
Aku tuh pengen tau bnget reaksi revano klo zana bukan hanya dari kluarga dharmansyah tapi keluarga Azam
goodnovel comment avatar
Susi Hendra
lanjut.......
goodnovel comment avatar
Allya Shakilla
modus banget nih ebra ,hahaha gak tahan yaa sama godaan zana , kayaknya besok zana bakalan alergi lagi deh alergi buatan ebra
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status